المستدرك

Al-Mustadrak

Al-Mustadrak #411

المستدرك ٤١١: أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ الْفَاكِهِيُّ، بِمَكَّةَ، ثنا أَبُو يَحْيَى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي مَسَرَّةَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ، ثنا حَيْوَةُ، أَخْبَرَنِي أَبُو هَانِئٍ، أَنَّ أَبَا عَلِيٍّ الْجَنْبِيَّ عَمْرَو بْنَ مَالِكٍ، حَدَّثَهُ، عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " ثَلَاثَةٌ لَا تَسْأَلْ عَنْهُمْ: رَجُلٌ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ وَعَصَى إِمَامَهُ فَمَاتَ عَاصِيًا، وَأَمَةٌ أَوْ عَبْدٌ آبِقٌ مِنْ سَيِّدِهِ فَمَاتَ، وَامْرَأَةٌ غَابَ عَنْهَا زَوْجُهَا وَقَدْ كَفَاهَا مُؤْنَةَ الدُّنْيَا فَتَبَرَّجَتْ بَعْدَهُ فَلَا تَسْأَلْ عَنْهُمْ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ فَقَدِ احْتَجَّا بِجَمِيعِ رُوَاتِهِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَلَا أَعْرِفُ لَهُ عِلَّةً. الْحَدِيثُ الثَّامِنُ عَلَى أَنَّ الْإِجْمَاعَ حُجَّةٌ "

Al Mustadrak 411: Abu Muhammad Abdullah bin Ishaq bin Ibrahim Al Fakihi mengabarkan kepada kami di Makkah, Abu Yahya Abdullah bin Ahmad bin Zakaria bin Abu Masarrah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yazid Al Muqri' menceritakan kepada kami, Haiwah menceritakan kepada kami, Abu Hani' mengabarkan kepadaku, Abu Ali Al Janbi Amr bin Malik menceritakan kepadanya dari Fadhalah bin Ubaid, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Ada tiga kelompok orang yang kamu tidak perlu bertanya tentang mereka (karena mereka termasuk orang-orang yang celaka), yaitu: (1) Laki-laki yang memisahkan diri dari jamaah dan mendurhakai imamnya, lalu dia meninggal dalam keadaan durhaka (memberontak). (2) Budak perempuan atau budak laki-laki yang menghilang dari tuannya, lalu dia meninggal. (3) Perempuan yang ditinggal pergi suaminya padahal suaminya telah memberinya ongkos dunia (nafkah) secara cukup, tapi dia justru menikah lagi setelaknya. Janganlah kamu bertanya tentang mereka'." Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim. Keduanya sama-sama berhujjah dengan seluruh periwayatnya, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Sejauh yang aku ketahui, hadits ini tidak memiliki illat. Hadits kedelapan yang menunjukkan bahwa ijmak merupakan hujjah adalah:

Al-Mustadrak #412

المستدرك ٤١٢: أَخْبَرَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ الْمَحْبُوبِيُّ، ثنا سَعِيدُ بْنُ مَسْعُودٍ، ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَنْبَأَ الْعَوَّامُ بْنُ حَوْشَبٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الصَّلَاةُ الْمَكْتُوبَةُ إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الَّتِي بَعْدَهَا كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَالشَّهْرُ إِلَى الشَّهْرِ - يَعْنِي مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ إِلَى شَهْرِ رَمَضَانَ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا» ثُمَّ قَالَ بَعْدَ ذَلِكَ: «إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ» فَعَرَفْتُ أَنَّ ذَلِكَ مِنْ أَمْرٍ حَدَثَ، فَقَالَ: «إِلَّا مِنَ الْإِشْرَاكِ بِاللَّهِ وَنَكْثِ الصَّفْقَةِ وَتَرْكِ السُّنَّةِ» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَمَّا الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ فَقَدْ عَرَفْنَاهُ، فَمَا نَكْثُ الصَّفْقَةِ وَتَرْكُ السُّنَّةِ؟ قَالَ: " أَمَّا نَكْثُ الصَّفْقَةِ: أَنْ تَبَايَعَ رَجُلًا بِيَمِينِكَ، ثُمَّ تَخْتَلِفَ إِلَيْهِ فُتَقَابِلَهُ بِسَيْفِكَ، وَأَمَّا تَرْكُ السُّنَّةِ: فَالْخُرُوجُ مِنَ الْجَمَاعَةِ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ، فَقَدِ احْتَجَّ بِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ بْنِ أَبِي السَّائِبِ الْأَنْصَارِيِّ، وَلَا أَعْرِفُ لَهُ عِلَّةً. الْحَدِيثُ التَّاسِعُ فِي أَنَّ الْإِجْمَاعَ حُجَّةٌ "

Al Mustadrak 412: Abu Al Abbas Muhammad bin Ahmad Al Mahbubi Mengabarkan kepada kami, Sa'id bin Mas'ud menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Al Awwam bin Hausyab memberitakan (kepada kami) dan Abdullah bin As-Saib Al Anshari, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Shalat wajib sampai shalat wajib berikutnya merupakan penghapus dosa di antara keduanya Jum 'at sampai Jum 'at (berikutnya) dan dari satu bulan sampai ke bulan berikutnya (yaitu dari bulan Ramadhan sampai bulan Ramadhan berikutnya) merupakan penghapus dosa di antara keduanya." Beliau bersabda setelah itu, “Kecuali sebab tiga hal (dosa)" Aku pun mengetahui bahwa penghapus dosa tersebut untuk sesuatu (dosa) yang telah teijadi. Beliau bersabda, “Kecuali dosa syirik kepada Allah, melanggar transaksi, dan meninggalkan Sunnah." Aku lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, tentang syirik kepada Allah (menyekutukan Allah), kami telah mengetahuinya, namun apa yang dimaksud dengan melanggar transaksi dan meninggalkan Sunnah?" Beliau menjawab, “Adapun melanggar transaksi adalah kamu membaiat seorang laki-laki dengan tangan kananmu tapi kemudian kamu menentangnya dan menghadapinya dengan pedangmu. Sedangkan (yang dimaksud) meninggalkan Sunnah adalah keluar (memisahkan diri) dari jamaah?" Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim. Muslim berhujjah dengan Abdullah bin As-Sa'ib bin Abu As-Sa'ib Al Anshari. Sejauh yang aku ketahui, hadits ini tidak memiliki illat. Hadits kesembilan yang menunjukkan bahwa ijmak merupakan hujjah adalah:

Al-Mustadrak #413

المستدرك ٤١٣: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، أَنْبَأَ بِشْرُ بْنُ مُوسَى، ثنا خَلَّادُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ: وَأَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، ثنا دَاوُدُ بْنُ عَمْرٍو الضَّبِّيُّ، قَالَا: ثنا نَافِعُ بْنُ عُمَرَ الْجُمَحِيُّ، ثنا أُمَيَّةُ بْنُ صَفْوَانَ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي زُهَيْرٍ الثَّقَفِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّبَاةِ أَوْ بِالنَّبَاوَةِ، يَقُولُ: «يُوشِكُ أَنْ تَعْرِفُوا أَهْلَ الْجَنَّةِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ» أَوْ قَالَ: «خِيَارَكُمْ مِنْ شِرَارِكُمْ» قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، بِمَاذَا؟، قَالَ: «بِالثَّنَاءِ الْحَسَنِ وَالثَّنَاءِ السَّيِّئِ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ» . " هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ، وَقَالَ الْبُخَارِيُّ: أَبُو زُهَيْرٍ الثَّقَفِيُّ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاسْمُهُ مُعَاذٌ، فَأَمَّا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي زُهَيْرٍ فَمِنْ كِبَارِ التَّابِعِينَ، وَإِسْنَادُ الْحَدِيثِ صَحِيحٌ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ. فَقَدْ ذَكَرْنَا تِسْعَةَ أَحَادِيثَ بِأَسَانِيدَ صَحِيحَةٍ يُسْتَدَلُّ بِهَا عَلَى الْحُجَّةِ بِالْإِجْمَاعِ وَاسْتَقْصَيْتُ فِيهِ تَحَرِّيًا لِمَذَاهِبِ الْأَئِمَّةِ الْمُتَقَدِّمِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ "

Al Mustadrak 413: Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih mengabarkan kepada kami, Bisyr bin Musa memberitakan (kepada kami), Khallad bin Yahya menceritakan kepada kami, dia berkata: Ali bin Abdul Aziz mengabarkan kepada kami, Daud bin Amr Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Nafi' bin Umar Al Jumahi menceritakan kepada kami, Umayyah bin Shafwan menceritakan kepada kami dari Abu Bakar bin Abu Zuhair Ats-Tsaqafi, dari ayahnya, dia berkata: Aku pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda di An-Nabah atau An-Nabawah, “Hampir saja kalian mengetahui penduduk surga dari penduduk neraka.” Atau sabda beliau, “Orang- orang yang baik di antara kalian adalah karena orang-orang yang jahat.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, dengan apakah (kita dapat mengetahuinya?” Beliau menjawab, “Dengan pujian yang baik dan pujian yang buruk Sebagian kalian adalah saksi bagi sebagian lainnya." Sanad hadits ini shahih. Al Bukhari berkata, “Abu Zuhair Ats-Tsaqafi pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan namanya adalah Mu'adz. Abu Bakar bin Abu Zuhair termasuk salah seorang tabiin senior." Kami telah menyebutkan kesembilan hadits dengan sanad-sanad shahih, yang merupakan dalil bahwa ijmak merupakan hujjah. Kami sengaja menelitinya sebagai sikap hati-hati terhadap madzhab-madzhab para imam terdahulu. Semoga Allah senantiasa memberikan keridhaan kepada mereka.

Al-Mustadrak #414

المستدرك ٤١٤: أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ مَيْمُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَاشِمِيُّ، بِبَغْدَادَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ الْعُطَارِدِيُّ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ثنا الْأَعْمَشُ، عَنِ الْمِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ زَاذَانَ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، قَالَ: «خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ، فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ كَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرُ» - وَذَكَرَ الْحَدِيثَ - قَدْ ثَبَتَ صِحَّةُ هَذَا الْحَدِيثِ فِي كِتَابِ الْإِيمَانِ وَأَنَّهُمَا لَمْ يُخَرِّجَاهُ "

Al Mustadrak 414: Abu Al Hasan Maimun bin Ishaq Al Hasyimi mengabarkan kepada kami di Baghdad, Ahmad bin Abdul Jabbar Al Utharidi menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami dari Al Minhal bin Amr, dari Zadzan, dari Al Bara' bin Azib, dia berkata: Kami keluar bersama Rasulullah untuk mengiringi jenazah laki-laki Anshar. Ketika kami tiba di kuburan, (ternyata liang lahad) belum digali, maka Rasulullah duduk, dan kami duduk di sekitar beliau, seakan-akan di atas kepala kami ada burungnya (lantaran sangat tenangnya).” Dia lalu menyebutkan haditsnya. Hadits ini shahih dan disebutkan dalam pembahasan iman, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.

Al-Mustadrak #415

المستدرك ٤١٥: أَخْبَرَنَا أَبُو حَامِدٍ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى الْخَطِيبُ، بِمَرْوَ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ هِلَالٍ الْبُوزَنْجِرْدِيُّ، ثنا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ شَقِيقٍ، ثنا الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: «كُنَّا إِذَا قَعَدْنَا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ نَرْفَعْ رُءُوسَنَا إِلَيْهِ إِعْظَامًا لَهُ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَا أَحْفَظُ لَهُ عِلَّةً وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»

Al Mustadrak 415: Abu Hamid Ahmad bin Muhammad bin Yahya Al Khathib memberitakan kepada kami di Marwa, Ibrahim bin Hilal Al Buzanjardi menceritakan kepada kami, Ali bin Al Hasan'bin Syaqiq menceritakan kepada kami, Al Husain bin Waqid menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, dia berkata, “Apabila kami duduk di dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka kami tidak berani mengangkat kepala kami karena menghormati beliau.” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Aku juga tidak mengetahui hadist ini memiliki illat.

Al-Mustadrak #416

المستدرك ٤١٦: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَرْزُوقٍ، ثنا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ، ثنا شُعْبَةُ، وَحدثنا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الصَّفَّارُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ النَّضْرِ الزَّيْدِيُّ، ثنا بَكْرُ بْنُ بَكَّارٍ، ثنا شُعْبَةُ، وَأَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْحَسَنِ الْقَاضِي، بِهَمْدَانَ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحُسَيْنِ، ثنا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ، ثنا شُعْبَةُ، وَأَخْبَرَنِي أَبُو عَمْرٍو مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَاللَّفْظُ لَهُ، ثنا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ، ثنا أَبِي، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ، سَمِعَ أُسَامَةَ بْنَ شَرِيكٍ، قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ عِنْدَهُ كَأَنَّمَا عَلَى رُءُوسِهِمُ الطَّيْرُ فَسَلَّمْتُ وَقَعَدْتُ فَجَاءَ أَعْرَابٌ يَسْأَلُونَهُ عَنْ أَشْيَاءَ حَتَّى قَالُوا: أَنَتَدَاوَى، قَالَ: «تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ دَوَاءً» فَسَأَلُوهُ عَنْ أَشْيَاءَ، فَقَالَ: «عِبَادَ اللَّهِ وُضِعَ الْحَرَجُ، لَا امْرَأً اقْتَرَضَ امْرَأً ظُلْمًا فَذَلِكَ حَرَجٌ وَهَلَكَ» فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا خَيْرُ مَا أُعْطِيَ النَّاسُ؟ قَالَ: «خُلُقٌ حَسَنٌ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ وَالْعِلَّةُ عِنْدَ مُسْلِمٍ فِيهِ أَنَّ أُسَامَةَ بْنَ شَرِيكٍ مَا رَوَى عَنْهُ غَيْرُ زِيَادٍ وَقَدْ رَوَى عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْأَقْمَرِ عَنْهُ عَلَى أَنِّي قَدْ أَصَّلْتُ كِتَابِي هَذَا عَلَى إِخْرَاجِ الصَّحَابَةِ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ غَيْرُ رَاوٍ وَاحِدٍ، وَلِهَذَا الْحَدِيثِ طُرُقٌ سَبِيلُنَا أَنْ نُخَرِّجَهَا بِمَشِيئَةِ اللَّهِ تَعَالَى فِي كِتَابِ الطِّبِّ»

Al Mustadrak 416: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Marzuq menceritakan kepada kami, Sa'id bin Amir menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami. Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Muhammad bin An-Nadhr Az-Zaidi menceritakan kepada kami, Bakar bin Bakkar menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami. Abdurrahman bin Al Hasan Al Qadhi mengabarkan kepada kami di Hamadan, Ibrahim bin Al Husain menceritakan kepada kami, Adam bin Abu Iyas menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami. Abu Amr Muhammad bin Ja'far mengabarkan kepadaku dengan redaksinya, Yahya bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abdullah bin Mu'adz menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Ziyad bin IIaqah, bahwa dia mendengar Usamah bin Syarik berkata: Aku pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan saat itu sahabat- sahabatnya berada di dekatnya, seakan-akan di atas kepala mereka ada burung. Aku lalu mengucapkan salam, kemudian duduk. Setelah itu datanglah beberapa orang pedalaman yang bertanya kepada beliau tentang beberapa hal, hingga mereka bertanya, "Apakah kita boleh berobat?" Beliau menjawab, "Berobatlah kalian, karena Allah tidak menciptakan suatu penyakit kecuali Dia akan menciptakan obatnya." Mereka kemudian menanyakan beberapa hal, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai hamba-hamba Allah, dosa telah ditetapkan, tidaklah seseorang memfitnah orang secara zhalim maka itu merupakan dosa dan kehancuran" Mereka bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apa pemberian yang terbaik bagi manusia?" Beliau menjawab, "Akhlak yang baik." Hadits ini shahih, namun tidak diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim. Menurut Muslim, Ulat hadits ini adalah Usamah bin Syarik (tidak ada yang meriwayatkan darinya selain Ziyad, dia meriwayatkan dari Ali bin Al Aqmar). Akan tetapi aku telah menetapkan dalam kitabku ini bahwa aku akan meriwayatkan (riwayat sahabat), sekalipun tidak ada yang meriwayatkan dari mereka kecuali seorang periwayat. Hadits ini memiliki beberapa jalur yang insyallah akan kami kemukakan dalam bab berobat.

Al-Mustadrak #417

المستدرك ٤١٧: أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَحْمَدَ بْنِ عَتَّابٍ الْعَبْدِيُّ، بِبَغْدَادَ، ثنا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ يَزِيدَ الرِّمَاحِيُّ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَامِرٍ، ثنا صَالِحُ بْنُ رُسْتُمٍ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ قُرْطٍ، قَالَ: دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَإِذَا حَلْقَةٌ كَأَنَّمَا قُطِعَتْ رُءُوسُهُمْ، فَإِذَا رَجُلٌ يُحَدِّثُهُمْ فَإِذَا هُوَ حُذَيْفَةُ، قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ «- وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ -.» مَتْنُ هَذَا الْحَدِيثِ مُخَرَّجٌ فِي الْكِتَابَيْنِ وَإِنَّمَا خَرَّجْتُهُ فِي هَذَا الْمَوْضِعِ لِلْإِصْغَاءِ إِلَى الْمُحَدِّثِ وَكَيْفِيَّةِ التَّوْقِيرِ لَهُ، فَإِنَّ هَذَا اللَّفْظَ لَمْ يُخَرِّجَاهُ فِي الْكِتَابَيْنِ "

Al Mustadrak 417: Abu Bakar Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Attab Al Abdi mengabarkan kepadaku di Baghdad, Abu Bakar Muhammad bin Ahmad bin Yazid Ar-Rimahi menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Amir, Shalih bin Rustum menceritakan kepada kami dari Humaid bin Hilal, dari Abdurrahman bin Qarth, dia berkata: Aku masuk ke masjid, ternyata di sana ada halaqah (orang-orang duduk melingkar), seakan-akan kepala mereka telah dipenggal (lantaran tenangnya mereka). Ternyata ada seseorang yang menuturkan (hadits) kepada mereka, dan dia adalah Hudzaifah. Dia berkata, “Orang-orang bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan, tapi aku bertanya kepada beliau tentang keburukan.” Dia lalu meriwayatkan haditsnya dengan panjang. Redaksi hadits ini diriwayatkan dalam dua pembahasan. Aku menyebutkannya dalam pembahasan ini agar orang-orang suka mendengarkan muhaddits dan menghormatinya, karena redaksi ini tidak diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim.

Al-Mustadrak #418

المستدرك ٤١٨: حَدَّثَنَا أَبُو الْفَضْلِ الْحَسَنُ بْنُ يَعْقُوبَ الْعَدْلُ، ثنا يَحْيَى بْنُ أَبِي طَالِبٍ، ثنا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ، أَنْبَأَ الْحَكَمُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ لَمْ يَرْفَعْ أَحَدٌ مِنَّا رَأْسَهُ غَيْرُ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرُ فَإِنَّهُمَا كَانَا يَتَبَسَّمَانِ إِلَيْهِ وَيَتَبَسَّمُ إِلَيْهِمَا» . «هَذَا حَدِيثٌ تَفَرَّدَ بِهِ الشَّيْخُ الْحَكَمُ بْنُ عَطِيَّةَ وَلَيْسَ مِنْ شَرْطِ هَذَا الْكِتَابِ»

Al Mustadrak 418: Abu Al Fadhl Hasan bin Ya'qub Al Adi menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Thalib menceritakan kepada kami, Abu Daud Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, Al Hakam bin Athiyyah memberitakan (kepada kami) dari Tsabit, dari Anas, dia berkata, "Apabila Rasulullah masuk masjid, maka di antara kami tidak ada yang berani mengangkat kepalanya selain Abu Bakar dan Umar, karena keduanya biasa senyum terhadap beliau, dan beliau pun biasa tersenyum kepada keduanya." Hadits ini diriwayatkan secara menyendiri oleh syaikh Al Hakam bin Athiyyah, dan dia bukan termasuk syarat dalam kitab ini.

Al-Mustadrak #419

المستدرك ٤١٩: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا الْخَضِرُ بْنُ أَبَانَ الْهَاشِمِيُّ، ثنا سَيَّارُ بْنُ حَاتِمٍ، ثنا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ، قَالَ: كَانَ سَلْمَانُ فِي عِصَابَةٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ فَمَرَّ بِهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُمْ قَاصِدًا حَتَّى دَنَا مِنْهُمْ فَكَفُّوا عَنِ الْحَدِيثِ إِعْظَامًا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «مَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ؟ فَإِنِّي رَأَيْتُ الرَّحْمَةَ تَنْزِلُ عَلَيْكُمْ، فَأَحْبَبْتُ أَنْ أُشَارِكَكُمْ فِيهَا» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَقَدِ احْتَجَّا بِجَعْفَرِ بْنِ سُلَيْمَانَ، فَأَمَّا أَبُو سَلَمَةَ سَيَّارُ بْنُ حَاتِمٍ الزَّاهِدُ، فَإِنَّهُ عَابِدُ عَصْرِهِ وَقَدْ أَكْثَرَ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ الرِّوَايَةَ عَنْهُ»

Al Mustadrak 419: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Al Khidhr bin Aban Al Hasyimi menceritakan kepada kami, Sayyar bin Hatim menceritakan kepada kami, Ja'far bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari Tsabit, dari Abu Utsman, dari Salman Al Farisi, dia berkata: Salman berada di tengah-tengah sekelompok orang, yang sedang berdzikir kepada Allah ketika Rasulullah melewati mereka. Beliau lalu mendatangi mereka hingga dekat dengan mereka, maka mereka pun berhenti bedzikir karena menghormati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau lalu bersabda, “Apa yang tadi kalian ucapkan? Sungguh, aku melihat rahmat turun kepada kalian sehingga aku ingin bergabung bersama kalian di dalamnya" Hadits ini shahih, namun tidak diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim. Keduanya berhujjah dengan Ja'far bin Sulaiman. Abu Salamah Sayyar bin Hatim Az-Zahid adalah seorang ahli ibadah pada masanya. Ahmad bin Hanbal banyak meriwayatkan darinya.

Al-Mustadrak #420

المستدرك ٤٢٠: أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُقْبَةَ الشَّيْبَانِيُّ، بِالْكُوفَةِ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْحَاقَ الزُّهْرِيُّ، ثنا جَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ، أَنْبَأَ الْأَعْمَشُ، وَحدثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، أَنْبَأَ مُوسَى بْنُ إِسْحَاقَ الْأَنْصَارِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ، ثنا أَبِي، ثنا الْأَعْمَشُ، وَحَدَّثَنَا أَبُو زَكَرِيَّا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَنْبَرِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ النَّضْرِ الْجَارُودِيُّ، ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، وَأَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ شَقِيقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: سَأَلَنِي الْيَوْمَ رَجُلٌ عَنْ شَيْءٍ مَا أَدْرِي مَا أَقُولُ لَهُ، قَالَ: أَرَأَيْتَ رَجُلًا مُؤَدَّبًا نَشِيطًا حَرِيصًا عَلَى الْجِهَادِ، يَقُولُ: يَعْزِمُ عَلَيْنَا أُمَرَاؤُنَا أَشْيَاءَ لَا نُحْصِيهَا؟ قَالَ: فَقُلْتُ: «وَاللَّهِ مَا أَدْرِي مَا أَقُولُ لَكَ إِلَّا أَنَّا كُنَّا نَكُونُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَعَلَّهُ لَا يَأْمُرُ بِالشَّيْءِ إِلَّا فَعَلْنَاهُ، وَمَا أَشْبَهَ مَا غَبَرَ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا كَالثَّغْبِ شُرِبَ صَفْوُهُ وَبَقِيَ كَدَرُهُ، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَزَالَ بِخَيْرٍ مَا اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، وَإِذَا حَاكَ فِي نَفْسِهِ شَيْءٌ أَتَى رَجُلًا فَسَأَلَهُ فَشَفَاهُ، وَايْمُ اللَّهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ لَا تَجِدُوهُ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ وَأَظُنُّهُ لِتَوْقِيفٍ فِيهِ»

Al Mustadrak 420: Abu Al Hasan Ali bin Muhammad bin Uqbah Asy- Syaibani mengabarkan kepada kami di Kufah, Ibrahim bin Ishaq Az- Zuhri menceritakan kepada kami, Ja'far bin Aun menceritakan kepada kami, Al A'masy memberitakan (kepada kami). Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih menceritakan kepada kami, Musa bin Ishaq Al Anshari memberitakan (kepada kami), Muhammad bin Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami. Abu Zakaria Yahya bin Muhammad Al Anbari menceritakan kepada kami, Muhammad bin An-Nadhr Al Jarudi menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir dan Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami dan Al A'masy, dari Syaqiq, dari Abdullah, dia berkata: Aku pernah ditanya oleh seorang lelaki tentang sesuatu yang tidak aku ketahui jawabannya. Dia bertanya, "Bagaimana menurut engkau tentang orang yang terdidik dan rajin, serta bersemangat melakukan jihad, yang berkata, 'Pemimpin kami menekankan (mewajibkan) kepada kami (untuk melakukan) beberapa hal yang tidak bisa kamu hitung (karena sangat banyaknya)'?” Aku berkata, "Demi Allah, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan kepadamu. Hanya saja, dulu ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau tidak pernah memerintahkan sesuatu kecuali kami melakukannya. Perumpamaan yang paling mirip dengan apa yang tersisa dari dunia ini adalah anak sungai yang telah diminum bagian jernihnya hingga hanya tersisa bagian yang kotor. Jadi, salah seorang dari kalian akan senantiasa berada dalam kebaikan selama dia sebaiknya bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla. Apabila ada sesuatu yang mengganjal di hatinya maka dia mendatangi seseorang lalu bertanya kepadanya, sehingga hilanglah ganjalan yang ada di hatinya tersebut. Demi Allah, hampir saja kalian tidak menemukannya." Hadits ini sanadnya shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Aku menduga status hadis ini mauquf.