المستدرك ٣٦١: فَحَدَّثَنَاهُ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ التَّاجِرُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِدْرِيسَ الرَّازِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ ثُمَامَةَ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ لِبَنِيهِ: «قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ» . «أَسْنَدَهُ بَعْضُ الْبَصْرِيِّينَ، عَنِ الْأَنْصَارِيِّ وَكَذَلِكَ أَسْنَدَهُ شَيْخُ أَهْلِ مَكَّةَ غَيْرَ مُعْتَمَدٍ عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ»
Al Mustadrak 361: Abu Abdurrahman Muhammad bin Abdullah At-Tajir menceritakan kepada kami, Muhammad bin Idris Ar-Razi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah Al Anshari menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku dari Tsumamah, dari Anas bin Malik, bahwa dia berkata kepada putra-putranya, “Ikatlah (dokumentasikanlah) ilmu dengan tulisan.” Sebagian ulama Bashrah mcriwayatkannya secara musnad dari Al Anshari. Hadits ini diriwayatkan pula secara musnad oleh seorang syaikh dari Makkah, dari Ibnu Juraij, tapi riwayatnya tidak mu'tamad.
المستدرك ٣٦٢: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ شَاذَانَ الْجَوْهَرِيُّ، وَأَخْبَرَنِي أَحْمَدُ بْنُ سَهْلٍ الْفَقِيهُ، بِبُخَارَى، ثنا صَالِحُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ حَبِيبٍ، قَالَا: ثنا سَعِيدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْوَاسِطِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُؤَمَّلِ، حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قَيِّدُوا الْعِلْمَ» قُلْتُ: وَمَا تَقْيِيدُهُ؟ قَالَ: «كِتَابَتُهُ»
Al Mustadrak 362: Abu Bakar bin Ishaq menceritakan kepada kami, Muhammad bin Syadzan Al Jauhari memberitakan (kepada kami). Ahmad bin Sahi Al Faqih mengabarkan kepadaku di Bukhara, Shalih bin Muhammad bin Habib menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sa'id bin Sulaiman Al Wasithi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Muammal menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami dari Atha', dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ikatlah (dokumentasikanlah) ilmu” Aku lalu bertanya, “Bagaimana cara mengikatnya?” Beliau menjawab, “Dengan tulisan.”
المستدرك ٣٦٣: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحُسَيْنِ الْقَاضِي، بِمَرْوَ، ثنا الْحَارِثُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَنْبَأَ جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ، عَنْ يَعْلَى بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " لَمَّا قُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ لِرَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ: هَلُمَّ فَلْنَسْأَلْ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّهُمُ الْيَوْمَ كَثِيرٌ "، فَقَالَ: وَاعَجَبًا لَكَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ، أَتَرَى النَّاسَ يَفْتَقِرُونَ إِلَيْكَ وَفِي النَّاسِ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ فِيهِمْ، قَالَ: «فَتَرَكْتُ ذَاكَ وَأَقْبَلْتُ أَسْأَلُ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِنْ كَانَ يَبْلُغُنِي الْحَدِيثُ عَنِ الرَّجُلِ فَآتِي بَابَهُ وَهُوَ قَائِلٌ فَأَتَوَسَّدُ رِدَائِي عَلَى بَابِهِ يَسْفِي الرِّيحُ عَلَيَّ مِنَ التُّرَابِ فَيَخْرُجُ فَيَرَانِي» فَيَقُولُ: يَا ابْنَ عَمِّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا جَاءَ بِكَ؟ هَلَّا أَرْسَلْتَ إِلَيَّ فَآتِيَكَ؟، فَأَقُولُ: «لَا، أَنَا أَحَقُّ أَنْ آتِيَكَ» ، قَالَ: فَأَسْأَلُهُ عَنِ الْحَدِيثِ، فَعَاشَ هَذَا الرَّجُلُ الْأَنْصَارِيُّ حَتَّى رَآنِي وَقَدِ اجْتَمَعَ النَّاسُ حَوْلِي يَسْأَلُونِي، فَيَقُولُ: «هَذَا الْفَتَى كَانَ أَعْقَلَ مِنِّي» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ وَهُوَ أَصْلٌ فِي طَلَبِ الْحَدِيثِ وَتَوْقِيرِ الْمُحَدِّثِ»
Al Mustadrak 363: Abdullah bin Al Husain Al Qadhi menceritakan kepadaku di Marwa, Al Harits bin Muhammad menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Jarir bin Hazim memberitakan (kepada kami) dari Ya'la bin Hakim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata: Ketika Rasulullah wafat, aku berkata kepada seorang laki-laki Anshar, “Kemarilah, mari kita bertanya kepada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena saat ini mereka masih banyak.” Dia lalu berkata, “Sungguh aneh engkau, wahai Ibnu Abbas, tidakkah engkau lihat bahwa orang-orang membutuhkan engkau, padahal di kalangan masyarakat masih banyak sahabat Rasulullah ?” Aku kemudian meninggalkan orang itu dan berangkat untuk bertanya kepada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Jika sampai berita kepadaku bahwa ada seseorang yang tahu hadits maka, aku akan mendatangi pintu rumahnya. Ketika itu dia sedang berbicara, maka aku menyandarkan sarungku di pintu rumahnya untuk mengipasi tubuhku yang terkena debu. Kemudian dia keluar dan melihatku, maka dia berkata, “Wahai putra paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apa yang membuat engkau datang kemari? Mengapa tidak engkau suruh seseorang untuk ke sini sehingga aku yang datang menemui engkau?” Aku berkata, “Tidak, aku yang lebih berhak untuk mendatangimu.” Aku lalu bertanya kepadanya tentang hadits. Ternyata, orang Anshar tersebut tetap hidup (berusia panjang) hingga dapat melihatku ketika aku sedang dikerumuni orang-orang untuk bertanya kepadaku (mengenai hadits). Dia berkata, “Anak muda ini lebih pandai dariku.” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari. Ini merupakan dalil asal tentang bolehnya mencari hadits dan menghormati ahli hadits.
المستدرك ٣٦٤: حَدَّثَنَا أَبُو الْفَضْلِ الْحَسَنُ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ يُوسُفَ الْعَدْلُ، ثنا يَحْيَى بْنُ أَبِي طَالِبٍ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ، أَخْبَرَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يُوسُفَ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، قَالَ: تَفَرَّقَ النَّاسُ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، فَقَالَ لَهُ نَاتِلٌ أَخُو أَهْلِ الشَّامِ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، حَدِّثْنَا مَا سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى فِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلَاثَةٌ: رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، فَقَالَ: مَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِي سَبِيلِكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ، قَالَ: كَذَبْتَ، إِنَّمَا أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ فُلَانٌ جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ، فَيُؤْمَرُ بِهِ فَيُسْحَبُ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، فَقَالَ: مَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَقَرَأْتُ الْقُرْآنَ وَعَمِلْتُهُ فِيكَ، قَالَ: كَذَبْتَ، إِنَّمَا أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ فُلَانٌ عَالِمٌ، وَفُلَانٌ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيلَ، فَأُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مِنْ أَنْوَاعِ الْمَالِ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، فَقَالَ: مَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ شَيْءٍ تُحِبُّ أَنْ أُنْفِقَ فِيهِ إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهِ لَكَ، قَالَ: كَذَبْتَ، إِنَّمَا أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ فُلَانٌ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيلَ، فَأُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ بِهَذِهِ السِّيَاقَةِ، وَيُونُسُ بْنُ يُوسُفَ هُوَ ابْنُ عَمْرِو بْنِ حِمَاسٍ الَّذِي يَرْوِي عَنْهُ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ فِي الْمُوَطَّإِ، وَمَالِكٌ الْحَكَمُ فِي كُلِّ مَنْ رَوَى عَنْهُ، وَقَدْ خَرَّجَهُ مُسْلِمٌ "
Al Mustadrak 364: Abu Al Fadhl Al Hasan bin Ya'qub bin Yusuf Al Adi menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Thalib menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab bin Atha' menceritakan kepada kami, Ibnu J urai j mengabarkan kepadaku, Yunus bin Yusuf mengabarkan kepadaku dari Sulaiman bin Yasar, dia berkata: Orang-orang berpisah kepadaku, Yunus bin Yusuf mengabarkan kepadaku dari Sulaiman bin Yasar, dia berkata: Orang-orang berpisah dari Abu Hurairah, maka seorang laki-laki penduduk Syam bernama Natil berkata kepadanya, “Wahai Abu Hurairah, ceritakanlah kepada kami sesuatu yang pernah engkau dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Dia lalu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada Hari Kiamat ada tiga, yaitu: (1) Seorang laki-laki yang mati syahid lalu dibawa ke hadapan-Nya, lalu Allah memberitahukan kepada-Nya tentang nikmat-nikmat-Nya, dan orang tersebut mengakuinya. Lalu Allah bertanya, 'Apa yang kamu lakukan dengannya?' Dia menjawab, 'Aku berperang di jalan-Mu hingga aku mati syahid'. Allah lalu berfirman, 'Kamu bohong, kamu berperang hanya karena ingin dianggap pemberani (pahlawan), dan memang kamu dikatakan demikian'. Setelah itu dia diperintahkan untuk diseret dengan wajahnya hingga jatuh ke neraka. (2) Seorang laki-laki yang belajar ilmu dan membaca Al Qur'an, dia dibawa ke hadapan Allah, lalu Allah mengenalkan (memberitahukan) nikmat-nikmat-Nya kepadanya dan orang tersebut mengakuinya. Lalu Allah bertanya kepadanya, 'Apakah yang telah kamu lakukan dengannya?' Dia menjawab, 'Aku belajar ilmu dan membaca Al Qur'an, lalu aku mengamalkannya'. Allah lalu berfirman, 'Kamu bohong, kamu hanya ingin dikatakan alim (pandai) dan qari', dan memang kamu dikatakan demikian'. Allah kemudian memerintahkan agar orang tersebut diseret dengan wajahnya hingga dijatuhkan ke neraka. (3) Seorang laki-laki yang diberi bermacam-macam harta oleh Allah, lalu dia dibawa menghadap-Nya, dan Allah mengenalkan (memberitahukan) nikmat-nikmat-Nya kepadanya dan dia mengakuinya. Allah lalu bertanya, 'Apa yang kamu lakukan dengannya?' Dia menjawab, 'Aku tidak meninggalkan sesuatu pun yang Engkau sukai untuk diinfakkan kecuali aku infakkan di jalan-Mu'. Allah lalu berfirman, 'Kamu bohong, kamu melakukannya agar kamu dikatakan seorang dermawan, dan memang kamu dikatakan demikian'. Allah lalu memerintahkan agar dia diseret dengan wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya dengan gaya redaksi seperti ini. Yunus bin Yusuf di sini adalah Ibnu Amr bin Himas yang haditsnya diriwayatkan oleh Malik dalam Al Muwaththa'. Malik sendiri menyatakan bahwa setiap orang boleh meriwayatkan darinya, dan dia juga diriwayatkan oleh Muslim.
المستدرك ٣٦٥: أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، مِنْ أَصْلِ كِتَابِهِ، أَنْبَأَنَا عُبَيْدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ حَاتِمٍ الْحَافِظُ الْمَعْرُوفُ بِالْعِجْلِ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ زِيَادٍ سَبَلَانُ، ثنا عَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ، ثنا يُونُسُ وَهُوَ ابْنُ عُبَيْدٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " ثَلَاثَةٌ يَهْلِكُونَ عِنْدَ الْحِسَابِ: جَوَادٌ، وَشُجَاعٌ، وَعَالِمٌ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ عَلَى شَرْطِهِمَا وَهُوَ غَرِيبٌ شَاذُّ إِلَّا أَنَّهُ مُخْتَصَرٌ مِنَ الْحَدِيثِ الْأَوَّلِ شَاهِدٌ لَهُ "
Al Mustadrak 365: Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih mengabarkan kepadaku dari kitab aslinya (tulisan aslinya), Ubaid bin Muhammad bin Hatim Al Hafizh —yang terkenal dengan Al Ijl— mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Ziyad Sabalan menceritakan kepada kami, Abbad bin Abbad menceritakan kepada kami, Yunus —yaitu Ibnu Ubaid— menceritakan kepada kami dari Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tiga orang yang akan binasa ketika hisab (adalah): Seorang dermawan, seorang pemberani (pahlawan), dan seorang alim (pandai)." Hadits ini sanadnya shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim. Hadits ini gharib syadz, hanya saja dia merupakan ringkasan dari hadits pertama dan sebagai syahid-nya.
المستدرك ٣٦٦: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ سَلْمَانَ الْفَقِيهُ، بِبَغْدَادَ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِسْحَاقَ الْقَاضِي، ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، قَالَ: قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: " لَوْلَا مَا أَخَذَ اللَّهُ عَلَى أَهْلِ الْكِتَابِ مَا حَدَّثْتُكُمْ بِشَيْءٍ، ثُمَّ تَلَا {وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ} [آل عمران: 187] «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ، وَلَا أَعْلَمُ لَهُ عِلَّةً وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ "
Al Mustadrak 366: Abu Bakar Ahmad bin Salman Al Faqih mengabarkan kepada kami di Baghdad, Ismail bin Ishaq Al Qadhi menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Harb menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Tsabit, dari Abu Rafi, dia berkata: Abu Hurairah berkata, “Seandainya Allah tidak menyiksa Ahli Kitab, maka aku tidak akan menceritakan apa pun kepada kalian. Allah berfirman, ''Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu), "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya." (Qs. Ali 'Imran [3]: 187) Hadits ini shahih yang sesuai syarat Muslim. Sepengetahuanku, haditsi ni tidak ber-illat, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
المستدرك ٣٦٧: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَلْمَانَ الْفَقِيهُ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِسْحَاقَ الْقَاضِي، ثنا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، ثنا عَاصِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يَقُومُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلَى جَانِبِ الْمِنْبَرِ فَيَطْرَحُ أَعْقَابَ نَعْلَيْهِ فِي ذِرَاعَيْهِ ثُمَّ يَقْبِضُ عَلَى رُمَّانَةِ الْمِنْبَرِ، يَقُولُ: قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ يَقُولُ فِي بَعْضِ ذَلِكَ: «وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ» فَإِذَا سَمِعَ حَرَكَةَ بَابِ الْمَقْصُورَةِ بِخُرُوجِ الْإِمَامِ جَلَسَ. «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، هَكَذَا وَلَيْسَ الْغَرَضُ فِي تَصْحِيحِ حَدِيثِ» وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ «فَقَدْ أَخْرِجَاهُ، إِنَّمَا الْغَرَضُ فِيهِ اسْتِحْبَابُ رِوَايَةِ الْحَدِيثِ عَلَى الْمِنْبَرِ قَبْلَ خُرُوجِ الْإِمَامِ»
Al Mustadrak 367: Ahmad bin Salman Al Faqih mengabarkan kepada kami, ismail bin Ishaq Al Qadhi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami, Ashim bin Muhammad bin Zaid menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dia berkata: Abu Hurairah berdiri di samping mimbar pada hari Jum'at. Dia lalu mengalungkan kedua terompahnya di lengannya lalu memegang kayu mimbar seraya berkata : Abu Qasim bersabda, Muhammad bersabda, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. Beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan. Kemudian dalam sebagian kesempatan dia berkata "Celakalah bangsa Arab akibat datangnya kejahatan yang semakin dekat". Apabila dia telah mendengar gerakan pintu yang menandakan imam telah keluar, maka dia duduk." Hadits ini shahih sesuai syarat Al bukhari dan Muslim tapi keduanya tidak meriwayatkannya dengan redaksi ini. Tujuan kami bukanlah menilai hadits, "Celakalah bangsa Arab akibat datangnya kejahatan yang semakin dekat" shahih, karena keduanya telah meriwayatkannya. Akan tetapi tujuan kami adalah menjelaskan tentang sunahnya meriwayatkan (menyampaikan) hadits di atas mimbar sebelum imam keluar.
المستدرك ٣٦٨: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، أَنْبَأَ الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، أَنْبَأَ الشَّافِعِيُّ، أَنْبَأَ سُفْيَانُ، وَحدثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، وَاللَّفْظُ لَهُ، أَنْبَأَ بِشْرُ بْنُ مُوسَى، ثنا الْحُمَيْدِيُّ، ثنا سُفْيَانُ، حَدَّثَنِي أَبُو النَّضْرِ سَالِمٌ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْمَرٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " لَا أُلْفِيَنَّ أَحَدَكُمْ مُتَّكِئًا عَلَى أَرِيكَتِهِ يَأْتِيهِ الْأَمْرُ مِنْ أَمْرِي مِمَّا أَمَرْتُ بِهِ أَوْ نَهَيْتُ عَنْهُ فَيَقُولُ: مَا أَدْرِي، مَا وَجَدْنَا فِي كِتَابِ اللَّهِ اتَّبَعْنَاهُ «.» قَدْ أَقَامَ سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ هَذَا الْإِسْنَادَ وَهُوَ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَالَّذِي عِنْدِي أَنَّهُمَا تَرَكَاهُ لِاخْتِلَافِ الْمِصْرِيِّينَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ "
Al Mustadrak 368: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sulaiman memberitakan (kepada kami), Asy-Syafi'i memberitakan (kepada kami), Sufyan memberitakan (kepada kami). Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih menceritakan kepada kami dengan redaksinya, Bisyr bin Musa memberitakan (kepada kami), Al Humaidi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Abu An-Nadhr Salim (maula Umar bin Ubaidillah bin Ma'mar) menceritakan kepadaku dari Ubaidillah bin Abu Rafi, dari ayahnya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Aku tidak menemukan salah seorang dari kalian bersandar di dipannya, padahal dia telah mengetahui apa-apa yang kuperintahkan dan kularang, tapi kemudian dia berkata, Aku tidak tahu. Kami tidak menemukan apa yang ada dalam kitab Allah, pasti kami mengikutinya (maksudnya hanya mengikuti Al Qur an sedangkan hadits tidak)'." Sufyan bin Uyainah meluruskan sanad ini. Hadist ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Menurutku, keduanya meninggalkannya lantaran ada perbedaan pendapat di kalangan orang Mesir dalam sanad ini.
المستدرك ٣٦٩: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنْبَأَ ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي مَالِكٌ، عَنْ أَبِي النَّضْرِ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " لَا أَعْرِفَنَّ الرَّجُلَ مُتَّكِئًا يَأْتِيهِ الْأَمْرُ مِنْ أَمْرِي مِمَّا أَمَرْتُ بِهِ أَوْ نَهَيْتُ عَنْهُ فَيَقُولُ: مَا نَدْرِي، هَذَا هُوَ كِتَابُ اللَّهِ، وَلَيْسَ هَذَا فِيهِ "
Al Mustadrak 369: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam memberitakan (kepada kami), Ibnu Wahab memberitakan (kepada kami), Malik mengabarkan kepadaku dari Abu An-Nadhr, dari Ubaidillah bin Abu Rafi', bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku tidak mengetahui ada seorang laki-laki yang duduk bersandar, dan dia telah mengetahui Sunnahku berupa apa-apa yang aku perintahkan dan aku larang, melainkan dia berkata, 'Kami tidak tahu, ini adalah Kitab Allah, sedang yang itu (hadits) tidak terdapat di dalamnya'.”
المستدرك ٣٧٠: قَالَ: وَأَخْبَرَنِي اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ أَبِي النَّضْرِ، عَنْ مُوسَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ وَالنَّاسُ حَوْلَهُ: " لَا أَعْرِفَنَّ أَحَدَكُمْ يَأْتِيهِ أَمْرٌ مِنْ أَمْرِي قَدْ أَمَرْتُ بِهِ أَوْ نَهَيْتُ عَنْهُ وَهُوَ مُتَّكِئٌ عَلَى أَرِيكَتِهِ فَيَقُولُ: مَا وَجَدْنَا فِي كِتَابِ اللَّهِ عَمِلْنَا بِهِ وَإِلَّا فَلَا ". قَالَ الْحَاكِمُ: «أَنَا عَلَى أَصْلِي الَّذِي أَصَّلْتُهُ فِي خِطْبَةِ هَذَا الْكِتَابِ أَنَّ الزِّيَادَةَ مِنَ الثِّقَةِ مَقْبُولَةٌ، وَسُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ حَافِظٌ ثِقَةٌ ثَبَتٌ، وَقَدْ خَبَّرَ وَحَفِظَ وَاعْتَمَدْنَا عَلَى حِفْظِهِ بَعْدَ أَنْ وَجَدْنَا لِلْحَدِيثِ شَاهِدَيْنِ بِإِسْنَادَيْنِ صَحِيحَيْنِ، أَمَّا أَحَدُهُمَا»
Al Mustadrak 370: Dia berkata: Al-Laits bin Sa'ad mengabarkan kepadaku dari Abu An-Nadhr, dari Musa bin Abdullah bin Qais, dari Abu Rafi', dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda (ketika orang-orang berada di sekelilingnya), “Aku tidak mengetahui ada salah seorang dari kalian yang telah mengetahui Sunnahku, baik (tentang hal-hal) yang aku perintahkan maupun yang aku larang, tapi dia berkata dengan bersandar di sofanya, 'Apa yang kami temukan dalam Kitab Allah, maka kami mengamalkan (yang terdapat dalam Kitab Allah), jika tidak (kami temukan dalam Kitab Allah) maka kami tidak mengamalkannya'." Al Hakim berkata: Aku telah menjelaskan dalam ketentuan yang aku tetapkan dalam pembukaan kitab ini, bahwa tambahan yang diberikan periwayat yang tsiqah dapat diterima. Sufyan bin Uyainah adalah seorang hafizh yang tsiqah tsabat. Dia telah meriwayatkan hadits dan menghapalnya. Kami berpedoman dengan hapalannya setelah kami temukan bahwa hadits ini memiliki dua syahid yang sanadnya shahih, yaitu: Syahid pertama adalah: