المستدرك ١٩١: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ حَلِيمٍ الْمَرْوَزِيُّ، ثنا أَبُو الْمُوَجَّهِ، ثنا عَبْدَانُ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ، أَنْبَأَ أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ الْغَسَّانِيُّ، عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيبٍ، عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Al Mustadrak 191: Al Hasan bin Halim Al Marwazi mengabarkan kepada kami, Abu Al Muwajjih menceritakan kepada kami, Abdan menceritakan kepada kami, Abdullah menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Maryam Al Ghassani memberitakan (kepada kami) dari Dhamrah bin Habib, dari Syaddad bin Aus, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk bekal setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap-harap kepada Allah (agar mengampuninya)" Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
المستدرك ١٩٢: أَخْبَرَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحُسَيْنِ الْقَاضِي، بِمَرْوَ، ثنا الْحَارِثُ بْنُ أَبِي أُسَامَةَ، ثنا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، حَدَّثَنِي حُسَيْنُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «الْمُؤْمِنُ مُكَفَّرٌ» . «قَدِ اتَّفَقَا عَلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حُمَيْدٍ وَهَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ صَحِيحٌ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ لِجَهَالَةِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ الزُّهْرِيِّ هَذَا»
Al Mustadrak 192: Abu Al Abbas Abdullah bin Al Husain Al Qadhi mengabarkan kepada kami di Marwa, Hants bin Abu Usamah menceritakan kepada kami, Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Auf menceritakan kepada kami, Husain bin Utsman bin Abdurrahman dan Abdurrahman bin Humaid bin Abdurrahman bin Auf menceritakan kepadaku dari Amir bin Sa'id, dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Orang mukmin itu melebur dirinya (dosanya)” Al Bukhari dan Muslim sepakat atas hadits Abdurrahman bin Humaid. Hadits ini gharib shahih. Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya karena status Muhammad bin Abdul Aziz Az-Zuhri yang majhul (tidak diketahui identitasnya).
المستدرك ١٩٣: أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ أَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ الْآدَمِيُّ، بِبَغْدَادَ، ثنا أَبُو قِلَابَةَ، ثنا حَجَّاجُ بْنُ نُصَيْرٍ، ثنا شَدَّادُ بْنُ سَعِيدٍ، وَأَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ الْقَوَارِيرِيُّ، ثنا حَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ، ثنا شَدَّادُ بْنُ سَعِيدٍ أَبُو طَلْحَةَ الرَّاسِبِيُّ، عَنْ غَيْلَانَ بْنِ جَرِيرٍ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " تُحْشَرُ هَذِهِ الْأُمَّةُ عَلَى ثَلَاثَةِ أَصْنَافٍ: صِنْفٌ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ، وَصِنْفٌ يُحَاسَبُونَ حِسَابًا يَسِيرًا ثُمَّ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ، وَصِنْفٌ يَجِيئُونَ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَمْثَالُ الْجِبَالِ الرَّاسِيَاتِ ذُنُوبًا، فَيَسْأَلُ اللَّهُ عَنْهُمْ وَهُوَأَعْلَمُ بِهِمْ فَيَقُولُ: مَا هَؤُلَاءِ؟ فَيَقُولُونَ: هَؤُلَاءِ عَبِيدٌ مِنْ عِبَادَكَ فَيَقُولُ: حُطُّوهَا عَنْهُمْ وَاجْعَلُوهَا عَلَى الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى وَأَدْخِلُوهُمْ بِرَحْمَتِي الْجَنَّةَ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ مِنْ حَدِيثِ حَرَمِيِّ بْنِ عُمَارَةَ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، فَأَمَّا حَجَّاجُ بْنُ نَصْرٍ فَإِنِّي قَرَنْتُهُ إِلَى حَرَمِيٍّ لِأَنِّي عَلَوْتُ فِيهِ "
Al Mustadrak 193: Abu Al Hasan Ahmad bin Utsman Al Adami mengabarkan kepada kami di Baghdad, Abu Qilabah menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Nushair menceritakan kepada kami, Syaddad bin Sa'id menceritakan kepada kami. Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih mengabarkan kepadaku, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, Abdullah bis Umar Al Qawariri menceritakan kepada kami, Harami bin Umarah menceritakan kepada kami, Syaddad bin Sa'id Abu Thalhah Ar-Rasibi menceritakan kepada kami dari Ghailan bin Jarir, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Umat ini akan digiring dalam tiga kelompok, (yaitu) kelompok yang masuk surga tanpa hisab, kelompok yang dihisab dengan ringan kemudian masuk surga, dan kelompok yang datang dengan membawa dosa pada punggung-punggung mereka seperti gunung tinggi lalu Allah bertanya tentang mereka dan Dia lebih tahu tentang mereka. Dia bertanya, 'Siapakah mereka?' Mereka menjawab, 'Mereka adalah sebagian dari hamba-hamba-Mu'. Dia lalu berfirman, 'Leburlah dosa- dosa itu dari mereka dan pisahkanlah mereka dari orang-orang Yahudi dan Nasrani, lalu masukkanlah mereka ke dalam surga berkat rahmat-Ku '.” Hadits ini shahih dari hadits Harami bin Umarah sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Aku menggabungkan Hajjaj bin Nashr kepada Harami karena aku meriwayatkan sanadnya secara ali (sanad yang rentetan periwayatnya ringkas hingga ke Nabi SAW).
المستدرك ١٩٤: حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ بُنْدَارٍ الزَّاهِدُ، ثنا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْفِرْيَابِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الزَّمِنُ، ثنا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، ثنا حُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: كَانَ صَبِيٌّ عَلَى ظَهْرِ الطَّرِيقِ فَمَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ نَاسٌ فَلَمَّا رَأَتْ أُمُّ الصَّبِيِّ الْقَوْمَ خَشِيَتْ أَنْ يُوطَأَ ابْنُهَا فَسَمِعَتْ فَحَمَلَتْهُ فَقَالَتِ: ابْنِي، ابْنِي، قَالَ الْقَوْمُ يَا رَسُولَ اللَّهِ: مَا كَانَتْ هَذِهِ لِيُلْقَى ابْنُهَا فِي النَّارِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَلَا اللَّهُ يُلْقِي حَبِيبَهُ فِي النَّارِ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Al Mustadrak 194: Ali bin Bundar Az-Zahid menceritakan kepadaku, Ja'far bin Muhammad Al Firyabi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Mutsanna Az-Zaman menceritakan kepada kami, Khalid bin Harits menceritakan kepada kami, Humaid menceritakan kepada kami dari Anas, dia berkata: Dahulu ada seorang bocah laki- laki yang berada di tengah jalan, lalu Nabi dan beberapa orang lewat. Ketika ibu bocah tersebut melihat rombongan orang, dia khawatir anaknya akan terinjak, maka dia membawa anaknya sembari berkata, "Putraku, putraku!" Orang-orang pun berkata, "Wahai Rasulullah, ibu ini tentu tidak akan menjerumuskan putranya ke dalam neraka.” Rasulullah kemudian bersabda, "Begitu pula Allah, Dia tidak akan menjerumuskan kekasih-Nya ke dalam neraka." Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya.
المستدرك ١٩٥: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَلْمَانَ الْفَقِيهُ، بِبَغْدَادَ، قَالَ: قُرِئَ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ الْهَيْثَمِ الْقَاضِي وَأَنَا أَسْمَعُ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي الْخَيْرِ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ، أَنَّ رَجُلًا أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَحَدُنَا يُذْنِبُ، قَالَ: «يُكْتَبُ عَلَيْهِ» قَالَ: ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ مِنْهُ وَيَتُوبُ، قَالَ: «يُغْفَرُ لَهُ وَيُتَابُ عَلَيْهِ وَلَا يَمَلُّ اللَّهُ حَتَّى تَمَلُّوا» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Al Mustadrak 195: Ahmad bin Salman Al Faqih mengabarkan kepada kami di Baghdad, dia berkata: Dibacakan (didiktekan) kepada Muhammad bin Al Haitsam Al Qadhi, sedang aku mendengarkannya, Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepadaku dari Yazid bin Abi Habib, dari Abu Al Khair, dari Uqbah bin Amir Al Juhani, bahwa seorang laki-laki mendatangi Rasulullah dan berkata, ''Wahai Rasulullah, salah seorang dari kita berbuat dosa ” Beliau lalu bersabda, ''Lalu dosanya akan dicatat. ” Orang tersebut lalu berkata, ''Kemudian dia minta ampun dan bertobat.” Beliau lalu bersabda, "Allah akan mengampuninya dan menerima tobatnya, dan Allah tidak akan bosan sampai mereka bosan.” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
المستدرك ١٩٦: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الشَّافِعِيُّ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ الْحَسَنِ، ثنا أَبُو حُذَيْفَةَ، ثنا سُفْيَانُ، وَحَدَّثَنَا أَبُو زَكَرِيَّا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَنْبَرِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ السَّلَامِ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَنْبَأَ وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي الضُّحَى، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: " الْكَبَائِرُ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ النِّسَاءِ إِلَى {إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ} [النساء: 31] مِنْ أَوَّلِ السُّورَةِ ثَلَاثِينَ آيَةً «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَجَبَ إِخْرَاجُهُ عَلَى مَا شَرَطْتُ فِي تَفْسِيرِ الصَّحَابَةِ "
Al Mustadrak 196: Abu Bakar Muhammad bin Abdullah Asy-Syafi'i mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Hasan menceritakan kepada kami, Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami. Abu Zakaria Yahya bin Muhammad Al Anbari menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdussalam menceritakan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Waki' memberitakan (kepada kami) dari Sufyan, dari Al A'masy, dari Abu Adh-Dhuha, dari Masruq, dari Abdullah, dia berkata, ''Dosa-dosa besar adalah dari permulaan surah An-Nisaa' sampai ayat, 'Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya'. Dari awal surah hingga 30 ayat.” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim. Hadits ini wajib diriwayatkan sesuai dengan apa yang aku syaratkan tentang (bolehnya meriwayatkan) penafsiran para sahabat.
المستدرك ١٩٧: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ كَامِلٍ الْقَاضِي، إِمْلَاءً، ثنا أَبُو قِلَابَةَ عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا مُعَاذُ بْنُ هَانِئٍ، ثنا حَرْبُ بْنُ شَدَّادٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ سِنَانٍ، عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ حَدَّثَهُ وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ: «أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ الْمُصَلُّونَ مَنْ يُقِيمُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ الَّتِي كُتِبَتْ عَلَيْهِ، وَيَصُومُ رَمَضَانَ، وَيَحْتَسِبُ صَوْمَهُ يَرَى أَنَّهُ عَلَيْهِ حَقٌّ، وَيُعْطِي زَكَاةَ مَالِهِ يَحْتَسِبُهَا، وَيَجْتَنِبُ الْكَبَائِرَ الَّتِي نَهَى اللَّهُ عَنْهَا» ثُمَّ إِنَّ رَجُلًا سَأَلَهُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الْكَبَائِرُ؟ فَقَالَ: " هُوَ تِسْعٌ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَقَتْلُ نَفْسِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ، وَفِرَارٌ يَوْمَ الزَّحْفِ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَةِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ الْمُسْلِمَيْنِ، وَاسْتِحْلَالُ الْبَيْتِ الْحَرَامِ قِبْلَتِكُمْ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا "، ثُمَّ قَالَ: «لَا يَمُوتُ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَلْ هَؤُلَاءِ الْكَبَائِرَ، وَيُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَيُؤْتِي الزَّكَاةَ إِلَّا كَانَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي دَارٍ أَبْوَابُهَا مَصَارِيعُ مِنْ ذَهَبٍ» . «قَدِ احْتَجَّا بِرُوَاةِ هَذَا الْحَدِيثِ غَيْرِ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ سِنَانٍ، فَأَمَّا عُمَيْرُ بْنُ قَتَادَةَ فَإِنَّهُ صَحَابِيٌّ وَابْنُهُ عُبَيْدٌ مُتَّفَقٌ عَلَى إِخْرَاجِهِ وَالِاحْتِجَاجِ بِهِ»
Al Mustadrak 197: Abu Bakar Ahmad bin Kamil Al Qadhi menceritakan kepada kami secara imla', Abu Qilabah Abdul Malik bin Muhammad menceritakan kepada kami, Mu'adz bin Hani' menceritakan kepada kami, Harb bin Syaddad menceritakan kepada kami, Yahya bin Abi Katsir menceritakan kepada kami, dari Abdul Hamid bin Sinan, dan Ubaid bin Umair, dari ayahnya, dia menceritakan kepadanya, dan dia seorang sahabat, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pada haji Wada' ”Ketahuilah bahwa para wali Allah adalah ahli shalat, yaitu orang- orang yang menunaikan shalat lima waktu yang diwajibkan, berpuasa pada bulan Ramadhan, mengharap pahala dari puasanya karena menganggap perbuatannya benar, memberikan zakat hartanya dengan meniatkan ibadah, dan menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang” Seorang laki-laki lalu bertanya kepada beliau, ”Wahai Rasulullah, apakah itu dosa-dosa besar?” Beliau menjawab, "Ada sembilan (macam dosa besar, yaitu): menyekutukan Allah, membunuh jiwa seorang mukmin tanpa alasan yang benar, lari dari medan perang, memakan harta anak yatim, memakan riba, menuduh wanita baik-baik melakukan zina, durhaka kepada kedua orang tua yang beragama Islam, dan menghalalkan Al Bait Al Haram yang merupakan kiblat kalian (untuk melakukan perbuatan dosa) bagi yang masih hidup maupun yang sudah mati.” Nabi lalu bersabda, ”Tidak seorang pun meninggal tanpa melakukan dosa-dosa besar tersebut, sembari menunaikan shalat, dan menunaikan zakat, kecuali dia akan bersama Nabi di istana yang daun pintu-pintunya terbuat dari emas." Al Bukhari dan Muslim berhujjah dengan para periwayat hadits ini, kecuali Abdul Hamid bin Sinan. Umair bin Qatadah adalah seorang sahabat, sedangkan anaknya (Ubaid) adalah orang yang telah disepakati untuk diriwayatkan (haditsnya) dan dijadikan hujjah.
المستدرك ١٩٨: حَدَّثَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ الْعَدْلُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، ثنا بِشْرُ بْنُ حُجْرٍ السَّامِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، قَالَ: الْتَقَى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ وَابْنُ عَمْرٍو، فَقَالَ لَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ: «أَيُّ آيَةٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ أَرْجَى عِنْدَكَ؟» قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو: {يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ} [الزمر: 53] فَقَالَ: " لَكِنَّ قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ {رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى وَلَكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي} [البقرة: 260] هَذَا لِمَا فِي الصُّدُورِ وَيُوَسْوِسُ الشَّيْطَانُ فَرَضِيَ اللَّهُ مِنْ قَوْلِ إِبْرَاهِيمَ بِقَوْلِهِ {أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى} [البقرة: 260] «.» صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ "
Al Mustadrak 198: Ali bin Hamsyad Al Adi menceritakannya kepada kami, Muhammad bin Ghalib menceritakan kepada kami, Bisyr bin Hajar Asy-Syami menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abu S alam ah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Al Munkadir, dia berkata: Abdullah bin Abbas dan Ibnu Amr bertemu, lalu Ibnu Abbas bertanya kepadanya, ''Ayat manakah dalam kitab Allah yang paling memberikan harapan kepadamu?” Abdullah bin Amr menjawab, ”Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah'.” (Qs. Az-Zumar [39]: 53) Dia lalu berkata, ''Akan tetapi perkataan Ibrahim, 'Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati'. Allah berfirman, 'Belum yakinkah kamu?' Ibrahim menjawab, 'Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku), (Qs. Al Baqarah [2]: 260) adalah untuk bisikan yang ada dalam dada dan rasa waswas yang dibisikkan syetan. Oleh karena itu, Allah ridha dengan perkataan Ibrahim (ketika dia ditanya), 'Allah berfirman, "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab, "Aku telah meyakininya.”259 Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya.
المستدرك ١٩٩: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِيُّ، ثنا أَبُو النَّضْرِ، عَنِ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْهَادِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو، عَنِ الْمُطَّلِبِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الرَّجُلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ، قَائِمِ اللَّيْلِ صَائِمِ النَّهَارِ» . «هَذَا حَدِيثٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَشَاهِدُهُ، صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ»
Al Mustadrak 199: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad Ad-Duri menceritakan kepada kami, Abu An-Nadhr menceritakan kepada kami dari Laits bin Sa'ad, dari Yazid bin Abdullah bin Al Hadi, dari Amr bin Abu Amr, dari Al Muththalib, dari Aisyah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya seseorang dengan akhlaknya yang mulia akan dapat mencapai derajat orang yang gemar menunaikan shalat malam, yang pada siang harinya dia berpuasa (yaitu dalam pahalanya)." Hadits ini sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Syahid hadits ini shahih sesuai syarat Muslim.
المستدرك ٢٠٠: أَخْبَرَنَا أَبُو سَعِيدٍ إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَحْمَدَ الْبَاجِيُّ، أَنْبَأَ أَبُو يَعْلَى، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُسْتَمِرِّ الْعُرُوقِيُّ، ثنا حِبَّانُ بْنُ هِلَالٍ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ بُدَيْلٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ لِيُبَلِّغُ الْعَبْدَ بِحُسْنِ خَلْقِهِ دَرَجَةَ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ»
Al Mustadrak 200: Abu Sa'id Ismail bin Ahmad Al Baji mengabarkan kepada kami, Abu Ya'la memberitahukan (kepada kami), Ibrahim bin Al Mustamir Al Uruqi menceritakan kepada kami, Hibban bin Hilal menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Budail, dari Atha', dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah akan mengantarkan hamba-Nya ke derajat (pahala) puasa dan shalat berkat akhlaknya yang bagus (mulia)."