المستدرك

Al-Mustadrak

Al-Mustadrak #181

المستدرك ١٨١: حَدَّثَنَاهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْحَسَنِ الْقَاضِي، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحُسَيْنِ، ثنا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ، ثنا شُعْبَةُ، وَأَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، ثنا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ، ثنا شُعْبَةُ، ثنا مَنْصُورٌ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، فِي هَذِهِ الْآيَةِ {إِلَّا اللِّمَمَ} [النجم: 32] قَالَ: " الَّذِي يُلِمُّ بِالذَّنْبِ ثُمَّ يَدَعُهُ، أَلَمْ تَسْمَعْ قَوْلَ الشَّاعِرِ: وَهَذَا التَّوْقِيفُ لَا يُوهِنُ السَّنَدَ الْأَوَّلَ، فَإِنَّ زَكَرِيَّا بْنَ إِسْحَاقَ حَافِظٌ ثِقَةٌ، وَقَدْ حَدَّثَ بِهِ رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، عَنْ زَكَرِيَّا، وَقَدْ ذَكَرْتُ فِي شَرَائِطِ هَذَا الْكِتَابِ إِخْرَاجُ التَّفَاسِيرِ عَنْ الصَّحَابَةِ"

Al Mustadrak 181: Abdurrahman bin Hasan Al Qadhi menceritakannya kepada kami, Ibrahim bin Al Husain menceritakan kepada Adam bin Abi Iyas menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami. Abu Bakar bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ghalib memberitakan (kepada kami), Affan bin Muslim menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami Manshur menceritakan kepada kami dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, tentang ayat ini, ”Yang selain dari kesalahan-kesalahan (dosa-dosa) kecil," (Qs. An-Najm [53]: 32) dia berkata, "Maksudnya adalah orang yang melakukan dosa kecil, kemudian meninggalkannya. Tidakkah kamu mendengar ucapan seorang penyair, 'Jika Engkau memberi ampunan wahai Allah Maka Engkau memberi ampunan yang banyak. Siapakahhamba-Mu yang tidak pernah melakukan dosa'?" Status mauquf hadits ini tidak melemahkan sanad yang pertama, karena Zakaria bin Ishaq adalah periwayat hafizh tsiqah. Rauh bin Ubadah meriwayatkan hadits dari Zakaria. Aku telah menjelaskan syarat-syaratnya dalam kitab ini, yaitu (bolehnya) meriwayatkan penafsiran dari para sahabat.

Al-Mustadrak #182

المستدرك ١٨٢: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ، ثنا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ هِلَالِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى» قَالُوا: وَمَنْ يَأْبَى يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «مَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ وَلَهُ إِسْنَادٌ آخَرُ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَلَى شَرْطِهِمَا»

Al Mustadrak 182: Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Suraij bin An-Nu'man menceritakan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari Hilal bin Ali, dari Atha' bin Yasar, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau.” Para sahabat lalu bertanya, ''Siapakah yang tidak mau, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, "Barangsiapa mendurhakaiku berarti dia tidak mau,” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Hadits ini juga memiliki sanad lain dari Abu Hurairah yang sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim.

Al-Mustadrak #183

المستدرك ١٨٣: أَخْبَرْنَاهُ أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ صَالِحِ بْنِ كَيْسَانَ، عَنِ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَتَدْخُلُنَّ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى وَشَرَدَ عَلَى اللَّهِ كَشِرَادِ الْبَعِيرِ» . وَلَهُ شَاهِدٌ أَيْضًا، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ

Al Mustadrak 183: Ahmad bin Ja'far mengabarkannya kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Ya'qub bin, Ibrahim bin Sa'ad menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku dari Shalih bin Kaisan, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Sungguh, kalian akan masuk surga kecuali orang yang enggan dan lari dari Allah seperti larinya unta (dari gerombolannya).” Hadits ini juga memiliki syahid dari Abu Umamah Al Bahili:

Al-Mustadrak #184

المستدرك ١٨٤: أَخْبَرْنَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مِلْحَانَ، ثنا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ أَبِي خَالِدٍ، قَالَ: مَرَّ أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ عَلَى خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ مُعَاوِيَةَ فَسَأَلَهُ عَنْ أَلْيَنِ كَلِمَةٍ سَمِعَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «كُلُّكُمْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ شَرَدَ عَلَى اللَّهِ شِرَادَ الْبَعِيرِ عَلَى أَهْلِهِ»

Al Mustadrak 184: Abu Bakar bin Ishaq mengabarkannya kepada kami, Ahmad bin Ibrahim bin Milhan menceritakan kepada kami, Yahya bin Bukair menceritakan kepada kami, Laits menceritakan kepadaku dari Sa'id bin Abu Hilal, dari Abu Khalid, dia berkata: Abu Umamah Al Bahili pernah melewati Khalid bin Yazid bin Muawiyah, lalu dia ditanya tentang kata-kata terlunak yang pernah dia dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia kemudian menjawab, "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap kalian akan masuk surga kecuali orang yang lari dari Allah seperti larinya unta dari keluarganya'”

Al-Mustadrak #185

المستدرك ١٨٥: حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ صَالِحِ بْنِ هَانِئٍ، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الْفَضْلِ الْبَجَلِيُّ، ثنا هَوْذَةُ بْنُ خَلِيفَةَ، ثنا عَوْفٌ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ سِيرِينَ، وَخِلَاسٌ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِنَّ لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ قَسَمَ مِنْهَا رَحْمَةً بَيْنَ أَهْلِ الدُّنْيَا فَوَسِعَتْهُمْ إِلَى آجَالِهِمْ، وَأَخَّرَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ لِأَوْلِيَائِهِ، وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَابِضٌ تِلْكَ الرَّحْمَةَ الَّتِي قَسَمَهَا بَيْنَ أَهْلِ الدُّنْيَا إِلَى تِسْعٍ وَتِسْعِينَ فَكَمَّلَهَا مِائَةَ رَحْمَةٍ لِأَوْلِيَائِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ بِهَذَا اللَّفْظِ، إِنَّمَا اتَّفَقَا فِيهِ عَلَى حَدِيثِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَسُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ سَلْمَانَ مُخْتَصَرًا، ثُمَّ أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ، مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَكْمَلَ مِنَ الْحَدِيثَيْنِ وَلَهُ شَاهِدٌ عَلَى نَسَقِ حَدِيثِ عَوْفٍ»

Al Mustadrak 185: Abu Ja'far Muhammad bin Shalih bin Hani menceritakan kepada kami, Hasan bin Al Fadhl Al Bajali menceritakan kepada kami, Haudzah bin Khalifah menceritakan i kepada kami, Auf menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sirin dan Khalas menceritakan kepadaku dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, ”Sesungguhnya Allah memiliki 100 satu rahmat diantaranya Dia bagi-bagikan kepada penghuni dunia sampai mencukupi mereka hingga ajal mereka, dan Dia menunda 99 rahmat lainnya untuk para wali-Nya. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla juga menggenggam rahmat tersebut, dan Dia bagi-bagikan kepada penghuni dunia sampai yang 99, lalu Dia menyempurnakannya menjadi 100 untuk para wali-Nya pada Hari Kiamat." Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkannya dengan redaksi ini. Keduanya hanya sepakat pada hadits Az-Zuhri dari Humaid bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah dan Sulaiman At-Taimi, dari Abu Utsman, dari Salinan secara ringkas. Muslim lalu meriwayatkannya dari hadits Abdul Malik bin Abu Sulaiman, dari Atha' bin Abi Rabah, dari Abu Hurairah, yang lebih sempurna dari dua hadits tadi. Hadits ini juga memiliki syahid sesuai hadits Auf:

Al-Mustadrak #186

المستدرك ١٨٦: أَخْبَرَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْحُسَيْنِ الْقَاضِي، بِمَرْوَ، ثنا الْحَارِثُ بْنُ أَبِي أُسَامَةَ، ثنا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَنْبَأَ الْحَجَّاجُ بْنُ أَبِي زَيْنَبَ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عُثْمَانَ النَّهْدِيَّ، يُحَدِّثُ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِائَةَ رَحْمَةٍ كُلُّ رَحْمَةٍ طِبَاقُهَا طِبَاقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، فَقَسَمَ رَحْمَةً بَيْنَ جَمِيعِ الْخَلَائِقِ وَأَخَّرَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ رَحْمَةً لِنَفْسِهِ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ رَدَّ هَذِهِ الرَّحْمَةَ فَصَارَ مِائَةَ رَحْمَةٍ يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ» . وَلَهُ شَاهِدٌ آخَرُ مُفَسَّرٌ، عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ

Al Mustadrak 186: Abu Al Abbas Abdullah bin Husain Al Qadhi mengabarkan kepada kami di Marwa, Harits bin Abu Usamah menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Abu Zainab memberitakan (kepada kami), dia berkata: Aku pernah mendengar Abu Utsman An-Nahdi menceritakan dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah menciptakan 100 rahmat pada hari ketika menciptakan langit dan bumi. Setiap rahmat menutupi langit dan bumi. Dia membagikan satu rahmat kepada semua makhluk-Nya dan menunda yang 99 Untuk diri-Nya sendiri. Pada Hari Kiamat nanti Dia akan menarik satu rahmat tersebut sehingga menjadi 100 rahmat (lagi), lalu Dia memberi rahmat kepada hamba-hamba-Nya” Hadits ini memiliki syahid lain yang merupakan penafsiran dari hadits Jundub bin Abdullah:

Al-Mustadrak #187

المستدرك ١٨٧: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِيُّ، ثنا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنِي الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْجِسْرِيِّ، ثنا جُنْدُبٌ قَالَ: جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَأَنَاخَ رَاحِلَتَهُ، ثُمَّ عَقَلَهَا، فَصَلَّى خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا سَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى رَاحِلَتَهُ فَأَطْلَقَ عِقَالَهَا، ثُمَّ رَكِبَهَا، ثُمَّ نَادَى: اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي وَمُحَمَّدًا وَلَا تُشْرِكْ فِي رَحْمَتِنَا أَحَدًا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا تَقُولُونَ أَهُوَ أَضَلُّ أَمْ بَعِيرُهُ؟ أَلَمْ تَسْمَعُوا مَا قَالَ؟» قَالُوا: بَلَى. فَقَالَ: «لَقَدْ حَظَّرَ رَحْمَةً وَاسِعَةً، إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ مِائَةَ رَحْمَةٍ، فَأَنْزَلَ رَحْمَةً تَعَاطَفَ بِهَا الْخَلَائِقُ جِنُّهَا وَإِنْسُهَا وَبَهَائِمُهَا، وَعِنْدَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، تَقُولُونَ أَهُوَ أَضَلُّ أَمْ بَعِيرُهُ؟»

Al Mustadrak 187: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad Ad-Duri menceritakan kepada kami, Abdushshamad bin Abdul Warits menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Al Jurairi menceritakan kepadaku dan Abu Abdillah Al Jisri, Jundub menceritakan kepada kami, dia berkata: Seorang Arab badui datang lalu menderumkan untanya, kemudian mengikatnya, lalu dia shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah Rasulullah salam, dia mendatangi untanya lalu melepaskan pengikatnya, kemudian menungganginya sambil menyeru, "Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau berikan rahmat yang telah Engkau berikan kepada kami kepada seorang pun." Rasulullah pun bersabda, "Apa yang kalian katakan, dia yang tersesat atau untanya? Tidakkah kalian mendengar perkataannya?" Mereka menjawab, ”Benar." Nabi lalu bersabda, "Dia telah mengurung rahmat yang luas. Sesungguhnya Allah memiliki 100 rahmat, dan dia menurunkan satu rahmat yang dengannya para makhluk-Nya saling mengasihi, baik dari kalangan jin, manusia, maupun binatang. Dia masih memiliki 99 (rahmat lagi). Jadi, apa yang akan kalian katakan? dia yang tersesat atau untanya?”

Al-Mustadrak #188

المستدرك ١٨٨: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، وَعَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَفَعَهُ أَحَدُهُمَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ جَبْرَائِيلَ كَانَ يَدُسُّ فِي فَمِ فِرْعَونَ الطِّينَ مَخَافَةَ أَنْ يَقُولَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ»

Al Mustadrak 188: Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Adi bin Tsabit dan Atha' bin As-Saib, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, yang salah seorang dari keduanya meriwayatkannya secara marfu' kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ”Sesungguhnya Jibril membungkam mulut Firaun dengan tanah liat karena khawatir dia mengucapkan (kalimat) laa ilaaha illallaah (tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)."

Al-Mustadrak #189

المستدرك ١٨٩: حَدَّثَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحَافِظُ، أَنْبَأَ عَبْدَانُ الْأَهْوَازِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، ثنا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، ثنا شُعْبَةَ، أَخْبَرَنِي عَدِيُّ بْنُ ثَابِتٍ، وَعَطَاءُ بْنُ السَّائِبِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ ذَكَرَ " أَنَّ جَبْرَئِيلَ جَعَلَ يَدُسُّ فِي فَمِ فِرْعَونَ الطِّينَ خَشْيَةَ أَنْ يَقُولَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَيَرْحَمَهُ اللَّهُ " أَوْ قَالَ: خَشْيَةَ أَنْ يَرْحَمَهُ اللَّهُ «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ، عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»

Al Mustadrak 189: Abu Ali Al Hafizh menceritakan kepada kami, Abdan Al Ahwazi memberitakan (kepada kami), Muhammad bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Khalid bin Harit» menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, Adi bin Tsabit dan Atha' bin As-Saib mengabarkan kepadaku dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Jibril membungkam mulut Firaun dengan tanah liat (memasukkan tanah liat ke dalam mulutnya) karena khawatir dia mengucapkan (kalimat) laa ilaaha illallaah sehingga Allah merahmatinya." Atau, "Karena khawatir dia akan dirahmati Allah. ” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya.

Al-Mustadrak #190

المستدرك ١٩٠: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا أَبُو زُرْعَةَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَمْرٍو الدِّمَشْقِيُّ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ خَالِدٍ الْوَهْبِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، وَأَنْبَأَ أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الْوَاحِدِ بْنِ حَمْزَةِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ فِي بَعْضِ صَلَاتِهِ: «اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا» فَلَمَّا انْصَرَفَ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الْحِسَابُ، قَالَ: «يُنْظَرُ فِي كِتَابِهِ وَيُتَجَاوَزُ عَنْهُ، إِنَّهُ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ يَوْمَئِذٍ يَا عَائِشَةُ هَلَكَ، وَكُلُّ مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ يُلْقِي اللَّهُ عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةَ تَشُوكُهُ» . " هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ بِهَذَا اللَّفْظِ، إِنَّمَا اتَّفَقَا عَلَى حَدِيثِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ عُذِّبَ»

Al Mustadrak 190: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Abu Zur'ah Abdurrahman bin Amr Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Khalid Al Wahbi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami. Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i memberitakan (kepada kami), Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Ismail bin Ulayyah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq, dari Abdul Wahid bin Hamzah bin Abdullah bin Zubair, dari Abbad bin Abdullah bin Zubair, dari Aisyah, dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah berdoa dalam sebagian shalatnya, "Ya Allah, hisablah aku dengan hisab yang ringan” Ketika beliau telah selesai, aku bertanya, ”Wahai Rasulullah, apakah hisab itu?” Beliau menjawab, ”Dia akan melihat buku catatan (hamba)-Nya dan mengampuninya. Wahai Aisyah, sesungguhnya orang yang buku catatannya diinterogasi dengan hisab pada hari itu maka dia akan celaka, dan setiap yang menimpa seorang mukmin maka Allah akan membuangnya (memaafkannya), bahkan duri sekalipun yang menimpanya." Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim. Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya dengan redaksi ini melainkan hanya sepakat atas hadits Ibnu Abi Mulaikah dari Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa diinterogasi dengan hisab maka dia akan disiksa.”