المستدرك

Al-Mustadrak

Al-Mustadrak #161

المستدرك ١٦١: أَخْبَرْنَاهُ أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ، يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ أَبِي مُوسَى، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ لَعِبَ بِالْكِعَابِ - أَوْ قَالَ بِالْكَعِبَاتِ - فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ» . «وَهَذَا مِمَّا لَا يُوهِنُ حَدِيثَ نَافِعٍ وَلَا يُعَلِّلُهُ فَقَدْ تَابَعَ يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْهَادِ نَافِعًا عَلَى رِوَايَةِ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ»

Al Mustadrak 161: Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku pernah mendengar Abdullah bin Sa'id bin Abi Hind menceritakan dari ayahnya, dari seorang laki-laki, dari Abu Musa, dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa bermain mata dadu, maka dia telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya” Ini tidak melemahkan hadits Nafi' dan tidak pula membuatnya ber-illat. Yazid bin Abdullah bin Al Hadi menguatkan Nafi' atas riwayat Sa'id bin Abi Hind.

Al-Mustadrak #162

المستدرك ١٦٢: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَ إِسْمَاعِيلُ بْنُ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، أَنْبَأَ اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ ابْنِ الْهَادِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ، عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذُكِرَ عِنْدَهُ النَّرْدُ «عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ مَنْ ضَرَبَ بِكِعَابِهَا يَلْعَبُ بِهَا»

Al Mustadrak 162: Abu Bakar bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ismail bin Qutaibah memberitakan (kepada kami), Yahya bin Yahya menceritakan kepada kami, Laits bin Sa'ad memberitakan (kepada kami) dari Ibnu Al Hadi, dari Sa'id bin Abi Hind, dari Abu Musa Al Asy'ari, dia berkata: Aku pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ketika disebutkan kepada beliau tentang dadu, “orang yang memukul mata dadu dan bermain dengannya berarti telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya -atau dia telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya -"

Al-Mustadrak #163

المستدرك ١٦٣: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، وَعَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ، قَالَا: ثنا بِشْرُ بْنُ مُوسَى، ثنا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ الْعَطَّارُ، بِمَكَّةَ، ثنا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ السَّكْسَكِيِّ، عَنِ ابْنِ أَبِي أَوْفَى، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ خِيَارَ عِبَادِ اللَّهِ الَّذِينَ يُرَاعُونَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ وَالْأَظِلَّةَ لِذِكْرِ اللَّهِ» . قَالَ بِشْرُ بْنُ مُوسَى: وَلَمْ يَكُنْ هَذَا الْحَدِيثُ عِنْدَ الْحُمَيْدِيِّ فِي مُسْنَدِهِ. «هَذَا إِسْنَادٌ صَحِيحٌ، وَعَبْدُ الْجَبَّارِ الْعَطَّارُ ثِقَةٌ وَقَدِ احْتَجَّ مُسْلِمٌ وَالْبُخَارِيُّ بِإِبْرَاهِيمَ السَّكْسَكِيِّ وَإِذَا صَحَّ مِثْلُ هَذِهِ الِاسْتِقَامَةِ لَمْ يَضُرَّهُ تَوْهِينُ مَنْ أَفْسَدَ إِسْنَادَهُ»

Al Mustadrak 163: Abu Bakar abin Ishaq dan Ali bin Hamsyad menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Bisyr bin Musa menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar bin Al Ala' bin Al Aththar menceritakan kepada kami di Makkah, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami dari Mis'ar, dari Ibrahim As-Saksaki, dari Ibnu Abi Aufa, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hamba-hamba Allah pilihan adalah yang memperhatikan matahari, bulan, bintang-bintang, dan naungan-naungan untuk mengingat Allah." Bisyr bin Musa berkata, “Hadits ini tidak diriwayatkan oleh Al Humaidi dalam Musnad-nya. Sanad hadits ini shahih. Abdul Jabbar Al Aththar adalah periwayat tsiqah. Muslim dan Al Bukhari berhujjah dengan Ibrahim As-Saksaki. Apabila kelurusan (ke-shahih-an) ini memang benar, maka pelemahan orang yang merusak sanadnya tidak akan membahayakannya.”

Al-Mustadrak #164

المستدرك ١٦٤: أَخْبَرَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ السَّيَّارِيُّ، بِمَرْوَ، وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْمُوَجَّهِ، أَنْبَأَ عَبْدَانُ، أَنْبَأَ عَبْدُ اللَّهِ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ السَّكْسَكِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَصْحَابُنَا، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، أَنَّهُ قَالَ: إِنَّ «أَحَبَّ عِبَادِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ الَّذِينَ يُحَبِّبُونَ اللَّهَ إِلَى النَّاسِ وَالَّذِينَ يُرَاعُونَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ» . «هَذَا لَا يُفْسِدُ الْأَوَّلَ وَلَا يُعَلِّلُهُ فَإِنَّ ابْنَ عُيَيْنَةَ حَافِظٌ ثِقَةٌ، وَكَذَلِكَ ابْنُ الْمُبَارَكِ إِلَّا أَنَّهُ أَتَى بِأَسَانِيدَ أُخَرَ كَمَعْنَى الْحَدِيثِ الْأَوَّلِ»

Al Mustadrak 164: Abu Al Abbas As-Sayyari mengabarkan kepada kami di Marwa, Abu Al Muwajjih mengabarkan kepada kami, Abdan memberitakan (kepada kami), Abdullah memberitakan (kepada kami) dari Mis'ar, dari Ibrahim As-Saksaki, dia berkata: Teman-teman kami menceritakan kepadaku dari Abu Ad-Darda', dia berkata, ''Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang paling dicintai-Nya adalah orang-orang yang mengajak manusia untuk mencintai Allah, dan orang-orang yang memperhatikan matahari serta bulan.” Ini tidak merusak hadits yang pertama dan tidak membuatnya ber-illat, karena Ibnu Uyainah seorang hafizh yang tsiqah. Begitu pula Ibnu Al Mubarak. Hanya saja, dia meriwayatkan dengan sanad-sanad lain seperti makna hadits pertama.

Al-Mustadrak #165

المستدرك ١٦٥: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، وَأَخْبَرَنَا أَبُو النَّضْرِ الْفَقِيهُ، وَأَبُو الْحَسَنِ الْعَنْبَرِيُّ، قَالَا: ثنا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، وَحَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ يَعْقُوبَ الثَّقَفِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ، قَالُوا: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ، ثنا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْجُمَحِيُّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: أَوْصِنِي، قَالَ: «تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ شَهْرَ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ وَتَعْتَمِرُ، وَتَسْمَعُ وَتُطِيعُ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، فَإِنَّ رُوَاتَهُ عَنْ آخِرِهِمْ ثِقَاتٌ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ تَوَقِّيًا لِمَا»

Al Mustadrak 165: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq Ash-Shaghani menceritakan kepada kami. Abu An-Nadhr Al Faqih dan Abu Al Hasan Al Anbari mengabaikan kepada kami, keduanya berkata: Utsman bin Sa'id Ad- Darimi menceritakan kepada kami. Ahmad bin Ya'qub Ats-Tsaqafi menceritakan kepadaku, Muhammad bin Ayyub menceritakan kepada kami, mereka berkata: Muhammad bin Ash-Shabbah menceritakan kepada kami, Sa'id bin Abdurrahman Al Jumahi menceritakan kepada kami dari Ubaidillah bin Amr, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dia berkata: Seorang laki-laki mendatangi Nabi dan berkata, "Berilah aku wasiat!” Beliau lalu bersabda, "Hendaklah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, menunaikan haji dan umrah ke Baitullah, serta mendengar dan taat” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, karena para periwayatnya dari yang paling terakhir periwayat tsiqah. Tapi keduanya tidak meriwayatkannya karena menghindari (riwayat) berikut ini:

Al-Mustadrak #166

المستدرك ١٦٦: سَمِعْتُ عَلِيَّ بْنَ عِيسَى، يَقُولُ: سَمِعْتُ الْحُسَيْنَ بْنَ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ، يَقُولُ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنِيهِ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ الْعُمَرِيُّ، عَنْ يُونُسَ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنِ الْحَسَنِ، قَالَ: جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى عُمَرَ فَسَأَلَهُ عَنِ الدِّينِ، فَقَالَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، عَلِّمْنِي الدِّينَ، قَالَ: «تَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ، وَعَلَيْكَ بِالْعَلَانِيَةِ وَإِيَّاكَ وَالسِّرَ، وَإِيَّاكَ وَكُلَّ شَيْءٍ تَسْتَحْيِ مِنْهُ» ، قَالَ: فَإِذَا لَقِيتَ اللَّهَ قُلْتَ: أَمَرَنِي بِهَذَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، فَقَالَ: «يَا عَبْدَ اللَّهِ خُذْ بِهَذَا فَإِذَا لَقِيتَ اللَّهَ تَعَالَى فَقُلْ مَا بَدَا لَكَ» . قَالَ الْقَبَّانِيُّ: قُلْتُ لِمُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى: أَيُّهُمَا الْمَحْفُوظُ، حَدِيثُ يُونُسَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ عُمَرَ، أَوْ نَافِعٍ، عَنْ ابْنِ عُمَرَ؟ فَقَالَ: مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدِيثُ الْحَسَنِ أَشْبَهُ. قَالَ الْحَاكِمُ: " فَرَضِيَ اللَّهُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى تَوَرَّعَ عَنِ الْجَوَابِ حَذَرًا لِمُخَالَفَةِ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ» وَلَوْ تَأَمَّلَ الْحَدِيثَيْنِ لَظَهَرَ لَهُ أَنَّ الْأَلْفَاظَ مُخْتَلِفَةٌ، وَهُمَا حَدِيثَانِ مُسْنَدَانِ وَحِكَايَةٌ، وَلَا يُحْفَظُ لِعُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ يُونُسَ بْنِ عُبَيْدٍ غَيْرُ حَدِيثِ الْإِمَارَةِ، وَقَدْ تَفَرَّدَ بِهِ الدَّرَاوَرْدِيُّ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْجُمَحِيُّ ثِقَةٌ مَأْمُونٌ، وَقَدْ رَوَاهُ عَنْهُ غَيْرُ مُحَمَّدِ بْنِ الصَّبَّاحِ عَلَى أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ الصَّبَّاحِ أَيْضًا ثِقَةٌ مَأْمُونٌ "

Al Mustadrak 166: Aku mendengar Ali bin Isa berkata: Aku mendengar Husain bin Muhammad bin Ziyad berkata: Muhammad bin Rafi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata: Ubaidilah bin Umar Al Umari menceritakan kepada kami dari Yunus bin Ubaid, dari Al Hasan, dia berkata: Seorang Arab badui mendatangi Umar lalu bertanya kepadanya tentang agama. Pria badui itu lalu berkata, ”Wahai Amirul Mukminin, ajarilah aku agama!” Umar berkata, "Hendaklah kamu bersaksi (menyatakan atau mengetahui) bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah. Selain itu, bersikaplah terang-terangan dan jangan sembunyi-sembunyi, serta berhati-hatilah terhadap segala sesuatu yang membuatmu merasa malu.” Pria badui itu berkata lagi, ”Jika aku bertemu Allah maka akan aku katakan, Umar bin Khaththab memerintahkan ini kepadaku'." Mendengar itu Umar berkata, ”Wahai hamba Allah, amalkanlah ini! Jika kamu bertemu Allah maka katakanlah apa yang telah terang bagimu.” Al Qubbani berkata: Aku bertanya kepada Muhammad bin Yahya, "Manakah yang lebih dihapal, hadits Yunus dari Hasan, dari Umar, atau hadits Nafi' dari Ibnu Umar?” Muhammad bin Yahya menjawab, ”Hadits Hasan lebih menyerupai (lebih dihapal).” Al Hakim berkata, ''Semoga Allah meridhai Muhammad bin Yahya, dia tidak mau menjawab karena khawatir menyelisihi sabda Nabi SAW: "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu'. Seandainya dia memperhatikan dua hadits ini, maka jelas bahwa redaksinya berbeda Keduanya merupakan hadits yang musnad dan hikayah, serta tidak dihapal hadits Ubaidillah dari Yunus bin Ubaid selain hadits Imarah yang diriwayatkan secara menyendiri oleh Ad-Darawardi. Sa'id bin Abdurrahman Al Jumahi adalah peri way at tsiqah dan tepercaya. Ada periwayat yang meriwayatkan darinya selain Muhammad bin Ash-Shabbah, meski Muhammad bin Ash-Shabbah juga periwayat tsiqah ma'mun.”

Al-Mustadrak #167

المستدرك ١٦٧: أَخْبَرَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ دُحَيْمٍ الشَّيْبَانِيُّ، بِالْكُوفَةِ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ حَازِمٍ بْنِ أَبِي غَرْزَةَ الْغِفَارِيِّ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، أَنْبَأَ إِسْرَائِيلُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ مَسْرُوقٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ عُمَرُ: لَا وَأَبِي، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ، مَنْ حَلَفَ بِشَيْءٍ دُونَ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ»

Al Mustadrak 167: Abu Ja'far Muhammad bin Ali bin Duhaim Asy- Syaibani mengabarkan kepada kami di Kufah, Ahmad bin Hazim menceritakan kepada kami dari Abu Urwah Al Ghifari, Ubaidillah bin Musa menceritakan kepada kami, Israil memberitakan (kepada kami) dari Sa'id bin Masruq, dari Sa'ad bin Ubaidah, dari Ibnu Umar, dia berkata: Umar berkata, 'Tidak, demi ayahku.” Rasulullah lalu bersabda, ”Janganlah kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian, (karena) barangsiapa bersumpah dengan sesuatu selain Allah, maka dia telah berbuat syirik”

Al-Mustadrak #168

المستدرك ١٦٨: أَخْبَرَنَا أَبُو زَكَرِيَّا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَنْبَرِيُّ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ سُفْيَانُ، عَنْ أَبِيهِ، وَالْأَعْمَشِ، وَمَنْصُورٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: كَانَ عُمَرُ يَحْلِفُ وَأَبِي فَنَهَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «مَنْ حَلَفَ بِشَيْءٍ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ» وَقَالَ الْآخَرُ: «فَهُوَ شِرْكٌ»

Al Mustadrak 168: Abu Zakaria Yahya bin Muhammad Al Anbari mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Abu Thalib menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Sufyan memberitakan (kepada kami) dari ayahnya, Al A'masy, serta Manshur, dari Sa'ad bin Ubaidah, dari Ibnu Umar, dia berkata, 'Umar pernah bersumpah (dengan berkata), 'Demi ayahku'.” Nabi kemudian melarangnya seraya bersabda, "Barangsiapa bersumpah dengan sesuatu selain Allah, maka dia telah berbuat syirik." Yang lainnya berkata, 'Itu adalah syirik.”

Al-Mustadrak #169

المستدرك ١٦٩: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُوسَى، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ، أَنْبَأَ يَحْيَى بْنُ الْمُغِيرَةِ، ثنا جَرِيرٌ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ بِهَذَا اللَّفْظِ، وَإِنَّمَا أَوْدَعْتُهُ كِتَابَ الْإِيمَانِ لِلَفْظِ الشِّرْكِ فِيهِ، وَفِي حَدِيثِ مُصْعَبِ بْنِ الْمِقْدَامِ، عَنْ إِسْرَائِيلَ» فَقَدْ كَفَرَ " فَأَمَّا الشَّيْخَانِ فَإِنَّمَا أَخْرَجَاهُ مِنْ حَدِيثِ سَالِمٍ وَنَافِعٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ أَبِي عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ لِعُمَرَ: «إِنَّ اللَّهَ يَنْهَاكُمْ أَنْ تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ» فَقَطْ، وَهَذَا غَيْرُ ذَاكَ "

Al Mustadrak 169: Abdullah bin Muhammad bin Musa mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Yahya bin Al Mughirah memberitakan (kepada kami), Jarir menceritakan kepada kami dari Hasan bin Ubaidillah, dari Sa'ad bin Ubaidah, dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, ”Barangsiapa bersumpah dengan (nama) selain Allah, maka dia telah kafir.'" Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim. Keduanya tidak meriwayatkannya dengan redaksi ini. Aku menempatkannya dalam pembahasan tentang iman, karena ada kata syirik di dalamnya. Sedangkan dalam hadits Mush'ab bin Al Miqdam dari Isra'il (redaksinya adalah), فَقَدْ كَفَرَ ”Maka dia telah kafir” Al Bukhari dan Muslim hanya meriwayatkannya dari hadits Salim dan Nafi' serta Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Umar, ”Sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan bapak- bapak kalian” saja. Ini pun redaksi selain yang tadi.

Al-Mustadrak #170

المستدرك ١٧٠: أَخْبَرَنِي أَبُو الْحَسَنِ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلَمَةَ الْعَنَزِيُّ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ الْمِصْرِيُّ، ثنا أَبُو غَسَّانَ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْعِيُّ وَالْحَيَاءُ: شُعْبَتَانِ مِنَ الْإِيمَانِ، وَالْبَذَاءُ وَالْجَفَاءُ: شُعْبَتَانِ مِنَ النِّفَاقِ «.» وَهَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ وَلَهُ شَاهِدٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِهِمَا "

Al Mustadrak 170: Abu Al Hasan Ahmad bin Muhammad bin Salamah Al Anazi mengabarkan kepadaku, Utsman bin Sa'id Ad-Darimi menceritakan kepada kami, Sa'id bin Abu Maryam Al Mishri menceritakan kepada kami, Abu Ghassan menceritakan kepada kami dari Hassan bin Athiyyah, dari Abu Umamah Al Bahili, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Sedikit bicara dan malu adalah dua cabang dari iman, sedangkan kata-kata kotor dan tabiat kasar merupakan dua bagian dari munafik.” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkannya. Hadits ini juga memiliki syahid yang shahih sesuai syarat keduanya.