صحيح ابن حبان ٨٩١: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ، عَنْ يَحْيَى الْقَطَّانِ، عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ رَجُلاً، يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أُشْهِدُكَ أَنَّكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، الأَحَدُ الصَّمَدُ، الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَقَدْ سَأَلْتَ اللَّهَ بِالاِسْمِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ.
Shahih Ibnu Hibban 891: Al Fadhl bin Al Hubab mengabarkan kepada kami, ia berkata: Musaddad bin Musarhad menceritakan kepada kami, dari Yahya Al Qaththan, dari Malik bin Mighwal, ia beikata: Abdullah bin Buraidah menceritakan kepada kami, dari ayahnya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar seseorang membaca: Allahumma innii as'aluka bi annii usyhiduka annaka laa ilaaha illa anta, Al Ahad, Ash-Shamad, alladzii lam yalid walam yuulad walam yakun laka kufuwan ahad (Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu bahwa aku bersaksi kepada-Mu bahwasanya Engkau tidak ada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Esa, Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Mu). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda: “Sungguh kamu telah memohon kepada Allah SWT dengan suatu Nama yang apabila Dia diminta dengan menggunakan Nama itu, maka Allah pasti memberi, dan apabila ia berdoa dengan menggunakan Nama itu, maka Allah pasti mengabulkannya.”49 [1:2]
صحيح ابن حبان ٨٩٢: أَخْبَرَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ أَحْمَدُ بْنُ عِيسَى بْنِ السِّكِّينِ الْبَلَدِيُّ بِوَاسِطَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ أَحْمَدُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ الرَّهَاوِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ مِغْوَلٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ دَخَلَ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسْجِدَ، فَإِذَا رَجُلٌ يُصَلِّي يَدْعُو، يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أُشْهِدُكَ أَنَّكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ، الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الأَعْظَمِ، الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَا دُعِيَ بِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 892: Abu Al Abbas Ahmad bin Isa bin As-Sukin Al Baladi di Wasith mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Al Husain Ahmad bin Sulaiman bin Abu Syaibah Ar-Ruhawi menceritakan kepada kami, ia berkata: Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, ia berkata: Malik bin Mighwal menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdullah bin Buraidah menceritakan kepada kami, dari ayahnya, bahwa ia pernah masuk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke dalam masjid, ternyata di dalam masjid ada seorang laki-laki yang sedang berdoa, ia berdoa: Allahumma innii as'aluka bi annii usyhiduka annaka laa ilaaha illa Anta Al Ahad Ash-Shamad, alladzii lam yalid walam yuulad, walam yakun laku kufwan ahad (Ya Allah, sungguh aku memohon kepada- Mu bahwa aku bersaksi kepada-Mu bahwasanya tidak ada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Esa Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda, “Demi Zat yang diriku berada di genggaman-Nya, Sungguh ia telah memohon kepada Allah SWT dengan suatu Nama Yang Agung, apabila Dia diminta dengan menggunakan Nama itu, maka Allah pasti memberi, dan apabila ia berdoa dengan menggunakan Nama itu, maka Allah pasti mengabulkannya. ” Dan saat itu ternyata juga ada seorang laki-laki lain di sisi masjid yang sedang membaca Al Qur'an. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda, “Sungguh ia telah di beri (keindahan suara) seluring dari seluring-seluringnya keluarga Nabi Daud, ia adalah Abdullah bin Qais.” Buraidah berkata, Lalu aku bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, bolehkah aku beritahu ia?” Beliau menjawab, “Beritahu ia.” Lalu akupun memberi kabar kepada Abu Musa. Ia kemudian berkata: “Tidak henti-hentinya kamu menjadi kawan untukku.” Zaid bin Al Hubab berkata: Lalu aku ceritakan pada Zuhair bin Mu’awiyah perihal hadits ini, ia kemudian berkata, “Aku mendengar Abu Ishaq As-Sabi’i bercerita dengan hadits ini dari Malik bin Mighwal.” 50 [1:2]
صحيح ابن حبان ٨٩٣: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ مَوْلَى ثَقِيفٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَفْصُ ابْنُ أَخِي أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا فِي الْحَلْقَةِ، وَرَجُلٌ قَائِمٌ يُصَلِّي، فَلَمَّا رَكَعَ سَجَدَ وَتَشَهَّدَ، دَعَا، فَقَالَ فِي دُعَائِهِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْحَنَّانُ الْمَنَّانُ، بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ، يَا حَيُّ يَا قَيَّامُ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ.، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَدْرُونَ بِمَا دَعَا؟ قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، فَقَالَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَقَدْ دَعَا بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: حَفْصٌ هَذَا: هُوَ حَفْصُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ أَخُو إِسْحَاقَ بْنِ أَخِي أَنَسٍ لِأُمِّهِ.
Shahih Ibnu Hibban 893: Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim maula Tsaqif mengabarkan kepada kami, ia berkata: Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada kami, Khalaf bin Khalifah menceritakan kepada kami, ia berkata: Hafash bin saudaranya Anas bin Malik, dari Anas bin Malik, ia berkata, “Pada suatu hari ketika aku duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di majlis, dan kebetulan ada seorang yang sedang shalat. Tatkala ia telah selesai ruku’ sujud dan tasyahhud, ia mengucapkan di dalam doanya: Allahumma innii as’aluka bi anna lakal hamdu, laa ilaaha illa Anta Al Hannaan Al Mannaan, badii’ussamaawaati wal ardhi, yaa Dzal Jalaali Ikraam, yaa Hayyu Yaa Qayyaamu51, allaahumma innii as’aluka (Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu, sebab bahwasanya untuk-Mu lah semua pujian, tidak ada tuhan selain Engkau yang Maha Pengasih lagi Maha Pemberi, Yang menciptakan langit dan bumi, wahai Zat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan, wahai Zat yang Maha Hidup wahai Zat Yang Maha Menegakkan. Wahai Allah, saya memohon kepada-Mu). Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya: “Tahukah kalian dengan apa ia berdoa ?"Para shahabat menjawab: “Hanya Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih mengetahui”. Beliau kemudian bersabda: “Demi Zat yang diriku berada digenggaman-Nya, sungguh ia telah berdoa dengan Nama Allah yang Agung, yang apabila Dia diminta dengan menggunakan Nama itu, maka Allah pasti memberi, dan apabila ia berdoa dengan menggunakan Nama itu, maka Allah pasti mengabulkannya.”52 [1:2] Abu Hatim RA berkata: Namanya Hafash adalah Hafash bin Abdullah bin Abu Thalhah, saudaranya Ishaq putra saudara laki-lakinya Anas se-ibu.” 53
صحيح ابن حبان ٨٩٤: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا قَطَنُ بْنُ نَسِيرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِيَسْأَلَ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ كُلَّهَا، حَتَّى شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ.
Shahih Ibnu Hibban 894: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, ia berkata: Qathan bin Nusair menceritakan kepada kami, ia berkata: Ja’far bin Sulaiman menceritakan kepada kami, ia berkata: Tsabit menceritakan kepada kami, dari Anas, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang dari kalian memohon kepada Tuhannya terhadap seluruh hajatnya, hingga (permohonan tatkala) tali sandalnya putus.”.54 [1:2]
صحيح ابن حبان ٨٩٥: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى بِخَبَرٍ غَرِيبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا قَطَنُ بْنُ نَسِيرٍ الصَّيْرَفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِيَسْأَلْ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ كُلَّهَا، حَتَّى شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ.
Shahih Ibnu Hibban 895: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami dengan hadits gharib, ia berkata: Qathan bin Nusair Ash-Shairafi menceritakan kepada kami, ia berkata: Ja’far bin Sulaiman menceritakan kepada kami, ia berkata: Tsabit menceritakan kepada kami, dari Anas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ' Salah seorang dari kalian memohon kepada Tuhannya terhadap seluruh hajatnya, hingga (permohonan tatkala) tali sandalnya putus.”55
صحيح ابن حبان ٨٩٦: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْبُخَارِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي خَالِي مَالِكٌ، عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيُعْظِمِ الرَّغْبَةَ، فَإِنَّهُ لاَ يَتَعَاظَمُ عَلَى اللهِ شَيْءٌ.
Shahih Ibnu Hibban 896: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ismail Al Bukhari menceritakan kepada kami, ia berkata: Ismail bin Abu Uwais menceritakan kepada kami, ia berkata: Pamanku Malik menceritakan kepadaku, dari Al ‘Ala’ bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian berdoa, maka hendaknya memperbesar keinginannya (memperbanyak permohonannya), karena sesungguhnya bagi Allah SWT tidak ada sesuatu pun yang besar (sulit). ”56 [1:2]
صحيح ابن حبان ٨٩٧: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، حَدَّثَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: خَرَجَ ثَلاَثَةٌ يَتَمَاشَوْنَ، فَأَصَابَهُمْ مَطَرٌ، فَدَخَلُوا كَهْفَ جَبَلٍ، فَانْحَطَّ عَلَيْهِمْ حَجَرٌ فَسَدَّ عَلَيْهِمُ الطَّرِيقَ، فَقَالُوا: ادْعُوا اللَّهَ بِأَوْثَقِ أَعْمَالِكُمْ.فَقَالَ وَاحِدٌ مِنْهُمُ: اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ كَانَ لِي وَالِدَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ، وَأَنِّي رُحْتُ يَوْمًا فَحَلَبْتُ لَهُمَا، فَأَتَيْتُهُمَا وَهُمَا نَائِمَانِ، فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَهُمَا، وَكَرِهْتُ أَنْ أَسْقِيَ وَلَدِي، وَصِبْيَتِي عِنْدَ رِجْلَيَّ يَتَضَاغَوْنَ، فَقُمْتُ قَائِمًا حَتَّى انْفَجَرَ الصُّبْحُ فَسَقَيْتُهُمَا اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ رَجَاءَ رَحْمَتِكَ وَخَشْيَةَ عَذَابِكَ فَافْرُجْ عَنَّا وَأَرِنَا السَّمَاءَ قَالَ: فَانْفَرَجَ فُرْجَةٌ فَرَأَوَا السَّمَاء.وَقَالَ الآخَرُ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ كَانَتْ لِي بِنْتُ عَمٍّ وَكُنْتُ أُحِبُّهَا كَأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرِّجَالُ النِّسَاءَ وَأَنِّي سَأَلْتُهَا نَفْسَهَا فَقَالَتْ لاَ حَتَّى تَأْتِيَنِي بِمِئَةِ دِينَارٍ فَسَعَيْتُ فِيهَا حَتَّى جَمَعْتُهَا فَأَتَيْتُهَا فَلَمَّا قَعَدْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا قَالَتْ يَا عَبْدَ اللهِ اتَّقِ اللَّهَ، وَلاَ تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلاَّ بِحَقِّهِ فَتَرَكْتُهَا اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ رَجَاءَ رَحْمَتِكَ وَخَشْيَةَ عَذَابِكَ فَافْرُجْ عَنَّا وَأَرِنَا السَّمَاءَ قَالَ: فَزَالَتْ قِطْعَةٌ مِنَ الْحَجَرِ وَرَأَوَا السَّمَاءَ وَقَالَ الآخَرُ اللَّهُمَّ إِنِّي اسْتَعْمَلْتُ أَجِيرًا بِفَرَقٍ مِنَ الأَرُزِّ فَلَمَّا كَانَ اللَّيْلُ أَعْطَيْتُهُ فَلَمْ يَأْخُذْ أَجْرَهُ وَتَسَخَّطَهُ فَأَخَذْتُ الْفَرَقَ فَزَرَعْتُهُ حَتَّى صَارَ مِنْ ذَلِكَ بَقَرًا وَغَنَمًا فَأَتَانِي بَعْدَ ذَلِكَ قَالَ يَا عَبْدَ اللهِ اتَّقِ اللَّهَ، وَلاَ تَظْلِمْنِي أَجْرِيَ فَقُلْتُ خُذْ هَذِهِ الْبَقَرَ وَرَاعِيهَا فَقَالَ اتَّقِ اللَّهَ، وَلاَ تَهْزَأْ بِي قُلْتُ مَا أَهْزَأُ بِكَ فَهُوَ لَكَ وَلَوْ شِئْتُ لَمْ أُعْطِهِ إِلاَّ الْفَرَقَ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ رَجَاءَ رَحْمَتِكَ وَخَشْيَةَ عَذَابِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فَزَالَ الْحَجَرُ وَخَرَجُوا.
Shahih Ibnu Hibban 897: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepadaku, Musa bin ‘Uqbah mengabarkan kepadaku, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ketika orang lelaki sedang berjalan-jalan, tiba-tiba turun hujan. Lalu mereka berteduh di dalam gua sebuah gunung. Secara tiba-tiba pintu gua itu tertutup dengan sebuah batu besar menyebabkan mereka terkurung, lalu sebagian dari mereka berkata kepada kawannya yang lain: Ingatlah semua amal baik yang pernah kamu lakukan karena Allah SWT. Setelah itu berdoalah kepada Allah SWT dengan amalan masing-masing, semoga Allah SWT menolong kesulitan ini. ” Lelaki pertama berkata: “Ya Allah, ketika dahulu aku mempunyai kedua orang tua yang sudah tua renta. Mereka tinggal bersama keluargaku yang terdiri dari seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Suatu hari aku terlambat pulang, lalu aku memerah susu untuk keduanya dan aku bawakan kepada mereka, ternyata aku dapati kedua orang tuaku sudah tidur. Aku tidak suka untuk membangunkan keduanya, dan aku juga tida suka memberikannya kepada anak-anakku (sebelum aku memberikannya kepada orang tuaku), sedang anak-anakku saat itu bergelantungan di kedua kakiku. Keadaanku tetap seperti itu hingga terbit fajar. (Saat keduanya terbangun) aku langsung memberikan susu itu. Ya Allah, jika Engkau menganggap bahwa aku melakukan hal itu demi mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan adzab-Mu, maka bukalah dari kami celah yang darinya kami dapat melihat langit”. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Maka dibukakan celah untuk mereka hingga mereka dapat melihat langit." Lalu yang lain berkata: “Ya Allah sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa ada seorang wanita yang merupakan sepupuku, aku sangat mencintainya seperti halnya orang laki-laki mencintai orang perempuan, dan aku telah meminta dirinya untukku, namun ia berkata: “Tidak, hingga kamu memberikan kepadaku uang sebesar seratus dinar”. Akupun berusaha untuk memenuhinya hingga aku berhasil mengumpulkan uang tersebut. Setelah terkumpul, aku bawakan kepadanya. Tatkala aku telah duduk di antara kedua kakinya, wanita itu berkata: “Wahai Abdullah, takutlah kamu kepada Allah, jangan kamu memecahkan keperawanan kecuali dengan cara yang halal. ” Aku pun berdiri dan meninggalkannya. Ya Allah, jika Engkau menganggap bahwa aku melakukan hal itu demi mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan adzab-Mu, maka bukalah dari kami celah yang darinya kami dapat melihat langit”. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Maka dibukakan celah dari batu itu untuk mereka hingga mereka dapat melihat langit. ” Orang yang lainnya berkata, “Ya Allah sesungguhnya aku telah mempekerjakan seorang pekerja dengan upah 1 faraq jagung. Tatkala malam tiba, aku berikan upah itu kepadanya, namun ia tidak mau mengambilnya bahkan ia marah. Lalu aku ambil upahnya berupa 1 faraq jagung itu kemudian aku tanam hingga dari hasil tanaman itu aku dapat membeli seekor sapi dan penggembalanya. Kemudian orang itu datang dan berkata: "Wahai Abdu;;ah takutlah kepada Allah dan janganlah kamu memhalimi upahku. “ Aku lalu berkata: "Ambillah semua sapi dan penggembalanya . ” Ia lalu berkata: "Takutlah kepada Allah, dan janganlah menghinaku." Aku berkata: "Aku tidak menghinamu, ini semua memang kepunyaanmu. ” Seandainya aku mau. maka aku tidak akan memberikan kepadanya kecuali 1 faraq jagung saja. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa aku melakukan hal itu demi mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan adzab-Mu. maka bukalah dari kami celah yang darinya kami dapat melihat langit'* Maka batu itu pun bergeser dan mereka semua dapat keluar dari gua tersebut"57 (3:6]
صحيح ابن حبان ٨٩٨: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِشْكَابٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنِ الْحُسَيْنِ يَعْنِي الْمُعَلِّمَ، عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ يَعْمُرَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، أَعُوذُ بِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَنَّ تُضِلَّنِي، أَنْتَ الْحَيُّ الَّذِي لاَ يَمُوتُ، وَالْجِنُّ وَالإِنْسُ يَمُوتُونَ.
Shahih Ibnu Hibban 898: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Isykab menceritakan kepada kami, Abdu Ash- Shamad bin Abdul Warits menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, dari Al Husain, 58 yakni Al Mu’allim, dari Ibnu Buraidah59, Yahya bin Ya’mar60 menceritakan kepadaku, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa, “Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khaashamtu, a uudzubika laa ilaaha illa Anta an tudhillaniyy, Anta Al Hayyu alladzii laa yamuut, wal jinnu wal insu yamuutuuna (Ya Allah kepada-Mu lah aku menyerahkan diri, dan kepada-Mu lah aku beriman, dan kepada-Mu pula aku bertawakkal dan kepada-Mu aku akan kembali, dan dengan (ayat-ayat-Mu) aku berhujjah, aku berlindung kepada-Mu —Tiada Tuhan selain Engkau- dari penyesatan-Mu, Engkau adalah dzat Yang Maha Hidup Yang Tidak Akan Pernah Mati, sedangkan jin dan manusia semua akan mati”.61 [5.12]
صحيح ابن حبان ٨٩٩: أَخْبَرَنَا النَّضْرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْعَابِدُ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ رِبْعِيٍّ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، قَالَ: أَتَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ خَيْرٌ لِقَوْمِهِ مِنْكَ، كَانَ يُطْعِمُهُمُ الْكَبِدَ وَالسَّنَامَ، وَأَنْتَ تَنْحَرُهُمْ، فَقَالَ لَهُ: مَا شَاءَ اللَّهُ، فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَنْصَرِفَ، قَالَ: مَا أَقُولُ؟ قَالَ: قُلِ: اللَّهُمَّ قِنِي شَرَّ نَفْسِي، وَاعْزِمْ لِي عَلَى أَرْشَدِ أَمْرِي. فَانْطَلَقَ الرَّجُلُ وَلَمْ يَكُنْ أَسْلَمَ، وَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أَتَيْتُكَ فَقُلْتُ: عَلِّمْنِي، فَقُلْتَ: اللَّهُمَّ قِنِي شَرَّ نَفْسِي، وَاعْزِمْ لِي عَلَى أَرْشَدِ أَمْرِي، فَمَا أَقُولُ الآنَ حِينَ أَسْلَمْتُ؟ قَالَ: قُلِ: اللَّهُمَّ قِنِي شَرَّ نَفْسِي، وَاعْزِمْ لِي عَلَى أَرْشَدِ أَمْرِي، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا أَسْرَرْتُ، وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَخْطَأْتُ، وَمَا عَمَدْتُ، وَمَا جَهِلْتُ.
Shahih Ibnu Hibban 899: An-Nadhr bin Muhammad bin Al Mubarak Al Abid mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Utsman Al IjU menceritakan kepada kami, ia berkata, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, dari Isra’il, dari Manshur, dari Rib’i, dari Imran bin Hushain, ia berkata: Seseorang datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, “Wahai Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, Abdul Muththalib itu lebih baik terhadap kaumnya daripada engkau, ia selalu memberi makan kepada mereka berupa bagian besar dari daging dan punuk, sedangkan engkau malah menyuruh mereka menyembelih (hewan) nya.” Lalu beliau bersabda kepadanya tentang sesuatu yang Allah kehendaki. Maka tatkala orang itu ingin pergi, ia bertanya, “Apa yang harus aku katakan (baca)?” Beliau menjawab, “Alahumma qinii syarra nafsii, wa’zim lil ‘ala arsyadi62 amrii." Kemudian orang itu pergi dan ia belum masuk Islam. (Tidak lama kemudian orang itu datang lagi) dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku pernah datang menemuimu, lalu aku berkata, “Ajarilah aku," kemudian engkau bersabda, “Allahmumma qinii syarra nafsii, wa 'zim lii 'ala arsyadi amrii,” maka sekarang setelah aku masuk Islam, apa yang harus aku baca?” Beliau menjawab: “Katakanlah :Allahumma qinii syarra nafsii, wa'zim lii 'ala arsyadi amrii. Allahummaghfir lii maa asrartu, wa maa a'lantu, wa maa akhtha 'tu, wa maa amadtu, 63 wa maa jahiltu.”64 [1:104]
صحيح ابن حبان ٩٠٠: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ الْعَبْدِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي الأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو بِهَذَا الدُّعَاءِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى، وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ، وَالْغِنَى.
Shahih Ibnu Hibban 900: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Katsir Al Abdi menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu’bah mengabarkan kepada kami, dari Abi Ishaq, dari Abil Ahwash, dari Abdilah sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah berdoa "Allahumma ‘innii as-alukal hudaa Wattuqaa Wal'afaafa Wal ghinaa "Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, terhindar dari perbuatan yang tidak baik, dan kecukupan (tidak minta-minta,)."