صحيح ابن حبان ٩١١: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ الشَّيْبَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ يَعْقُوبَ الزَّمْعِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ كَيْسَانَ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ شَدَّادِ بْنِ الْهَادِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: فِي هَذَا الْخَبَرِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْقِيَامَةِ يَكُونُ أَصْحَابُ الْحَدِيثِ، إِذْ لَيْسَ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ قَوْمٌ أَكْثَرَ صَلاَةٍ عَلَيْهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ.
Shahih Ibnu Hibban 911: Al Hasan bin Sufyan Asy-Syaibani mengabarkan kepada kami, ia beikata: Abu Bakar bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, ia berkata: Khalid bin Makhlad menceritakan kepada kami, ia berkata: Musa bin Ya'qub Az-Zam'i menceritakan kepada kami, ia beikata: Abdullah bin Kaisan menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdullah bin Syaddad bin Al Had menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari Ibnu Mas’ud, ia beikata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya manusia yang paling utama bagiku pada hari kiamat adalah mereka yang paling banyak membaca shalawat atasku.” 80[1:2] Abu Hatim RA berkata: “Di dalam hadits ini terdapat dalil bahwa orang yang paling utama bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari kiamat adalah para ahli hadits, sebab tidak ada satupun umat di dunia ini yang lebih banyak shalawatnya dibanding dengan mereka.” 81
صحيح ابن حبان ٩١٢: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، قَالَ: قَالَ لِي كَعْبُ بْنُ عُجْرَةَ: أَلاَ أُهْدِي لَكَ هَدِيَّةً؟ خَرَجَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، قَدْ عَرَفْنَا كَيْفَ نُسَلِّمُ عَلَيْكَ، فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ؟ قَالَ: قُولُوا: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
Shahih Ibnu Hibban 912: Abdullah bin Muhammad Al Azadi mengabarkan kepada kami, ia berkata: Waki’ mengabarkan kepada kami, dari Syu’bah, dari Al Hakam, dari Abdurrahman bin Abu Laili, ia berkata: Ka’ab bin Ujrah berkata kepadaku, “Maukah kamu kuberikan satu hadiah?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui kami, lalu kamu bertanya: “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sungguh kami telah mengetahui cara kami mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimanakah cara kami membaca shalawat atasmu?”. Beliau menjawab, “Ucapkanlah : Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala aali Muhammadin, kamaa shallaita ‘ala aali Ibrahim, innaka Hamiidun Majiidun. Allahumma baarik ‘ala Muhammadin wa ‘ala aali Muhammad, kamaa baarakta ‘ala aali Ibrahim innaka Hamiidun Majiidun.”82 [1:21]
صحيح ابن حبان ٩١٣: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ بَقِيَّةَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ مَرَّةً وَاحِدَةً كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ.
Shahih Ibnu Hibban 913: Ahmad bin Ali bin Ai Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata: Wahab bin Baqiyah menceritakan kepada kami, ia berkata: Khalid bin Abdullah mengabarkan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ishaq, dari Al ‘Ala’ bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang bershalawat kepadaku dengan satu kali shalawai, maka akan dicatat untuknya sepuluh kebaikan.” 83 [1:21]
صحيح ابن حبان ٩١٤: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ زَاذَانَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ لِلَّهِ مَلاَئِكَةً سَيَّاحِينَ فِي الأَرْضِ يُبَلِّغُونِي عَنْ أُمَّتِي السَّلاَمَ.
Shahih Ibnu Hibban 914: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, ia berkata: Waki’ menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Abdullah bin As-Sa’ib, dari Zaadzan, dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT memiliki malaikat yang berpatroli di bumi, mereka (bertugas) menyampaikan kepadaku (ucapan) salam dari umatku.”84 [1:2]
صحيح ابن حبان ٩١٥: أَخْبَرَنَا أَبُو الطَّيِّبِ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الصَّيْرَفِيُّ، غُلاَمُ طَالُوتَ بْنِ عَبَّادٍ بِالْبَصْرَةِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ مُوسَى الْحَادِي، قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ مَوْلَى الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ مَسْرُورٌ، فَقَالَ: إِنَّ الْمَلَكَ جَاءَنِي، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ: أَمَا تَرْضَى أَنْ لاَ يُصَلِّي عَلَيْكَ عَبْدٌ مِنْ عِبَادِي صَلاَةً إِلاَّ صَلَّيْتُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا، وَلاَ يُسَلِّمُ عَلَيْكَ تَسْلِيمَةً إِلاَّ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا؟ قُلْتُ: بَلَى أَيْ رَبِّ.
Shahih Ibnu Hibban 915: Abu Ath-Thayyib Muhammad bin Ali Ash-Shairafi anak lakinya Thalut bin Ibad di Bashrah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Umar bin Musa Al H adi menceritakan kepada kami, ia berkata: Hamad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Tsabit, dari Sulaiman maula Al Hasan bin Ali, dari Abdullah bin Abu Thalhah, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam suatu ketika keluar dengan wajah yang riang, beliau lalu bersabda, 'Sesungghnya tadi ada malaikat yang mendatangiku, ia lalu berkata: “Wahai Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya Allah SWT berfirman: “Apakah engkau ridha, bahwa tidaklah seorang hamba yang bershalawat atasmu dengan satu kali shalawat, melainkan Aku akan memberikan ampunan (bershalawat) kepadanya sebanyak sepuluh. Dan tidaklah seorang hamba yang mengucapkan salam kepadamu, melainkan Aku akan memberikan keselamatan dari api neraka (mengucap salam) kepadanya sebanyak sepuluh kali?“ aku (Nabi SAW) bersabda “Baik wahai Tuhan.”86 [1:2]
صحيح ابن حبان ٩١٦: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ نُبَيْحٍ الْعَنَزِيِّ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: أَتَانَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَادَتْهُ امْرَأَتِي فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللهِ، صَلِّ عَلَيَّ وَعَلَى زَوْجِي، فَقَالَ: صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكِ وَعَلَى زَوْجِكِ.
Shahih Ibnu Hibban 916: Abdullah bin Muhammad Al Azadi mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata: Waki’ mengabarkan kepada kami, ia berkata: Sufyan87 menceritakan kepada kami, dari Al Aswad bin Qais, dari Nubaih Al Anazi, dari Jabir, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang menemui kami, lalu istri saya memanggil beliau seraya berkata: “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bershalawatlah atas saya dan atas suami saya”. Beliau bersabda: “Shallallaahu alaiki wa alaa zaujiki (Mudah-mudahan Allah SWT memberikan rahmat (bershalawat) atasmu dan atas suamimu)” 88. [4:1]
صحيح ابن حبان ٩١٧: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ أَبِي أَوْفَى، يَقُولُ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَصَدَّقَ إِلَيْهِ أَهْلُ بَيْتٍ بِصَدَقَةٍ صَلَّى عَلَيْهِمْ.، قَالَ: فَتَصَدَّقَ أَبِي إِلَيْهِ بِصَدَقَةٍ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى.
Shahih Ibnu Hibban 917: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, ia berkata: Bundar menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Daud menceritakan kepada kami, ia berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Amar bin Murrah, ia berkata, “Aku mendengar Ibnu Abu Aufa berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila ada ahlu bait yang bersedeqah kepadanya, maka beliau membaca shalawat atas mereka.” Abu Aufa berkata, “Kemudian ayahku bersedekah kepada beliau dengan suatu sedekah, beliau lalu mengucap, “Allahumma shalli ‘ala ‘aali Abi Aufa (Ya Allah berikanlah rahmat atas keluarga Abu Aufa).” 89 [4:1]
صحيح ابن حبان ٩١٨: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدِ بْنِ حِسَابٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ نُبَيْحٍ الْعَنَزِيِّ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، أَنَّ امْرَأَةً قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللهِ، صَلِّ عَلَيَّ وَعَلَى زَوْجِي، فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكِ وَعَلَى زَوْجِكِ.
Shahih Ibnu Hibban 918: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ubaid bin Hisab menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Awanah menceritakan kepada kami, dari Al Aswad bin Qais, dari Nubaih Al Anzi, dari Jabir bin Abdullah, bahwa ada seorang wanita yang berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bershalawatlah atasku dan suamiku.” Beliau lalu mengucapkan, “Shallallaahu ‘alaiki wa ‘ala zawji (Mudah-mudahan Allah SWT berikanlah rahmat atasmu dan atas suamimu).90 [5:12]
صحيح ابن حبان ٩١٩: أَخْبَرَنَا الْقَطَّانُ بِالرَّقَّةِ، قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ أَبِي الْعِشْرِينَ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا مَضَى شَطْرُ اللَّيْلِ أَوْ ثُلُثَاهُ يَنْزِلُ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ: مَنْ ذَا الَّذِي يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ ذَا الَّذِي يَدْعُونِي أَسْتَجِيبُ لَهُ؟ مَنْ ذَا الَّذِي يَسْتَرْزِقُنِي أَرْزُقُهُ؟ مَنْ ذَا الَّذِي يَسْتَغْفِرُنِي أَغْفِرُ لَهُ؟ حَتَّى يَنْفَجِرَ الصُّبْحُ.
Shahih Ibnu Hibban 919: Qaththan mengabarkan kepada kami di raqqah, dia berkata: Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami, dia berkata Abdul Hamid bin Abil ‘Isyrin dari Auzai, dia berkata Yahya bin Abi Katsir menceritakan pada saya, dia berkata Abu Salamah bin Abdirrahman menceritakan kepada saya, dia berkata Abu Hurairah menceritakan kepada saya, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, belia bersabda “Apabila waktu telah melewati separuh malam atau dua pertiga malam, Allah SWT turun ke langit dunia. Lalu Dia berfirman ”Siapa yang sedang meminta kepada-Ku sehingga Aku memberinya, dan siapa yang berdo ’a kepada-Ku sehingga Aku memenuhinya, siapa yang meminta rezeki kepada-Ku sehingga Aku memberinya, siapa yang memohon ampunan kepada-Ku sehingga Aku mengampuninya, (Hal itu berlangsung) hingga terbit fajar subuh.”
صحيح ابن حبان ٩٢٠: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ الطَّائِيُّ بِمَنْبَجَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ الأَغَرِّ، وَعَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: يَنْزِلُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَلاَ كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي أَغْفِرُ لَهُ؟.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: صِفَاتُ اللهِ جَلَّ وَعَلاَ لاَ تُكَيَّفُ، وَلاَ تُقَاسُ إِلَى صِفَاتِ الْمَخْلُوقِينَ، فَكَمَا أَنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ مُتَكَلِّمٌ مِنْ غَيْرِ آلَةٍ بَأَسْنَانٍ وَلَهَوَاتٍ وَلِسَانٍ وَشَفَةٍ كَالْمَخْلُوقِينَ، جَلَّ رَبُّنَا وَتَعَالَى عَنْ مِثْلِ هَذَا وَأَشْبَاهِهِ، وَلَمْ يَجُزْ أَنْ يُقَاسَ كَلاَمُهُ إِلَى كَلاَمِنَا، لأَنَّ كَلاَمَ الْمَخْلُوقِينَ لاَ يُوجَدُ إِلاَّ بِآلاَتٍ، وَاللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ يَتَكَلَّمُ كَمَا شَاءَ بِلاَ آلَةٍ، كَذَلِكَ يَنْزِلُ بِلاَ آلَةٍ، وَلاَ تَحَرُّكٍ، وَلاَ انْتِقَالٍ مِنْ مَكَانٍ إِلَى مَكَانٍ، وَكَذَلِكَ السَّمْعُ وَالْبَصَرُ، فَكَمَا لَمْ يَجُزْ أَنْ يُقَالَ: اللَّهُ يُبْصِرُ كَبَصَرِنَا بِالأَشْفَارِ وَالْحَدَقِ وَالْبَيَاضِ، بَلْ يُبْصِرُ كَيْفَ يَشَاءُ بِلاَ آلَةٍ، وَيَسْمَعُ مِنْ غَيْرِ أُذُنَيْنِ، وَسِمَاخَيْنِ، وَالْتِوَاءٍ، وَغَضَارِيفَ فِيهَا، بَلْ يَسْمَعُ كَيْفَ يَشَاءُ بِلاَ آلَةٍ، وَكَذَلِكَ يَنْزِلُ كَيْفَ يَشَاءُ بِلاَ آلَةٍ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُقَاسَ نُزُولُهُ إِلَى نُزُولِ الْمَخْلُوقِينَ، كَمَا يُكَيَّفُ نُزُولُهُمْ، جَلَّ رَبُّنَا وَتَقَدَّسَ مِنْ أَنْ تُشَبَّهَ صِفَاتُهُ بِشَيْءٍ مِنْ صِفَاتِ الْمَخْلُوقِينَ.
Shahih Ibnu Hibban 920: Umar bin Sa’id bin Sinan Ath-Tha'i di Manbaj mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ahmad bin Abu Bakar menceritakan kepada kami, dari Malik, dari Ibnu Syihab, dari Abu Abdullah Al Aghar, dan dari92 Abu Salamah bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tuhan Jalla wa ‘Ala turun setiap malam ke langit dunia pada sisa waktu sepertiga malam yang akhir, lalu Dia berfirman: Siapa saja yang (pada saat ini) berdoa kepada-Ku, maka Aku pasti kabulkan. Siapa saja yang (pada saat ini) meminta kepada-Ku, maka Aku pasti memberikannya. Siapa saja yang (pada saat ini) memohon ampunan dari-Ku, maka ia pasti akan Aku ampuni, hingga datang waktu subuh.”93 [3:67] Abu Hatim RA berkata: Sifat Allah Jalla wa ‘Alaa itu tidak dapat disamakan dengan sifat para makhluk. Sebagaimana Allah Jalla wa ‘Alaa berbicara Dengan tanpa organ tubuh berbicara, misalnya gigi, mulut,lidah, dan lainnya, seperti halnya pada makhluk. Maha Besar dan Maha Tingi Tuhan kami dari keserupaan-Nya dengan para makhluk-Nya. Begitu juga tidak boleh menyamakan pembicaraan (kalam)-Nya dengan pembicaraan kita. Sebab makhluk tidak mungkin bicara tanpa adanya berbagai organ tubuh yang dibutuhkan untuk berbicara. Demikian juga pada masalah turunnya Allah SWT ke langit dunia. Dia tidak memerlukan alat, tidak memerlukan gerak, dan tidak memerlukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Begitu juga pada masalah pendengaran dan penglihatan. Maka karena itu tidak boleh seseorang berkata, “Allah SWT melihat sebagaimana penglihatan kita dengan arah-arah tertentu, biji mata, dan putih bola mata, justru Dia melihat ke arah-arah yang Dia kehendaki, tanpa memerlukan organ tubuh penglihatan. Dan Dia mendengar tanpa kedua telinga dan lain-lainnya, justru Dia dapat mendengarkan apa saja yang Dia kehendaki tanpa memerlukan organ tubuh pendengaran. Begitu juga dengan turunnya Allah SWT yang dapat Dia lakukan sekehendak-Nya, tanpa memerlukan alat untuk turun sebagaimana yang diperlukan oleh para makhluk saat akan menuruni sesuatu. Maha Besar dan Maha Suci Allah dari keserupaannya dengan apapun dari sifat para makhluk.”