صحيح ابن حبان ٨٦١: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ مَوْهَبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلاَلٍ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَهُوَ رَبِيعَةُ الرَّأْيِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَنْبَسَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ: اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ، أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ، فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ، فَقَدْ أَدَّى شُكْرَ ذَلِكَ الْيَوْمَ.
Shahih Ibnu Hibban 861: Ibnu Qutaibah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Yazid bin Mauhab menceritakan kepada kami, ia berkata; Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, dari Sulaiman bin Bilal, dari Rabi’ah bin Abu Abdurrahman -ia adalah Rabi’ah Ar-Ra’yi-, dari Abdullah bin ‘Anbasah, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang pada pagi hari membaca: Allaahumma maa ashbaha bii min ni 'matin, au bi ahadin min khalqika, faminka wahdaka laa syariika laka, falakalhamdu walaksy syukru (Ya Allah, tidak ada satu nikmat pun yang diterima oleh diriku di pagi ini atau oleh salah seorang makhluk-Mu melainkan ia hanya berasal dari-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, hanya milik-Mu-lah pujian dan hanya untuk-Mu-lah rasa syukur), maka sungguh ia telah melaksanakan kewajiban untuk bersyukur pada hari itu.”70 [(1:2)]
صحيح ابن حبان ٨٦٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، مَوْلَى ثَقِيفٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى، يَعْنِي الْبِسْطَامِيَّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ أَبِي مَوْدُودٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ الْقُرَظِيِّ، عَنْ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ، عَنْ عُثْمَانَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ: بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، لَمْ تَفْجَأْهُ فَاجِئَةُ بَلاَءٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِي لَمْ تَفْجَأْهُ فَاجِئَةُ بَلاَءٍ حَتَّى يُصْبِحَ. وَقَدْ كَانَ أَصَابَهُ الْفَالِجُ فَقِيلَ لَهُ: أَيْنَ مَا كُنْتَ تُحَدِّثُنَا بِهِ؟ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ حِينَ أَرَادَ بِي مَا أَرَادَ أَنْسَانِيهَا.
Shahih Ibnu Hibban 862: Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim, maula Tsaqif, mengabarkan kepada kami, ia berkata: Al Husain71 bin Isa yakni- Al Bisthami menceritakan kepada kami, ia berkata: Anas bin ‘Iyadh menceritakan kepada kami, dari Abu Maudud, dari Muhammad bin Ka’ab Al Qurazhi, dari Aban bin Utsman, dari Utsman, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca di waktu pagi sebanyak tiga kali: Bismillaahilladzi laa yadhurru ma 'a ismihi syai'un fil ardhi wa laa fis samaa’i wa huwas samii’ul 'aliim (Dengan menyebut nama Allah, Dzat yang apabila namanya disebut maka tidak ada sesuatu pun baik di bumi ataupun di langit yang membahayakan diri (orang yang membacanya), dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui), maka dia tidak akan tertimpa malapetaka yang datang secara mengejutkan hingga datang waktu sore. Dan apabila dia membacanya di waktu sore hari, maka dia tidak akan tertimpa malapetaka yang datang secara mengejutkan hingga datang waktu pagi” Sungguh Utsman pernah tertimpa penyakit lumpuh, lalu ia ditanya: “Di mana kalimat yang telah kamu ceritakan kepada kami itu (mengapa kamu masih tertimpa musibah ini?" Utsman menjawab: “Sesungguhnya Allah ketika Dia menghendaki suatu musibah kepadaku, maka Dia membuatku lupa untuk membaca kalimat tersebut." 72 [(1:2)]
صحيح ابن حبان ٨٦٣: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ شُرَيْحٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو هَانِئٍ التُّجِيبِيُّ، عَنْ أَبِي عَلِيٍّ الْهَمْدَانِيِّ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ: رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَبُو هَانِئٍ اسْمُهُ: حُمَيْدُ بْنُ هَانِئٍ مِنْ أَهْلِ مِصْرَ، وَأَبُو عَلِيٍّ الْهَمْدَانِيُّ اسْمُهُ: عَمْرُو بْنُ مَالِكٍ الْجَنْبِيُّ مِنْ ثِقَاتِ أَهْلِ فِلَسْطِينَ.
Shahih Ibnu Hibban 863: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami, ia berkata: Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrahman bin Syuraih menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Hani' At-Tujibi menceritakan kepadaku, dari Abu Ali Al Hamdani, bahwa ia mendengar Abu Sa’id berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membaca: Radhiitu billaahi rabba, wabil Islaami diina, wa bi Muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallam nabiyya (Aku rela Allah sebagai Tuhan[ku], Islam sebagai agama[ku] dan Muhammad SA W sebagai nabi[ku], maka surga wajib untuknya.” 73 [(1:2)] Abu Hatim RA berkarta: “Nama asli Abu Hani' adalah Humaid bin Hani'. Ia adalah salah seorang penduduk Mesir. Sedangkan nama asli Abu Ali Al Hamdani adalah Amru bin Malik Al Janbi74. la adalah seorang yang tsiqah yang berasal dari Palestina.”
صحيح ابن حبان ٨٦٤: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَرْعَرَةَ بْنِ الْبِرِنْدِ، حَدَّثَنَا عَتَّابُ بْنُ حَرْبٍ أَبُو بِشْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْخَزَّازُ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ أَهْلَ بَيْتِهِ، فَقَالَ: إِذَا أَصَابَ أَحَدَكُمْ غَمٌّ أَوْ كَرْبٌ، فَلْيَقُلِ: اللَّهُ اللَّهُ رَبِّي، لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا.اسْمُ أَبِي عَامِرٍ الْخَزَّازُ: صَالِحُ بْنُ رُسْتُمَ رُوِيَ لَهُ أَرْبَعُونَ حَدِيثًا، مِنْ ثِقَاتِ أَهْلِ الْبَصْرَةِ.
Shahih Ibnu Hibban 864: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Muhammad bin ‘Ar’arah bin Al Birind menceritakan kepada kami, ‘Attab bi Harb Abu Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu ‘Amir Al Khazzaz menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Mulaikah, dari Aisyah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengumpulkan seluruh keluarganya, lalu beliau bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian tertimpa kesusahan atau kesulitan, maka hendaknya ia membaca: Allahu Allahu Rabbi laa usyriku bihi syai’an (Allah, Allah adalah Tuhanku, aku tidak akan menyekutukan-Nya dengan sesuatupun)."75 (1:2) Nama Abu ‘Amir Al Khazzaz adalah Shalih bin Rustum. Ada empat puluh hadits yang telah diriwayatkan darinya. Dia termasuk salah seorang penduduk Bashrah yang tsiqah.
صحيح ابن حبان ٨٦٥: أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ دَاوُدَ بْنِ وَرْدَانَ بِالْفُسْطَاطِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ حَمَّادٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ الْقُرَظِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، أَنَّهُ قَالَ: لَقَّنَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ، وَأَمَرَنِي إِنْ أَصَابَنِي كَرْبٌ أَوْ شِدَّةٌ أَقُولُهُنَّ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَهُ وَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Shahih Ibnu Hibban 865: Isma’il bin Daud bin Wardan di Fusthath mengabarkan kepada kami, ia berkata. Isa bin Hammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Al-Laits mengabarkan kepada kami, dari Ibnu ‘Ajian, dari Muhammad bin Ka’ab Al Qurazhi, dari Abdullah bin Syaddad, dari Abdullah bin Ja’far, dari Ali bin Abu Thalib, bahwa ia berkata: “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan kepadaku kalimat-kalimat ini, dan beliau memerintahkan kepadaku apabila aku sedang tertimpa kesusahan atau kesulitan agar aku membacanya: Laa ilaaha illallaahul haliimul kariim, Subhaanahu wa tabaarakallaahu Rabbul 'Arsyil ‘azhiim, Wal hamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin (Tidak ada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah, Tuhan Pemilik ‘Arsy yang agung. Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam).”76 [(1:104)]
صحيح ابن حبان ٨٦٦: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى بِخَبَرٍ غَرِيبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا قَطَنُ بْنُ نُسَيْرٍ الصَّيْرَفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ثَابِتٌ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَسْأَلُ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ كُلَّهَا حَتَّى شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ.
Shahih Ibnu Hibban 866: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami dengan hadits gharib, ia berkata: Qathan bin Nusair Ash-Shairafi menceritakan kepada kami, ia berkata: Ja’far bin Sulaiman menceritakan kepada kami, ia berkata: Tsabit menceritakan kepada kami, dari Anas, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang dari kalian memohon kepada Tuhannya terhadap seluruh hajatnya, hingga (permohonan tatkala) tali sandalnya putus.”1
صحيح ابن حبان ٨٦٧: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، قَالَ: حَدَّثَنَا الأَسْوَدُ بْنُ شَيْبَانَ، عَنْ أَبِي نَوْفَلِ بْنِ أَبِي عَقْرَبَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ الْجَوَامِعُ مِنَ الدُّعَاءِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: أَبُو نَوْفَلٍ: اسْمُهُ مُعَاوِيَةُ بْنُ مُسْلِمِ بْنِ أَبِي عَقْرَبَ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ.
Shahih Ibnu Hibban 867: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Al Walid menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Aswad bin Syaiban2 menceritakan kepada kami, dari Abu Naufal bin Abu Aqrab, dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu mengagumi kumpulan- kumpulan dari doa3.” [5:12] Abu Hatim berkata: Nama Abu Naufal adalah Mu’awiyah bin Muslim bin Abu Aqrab, ia termasuk penduduk Bashrah. 4
صحيح ابن حبان ٨٦٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، مَوْلَى ثَقِيفٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو زُنَيْجٌ، حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ: مَا تَقُولُ فِي الصَّلاَةِ؟ فَقَالَ: أَتَشَهَّدُ ثُمَّ أَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ. أَنَا وَاللَّهِ مَا أُحْسِنُ دَنْدَنَتَكَ وَلاَ دَنْدَنَةَ مُعَاذٍ، فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: حَوْلَهَا نُدَنْدِنُ.
Shahih Ibnu Hibban 868: Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim maula Tsaqif mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Amru Zunaij menceritakan kepada kami, Jarir bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami, dari Al A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada seseorang, “Apa yang kamu baca di dalam shalat?” Ia menjawab, “Aku membaca tasyahhud (Tahiyat/persaksian kepada Allah SWT dan Rasul-Nya), lalu aku membaca, “Allaahumma innii as'aluk Aljannata, wa a’uudzu bika min An-naari (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada- Mu surga, dan aku berlindung kepada-Mu terhadap api neraka). Aku, demi Allah SWT, tidak dapat membaguskan bicaramu yang lirih, dan tidak pula pembicaraan Mu’adz yang lirih itu”. Beliau lalu bersabda: “Disekitarnya (yakni: sekitar mendapatkan surga atau berlindung dari neraka) itulah kami lirihkan.”5 [3:15],
صحيح ابن حبان ٨٦٩: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، مَا لاَ أُحْصِي مِنْ مَرَّةٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حمادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، عَنْ أُمِّ كُلْثُومٍ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَهَا أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلَهُ وَآجِلَهُ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلَهُ وَآجِلَهُ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمُ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، وَأَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا.
Shahih Ibnu Hibban 869: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami lebih dari satu kali, ia berkata: Musa bin Ismail menceritakan kepada kami, ia berkata: Hamad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Al Jurairi, dari Ummi Kultsum binti Abu Bakar, dari Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepadanya doa yang hendaknya ia baca, “Allaahumma innii as ’aluka min Al khairi 'ajilihi wa ajilihi, maa 'alimtu minhu wa maa lam a’lam. Wa a’uudzubika min asy-syarri kullihi 'aajilihi wa aajilihi, maa ‘alimtu minhu wa maa lam a’lam. Allahumma innii as'aluka min al khairi maa sa’alaka ‘abduka wa nabiyyuka, wa a ’udzubika min asy-syarri maa ‘aadza bihi ‘abduka wa nabiyyuka, wa as‘alukal jannata wa maa qarraba ilaihaa min qaulin wa ‘amalin, wa ‘auudzubika minan naari wa maa qarraba ilaihaa min qaulin wa ‘amalin, wa as’aluka an taj’ala kulla qadhaa ’in qadhaitahu lii khairan (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari semua kebaikan, baik yang cepat atau yang lambat, pada sesuatu yang kuketahui darinya dan sesuatu yang tidak kuketahui. Dan aku berlindung kepada-Mu dari semua kebusukan, baik yang cepat dan yang lambat, pada sesuatu yang aku ketahui darinya dan sesuatu yang tidak kuketahui. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikan seperti yang diminta oleh hamba-Mu dan nabi-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan sebagaimana hamba-Mu dan nabi-Mu pernah memohon perlindungan. Dan aku memohon surga kepada-Mu dan sesuatu yang dapat mendekatkan kepada surga, berupa perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari api neraka, dan sesuatu yang dapat mendekatkanku kepadanya, berupa perkataan dan perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu hendaknya Engkau menjadikan pada semua ketentuan yang telah Engkau tentukan kepadaku berupa ketentuan yang baik).”6 [1:104]
صحيح ابن حبان ٨٧٠: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مَرْزُوقٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عِمْرَانُ الْقَطَّانُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي الْحَسَنِ، أَخِي الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللهِ مِنَ الدُّعَاءِ.
Shahih Ibnu Hibban 870: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Amru bin Marzuq menceritakan kepada kami, ia berkata: Imran Al Qaththan menceritakan kepada kami, dari Sa’id bin Abu Al Hasan saudaranya Al Hasan, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah SWT daripada doa. ” 7 [1:2]