صحيح ابن حبان ٧٢١: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَيْرِ بْنِ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: الْحَلاَلُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيَّنٌ، وَبَيْنَ ذَلِكَ أُمُورٌ مُشْتَبِهَةٌ وَرُبَّمَا، قَالَ: مُتَشَابِهَةٌ وَسَأَضْرِبُ لَكُمْ فِي ذَلِكَ مَثَلاً: إِنَّ اللَّهَ حَمَى حِمًى، وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمَهُ، وَإِنَّهُ مَنْ يَرْتَعْ حَوْلَ الْحِمَى، يُوشِكْ أَنْ يُخَالِطَ الْحِمَى وَرُبَّمَا، قَالَ: مَنْ يَرْتَعْ حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكْ أَنْ يَرْتَعَ، وَإِنَّ مَنْ خَالَطَ الرِّيبَةَ، يُوشِكُ أَنْ يَجْسُرَ.
Shahih Ibnu Hibban 721: Muhammad bin Umair bin Yusuf mengabarkan kepada kami, Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, Ibnu Aim menceritakan kepada kami, dari Asy-Sya’bi, dari An Nu’man bin Basyir, ia berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas, di antara keduanya ada hal-hal yang samar. Perumpamaan dari itu bagaikan seorang menggembala ternaknya di sekitar padang rumput yang terlarang. Sesungguhnya daerah larangan Allah SWT ialah apa saja yang telah diharamkannya. Barangsiapa yang menggembala di sekitar daerah yang terlarang, maka dikhawatirkan ia terjerumus di dalamnya; sesungguhnya orang yang melalukan hal yang samar, maka dikhawatirkan ia terjerumus ke dalam yang haram. "541 [3:28]
صحيح ابن حبان ٧٢٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي عَوْنٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ التِّرْمِذِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا بُرَيْدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ السَّعْدِيِّ، قَالَ: قُلْتُ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ: حَدِّثْنِي بِشَيْءٍ حَفِظْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَمْ يُحَدِّثْكَ بِهِ أَحَدٌ، قَالَ: قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: دَعْ مَا يُرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يُرِيبُكَ، قَالَ: الْخَيْرُ طُمَأْنِينَةٌ وَالشَّرُّ رِيبَةٌ، وَأُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَيْءٍ مِنْ تَمْرِ الصَّدَقَةِ، فَأَخَذْتُ تَمْرَةً فَأَلْقَيْتُهَا فِي فِي، فَأَخَذَهَا بِلُعَابِهَا حَتَّى أَعَادَهَا فِي التَّمْرِ، فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللهِ مَا كَانَ عَلَيْكَ مِنْ هَذِهِ التَّمْرَةِ مِنْ هَذَا الصَّبِيِّ؟ فقَالَ: إِنَّا آلَ مُحَمَّدٍ لاَ يَحِلُّ لَنَا الصَّدَقَةُ وَسَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو بِهَذَا الدُّعَاءِ: اللَّهُمَّ اهْدِنَا فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنَا فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنَا فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، إِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ.
Shahih Ibnu Hibban 722: Muhammad bin Ahmad bin Abu Aun mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ahmad bin Al Hasan At-Tirmidzi menceritakan kepada kami, ia berkata, Mu’ammal bin Ismail menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata, Buraid bin Abu Maryam menceritakan kepada kami, dari Abu Al Haura’ As-Sa’di, ia berkata, aku pernah berkata kepada Hasan bin Ali, “Ceritakanlah kepadaku sesuatu yang kamu hafal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang belum pernah diceritakan oleh siapa pun.” Ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Tinggalkanlah apa yang membuatmu ragu menuju kepada sesuatu yang tidak membuatmu ragu. Beliau bersabda, “Kebaikan akan mendatangkan ketenangan, sedangkan kejelekan akan mendatangkan kecemasan.” Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah di sodorkan kurma sedekah. Lalu aku mengambil kurma itu dan memasukkan ke dalam mulutku. Beliau kemudian mengambil kurma itu dari mulutku dan menaruh kembali kurma yang sudah tercampur dengan air liurku itu di tempat kurma-kurma yang lain. Beliau lalu di tanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mengapa engkau tidak membiarkan kurma ini di makan oleh anak kecil ini?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya bagi kami, keluarga Muhammad, (harta) sedekah tidaklah halal.” Dan aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa dengan doa ini, “Ya Allah berilah petunjuk kepadaku seperti orang-orang yang Engkau beri petunjuk, selamatkanlah aku seperti orang-orang yang Engkau selamatkan, tolonglah aku seperti orang-orang yang Engkau beri pertolongan, berilah keberkahan kepadaku pada apa-apa yang Engkau berikan, dan jagalah diriku dari keburukan apa yang Engkau putuskan. Sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan (segala perkara) dan Engkau tidak dapat di putuskan (oleh Dzat lain). Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau beri pertolongan. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi Engkau.”542 [2: 23]
صحيح ابن حبان ٧٢٣: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ الرِّفَاعِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى، قَالَ: أَتَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْرَابِيًّا فَأَكْرَمَهُ، فقَالَ لَهُ: ائْتِنَا، فَأَتَاهُ، فقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَلْ حَاجَتَكَ، قَالَ: نَاقَةٌ نَرْكَبُهَا، وَأَعْنُزٌ يَحْلِبُهَا أَهْلِي، فقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَعَجَزْتُمْ أَنْ تَكُونُوا مِثْلَ عَجُوزِ بَنِي إِسْرَائِيلَ؟ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا عَجُوزُ بَنِي إِسْرَائِيلَ، قَالَ: إِنَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ لَمَّا سَارَ بِبَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ مِصْرَ، ضَلُّوا الطَّرِيقَ، فقَالَ: مَا هَذَا؟ فقَالَ عُلَمَاؤُهُمْ: إِنَّ يُوسُفَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، لَمَّا حَضَرَهُ الْمَوْتُ أَخَذَ عَلَيْنَا مَوْثِقًا مِنَ اللهِ أَنْ لاَ نَخْرُجَ مِنْ مِصْرَ حَتَّى نَنْقُلَ عِظَامَهُ مَعَنَا، قَالَ: فَمَنْ يَعْلَمُ مَوْضِعَ قَبْرِهِ؟ قَالَ: عَجُوزٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ، فَبَعَثَ إِلَيْهَا فَأَتَتْهُ، فقَالَ: دُلِّينِي عَلَى قَبْرِ يُوسُفَ، قَالَتْ: حَتَّى تُعْطِيَنِي حُكْمِي، قَالَ: وَمَا حُكْمُكِ؟ قَالَتْ: أَكُونُ مَعَكَ فِي الْجَنَّةِ، فَكَرِهَ أَنْ يُعْطِيَهَا ذَلِكَ، فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ: أَنْ أَعْطِهَا حُكْمَهَا، فَانْطَلَقَتْ بِهِمْ إِلَى بُحَيْرَةٍ مَوْضِعِ مُسْتَنْقَعِ مَاءٍ، فَقَالَتْ: أَنْضِبُوا هَذَا الْمَاءَ، فَأَنْضَبُوهُ، فَقَالَتْ: احْتَفِرُوا، فَاحْتَفَرُوا، فَاسْتَخْرَجُوا عِظَامَ يُوسُفَ، فَلَمَّا أَقَلُّوهَا إِلَى الأَرْضِ، وَإِذَا الطَّرِيقُ مِثْلُ ضَوْءِ النَّهَارِ.
Shahih Ibnu Hibban 723: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Yazid543 Ar-Rifa’i menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhalil menceritakan kepada kami, Yunus bin Amar menceritakan kepada kami, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah datang menemui seorang badui dan ia menyambutnya. Beliau lalu bersabda kepadanya, “Datanglah kepada kami’. Badui itu pun datang menghampiri beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda kepadanya, ‘Mintalah apa yang kamu butuhkan” Ia menjawab, ‘(Aku meminta) seekor unta yang dapat aku tunggangi, dan aku dapat memerah susunya untuk keluargaku’. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda, ‘ Apakah kalian lemah hingga kalian seperti perempuan lemah Bani Isra'il?’. Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, siapakah perempuan lemah Bani Israil itu?’ Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya Musa AS tatkala berjalan dengan Bani Isra’il dari Mesir, mereka pernah tersesat jalan. Musa lalu bertanya, 'Apakah ini?’. Para ulama Bani Isra'il lalu menjawab, ‘Sesungguhnya Yusuf AS, tatkala kematian menjemputnya, ia mengambil janji dari Allah SWT agar kami tidak keluar dari Mesir kecuali kami membawa tulang- belulangnya bersama-sama kami’. Musa bertanya, ‘Siapakah yang tahu di mana letak kuburnya?’. Ulama itu berkata, ‘(Yang tahu adalah) seorang yang lemah dari Bani Isra‘il ’ Lalu Musa mengutus seseorang untuk mendatangi perempuan itu. Tidak lama kemudian ia datang. Musa lalu berkata, ‘Tunjukkanlah kepadaku, di mana kuburan Yusuf. Perempuan itu berkata, ‘(Aku tidak akan menujukkannya) hingga engkau memberikan kepadaku hukum (kebijakan untuk)ku’. Musa berkata, ‘Apa hukummu itu?’ Ia menjawab, ‘(Jaminan bahwa) aku akan bersamamu di surga’. Musa rupanya tidak senang memberikan (jaminan) itu kepadanya. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepadanya agar ia memberikan hukum (jaminan) itu kepadanya’. Maka (setelah Musa memberikannya) pergilah ia bersama rombongan Musa ke Buhairah, tempat penampungan air. Perempuan itu berkata, ‘Kuraslah air ini’. Maka orang-orang pun mengurasnya, setelah itu mereka menggalinya dan mengeluarkan tulang-belulang Yusuf. Maka tatkala mereka meletakkannya di tanah, tiba-tiba jalan itu seperti cahaya matahari (sudah tahu arah jalan hingga tidak tersesat lagi)’.” 545 [3: 6]
صحيح ابن حبان ٧٢٤: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو هَانِئٍ حُمَيْدُ بْنُ هَانِئٍ: أَنَّ أَبَا عَلِيٍّ الْجَنْبِيَّ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ فَضَالَةَ بْنَ عُبَيْدٍ يُحَدِّثُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى بِالنَّاسِ يَخِرُّ رِجَالٌ مِنْ قَامَتِهِمْ فِي الصَّلاَةِ لِمَا بِهِمْ مِنَ الْحَاجَةِ، وَهُمْ أَصْحَابُ الصُّفَّةِ، حَتَّى يَقُولَ الأَعْرَابُ: إِنَّ هَؤُلاَءِ لَمَجَانِينَ، فَإِذَا قَضَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلاَتَهُ، قَالَ: لَوْ تَعْلَمُونَ مَا لَكُمْ عِنْدَ اللهِ، لَأَحْبَبْتُمْ أَنْ تَزْدَادُوا فَاقَةً وَحَاجَةً. قَالَ فَضَالَةُ وَأَنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَئِذٍ.
Shahih Ibnu Hibban 724: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Muqri’ menceritakan kepada kami, ia berkata, Haiwah bin Syuraih menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Hani’ Humaid bin Hani’ menceritakan kepadaku, bahwa Ali Al Janbi menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar Fudhalah bin Ubaid bercerita, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika melakukan shalat bersama orang-orang, ada beberapa orang yang jatuh dalam shalatnya karena kelaparan. Mereka itu adalah Ashhabush-Shuffah, hingga orang badui berkata, “Sesungguhnya mereka itu adalah orang gila.” Maka setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai dari shalatnya, beliau bersabda, “Seandainya kalian mengetahui pahala bagi kalian di sisi Allah SWT, niscaya kalian ingin semakin bertambah fakir dan membutuhkan.’, 546 Fudhalah berkata, “Pada hari itu aku sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” [3: 66]
صحيح ابن حبان ٧٢٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَمِينُ اللهِ مَلأَى لاَ يَغِيضُهَا نَفَقَةٌ، سَحَّاءُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُنْذُ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَغِضْ مَا فِي يَمِينِهِ، وَالْيَدُ الْأُخْرَى الْقَبْضُ، يَرْفَعُ وَيَخْفِضُ، وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ. قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: هَذِهِ أَخْبَارٌ أُطْلِقَتْ مِنْ هَذَا النَّوْعِ تُوهِمُ مَنْ لَمْ يُحْكِمْ صِنَاعَةَ الْعِلْمِ أَنَّ أَصْحَابَ الْحَدِيثِ مُشَبِّهَةٌ، عَائِذٌ بِاللَّهِ أَنْ يَخْطُرَ ذَلِكَ بِبَالِ أَحَدٍ مِنْ أَصْحَابِ الْحَدِيثِ وَلَكِنْ أَطْلَقَ هَذِهِ الأَخْبَارِ بِأَلْفَاظِ التَّمْثِيلِ لِصِفَاتِهِ عَلَى حَسْبِ مَا يَتَعَارَفُهُ النَّاسُ فِيمَا بَيْنَهُمْ دُونَ تَكْيِيفِ صِفَاتِ اللهِ، جَلَّ رَبُّنَا عَنْ أَنْ يُشَبَّهَ بِشَيْءٍ مِنَ الْمَخْلُوقِينَ، أَوْ يُكَيَّفَ بِشَيْءٍ مِنْ صِفَاتِهِ، إِذْ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ.
Shahih Ibnu Hibban 725: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ibnu Abu As-Sari menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdur-razaq menceritakan kepada kami, ia berkata, Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tangan kanan Allah SWT sangat penuh dengan kekayaan, yang tidak terkurangi dengan pemberian nafkah-Nya. Malam dan siang terus menerus memberikan nafkah. Apakah kalian melihat apa yang telah Dia nafkahkan semenjak Dia menciptakan langit dan bumi. Sesungguhnya kekayaan yang ada di Kanan-Nya sama sekali tidak berkurang, sedangkan Tangan lainnya masih menggenggam (kekayaannya belum di salurkan). Dia mengangkat dan menjatuhkan. Dan, ‘Arsy-Nya berada di atas air.”. 547 Abu Hatim berkata, “Kabar-kabar ini di ucapkan dari satu macam sisi ini; Orang yang tidak mempunyai ilmu akan menduga bahwa Khabar ini adalah samar -kami berlindung kepada Allah SWT atas hal itu terjadi pada ahli hadis- Kabar-kabar ini di ucapkan dengan kata-kata perumpamaan terhadap sifat-sifat-Nya yang membuat orang- orang dapat mengerti maksud dari Khabar itu, bukannya menyamakan Allah SWT dengan makhluknya, yakni menyamakan bahwa Allah SWt mempunyai tangan sebagaimana tangan makhluk-Nya, karena tidak ada yang dapat menyerupai-Nya” [3: 67]
صحيح ابن حبان ٧٢٦: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ الأَشْعَثِ بِسَمَرْقَنْدَ، وَيَعْقُوبُ بْنُ يُوسُفَ بِبُخَارَى، قَالاَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى بْنِ حَيَّانَ، حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ حَرْبٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ وَاقِدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دَخَلَتْ أُمَّةٌ الْجَنَّةَ بِقَضِّها وَقَضِيضِهَا، كَانُوا لاَ يَكْتَوُونَ، وَلاَ يَسْتَرْقُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ.
Shahih Ibnu Hibban 726: Muhammad bin Ja’far bin Al Asy’ats di Samarkandi, dan Ya’qub bin Yusuf di Bukhara mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Muhammad bin Isa bin Hayyan menceritakan kepada kami, Syu’aib bin Harb menceritakan kepada kami, dari Usman bin Waqid, dari Sa’id bin Abu Sa’id, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sekelompok umat akan masuk surga dengan segala-galanya. Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah membakar dirinya dengan besi (untuk berobat), dan tidak menggunakan jampi-jampi. Mereka hanya bertawakkal kepada Tuhan mereka. 548” [3: 6]
صحيح ابن حبان ٧٢٧: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ الْعَبْدِيُّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي سِنَانٍ، عَنْ وَهْبِ بْنِ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ الدَّيْلَمِيِّ، قَالَ: أَتَيْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ فَقُلْتُ لَهُ: وَقَعَ فِي نَفْسِي شَيْءٌ مِنَ الْقَدَرِ، فَحَدِّثْنِي بِشَيْءٍ لَعَلَّهُ أَنْ يَذْهَبَ مِنْ قَلْبِي، فقَالَ: إِنَّ اللَّهَ لَوْ عَذَّبَ أَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ غَيْرَ ظَالِمٍ لَهُمْ، وَلَوْ رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ، وَلَوْ أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ فِي سَبِيلِ اللهِ، مَا قَبِلَهُ اللَّهُ مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ، وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَلَوْ مُتَّ عَلَى غَيْرِ هَذَا، لَدَخَلْتَ النَّارَ، قَالَ: ثُمَّ أَتَيْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ مَسْعُودٍ، فقَالَ مِثْلَ قَوْلِهِ، ثُمَّ أَتَيْتُ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ، فقَالَ مِثْلَ قَوْلِهِ، ثُمَّ أَتَيْتُ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ، فَحَدَّثَنِي عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ ذَلِكَ.
Shahih Ibnu Hibban 727: Al Fadhl bin Al Hubab mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Katsir Al Abadi menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Abu Sinan, dari Wahab bin Khalid, dari Ibnu Ad- Dailami, ia berkata: Aku pernah datang mengunjungi Ubai bin Ka’ab dan berkata kepadanya, ‘Telah teijadi satu keganjalan di hatiku ini tentang masalah takdir. Maka ceritakanlah kepadaku sesuatu yang barangkali dapat menghilangkan keganjalan hatiku ini”, la lalu berkata, “Sesungguhnya Allah SWT seandainya mau mengadzab penduduk langit dan bumi, niscaya Dia akan mengadzab mereka — walaupun— selain orang yang berbuat zhalim terhadap mereka. Seandainya Allah SWT mengasihi mereka, maka kasih-Nya itu adalah berupa kebaikan untuk mereka dari amal-amal mereka. Seandainya kamu menafkahkan harta sebesar gunung Uhud di jalan Allah SWT, maka tidaklah Allah SWT akan menerimanya hingga kamu mempercayai takdir, dan kamu mengetahui bahwa apa yang — ditakdirkan— menimpamu pasti akan menimpamu. Dan, apa yang — ditakdirkan— tidak akan menimpamu pasti tidak akan menimpamu. Dan, seandainya kamu mati dalam keadaan tidak seperti ini, niscaya kamu akan masuk neraka.” Ibnu Ad-Dailami berkata, “Lalu aku datang mengunjungi Abdullah bin Mas’ud dan berkata seperti yang aku katakan kepada Ubai bin Ka’ab. Ternyata yang di sampaikannya sama dengan yang di sampaikan oleh Ubai bin Ka’ab. Begitupun saat aku mengunjungi Hudzaifah bin Al Yaman dan Zaid bin Tsabit. Ia menceritakan khabar ini kepadaku dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.” 549 [3: 66]
صحيح ابن حبان ٧٢٨: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْقَطَّانُ، قَالَ: حَدَّثَنَا نُوحُ بْنُ حَبِيبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنْ عَاصِمٍ الأَحْوَلِ، عَنْ ثَعْلَبَةَ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ لاَ يَقْضِي اللَّهُ لَهُ شَيْئًا، إِلاَّ كَانَ خَيْرًا لَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 728: Al Husain bin Abdullah Al Qaththan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Nuh bin Habib menceritakan kepada kami, ia berkata, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dari Ashim Al Ahwal, dari Tsa’labah bin Ashim, dari Anas bin Malik, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku heran terhadap seorang mukmin, Allah SWT tidak menentukan sesuatu untuknya kecuali berupa kebaikan baginya.’ 550 [3: 66]
صحيح ابن حبان ٧٢٩: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ شُجَاعٍ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: لَقَدْ كَانَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرَوْنَ ثَلاَثَةَ أَشْهُرٍ مَا يَسْتَوْقِدُونَ فِيهِ بِنَارٍ، مَا هُوَ إِلاَّ الْمَاءُ وَالتَّمْرُ، وَكَانَ حَوْلَنَا أَهْلُ دُورٍ مِنَ الأَنْصَارِ لَهُمْ دَوَاجِنُ فِي حَوَائِطِهِمْ، فَكَانَ أَهْلُ كُلِّ دَارٍ يَبْعَثُونَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، بِغَزِيرِ شَاتِهِمْ، فَكَانَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِنْ ذَلِكَ اللَّبَنِ.
Shahih Ibnu Hibban 729: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, Al Walid bin Syuja’ menceritakan kepada kami, Ali bin Mushir menceritakan kepada kami, Hisyam bin Urwah menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, “Sungguh keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah tidak menyalakan tungku api (tidak bisa memasak) selama tiga bulan. Tidak ada yang bisa di makan kecuali air dan kurma. Di sekitar rumah kami terdapat rumah-rumah kaum Anshar yang mempunyai kambing-kambing peliharaan. Penghuni tiap rumah biasa mengirimkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam susu kambingnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun (hanya) meminum susu-susu tersebut.” 551 [5:27]
صحيح ابن حبان ٧٣٠: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ هُبَيْرَةَ، عَنْ أَبِي تَمِيمٍ الْجَيْشَانِيِّ، عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: لَوْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرَزَقَكُمُ اللَّهُ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَعُودُ بِطَانًا.
Shahih Ibnu Hibban 730: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Muqri’ menceritakan kepada kami, dari Haiwah bin Syuraih, dari Bakar bin Amar, dari Abdullah bin Hubairah, dari Abu Tamim Al Jisyani, dari Umar bin Al Khaththab, ia berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah SWT dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan di berikan rezeki seperti burung yang diberikan rezeki. Ia (burung itu) pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan pulang sore hari dalam keadaan perut kenyang.” 552 [3: 66]