صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #61

صحيح ابن حبان ٦١: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي مَنْصُورِينَ لاَ يَضُرُّهُمْ خِذْلاَنُ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 61: Umar bin Muhammad Al Hamdani menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Bassyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami dari Mu’awiyah bin Qunah, dari ayahnya, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Segolongan dari umatku akan senantiasa mendapatkan pertolongan, tidak akan membahayakan mereka tindakan orang yang tidak menolong mereka hingga hari kiamat’." [1:2]

Shahih Ibnu Hibban #62

صحيح ابن حبان ٦٢: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ جَعْفَرٍ الْبَرْمَكِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ شَيْبَانَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ تَسْمَعُونَ وَيُسْمَعُ مِنْكُمْ، وَيُسْمَعُ مِمَّنْ يَسْمَعُ مِنْكُمْ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبْدِ اللهِ الرَّازِيُّ ثِقَةٌ كُوفِيٌّ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 62: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdullah bin Ja’far Al Barmaki mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ubaidillah bin Musa menceritakan kepada kami dari Syaiban dari Al A’masy dari Abdullah bin Abdullah dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “ Kalian mendengar (hadits) dan dari kalianlah diperdengarkan dan diperdengarkan dari orang yang mendengar dari kalian." [3:69] Abdullah bin Abdullah Ar-Razi adalah periwayat terpercaya, dan ia berasal dari Kufah.

Shahih Ibnu Hibban #63

صحيح ابن حبان ٦٣: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلاَلٍ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ سُوَيْدٍ، عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ، وَأَبِي أُسَيْدٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ إِذَا سَمِعْتُمُ الْحَدِيثَ عَنِّي تَعْرِفُهُ قُلُوبُكُمْ، وَتَلِينُ لَهُ أَشْعَارُكُمْ وَأَبْشَارُكُمْ، وَتَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْكُمْ قَرِيبٌ، فَأَنَا أَوْلاَكُمْ بِهِ، وَإِذَا سَمِعْتُمُ الْحَدِيثَ عَنِّي تُنْكِرُهُ قُلُوبُكُمْ، وَتَنْفِرُ عَنْهُ أَشْعَارُكُمْ وَأَبْشَارُكُمْ، وَتَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْكُمْ بَعِيدٌ، فَأَنَا أَبْعَدُكُمْ مِنْهُ‏.

Shahih Ibnu Hibban 63: Abu Ya’la menceritakan kepada kami, dia berkata: Abu Khaitsamah berkisah kepada kami, dia berkata: Abu Amir Al Aqadi meriwayatkan kepada kami, dia berkata: Sulaiman bin Bilal menceritakan kepada kami, dari Rabi’ah bin Abu Abdurrahman, dari Abdul Malik bin Sa’id bin Suwaid, dari Abu Humaid dan Abu Usaid bahwa nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Apabila kalian dariku dan hati kalian mengetahuinya perasaan dan kulit luar kalian melunak dan kalian melihat bahwa (hadits) itu dekat dengan kalian maka akulah yang lebih utama terhadap hadits itu daripada kalian. Dan apabila kalian mendengar haditsku kemudian hati kalian mengingkarinya, perasaan dan kulit luar kalian lari dan kalian melihat bahwa (hadits) itu jauh dari kalian maka akulah yang paling jauh daripada kalian dari (demikian) itu.”[3:66]

Shahih Ibnu Hibban #64

صحيح ابن حبان ٦٤: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ يَحْيَى صَاحِبُ الْبَصْرِيِّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ لاَ تَكْتُبُوا عَنِّي إِلاَّ الْقُرْآنَ، فَمَنْ كَتَبَ عَنِّي شَيْئًا فَلْيَمْحُهُ‏.‏ قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ‏:‏ زَجْرُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكِتْبَةِ عَنْهُ سِوَى الْقُرْآنِ، أَرَادَ بِهِ الْحَثَّ عَلَى حِفْظِ السُّنَنِ دُونَ الاِتِّكَالِ عَلَى كِتْبَتِهَا وَتَرْكِ حِفْظِهَا وَالتَّفَقُّهِ فِيهَا‏.‏ وَالدَّلِيلُ عَلَى صِحَّةِ هَذَا إِبَاحَتُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَبِي شَاهٍ كَتْبَ الْخُطْبَةِ الَّتِي سَمِعَهَا مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِذْنُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بِالْكِتْبَةِ‏.

Shahih Ibnu Hibban 64: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Katsir bin Yahya sahabat Al Bashri menceritakan kepada kami, dia berkata: Hammam menceritakan kepada kami dari Yazid bin Aslam, dari Atha' bin Yasar, dari Abu Sa’id Al Khudhri, dia beikata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “ Janganlah kalian menulis dariku selain Al Qur'an, maka siapa pun yang menulis sesuatu dariku hendaklah dihapus.” [2:52] Abu Hatim RA berkata: Larangan penulisan selain Al Qur'an oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dimaksudkan sebagai anjuran untuk menghafalkan sunnah agar tidak mengandalkan penulisan dan tidak mau menghafal dan memahaminya. Dalil kebenaran hal ini adalah izin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk Abu Syah yang menulis isi khutbah yang didengarkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta izin beliau kepada Abdullah bin Amru untuk menulis hadits.

Shahih Ibnu Hibban #65

صحيح ابن حبان ٦٥: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ بِسْطَامٍ بِالْأُبُلَّةِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ يَزِيدَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ فِطْرٍ، عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ‏:‏ تَرَكَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَا طَائِرٌ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ عِنْدَنَا مِنْهُ عِلْمٌ‏.‏ قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ مَعْنَى عِنْدَنَا مِنْهُ يَعْنِي بِأَوَامِرِهِ وَنَوَاهِيهِ، وَأَخْبَارِهِ، وَأَفْعَالِهِ، وَإِبَاحَاتِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 65: Husain bin Ahmad bin Bistham mengabarkan kepada kami di Al Ubulah, Muhammad bin Abdullah bin Yazid meceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Fithar, dari Abu Thufail, dari Abu Dzarr, dia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan kami dan tidaklah ada satu burung pun terbang dengan kedua sayapnya melainkan kami memiliki ilmunya dari beliau.” [1:78] Abu Hatim berkata: Makna ‘kami memiliki' adalah perintah, larangan, berita, perbuatan serta izin Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Shahih Ibnu Hibban #66

صحيح ابن حبان ٦٦: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ يُوسُفَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ دَاوُدَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَهُ، فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ‏.

Shahih Ibnu Hibban 66: Muhammad bin Amru bin Yusuf mengabarkan kepada kami, dia berkata: Nashr bin Ali Al Jahdhami menceritakan kepada kami, dia beikata: Abdullah bin Daud menceritakan kepada kami dari Ali bin Shalih, dari Simak bin Haib, dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud, dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersada, “Semoga Allah mencerahkan wajah orang yang mendengar suatu hadits dariku kemudian disampaikan sebagaimana yang didengarkan, maka berapa banyak orang yang disampaikan (hadits) lebih mengerti dari pada orang yang mendengar' [5:12]

Shahih Ibnu Hibban #67

صحيح ابن حبان ٦٧: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ شُعْبَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ هُوَ ابْنُ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبَانَ هُوَ ابْنُ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ‏:‏ خَرَجَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ مِنْ عِنْدِ مَرْوَانَ قَرِيبًا مِنْ نِصْفِ النَّهَارِ، فَقُلْتُ‏:‏ مَا بَعَثَ إِلَيْهِ إِلاَّ لِشَيْءٍ سَأَلَهُ، فَقُمْتُ إِلَيْهِ فَسَأَلْتُهُ، فَقَالَ‏:‏ أَجَلْ، سَأَلَنَا عَنْ أَشْيَاءَ سَمِعْنَاهَا مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنِّي حَدِيثًا فَحَفِظَهُ، حَتَّى يُبَلِّغَهُ غَيْرَهُ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ، ثَلاَثُ خِصَالٍ لاَ يَغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ‏:‏ إِخْلاَصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ، وَمُنَاصَحَةُ أُلاَةِ الأَمْرِ، وَلُزُومُ الْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ‏.

Shahih Ibnu Hibban 67: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Musaddad menceritakan kepada kami, dia berkata: Yahya bin Sa'ad menceritakan kepada kami, dia berkata: Umar ibn Sulaiman yaitu Ibnu Ashim bin Umar bin Khaththab menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Aban yaitu Ibn Utsman bin Affan, dari ayahnya, dia berkata: Zaid bin Tsabit keluar dari rumah Marwan pada waktu hampir siang lalu aku berkata, ‘Zaid tidak akan mengunjungi Marwan melainkan karena ada sesuatu yang ditanyakannya.' Kemudian aku pun mendekatinya dan menanyakan hal itu. la menjawab, “Benar, ia menanyakan berbagai hal yang pemah kami dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ‘Semoga Allah merahmati orang yang mendengar suatu hadits dariku kemudian dihafal lalu disampaikan pada orang lain, karena berapa banyak orang yang disampaikan hadits lebih memahami dari pada orang yang menyampaikan, berapa banyak orang yang membawa pembahaman tapi tidak paham, ada tiga hal yang tidak akan dikhianati oleh hati seorang muslim ; mengikhlaskan amal untuk Allah, menasehati para pemimpin dan tetap berada dalam jama'ah, karena sesungguhnya doa mereka meliputi dari belakang mereka." [1:2]

Shahih Ibnu Hibban #68

صحيح ابن حبان ٦٨: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ صَالِحٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي سِمَاكُ بْنُ حَرْبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنْ أَبِيهِ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ رَحِمَ اللَّهُ مَنْ سَمِعَ مِنِّي حَدِيثًا فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَهُ، فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى لَهُ مِنْ سَامِعٍ‏.

Shahih Ibnu Hibban 68: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Shafwan bin Shalah menceritakan kepada kami, dia berkata: Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, dia berkata: Syaiban menceritakan kepada kami, dia berkata: Simak bin Harb menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Abdul lah, dari ayahnya, Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah merahmati orang yang mendengar suatu hadits dariku kemudian menyampaikannya sebagaimana yang didengar, berapa banyak orang yang disampaikan (hadits) lebih memahami dari pada orang yang mendengar." [1:2]

Shahih Ibnu Hibban #69

صحيح ابن حبان ٦٩: أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُوسَى، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا، فَبَلَّغَهُ كَمَا سَمِعَهُ، فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِعٍ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 69: Ibnu Khuzaimah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Utsman Al Ijliy menceritakan kepada kami, dia berkata: Ubaidillah bin Musa menceritakan kepada kami dari Isra‘il, dari Simak, dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud, dari ayahnya, dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Semoga Allah mencerahkan 'wajah orang yang mendengar suatu haditsku lalu disampaikan sebagaimana didengar, maka berapa banyak orang yang disampaikan (hadits) lebih mengerti dari orang yang mendengar.” [1:2]

Shahih Ibnu Hibban #70

صحيح ابن حبان ٧٠: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، مَوْلَى ثَقِيفٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الدُّورِيُّ حَفْصُ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ مَفَاتِيحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ‏:‏ لاَ يَعْلَمُ مَا تَضَعُ الأَرْحَامُ أَحَدٌ إِلاَّ اللَّهُ، وَلاَ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ إِلاَّ اللَّهُ، وَلاَ يَعْلَمُ مَتَى يَأْتِي الْمَطَرُ إِلاَّ اللَّهُ، وَلاَ تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ، وَلاَ يَعْلَمُ مَتَى تَقُومُ السَّاعَةَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 70: Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim, budak Tsaqif, mengabarkan kepada kami, Abu Umar Ad-Duriy Hafsh bin Umar mengabarkan kepada kami, Isma’il bin Ja’far mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Dinar, Dari Ibnu Umar, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersada, “Kunci-kunci ghaib (ada) lima; tidak seorang pun mengetahui jenis kelamin bayi yang akan lahir kecuali Allah, tidak ada yang mengetahui (apa yang terjadi) esok hari kecuali Allah, tidak ada yang mengetahui kapankah hujan turun kecuali Allah, tidak ada suatu jiwa pun yang mengetahui dibumi manakah ia akan meninggal dan tidak ada yang mengetahui kapankah kiamat terjadi.” [3:30]