صحيح ابن حبان ٣٣١: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي هِنْدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا سَأَلَتْهُ عَنْ قَوْلِهِ: {يَوْمَ تُبَدَّلُ الأَرْضُ غَيْرَ الأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ، وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ} فَأَيْنَ يَكُونُ النَّاسُ يَوْمَئِذٍ؟ فقَالَ: عَلَى الصِّرَاطِ، قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ ابْنُ جُدْعَانَ كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ يَصِلُ الرَّحِمَ، وَيُطْعِمُ الْمِسْكِينَ، فَهَلْ ذَاكَ نَافِعُهُ؟ قَالَ: لاَ يَنْفَعُهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا: رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ.
Shahih Ibnu Hibban 331: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Bakar bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hafash bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dari Daud bin Abu Hind dari Asy-Sya’bi, dari Masruq, dari Aisyah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa ia bertanya tentang firman Allah SWT: “(yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Qs. Ibraahiim [14]: 48), maka di manakah manusia ketika itu? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Di atas Shirat (Jembatan). Aisyah berkata, Aku bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dahulu, Ibnu Jud’an pada masa jahiliyah selalu menyambung silaturrahim dan memberi makan orang miskin, apakah hal itu dapat memberi manfaat untuknya (di akhirat)? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “ Tidak akan memberi manfaat apapun. Sebab ia tidak pernah sekalipun mengucap “Rabbighfirli Khatii'ati yaum Ad-Din.” (Ya Tuhanku, ampunilah kesalahanku pada hari Pembalasan). 44 [3:73]
صحيح ابن حبان ٣٣٢: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ الْجَوْهَرِيُّ، قَالَ: أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، قَالَ: سَمِعْتُ مُرِّيَّ بْنَ قَطَرِيٍّ يُحَدِّثُ عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ أَبِي كَانَ يَصِلُ الرَّحِمَ، وَكَانَ يَفْعَلُ وَيَفْعَلُ، قَالَ: إِنَّ أَبَاكَ أَرَادَ أَمْرًا فَأَدْرَكَهُ يَعْنِي الذِّكْرَ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أَسْأَلُكَ عَنْ طَعَامٍ لاَ أَدَعُهُ إِلاَّ تَحَرُّجًا، قَالَ: لاَ تَدَعْ شَيْئًا ضَارَعْتَ النَّصْرَانِيَّةَ فِيهِ، قَالَ: قُلْتُ: إِنِّي أُرْسِلُ كَلْبِي فَيَأْخُذُ صَيْدًا، وَلاَ أَجِدُ مَا أَذْبَحُ بِهِ إِلاَّ الْمَرْوَةَ أَوِ الْعَصَا؟ قَالَ: أَمِرَّ الدَّمَ بِمَا شِئْتَ، وَاذْكُرِ اسْمَ اللهِ.
Shahih Ibnu Hibban 332: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ali bin Al Ja’di Al Jauhari menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah memberitahukan kepada kami, dari Simak bin Harb, ia berkata, “Aku mendengar Murayya bin Qatharri bercerita dari Adi bin Hatim, ia berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya (dahulu) ayahku selalu menyambung silaturrahim, dan ia selalu mengerjakannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh ayahmu telah menginginkan suatu perkara, dan ia telah mendapatkannya, yaitu (selalu) dikenang (orang).” Adi bin Hatim berkata, “Ia berkata, “Wahai Rasulullah S A W, sesungguhnya aku bertanya pendapatmu tentang makanan yang aku tinggalkan karena aku ragu kalau makanan itu menyerupai makanan orang Nashrani.” Beliau bersabda, “Jangan kamu tinggalkan sesuatu (dimana dalam makanan itu) kamu menyerupai umat Nashrani. Ia bekata, “Aku bertanya, Bila aku melepas anjing pemburuku, kemudian aku mengambil hasil buruannya, tapi aku tidak menemukan untuk menyembelihnya selain batu gip dan tongkat? Beliau bersabda, “Alirkanlah darahnya dengan alat apa saja yang kamu kehendaki, dan ucapkan “Bismillah ”ketika kamu menyembelihnya. 45
صحيح ابن حبان ٣٣٣: أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْحَسَنِ الْعَطَّارُ بِالْبَصْرَةِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ غِيَاثٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ الرِّشْكُ، عَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الشِّخِّيرِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، قَالَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَعُلِمَ أَهْلُ الْجَنَّةِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ؟ قَالَ: نَعَمْ، قِيلَ: فَمَا يَعْمَلُ الْعَامِلُونَ؟ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ.
Shahih Ibnu Hibban 333: Sulaiman bin Al Hasan Al Athar di Bashrah mengabarkan kepada kami, Abdul Wahid bin Ghiyas menceritakan kepada kami, Hamad bin Zaid menceritakan kepada kami, Yazid Ar-Risyki menceritakan kepada kami, dari Mutharrif bin Abdullah bin Asy Syikhiiri, dari Imran bin Hushain, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Apakah sudah diketahui penghuni surga dan penghuni neraka? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Ya." Sahabat bertanya lagi, Kalau begitu untuk apa amalan dilakukan? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Segala-galanya Telah ditakdirkan berdasarkan tujuan untuk apakah ia dijadikan.” 46 [3:30]
صحيح ابن حبان ٣٣٤: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ الْعَبْدِيُّ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ سُلَيْمَانَ الأَعْمَشِ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ فِي جِنَازَةٍ فَأَخَذَ عُودًا، فَجَعَلَ يَنْكُتُ بِهِ فِي الأَرْضِ، فقَالَ: مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ، فقَال رَجُلٌ: أَلاَ نَتَّكِلُ؟ فقَالَ: اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ: {فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى، وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى}.
Shahih Ibnu Hibban 334: Al Fadhl bin Al Hubab Al Jumahi mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Katsir Al ‘Abdiy menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Sulaiman Al A’masy, dari Sa’ad bin Ubaidah, dari Abu Abdurrahman As-Sulamiy, dari Ali bin Abu Thalib, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berhadapan dengan jenazah. Kemudian beliau mengambil sebatang kayu lalu beliau bersimpuh di tanah. Beliau lantas bersabda, “Tidaklah dari kalian semua kecuali telah di tetapkan tempat kalian, (ada) yang di neraka, dan (ada )yang di surga. Seseorang kemudian bertanya: Bolehkah kami hanya berpangku tangan? Beliau menjawab, “Segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah SWT. ” Beliau melanjutkannya dengan membaca ayat, “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah, dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. ” (Qs. Al-Lail [94]: 5-10) [3:30]
صحيح ابن حبان ٣٣٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ كَانَ فِي جِنَازَةٍ، فَأَخَذَ عُودًا يَنْكُتُ فِي الأَرْضِ، فقَالَ: مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ، أَوْ مِنَ النَّارِ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَفَلاَ نَتَّكِلُ؟ قَالَ: اعْمَلُوا، كُلٌّ مُيَسَّرٌ، {فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى، وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى، وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى، فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى} قَالَ شُعْبَةُ: حَدَّثَنِي مَنْصُورُ بْنُ الْمُعْتَمِرِ، فَلَمْ أُنْكِرُهُ مِنْ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ.
Shahih Ibnu Hibban 335: Muhammad bin Umar bin Yusuf mengabarkan kepada kami, Basyr bin Khalid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, dari Syu’bah, dari Al A’masy, dari Sa’ad bin Ubaidah, dari Abu Abdurrahman As-Sulami, dari Ali bin Abu Thalib, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau berhadapan dengan jenazah. Kemudian beliau mengambil sebatang kayu lalu beliau bersimpuh di tanah. Beliau lantas bersabda, “Tidaklah dari kalian semua kecuali sungguh telah ditetapkan tempat kalian, (ada) yang di neraka, dan (ada) yang di surga. Mereka bertanya: Bolehkah kami hanya berpangku tangan? Beliau menjawab: “Bekerjalah, segala sesuatu telah di tetapkan oleh Allah SWT. Beliau melanjutkannya dengan membaca ayat, “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah, dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar." (Qs. Al-Lail [94]: 5-10) 48 Syu’bah berkata, Manshur bin Al Mu’tamir menceritakan kepadau, maka aku tidak memunkarkan Hadits Sulaiman. [3:30]
صحيح ابن حبان ٣٣٦: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ أَنَّهُ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَعْمَلُ لأَمْرٍ قَدْ فُرِغَ مِنْهُ، أَمْ لأَمْرٍ نَأْتَنِفُهُ؟ قَالَ: لأَمْرٍ قَدْ فُرِغَ مِنْهُ، قَالَ: فَفِيمَ الْعَمَلُ إِذًا؟ فقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ عَامِلٍ مُيَسَّرٌ لِعَمَلِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 336: Abdullah bin Muhammad bin Salam mengabarkan kami di Baitul Maqdis, ia berkata, “Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, ia berkata, Amru bin Al Harits mengabarkan kepadaku, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, bahwa ia berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apakah perbuatan kami merupakan perkara yang sungguh telah diselesaikan (ditetapkan) ataukah merupakan perkara yang baru? Beliau menjawab: “Perkara yang sungguh telah diselesaikan (ditetapkan).” Ia berkata, Lantas, apa manfaat amal perbuatan yang kita lakukan ? Beliau menjawab: “Setiap orang yang mengerjakan telah ditetapkan pada pekerjaannya. ” 49 [3:65]
صحيح ابن حبان ٣٣٧: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ قَحْطَبَةَ بِفَمِ الصِّلْحِ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبِ بْنِ عَرَبِيٍّ، حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ سُرَاقَةَ بْنَ جُعْشُمٍ، قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ أَخْبِرْنَا عَنْ أَمْرِنَا كَأَنَّا نَنْظُرُ إِلَيْهِ، أَبِمَا جَرَتْ بِهِ الأَقْلاَمُ وَثَبَتَتْ بِهِ الْمَقَادِيرُ، أَوْ بِمَا يُسْتَأْنَفُ؟ قَالَ: لاَ، بَلْ بِمَا جَرَتْ بِهِ الأَقْلاَمُ وَثَبَتَتْ بِهِ الْمَقَادِيرُ، قَالَ: فَفِيمَ الْعَمَلُ إِذًا؟ قَالَ: اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ. قَالَ سُرَاقَةُ: فَلاَ أَكُونُ أَبَدًا أَشَدَّ اجْتِهَادًا فِي الْعَمَلِ مِنِّي الآنَ.
Shahih Ibnu Hibban 337: Abdullah bin Qahthabah mengabarkan kepada kami, Yahya bin Hubaib bin Arabi menceritakan kepada kami, Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, Rauh bin Al Qasim menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, bahwa Suraqah bin Ju’syum berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beritahulah kami tentang perkara kami, seperti apa kami (harus) melihatnya. Apakah dengan pena-pena (ketetapan) yang telah berlaku dan taqdir yang telah di tetapkan, ataukah (perkara-perkara itu) merupakan perkara yang baru? Beliau menjawab: “Tidak, akan tetapi dengan dengan pena-pena (ketetapan) yang telah berlaku dan taqdir yang telah di tetapkan. Ia berkata, “Lantas, apa manfaat amal perbuatan yang kita lakukan?” Beliau menjawab: "Berbuatlah, karena segala sesuatu yang telah ditetapkan akan dimudahkan oleh Allah SWT. °50 Suraqah berkata, Maka semenjak itu, Aku lebih bersungguh-sungguh lagi dalam berbuat perbuatan baik. [3:30]
صحيح ابن حبان ٣٣٨: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ سُلَيْمَانَ الْمُعَدِّلُ بِالْفُسْطَاطِ، حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ مِسْكِينٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ رَاشِدِ بْنِ سَعْدٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ قَتَادَةَ السُّلَمِيُّ، وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ، ثُمَّ أَخَذَ الْخَلْقَ مِنْ ظَهْرِهِ، فقَالَ: هَؤُلاَءِ فِي الْجَنَّةِ وَلاَ أُبَالِي، وَهَؤُلاَءِ فِي النَّارِ وَلاَ أُبَالِي، قَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، فَعَلَى مَاذَا نَعْمَلُ؟ قَالَ: عَلَى مَوَاقِعِ الْقَدَرِ.
Shahih Ibnu Hibban 338: Ali bin Al Husain bin Sulaiman Al Mu’addil mengabarkan kami di Fusthath, Al Harits bin Miskin menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Mu’awiyah bin Shalih mengabarkan kepadaku, dari Rasyid bin Sa’ad, Abdurrahman bin Qatadah51 As-Sulami -beliau tergolong sahabat Rasulullah SAW- menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah SWT menciptakan Adam kemudian dari punggungnya Adam diciptakanlah makhluk. Allah SWT lalu berfirman, “Mereka itu (nanti) ada yang berada di surga, dan Aku tidak perduli. Dan mereka itu (nanti) juga ada yang berada di neraka, dan Aku tidak perduli. Seseorang lalu bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, (kalau begitu) bagaimanakah kami berbuat? Beliau menjawab, "Menurut (berdasarkan) ketetapan taqdir.” 52 [3:30]
صحيح ابن حبان ٣٣٩: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ يَزِيدَ الْقَطَّانُ، قَالَ: أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ جَابِرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ رَبٍّ، يَقُولُ: سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا، كَالْوِعَاءِ إِذَا طَابَ أَعْلاَهُ طَابَ أَسْفَلُهُ، وَإِذَا خَبُثَ أَعْلاَهُ خَبُثَ أَسْفَلُهُ.
Shahih Ibnu Hibban 339: Al Husain bin Abdullah bin Yazid Al Qathan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Hisyam bin ‘Ammar mengabarkan kepada kami, ia berkata, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Jabir menceritakan kepada kami, ia berkata, aku mendengar Abu Abdu Rabb berkata, aku mendengar Mu’awiyah berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amalan-amalan tergantung pada akhirnya itu, seperti Wadah, Apabila atasnya baik, maka bawahnya pun baik. Dan jika atasnya jelek, maka bawahnyapun jelek. ” 53 [3:66]
صحيح ابن حبان ٣٤٠: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ صَالِحٍ الْبُخَارِيُّ بِبَغْدَادَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ.
Shahih Ibnu Hibban 340: Abdullah bin Shalih Al Bukhari mengabarkan kepada kami di Baghdad, ia berkata, Al Hasan bin Ali Al Hulwani menceritakan kepada kami, ia berkata, Nu’aim bin Hamad menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdul Aziz bin Abu Hazim menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung pada akhirnya.” 54 [3: 66]