صحيح ابن حبان ٣٤١: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي عَوْنٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا يَسْتَعْمِلُهُ قِيلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ.
Shahih Ibnu Hibban 341: Muhammad bin Ahmad bin Abu ‘Aim mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ali bin Hujri As Sa’diy menceritakan kepada kami, ia berkata, Ismail bin Ja’far55 menceritakan kepada kami, dari Humaid, dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jika Allah SWT menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Allah SWT akan memperkerjakannya (memanfaatkannya).” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimanakah Allah SWT memperkerjakannya wahai Rasulullah SAW?” Beliau menjawab: “Dia akan membimbingnya (memberi petunjuk) pada amal perbuatan shalih sebelum ia meninggal dunia. ” 56 [3:66]
صحيح ابن حبان ٣٤٢: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ مُجَاشِعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: سَمِعْتُ عَمْرَو بْنَ الْحَمِقِ الْخُزَاعِيَّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا عَسَلَهُ قَبْلَ مَوْتِهِ قِيلَ: وَمَا عَسَلُهُ قَبْلَ مَوْتِهِ؟ قَالَ: يُفْتَحُ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ بَيْنَ يَدَيْ مَوْتِهِ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ.
Shahih Ibnu Hibban 342: Imran bin Musa bin Mujasyi’ mengabarkan kepada kami, ia berkata, Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, ia berkata, Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, ia berkata, Mu’awiyah bin Shalih menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdurrahman bin Jubair bin Nufair menceritakan kepadaku, dari ayahnya, ia berkata, “Aku mendengar Amru bin Al Hamiq Al Khadza’i berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Allah SWT menghendaki kebaikan terhadap seorang hamba, maka Dia memberikan madu sebelum (datang) masa kematiannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di tanya: Apakah madunya seseorang sebelum (datang) masa kematiannya itu? Beliau menjawab, “Perbuatan amal shalih akan dibuka untuknya sebelum kematiannya hingga Allah SWT ridha terhadapnya. 57 [3:66]
صحيح ابن حبان ٣٤٣: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي عَوْنٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَسْرُوقِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ الْحَضْرَمِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَمِقِ الْخُزَاعِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا عَسَلَهُ قَبْلَ مَوْتِهِ، قِيلَ: وَمَا عَسَلُهُ؟ قَالَ: يُفْتَحُ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ بَيْنَ يَدَيْ مَوْتِهِ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ.
Shahih Ibnu Hibban 343: Muhammad bin Ahmad bin Abu ‘Aun mengabarkan kepada kami., ia berkata, Musa bin Abdurrahman Al Masruqi menceritakan kepada kam., ia berkata, Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, ia berkata, Mu’awiyah bin Shalih menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdurrahman bin Jubair bin Nufair Al Hadhrami menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari Amru bin Al Hamiq Al Khizaa’i, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Allah SWT menghendaki kebaikan terhadap seorang hamba, maka la memberikan madu sebelum (datang) masa kematiannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya. Apakah madunya seseorang itu?” Beliau menjawab, “Perbuatan amal shalih akan dibuka untuknya sebelum kematiannya hingga Allah SWT ridha terhadapnya. ”58 [3:66]
صحيح ابن حبان ٣٤٤: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ:: حَدَّثَنَا أَبُو قُدَيْدٍ عُبَيْدُ اللهِ بْنُ فَضَالَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّا إِذَا كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْنَا مِنْ أَنْفُسِنَا مَا نُحِبُّ، فَإِذَا رَجَعْنَا إِلَى أَهَالِينَا فَخَالَطْنَاهُمْ، أَنْكَرْنَا أَنْفُسَنَا فَذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِي فِي الْحَالِ، لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُظِلَّكُمْ بِأَجْنِحَتِهَا، وَلَكِنْ سَاعَةً وَسَاعَةً.
Shahih Ibnu Hibban 344: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Qudaid Ubaidillah bin Fadhalah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdurrazaq menceritakan kepada kami, dari Ma’mar, dari Qatadah, dari Anas, ia berkata, “Para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Sesungguhnya jika kami sedang berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kami melihat sesuatu yang kami senangi pada diri kami. Namun jika kami kembali (pulang) dan bergaul kepada keluarga kami, maka kami mencela diri kami.” Lalu mereka mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang keadaan mereka tersebut. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda. " Seandainya kalian terus menerus berada di sisiku pada saat sekarang, niscaya malaikat akan menjabat tangan kalian hingga mereka menaungi kalian dengan sayap-sayapnya, akan tetapi (hal demikian) itu sedikit demi sedikit. 59 [3: 65]
صحيح ابن حبان ٣٤٥: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنِ الْعَلاَءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ مَا عِنْدَ اللهِ مِنَ الْعُقُوبَةِ، مَا طَمِعَ فِي الْجَنَّةِ أَحَدٌ، وَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ مَا عِنْدَ اللهِ مِنَ الرَّحْمَةِ، مَا قَنَطَ مِنَ الْجَنَّةِ أَحَدٌ.
Shahih Ibnu Hibban 345: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Al Qa’nabi menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari Al ‘Ala’i, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya orang mukmin mengetahui siksaan yang disediakan oleh Allah SWT niscaya tidak ada seorang pun yang berharap masuk surga-Nya. Dan seandainya orang kafir mengetahui rahmat yang dikaruniakan oleh Allah SWT niscaya tidak ada seorang pun yang berputus asa dari Surga-Nya." 60 [3:72]
صحيح ابن حبان ٣٤٦: أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ الْمِنْهَالِ ابْنِ أَخِي الْحَجَّاجِ بْنِ الْمِنْهَالِ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبَانَ الْقُرَشِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ.
Shahih Ibnu Hibban 346: Sulaiman bin Al Hasan bin Al Minhali, keponakanku, Al Hujjaj bin Al Minhali mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Aban Al Qurasyi menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ada seorang hamba melakukan perbuatan (yang menurut pandangan masyarakat) termasuk perbuatan ahli surga, padahal ia termasuk ahli neraka. Dan ada juga seorang hamba yang melalukan perbuatan (yang menurut pandangan masyarakat) termasuk perbuatan ahli neraka, padahal ia termasuk ahli surga. ” 61 [3: 30]
صحيح ابن حبان ٣٤٧: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ مَوْلَى ثَقِيفٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلاَلٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ أَبِي نَمِرٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ يَقُولُ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا، فَقَدْ آذَانِي، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا فَإِنْ سَأَلَنِي عَبْدِي، أَعْطَيْتُهُ، وَإِنِ اسْتَعَاذَنِي، أَعَذْتُهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ، يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ. قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: لاَ يُعْرَفُ لِهَذَا الْحَدِيثِ إِلاَّ طَرِيقَانِ اثْنَانِ: هِشَامٌ الْكِنَانِيُّ، عَنْ أَنَسٍ، وَعَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ مَيْمُونٍ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ وَكِلاَ الطَّرِيقَيْنِ لاَ يَصِحُّ، وَإِنَّمَا الصَّحِيحُ مَا ذَكَرْنَاهُ.
Shahih Ibnu Hibban 347: Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim maula tsaqif mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Utsman Al Ijliy menceritakan kepada kami, ia berkata, Khalid bin Makhlad menceritakan kepada kami, ia berkata, “Sulaiman bin Bilal menceritakan kepada kami, ia berkata, “Syuraik bin Abu Namirin menceritakan kepadaku, dari ‘Atha', dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka sungguh ia telah menyakitiku. 62 Sesuatu yang yang paling Aku sukai dari apa yang dikerjakan hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku, yaitu bila ia mengerjakan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Seseorang itu akan selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatan yang ia pergunakan untuk melihat. Aku menjadi tangan yang ia pergunakan untuk menyerang. Dan Aku menjadi kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia memohon kepada-Ku pasti Aku akan mengabulkannya, dan seandainya ia berlindung kepada-Ku, pasti Aku akan melindunginya. Dan tidaklah Aku bimbang dari sesuatu yang Aku sendiri Pelakunya, kebimbangan-Ku terhadap diri seorang mukmin, ia membenci kematian, sedang Aku membenci perbuatan kejinya. 63 Abu Hatim RA berkata, “Hadits ini tidak dikenal kecuali pada dua jalur64; yakni, Hisyam Al Kinani dari Anas, dan Abdul Wahid bin Maimun dari Urwah, dari Aisyah. Kedua jalur itu tidaklah shahih. Sesungguhnya shahih itu hanyalah apa yang telah kami jelaskan. [3:68]
صحيح ابن حبان ٣٤٨: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، حَدَّثَنَا لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَشَجِّ، عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يُنَجِّيهِ عَمَلُهُ، فقَالَ لَهُ رَجُلٌ: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِرَحْمَتِهِ وَلَكِنْ سَدِّدُوا.
Shahih Ibnu Hibban 348: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, Abu Al Walid Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, Laits bin Sa’ad menceritakan kepada kami, dari Bukair bin Abdullah Al Asyajji, dari Busri bin Sa’id, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada dari kalian semua, seseorang yang diselamatkan oleh amalnya. U Seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Meskipun engkau wahai Rasulullah SAW?” Beliau menjawab, “Aku pun (sebenarnya) juga demikian, namun Allah SWT dengan Rahmat-Nya. Oleh karena itu Istiqamahlah dalam menjalankan ketaatan 65 [1:67].
صحيح ابن حبان ٣٤٩: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ الْمَكِّيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فَإِنْ كَانَ صَاحِبُهَا سَادًّا وَقَارِبًا، فَارْجُوهُ، وَإِنْ أُشِيرَ إِلَيْهِ بِالأَصَابِعِ، فَلاَ تَعُدُّوهُ.
Shahih Ibnu Hibban 349: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Muhammad bin ‘Abbad Al Makki menceritakan kepada kami, ia berkata, Hatim bin Ismail menceritakan kepada kami, dari Ibnu ‘Ajian, dari Al Qa’qa’ bin Hakim, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Pada tiap-tiap amalan itu ada kesemangatan, dan setiap kesemangatan itu ada kelemahan. Jika seseorang ingin melakukan sesuatu dengan benar dan istiqamah dan berusaha mendekatkan diri pada kebenaran66, maka harapkan kebahagiaan darinya. Namun jika ia melakukannya agar di tunjuk dengan jari (ingin dikagmi), maka janganlah kamu sekalian menganggapnya (orang yang shalih). 67 [3:66]
صحيح ابن حبان ٣٥٠: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَجَّاجِ السَّامِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَأَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، قَالاَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَلاَ يُنْجِي أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ قُلْنَا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ.
Shahih Ibnu Hibban 350: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Al Hajjaj As-Sami menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muslim menceritakan kepada kami, dari Al A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah dan Abu Sufyan, dari Jabir, keduanya berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Bertindak benar, istiqamah, dan mendekatkan dirilah kalian semua kepada Allah SWT. Sebab, seseorang tidak akan selamat dikarenakan amalannya'.” Kami bertanya, “Meskipun engkau wahai Rasulullah SAW?” Beliau menjawab, ‘‘Aku pun (sebenarnya) juga demikian, namun Allah SWT meliputiku dengan Rahmat-Nya. 68 [1:67]