صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #301

صحيح ابن حبان ٣٠١: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مُطَرِّفٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ مَثَلُ الْمُدَاهِنِ فِي حُدُودِ اللهِ، وَالآمِرِ بِهَا، وَالنَّاهِي عَنْهَا، كَمَثَلِ قَوْمٍ، اسْتَهَمُوا، سَفِينَةً مِنْ سُفُنِ الْبَحْرِ، فَصَارَ بَعْضُهُمْ فِي مُؤَخَّرِ السَّفِينَةِ، وَأَبْعَدِهِمْ مِنَ الْمِرْفَقِ، وَبَعْضُهُمْ فِي أَعْلَى السَّفِينَةِ، فَكَانُوا إِذَا أَرَادُوا الْمَاءَ وَهُمْ فِي آخِرِ السَّفِينَةِ، آذَوْا رِحَالَهُمْ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ‏:‏ نَحْنُ أَقْرَبُ مِنَ الْمِرْفَقِ وَأَبْعَدُ مِنَ الْمَاءِ، نَخْرِقَ دَفَّةَ السَّفِينَةِ وَنَسْتَقِي، فَإِذَا اسْتَغْنَيْنَا عَنْهُ سَدَدْنَاهُ، فَقَالَ السُّفَهَاءُ مِنْهُمُ‏:‏ افْعَلُوا‏.‏ قَالَ‏:‏ فَأَخَذَ الْفَأْسَ فَضَرَبَ عَرَضَ السَّفِينَةِ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ رُشَيْدٌ‏:‏ مَا تَصْنَعُ‏؟‏ قَالَ‏:‏ نَحْنُ أَقْرَبُ مِنَ الْمِرْفَقِ وَأَبْعَدُ مِنَ الْمَاءِ، نَكْسِرُ دَفَّ السَّفِينَةِ، فَنَسْتَقِي، فَإِذَا اسْتَغْنَيْنَا عَنْهُ سَدَدْنَاهُ، فَقَالَ‏:‏ لاَ تَفْعَلْ، فَإِنَّكَ إِذًا تَهْلِكُ وَنَهْلِكُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 301: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dia berkata: Jarir mengabarkan kepada kami, dari Mutharrif dari Asy-Sya’bi dari An-Nu’man bin Basyir, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Perumpamaan orang yang bermain-main dengan aturan-aturan Allah, orang yang menyeru kepada menaatinya dan yang melarang darinya, laksana suatu kaum yang menumpang sebuah kapal dari kapal-kapal di lautan dengan melakukan undian. Maka sebagian mereka ada yang mendapat tempat di bagian bawah kapal dan paling jauh letaknya dari tempat (curahan) air. Sebagian yang lain berada di bagian atas kapal. Dan apabila mereka menginginkan air, maka mereka yang berada di bawah kapal pun merasa terganggu. Sebagian mereka berkata, 'Kita lebih dekat dengan tempat curahan air tetapi paling jauh dari air Mari kita melubangi papan kapal ini, dan kita bisa memperoleh air Apabila sudah tidak membutuhkannya, kita tutup kembali lubang itu'. Orang-orang bodoh dari kalangan mereka berkata, 'Lakukan saja' Dia berkata: Lalu (sebagian mereka) mengambil kapak dan memukulkannya ke dinding kapal. Maka seorang laki-laki bijak dari mereka berkata, 'Apa yang kamu kerjakan?’ la menjawab, 'Kami lebih dekat dengan tempat (curahan) air tetapi paling jauh dari air. Kami pun hendak memecahkan papan kapal ini sehingga kami bisa memperoleh air Apabila sudah tidak membutuhkannya, maka kami akan menutupnya kembali'. Maka laki-laki bijak itu berkata, 'Jangan lakukan itu! Jika kamu melakukannya, kamu akan binasa dan kita akan binasa!’.” .” 632 [3: 55]

Shahih Ibnu Hibban #302

صحيح ابن حبان ٣٠٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْجُنَيْدِ بِبُسْتَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو الأَحْوَصِ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ جَرِيرٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ مَا مِنْ رَجُلٍ يَكُونُ فِي قَوْمٍ يَعْمَلُ فِيهِمْ بِالْمَعَاصِي، يَقْدِرُونَ عَلَى أَنْ يُغَيِّرُوا عَلَيْهِ وَلاَ يُغَيِّرُوا، إِلاَّ أَصَابَهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ قَبْلَ أَنْ يَمُوتُوا‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 302: Muhammad bin Abdullah bin Al Junaid di Kota Bust mengabarkan kepada kami, ia berkata: Qutaibah bin Sa'id menceritakan kepada kami, dia berkata: Abu Al Ahwash menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq dari Ubaidillah bin Jarir dari ayahnya, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang yang berada dt suatu kaum (masyarakat) melakukan berbagal tindak kemaksiatan dl tengah mereka, sementara mereka mampu mengubahnya, tetapi mereka tidak mau mengubahnya, melainkan Allah akan menimpakan siksaan kepada mereka sebelum mereka meninggal dunia.” .” 633 [109:2]

Shahih Ibnu Hibban #303

صحيح ابن حبان ٣٠٣: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْمُقَدَّمِيُّ، وَزَحْمَوَيْهِ، قَالاَ‏:‏ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ رَاشِدٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ، عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيِّ، قَالَ‏:‏ قَعَدَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ، وَعَلَيْهِ خَاتَمٌ مِنْ ذَهَبٍ، فَقَرَعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ بِقَضِيبٍ كَانَ فِي يَدِهِ، ثُمَّ غَفَلَ عَنْهُ، فَأَلْقَى الرَّجُلُ خَاتَمَهُ، ثُمَّ نَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ أَيْنَ خَاتَمُكَ‏؟‏ قَالَ‏:‏ أَلْقَيْتُهُ، قَالَ‏:‏ أَظُنُّنَا قَدْ أَوْجَعْنَاكَ وَأَغْرَمْنَاكَ‏.‏ قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ النُّعْمَانُ بْنُ رَاشِدٍ رُبَّمَا أَخْطَأَ عَلَى الزُّهْرِيِّ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 303: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Al Muqaddami dan Zahmawaih menceritakan kepada kami, mereka berdua berkata: Wahab bin Jarir menceritakan kepada kami, dia berkata: ayahku menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar An-Nu’man bin Rasyid dari Az-Zuhri dari Atha’ bin Yazid Al-Laitsi dari Abu Tsa’labah Al Khusyani, dia berkata: Seorang laki-laki duduk di dekat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan ia mengenakan cincin dari emas. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengetuk tangannya dengan tongkat yang berada di tangan beliau. Kemudian beliau melupakannya. Maka laki-laki itu pun membuang cincinnya. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh kepada laki-laki itu dan bertanya; “Mana cincinmuT' Ia menjawab, “Aku telah membuangnya.” Belum berkata; “ Aku kira kami telah menyakitimu, dan kami harus menggantikannya untukmu” .” 634 [5: 9]

Shahih Ibnu Hibban #304

صحيح ابن حبان ٣٠٤: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ، قَالَ‏:‏ قَرَأَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ هَذِهِ الآيَةَ‏:‏ ‏{‏يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ‏}‏، قَالَ‏:‏ إِنَّ النَّاسَ يَضَعُونَ هَذِهِ الآيَةَ عَلَى غَيْرِ مَوْضِعِهَا، أَلاَ وَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوَا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ أَوْ قَالَ‏:‏ الْمُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوهُ عَمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابِهِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 304: Abdullah bin Muhamamd Al Azdi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dia berkata: Jarir mengabarkan kepada kami, dari Isma’il bin Abi Khalid dari Qais bin Abi Hazim, dia berkata: Aba Bakar Ash-Shiddiq membacakan ayat, “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk (Qs. Al Maa'idah [5]: 105), dia berkata: Manusia meletakan pengertaian ayat ini bukan pada tempatnya. Ingatlah! Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya manusia, apabila mereka melihat kezhaliman, lalu mereka tidak mau bertindak dengan kedua tangannya (mencegahnya),” —atau Beliau bersabda; “...sebuah kemungkaran, lalu mereka tidak mau mengubahnya—, niscaya Allah akan menimpakan siksaan-Nya yang merata.” .” 635 [3: 66]

Shahih Ibnu Hibban #305

صحيح ابن حبان ٣٠٥: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذِ بْنِ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّكُمْ تَقْرَؤُونَ هَذِهِ الآيَةَ وَتَضَعُونَهَا عَلَى غَيْرِ مَا وَضَعَهَا اللَّهُ‏:‏ ‏{‏يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ، لاَ يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ‏}‏، إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوَا الْمُنْكَرَ فَلَمْ يُغَيِّرُوهُ، يُوشِكُ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 305: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ubaidillah bin Mu’adz bin Mu’adz menceritakan kepada kami, dia berkata: ayahku menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Isma’il bin Abi Khalid dari Qais bin Abi Hazim dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Wahai manusia! Sungguh, kalian sering membaca ayat ini; ‘Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk'." (Qs, Al Maa'idah [5]: 105). Namun kalian menempatkan arti ayat ini bukan pada makna yang dikehendaki oleh Allah. Sesungguhnya apabila manusia melihat kemungkaran, lalu mereka tidak mau mengubahnya, niscaya sudah dekat waktunya Allah menimpakan siksaan yang menyeluruh kepada mereka." .” 636 [3 : 66]

Shahih Ibnu Hibban #306

صحيح ابن حبان ٣٠٦: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ مُجَاشِعٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ الأَحْمَسِيِّ، قَالَ‏:‏ أَوَّلُ مَنْ بَدَأَ بِالْخُطْبَةِ قَبْلَ الصَّلاَةِ يَوْمَ الْعِيدِ مَرْوَانُ بْنُ الْحَكَمِ، فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَقَالَ‏:‏ الصَّلاَةُ قَبْلَ الْخُطْبَةِ ‍وَمَدَّ بِهَا صَوْتَهُ، فَقَالَ‏:‏ تُرِكَ مَا هُنَاكَ أَبَا فُلاَنٍ‏.‏ فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ‏:‏ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَاكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 306: Imran bin Musa bin Mujasyi ’ mengabarkan kepada kami dia berkata Utsman bin Abi Syaibah menceritakan kepada kami, dia berkata: Waki’ menceritakan kepada kami, dia berkata: Sufyan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami, dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab Al Ahmasi, dia berkata: Orang yang pertama kali memulai praktek khutbah sebelum shalat pada hari raya adalah Marwan bin Al Hakam. Saat itu seorang laki-laki berdiri menghadap kepada Marwan, seraya berkata, “Shalat Id dilakukan sebelum khutbah!” Dan dia melantangkan suaranya. Maka dia berkata, “Wahai Abu Fulan, telah ditinggalkan apa yang di sana (Sunnah Nabi).” Abu Sa’id Al Khudri berkata, “Adapun orang ini, dia telah memenuhi kewajibannya. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Siapa yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Apabila ia tidak mampu mengubah dengan tangannya, maka hendaklah ia mengubah dengan lisannya. Apabila ia tidak mampu (mengubah dengan lisan), maka hendaklah (ia mengubahnya) dengan hatinya. Yang demikian itu adalah iman yang paling lemah.” 637 [1: 37]

Shahih Ibnu Hibban #307

صحيح ابن حبان ٣٠٧: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَهَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ، قَالاَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، وَعَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ‏:‏ أَخْرَجَ مَرْوَانُ الْمِنْبَرَ فِي يَوْمِ عِيدٍ، وَبَدَأَ بِالْخُطْبَةِ قَبْلَ الصَّلاَةِ، فَقَامَ رَجُلٌ، فَقَالَ‏:‏ يَا مَرْوَانُ، خَالَفْتَ السُّنَّةَ، أَخْرَجْتَ الْمِنْبَرَ فِي يَوْمِ عِيدٍ، وَلَمْ يَكُنْ يَخْرُجُ، وَبَدَأْتَ بِالْخُطْبَةِ قَبْلَ الصَّلاَةِ، وَلَمْ يَكُنْ يُبْدَأُ بِهَا، فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ‏:‏ مَنْ هَذَا‏؟‏ قَالُوا‏:‏ فُلاَنُ بْنُ فُلاَنٍ، قَالَ أَبُو سَعِيدٍ‏:‏ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ‏.‏ زَادَ إِسْحَاقُ‏:‏ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَنَّ يُغَيِّرَهُ بِيَدِهِ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 307: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ishaq bin Ibrahim dan Hannad bin As-Sari menceritakan kepada kami, mereka berdua berkata, “Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, dia berkata: Al A'masy menceritakan kepada kami, dari Isma’il bin Raja' dari ayahnya dari Abu Sa’id, dan dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab, dari Abu Sa’id, ia berkata, ‘Marwan (bin Hakam) mengeluarkan mimbar pada hari raya dan ia memulai khutbah (‘Id) sebelum pelaksanaan shalat. Lalu seorang laki-laki berdiri dan berkata, ‘Wahai Marwan, engkau telah menyalahi Sunnah. Engkau mengeluarkan mimbar pada hari raya. Padahal sebelumnya, belum pernah mimbar itu dikeluarkan. Dan engkau memulai dengan khutbah sebelum pelaksanaan shalat.’ Abu Sa’id bertanya, ‘Siapa orang itu?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Fulan.’ Abu Sa’id berkata, ‘Orang itu telah memenuhi sesuatu yang menjadi kewajibannya.* Abu Ishaq menambahkan (dalam riwayat, yakni perkataan Abu Sa’id): Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Bersabda, 'Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Apabila ia tidak mampu mengubah dengan tangannya, maka hendaklah ia mengubah dengan lisannya. Apabila ia tidak mampu (mengubah dengan lidah), maka hendaklah (ia mengubahnya) dengan hatinya. Yang demikian itu adalah iman yang paling lemah.” . 638 [1: 37]

Shahih Ibnu Hibban #308

صحيح ابن حبان ٣٠٨: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِدْرِيسَ الأَنْصَارِيُّ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ‏:‏ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللهِ نُودِيَ فِي الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا خَيْرٌ، فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ، فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ كُلِّهَا‏؟‏ قَالَ‏:‏ نَعَمْ، وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 308: Al Husain bin Idris Al Anshary mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Ahmad bin Abu Bakar mengabarkan kepada kami, dari Malik, dari Ibnu Shihab, dari Humaid bin Abdurrahman bin Auf, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menginfakkan sepasang hewan ternak untuk (keperluan jihad) di jalan Allah, maka ia akan dipanggil dari salah satu pintu surga (dengan panggilan): Wahai Hamba Allah, Infakmu ini merupakan kebaikan. Dan barangsiapa yang termasuk ahli shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa yang termasuk ahli jihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa yang termasuk ahli shadaqah, ia akan dipanggil dari pintu shadaqah. Dan barangsiapa yang termasuk ahli puasa2, ia akan dipanggil dari pintu Rayyan. Abu Bakar bertanya, “Wahai Rasulullah, tiadalah kesengsaraan orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Maka, adakah orang yang akan dipanggil oleh semua pintu-pintu itu? Beliau menjawab, 'Ada. Dan aku berharap kalian termasuk didalamnya’.” 3 [3: 78]

Shahih Ibnu Hibban #309

صحيح ابن حبان ٣٠٩: أَخْبَرَنَا ابْنُ سَلْمٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ دَرَّاجٍ، عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ كُلُّ حَرْفٍ فِي الْقُرْآنِ يُذْكَرُ فِيهِ الْقُنُوتُ فَهُوَ الطَّاعَةُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 309: Ibnu Salma mengabarkan kepada kami, ia berkata, Harmalah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, ia berkata, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku, dari Darraj, dari Abu Al Haitsam, dari Abu Sa’id Al Khudri, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap satu huruf dalam Al Qur'an yang disebut (di baca) Qunut (ketundukkan) maka itu berarti ketaatan.’ 5 [3: 66].

Shahih Ibnu Hibban #310

صحيح ابن حبان ٣١٠: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ خَلِيلٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ جُنَاحٍ، عَنْ يُونُسَ بْنِ مَيْسَرَةَ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ الْخَيْرُ عَادَةٌ، وَالشَّرُّ لَجَاجَةٌ، مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 310: Muhammad bin Hasan bin Khalil mengabarkan kepada kami, ia berkata, Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, ia berkata, Marwan bin Janah menceritakan kepada kami, dari Yunus bin Maisarah, ia berkata, “Aku mendengar Mu’awiyah bercerita dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Kebaikan itu adalah kebiasaan (‘Aadah). Dan keburukan adalah keras kepala (Lajaajah). Apabila Allah SWT menghendaki kebaikan atas seseorang, maka Dia akan memberikan kefahaman tentang urusan agama. 6 [3: 66]