صحيح ابن حبان ٢٨١: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ جَدِّي، قَالَ: سَمِعْتُ بِلاَلَ بْنَ الْحَارِثِ الْمُزَنِيَّ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ، مَا يَظُنُّ أَنَّهَا تَبْلُغُ مَا بَلَغَتْ، فَيَكْتُبُ اللَّهُ لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ، مَا يَظُنُّ أَنَّهَا تَبْلُغُ مَا بَلَغَتْ، فَيَكْتُبُ اللَّهُ بِهَا سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ.
Shahih Ibnu Hibban 281: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdah bin Sulaiman mengabarkan kepada kami, dia berkata, Muhammad bin Amru menceritakan kepada kami, dia berkata: ayahku menceritakan kepadaku, dari kakekku, dia berkata: Aku mendengar Bilal bin Al Harits Al Muzani berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, salah seorang dari kalian mengucapkan sebuah kalimat dari keridhaan Allah, sedang dia tidak pernah mengira dapat mencapai sebegitu jauh apa yang ia capai, sehingga dengannya Allah menuliskan keridhaan untuknya sampai tiba hari pertemuan dengan-Nya. Dan sungguh, salah seorang dari kalian yang mengucapkan sebuah kalimat dari kemurkaan AUah, sedang dia tidak pernah mengira dapat mencapai sebegitu jauh apa yang dia capai, sehingga dengannya Allah menuliskan kemurkaan untuknya sampai tiba hari pertemuan dengan-Nya,” 606 [1:2]
صحيح ابن حبان ٢٨٢: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ سَلْمٍ الأَصْبَهَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِصَامِ بْنِ يَزِيدَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَاصِمٍ الْعَدَوِيِّ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ، وَبَيْنَنَا وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ، فَقَالَ: سَيَكُونُ مِنْ بَعْدِي أُمَرَاءُ، فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ، فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ، وَلاَ يَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ، وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ، وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ، وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ. أَبُو حَصِينٍ: عُثْمَانُ بْنُ عَاصِمٍ قَالَهُ الشَّيْخُ.
Shahih Ibnu Hibban 282: Ali bin Al Hasan bin Salm Al Ashbahani mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Isham bin Yazid menceritakan kepada kami, dia berkata: ayahku menceritakan kepada kami, dia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Hashin dari Asy-Sya’bi dari Ashim Al Adawi dari Ka’ab bin Ujrah, dia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari rumahnya menemui kami. Saat itu kami berjumlah sembilan orang dan terdapat bantal yang terbuat dari kulit di tengah-tengah kami. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda “Kelak, setelah aku (wafat), akan muncul para penguasa. Siapa yang berkunjung kepada mereka, lalu membenarkan mereka dengan kebohongan mereka dan membantu mereka terhadap kezhaliman mereka, maka ia bukan termasuk golonganku, aku bukan bagian darinya, dan tidak memperoleh aliran air telagaku. Dan siapa yang tidak mengunjungi mereka, sehingga tidak membenarkan mereka dengan kebohongan mereka, dan tidak membantu kezaliman mereka, niscaya ia termasuk golonganku dan aku adalah bagian darinya. Dan kelak ia akan memperoleh air telagaku” 607 [3:69] Abu Hashin adalah Utsman bin Ashim. Demikianlah diungkapkan oleh Syaikh Ibnu Hibban.
صحيح ابن حبان ٢٨٣: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنَا الْمُلاَئِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَاصِمٍ الْعَدَوِيِّ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَنَحْنُ جُلُوسٌ عَلَى وِسَادَةٍ مِنْ أَدَمٍ، فَقَالَ: سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ، فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ، وَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ، وَلَيْسَ يَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ، وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْضَ. الْمُلاَئِيُّ هُوَ أَبُو نُعَيْمٍ الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ.
Shahih Ibnu Hibban 283: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, dia berkata Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali menceritakan kepada kami, dia berkata; Al Mula'i mengabarkan kepada kami. dia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Hashin dari Asy Sya’bi dari Ashim Al Adawi dari Ka'ab bin Ujrah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui kami ketika kami sedang duduk-duduk di atas bantal yang terbuat dari kulit. Beliau bersabda "Kelak, seteluh aku (wafat). akan muncul para penguasa. Siapa yang berkunjung kepada mereka, lalu membenarkan mereka dengan kebohongan mereka dan membantu mereka terhadap kezhaliman mereka, maka ia bukan termasuk golonganku, aku bukan bagian darinya, dan tidak memperoleh aliran air telagaku, Dan siapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka, dan tidak membantu kezhallman mereka, niscaya la termasuk golonganku dan aku adalah bagian dari dirinya, Dan kelak la akan memperoleh air telagaku," 608 [2:109] Dan Al Mula'i adalah Abu Nu'aim Al Fadhl bin Dukain.
صحيح ابن حبان ٢٨٤: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذِ بْنِ مُعَاذٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ أَبِي صَغِيرَةَ أَبُو يُونُسَ الْقُشَيْرِيُّ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ خَبَّابٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كُنَّا قُعُودًا عَلَى بَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَخَرَجَ عَلَيْنَا، فَقَالَ: اسْمَعُوا، قُلْنَا: قَدْ سَمِعْنَا، قَالَ: اسْمَعُوا، قُلْنَا: قَدْ سَمِعْنَا، قَالَ: اسْمَعُوا، قُلْنَا: قَدْ سَمِعْنَا، قَالَ: إِنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ، فَلاَ تُصَدِّقُوهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَلاَ تُعِينُوهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، لَمْ يَرِدْ عَلَيَّ الْحَوْضَ.
Shahih Ibnu Hibban 284: Abu Ya'la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ubaidillah bin Mu'adz bin Mu’adz menceritakan kepada kami, dia berkata: ayahku menceritakan kepada kami, dia berkata: Hatim bin Abi Shaghirah Abu Yunus Al Qusyairi menceritakan kepada kami, dari Simak bin Harb dari Abdullah bin Khabbab dari ayahnya, dia berkata: Kami duduk-duduk di depan pintu rumah Rasululalh shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu beliau keluar menemui kami. Beliau berkata, “Dengarkan oleh kalian semua!” Kami pun menjawab, “Kami mendengarkan.” Beliau berkata, “Dengarkan oleh kalian semua." Kami pun menjawab, “Kami mendengarkan.” Beliau berkata, “ Dengarkan oleh kalian semua.” Kami pun menjawab, “Kami mendengarkan.” Lalu Beliau bersabda, "Kelak setelah aku (wafat), akan muncul penguasa-penguasa. Maka jangan sekali-kali kalian membenarkan kebohongan mereka dan membantu kezhaliman mereka. Karena sesungguhnya orang yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu kezhaliman mereka, niscaya ia tidak akan memperoleh air telagaku." 609 [2:3]
صحيح ابن حبان ٢٨٥: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ سَلْمٍ الأَصْبَهَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِصَامِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ مُرَّةَ بْنِ عَجْلاَنَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَاصِمٍ الْعَدَوِيِّ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَنَحْنُ تِسْعَةٌ وَبَيْنَنَا وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ، فَقَالَ: إِنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ، فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ، وَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ، وَلاَ يَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ، وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ، وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ، وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ.
Shahih Ibnu Hibban 285: Ali bin Al Hasan bin Salm Al Ashbahani mengabarkan kepada kami, dia berkata Muhammad bin Isham bin Yazid bin Murrah bin Ajlan menceritakan kepada kami, dia berkata: ayahku menceritakan kepada kami, dia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Hashin dari Asy- Sya’bi dari Ashim Al Adawi dari Ka’ab bin Ujrah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari rumahnya menemui kami, kami berjumlah sembilan orang, saat itu kami duduk-duduk di atas bantal yang terbuat dari kulit Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kelak, setelah aku (wafat), akan muncul para penguasa. Siapa yang berkunjung kepada mereka, lalu membenarkan mereka dengan kebohongan mereka dan membantu kezhaliman mereka, maka ia bukan termasuk golonganku, aku bukan bagian dari dirinya,dan tidak memperoleh aliran air telagaku. Dan siapa yang tidak mengunjungi mereka, sehingga tidak membenarkan mereka dengan kebohongan mereka, dan tidak membantu kezhaliman mereka, niscaya ia termasuk gologanku dan aku adalah bagian dari dirinya. Dan kelak ia akan memperoleh air telagaku.”610 [2:61]
صحيح ابن حبان ٢٨٦: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا الْمُقَدَّمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: سَيَكُونُ مِنْ بَعْدِي أُمَرَاءُ يَغْشَاهُمْ غَوَاشٍ مِنَ النَّاسِ، فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَأَنَا مِنْهُ بَرِيءٌ، وَهُوَ مِنِّي بَرِيءٌ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ مِنِّي.
Shahih Ibnu Hibban 286: Ahmad bin Ali Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, dia berkata: Al Muqaddami menceritakan kepada kami, dia berkata: Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, dia berkata: ayahku mengabarkan kepadaku, dari Qatadah dari Sulaiman bin Abi Sulaiman dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Kelak, setelah aku (wafat), akan muncul para penguasa. Mereka dikerumuni oleh manusia. 611 Siapa yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu kezhalimannya, maka aku berlepas diri darinya, dan dia berlepas diri dariku. Dan siapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu kezhalimannya, niscaya aku adalah bagian dari dirinya dan dia adalah bagian dari diriku'' 612 [3:51]
صحيح ابن حبان ٢٨٧: أَخْبَرَنَا بَكْرُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ سَعِيدٍ الطَّاحِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَلْقَمَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: كُنَّا مَعَهُ جُلُوسًا فِي السُّوقِ، فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَهُ شَرَفٌ، فَقَالَ لَهُ: يَا ابْنَ أَخِي، إِنَّ لَكَ حَقًّا، وَإِنَّكَ لَتَدْخُلُ عَلَى هَؤُلاَءِ الْأُمَرَاءِ، وَتَكَلَّمُ عِنْدَهُمْ، وَإِنِّي سَمِعْتُ بِلاَلَ بْنَ الْحَارِثِ صَاحِبَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، وَلاَ يَرَاهَا بَلَغَتْ حَيْثُ بَلَغَتْ، فَيَكْتُبُ اللَّهُ لَهُ بِهَا رِضَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لاَ يَرَاهَا بَلَغَتْ حَيْثُ بَلَغَتْ، يَكْتُبُ اللَّهُ بِهَا سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ، فَانْظُرْ يَا ابْنَ أَخِي مَا تَقُولُ، وَمَا تَكَلَّمُ، فَرُبَّ كَلاَمٍ كَثِيرٍ قَدْ مَنَعَنِي مَا سَمِعْتُ مِنْ بِلاَلِ بْنِ الْحَارِثِ.
Shahih Ibnu Hibban 287: Bakar bin Ahmad bin Sa’id Ath-Thahi 613 mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Yahya Al Azdi614 menceritakan kepada kami, dia berkata : Yazid binHarun menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Amru bin Alqamah, dari ayahnya, dari kakeknya. Amru bin Alqamah berkata: Kami sedang duduk di sebuah toko bersama Alqamah. Tiba-tiba seorang laki-laki terpandang dari kalangan penduduk Madinah melintas di hadapannya. Diapun berkata kepadanya, “Wahai anak saudaraku, Engkau memiliki kehormatan dan engkau mempunyai hak. Dan kamu sungguh selalu berkunjung ke rumah para pejabat pejabat ini dan bercakap-cakap dengan mereka Dan sesungguhnya aku mendengar Bilal bin Al Harits, seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berkata Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat, sedang dia tidak pernah diperlihatkan dapat mencapai sebegitu jauh apa yang ia capai, dengannya Allah menuliskan keridhaan untuknya sampai tiba hari kiamat. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat, sedang ia tidak pernah diperlihatkan kepadanya dapat mencapai sebegitu jauh apa yang dia capai, dengannya Allah menuliskan kemurkaan untuknya sampai hari pertemuan dengan-Nya.” Coba engkau pikirkan wahai putera saudaraku! Apa yang selama ini kamu ucapkan dan engkau katakan. Betapa banyak ucapan yang urung aku sampaikan karena hadits yang aku dengar dari Bilal bin Al Harits ini. 615 [2:109]
صحيح ابن حبان ٢٨٨: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ وَاللَّفْظُ لِلْحَسَنِ، قَالاَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُتَوَكِّلِ هُوَ ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَمْزَةَ بْنِ يُوسُفَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَّمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلاَّمٍ: إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَمَّا أَرَادَ هُدَى زَيْدِ بْنِ سَعْنَةَ، قَالَ زَيْدُ بْنُ سَعْنَةَ: إِنَّهُ لَمْ يَبْقَ مِنْ عَلاَمَاتِ النُّبُوَّةِ شَيْءٌ إِلاَّ وَقَدْ عَرَفْتُهَا فِي وَجْهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ نَظَرْتُ إِلَيْهِ، إِلاَّ اثْنَتَيْنِ لَمْ أَخْبُرْهُمَا مِنْهُ: يَسْبِقُ حِلْمُهُ جَهْلَهُ، وَلاَ يَزِيدُهُ شِدَّةُ الْجَهْلِ عَلَيْهِ إِلاَّ حِلْمًا، فَكُنْتُ أَتَلَطَّفُ لَهُ لأَنْ أُخَالِطَهُ فَأَعْرِفَ حِلْمَهُ وَجَهْلَهُ. قَالَ: فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْحُجُرَاتِ، وَمَعَهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، فَأَتَاهُ رَجُلٌ عَلَى رَاحِلَتِهِ كَالْبَدَوِيِّ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، قَرْيَةُ بَنِي فُلاَنٍ قَدْ أَسْلَمُوا وَدَخَلُوا فِي الإِسْلاَمِ، وَكُنْتُ أَخْبَرْتُهُمْ أَنَّهُمْ إِنْ أَسْلَمُوا أَتَاهُمُ الرِّزْقُ رَغَدًا، وَقَدْ أَصَابَهُمْ شِدَّةٌ وَقَحْطٌ مِنَ الْغَيْثِ، وَأَنَا أَخْشَى، يَا رَسُولَ اللهِ، أَنْ يَخْرُجُوا مِنَ الإِسْلاَمِ طَمَعًا كَمَا دَخَلُوا فِيهِ طَمَعًا، فَإِنْ رَأَيْتَ أَنْ تُرْسِلَ إِلَيْهِمْ مَنْ يُغِيثُهُمْ بِهِ فَعَلْتَ. قَالَ: فَنَظَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى رَجُلٍ جَانِبَهُ، أُرَاهُ عُمَرُ، فَقَالَ: مَا بَقِيَ مِنْهُ شَيْءٌ يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ زَيْدُ بْنُ سَعْنَةَ: فَدَنَوْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ لَهُ: يَا مُحَمَّدُ، هَلْ لَكَ أَنْ تَبِيعَنِي تَمْرًا مَعْلُومًا مِنْ حَائِطِ بَنِي فُلاَنٍ إِلَى أَجْلِ كَذَا وَكَذَا؟ فَقَالَ: لاَ يَا يَهُودِيُّ، وَلَكِنْ أَبِيعُكَ تَمْرًا مَعْلُومًا إِلَى أَجْلِ كَذَا وَكَذَا، وَلاَ أُسَمِّي حَائِطَ بَنِي فُلاَنٍ، قُلْتُ: نَعَمْ، فَبَايَعَنِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَطْلَقْتُ هِمْيَانِي، فَأَعْطَيْتُهُ ثَمَانِينَ مِثْقَالاً مِنْ ذَهَبٍ فِي تَمْرٍ مَعْلُومٍ إِلَى أَجْلِ كَذَا وَكَذَا، قَالَ: فَأَعْطَاهَا الرَّجُلَ وَقَالَ: اعْجَلْ عَلَيْهِمْ وأَغِثْهُمْ بِهَا. قَالَ زَيْدُ بْنُ سَعْنَةَ: فَلَمَّا كَانَ قَبْلَ مَحَلِّ الأَجَلِ بِيَوْمَيْنِ أَوْ ثَلاَثَةٍ، خَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ وَمَعَهُ أَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ، وَعُثْمَانُ وَنَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَلَمَّا صَلَّى عَلَى الْجَنَازَةِ دَنَا مِنْ جِدَارٍ فَجَلَسَ إِلَيْهِ، فَأَخَذْتُ بِمَجَامِعِ قَمِيصِهِ، وَنَظَرْتُ إِلَيْهِ بِوَجْهٍ غَلِيظٍ، ثُمَّ قُلْتُ: أَلاَ تَقْضِينِي يَا مُحَمَّدُ حَقِّي؟ فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُكُمْ بَنِي عَبْدَ الْمُطَّلِبِ بِمَطْلٍ، وَلَقَدْ كَانَ لِي بِمُخَالَطَتِكُمْ عِلْمٌ، قَالَ: وَنَظَرْتُ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ وَعَيْنَاهُ تَدُورَانِ فِي وَجْهِهِ كَالْفَلَكِ الْمُسْتَدِيرِ، ثُمَّ رَمَانِي بِبَصَرِهِ وَقَالَ: أَيْ عَدُوَّ اللهِ، أَتَقُولُ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَسْمَعُ، وَتَفْعَلُ بِهِ مَا أَرَى؟ فَوَالَّذِي بَعَثَهُ بِالْحَقِّ، لَوْلاَ مَا أُحَاذِرُ فَوْتَهُ لَضَرَبْتُ بِسَيْفِي هَذَا عُنُقَكَ، وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْظُرُ إِلَى عُمَرَ فِي سُكُونٍ وَتُؤَدَةٍ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّا كُنَّا أَحْوَجَ إِلَى غَيْرِ هَذَا مِنْكَ يَا عُمَرُ، أَنْ تَأْمُرَنِي بِحُسْنِ الأَدَاءِ، وَتَأْمُرَهُ بِحُسْنِ التِّبَاعَةِ، اذْهَبْ بِهِ يَا عُمَرُ فَاقْضِهِ حَقَّهُ، وَزِدْهُ عِشْرِينَ صَاعًا مِنْ غَيْرِهِ مَكَانَ مَا رُعْتَهُ. قَالَ زَيْدٌ: فَذَهَبَ بِي عُمَرُ فَقَضَانِي حَقِّي، وَزَادَنِي عِشْرِينَ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، فَقُلْتُ: مَا هَذِهِ الزِّيَادَةُ؟ قَالَ: أَمَرَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَزِيدَكَ مَكَانَ مَا رُعْتُكَ، فَقُلْتُ: أَتَعْرِفُنِي يَا عُمَرُ؟ قَالَ: لاَ، فَمَنْ أَنْتَ؟ قُلْتُ: أَنَا زَيْدُ بْنُ سَعْنَةَ، قَالَ: الْحَبْرُ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، الْحَبْرُ، قَالَ: فَمَا دَعَاكَ أَنْ تَقُولَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قُلْتَ، وَتَفْعَلُ بِهِ مَا فَعَلْتَ؟ فَقُلْتُ: يَا عُمَرُ كُلُّ عَلاَمَاتِ النُّبُوَّةِ قَدْ عَرَفْتُهَا فِي وَجْهِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ نَظَرْتُ إِلَيْهِ إِلاَّ اثْنَتَيْنِ لَمْ أَخْتَبِرْهُمَا مِنْهُ: يَسْبِقُ حِلْمُهُ جَهْلَهُ، وَلاَ يَزِيدُهُ شِدَّةُ الْجَهْلِ عَلَيْهِ إِلاَّ حِلْمًا، فَقَدِ اخْتَبَرْتُهُمَا، فَأُشْهِدُكَ يَا عُمَرُ أَنِّي قَدْ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا، وَأُشْهِدُكَ أَنَّ شَطْرَ مَالِي فَإِنِّي أَكْثَرُهَا مَالاً صَدَقَةٌ عَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ عُمَرُ: أَوْ عَلَى بَعْضِهِمْ، فَإِنَّكَ لاَ تَسَعُهُمْ كُلَّهُمْ، قُلْتُ: أَوْ عَلَى بَعْضِهِمْ. فَرَجَعَ عُمَرُ وَزَيْدٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ زَيْدٌ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَآمَنَ بِهِ وَصَدَّقَهُ، وَشَهِدَ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَشَاهِدَ كَثِيرَةً، ثُمَّ تُوُفِّيَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ مُقْبِلاً غَيْرَ مُدْبِرٍ. رَحِمَ اللَّهُ زَيْدًا، قَالَ: فَسَمِعْتُ الْوَلِيدَ، يَقُولُ: حَدَّثَنِي بِهَذَا كُلِّهِ مُحَمَّدُ بْنُ حَمْزَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَّمٍ.
Shahih Ibnu Hibban 288: Hasan bin Sufyan dan Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah —lafazh hadits ini adalah riwayat Hasan bin Sufyan— mengabarkan kepada kami, mereka berdua berkata: Muhammad bin Al Mutawakkil —dan dia adalah Ibnu Abi As-Sari— menceritakan kepada kami, dia berkata: Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Hamzah bin Yusuf bin Abdullah bin Salam menceritakan kepada kami, dari ayahnya dari kakeknya, dia berkata: Abdullah bin Salam berkata: Suatu ketika Allah berkehendak memberikan kepada Za’id bin Sa’nah. Zaid bin Sa’nah berkata “Sesungguhnya tidak ada satupun tanda-tanda kenabian yang tersisa melainkan telah aku ketahui seluruhnya dari wajah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam saat aku melihatnya, kecuali ada dua tanda yang belum aku coba dari diri Beliau: Sifat tidak marah Beliau lebih mendahului ketidaktahuannya, dan tidak menambahnya suatu kebodohan yang bersangatan terhadapnya kecuali sifat tidak marahnya. Maka aku ingin bergaul ramah dengannya, sehingga aku bisa mengetahui kesabarannya dan ketidaktahuannya. Zaid bin Sa’nah melanjutkan:Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari ruangannya dan Ali bin Abi Thalib bersamanya. Lalu seorang laki-laki seperti orang dari pedalaman Arab dengan menaiki kendaraan datang menghampiri nabi. Dia berkata, "Wahai Rasulullah, daerah Bani Fulan semuanya telah memeluk Islam. Dan aku telah khabarkan kepada mereka bahwa jika mereka masuk Islam, maka akan mendapatkan rejeki yang melimpah ruah. Dan mereka telah dilanda bencana dan kekeringan akibat tidak turun hujan. Dan Aku khawatir, wahai Rasulullah, mereka akan keluar dari Islam karena menginginkan sesuatu sebagaimana mereka memeluk Islam karena keinginan pada sesuatu. Maka seandainya engkau mempertimbangkan untuk mengutus orang untuk menolong mereka, engkau tentu melakukannya." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memandang ke arah seorang laki-kaki yang berada di sampingnya. Aku lihat sepertinya laki-laki itu adalah Umar. Ia berkata "Tidak ada (harta) yang tersis disini, wahai Rasulullah!” Zaid bin Sa’nah melanjutkan: Lalu aku mendekati Nabi, seraya berkata kepadanya, “Wahai Muhammad, apakah engkau hendak ‘menjual’ kepadaku kurma dalam ukuran tertentu yang tertanam di kebun Bani Fulan, sampai batas waktu tertentu (yakni barang diberikan kemudian, tetapi ini tidak boleh karena membeli sesuatu yang tidak jelas di pohon)?” Beliau menjawab, “Tidak, wahai orang Yahudi Aku hanya ingin menjual kepadamu buah kurma tertentu sampai waktu tertentu. Namun aku tidak menentukan kebun Bani Fulan.” Aku pun menjawab, “Baik.” Maka aku pun mengadakan transaksi jual beli dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku langsung membuka kantung uang dan memberikan kepada beliau delapan puluh mitsqal emas sebagai harga untuk kurma seukuran tertentu sampai balas waktu tertentu. Lalu Beliau memberikan uang tersebut kepada laki-laki tadi. Beliau berkata, "Cepat berangkat kepada mereka dan bantu mereka (dengan uang itu).” Zaid bin Sa’nah kembali melanjutkan: Dua hari atau tiga hari sebelum jatuh tempo (penyerahan kurma), Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar untuk menshalatkan jenazah seorang laki-laki Anshar. Bersamanya Abu Bakar, Umar, Utsman dan para sahabat lainnya. Setelah selesai melaksanakan shalat jenazah, beliau mendekati sebuah tembok dan duduk di sana. Lalu aku mencengkram pakaiannya dan memandang kepadanya dengan wajah yang sangar. Aku berkata, “Wahai Muhammad, tidakkah engkau memenuhi hakku? Demi Allah! Aku belum pernah menemukan kalian, anak keturunanan Abdul Muththalib, yang menunda-nunda pembayaran utang.” Aku tahu dalam bergaul dengan kalian!” Dia berkata: Lalu aku mengarahkan pandangan ke arah Umar bin Al Khaththab. Kedua matanya berputar-putar di wajahnya laksana bintang yang bulat. Lalu ia melotot ke arahku. Ia berkata, “Hai musuh Allah! Kamu mengatakan kepada Rasulullah apa yang aku dengar, dan melakukan apa aku yang aku lihat?! Demi Dzat yang mengutusnya dengan membawa agama yang benar! Seandainya bukan karena apa yang aku kuatirkan luput darinya (kebenaran), niscaya sudah aku tebas lehermu dengan pedangku ini!” Dan Rasulullah memandang ke arah Umar dengan tenang dan lembut, beliau berkata, “Sesungguhnya kita lebih membutuhkan kepada selain ini darimu, wahai Umar! Bahwa kamu menyuruhku untuk memenuhi utang dengan baik dan menyuruhnya untuk menagih utang dengan baik! Berangkatlah bersamanya, wahai Umar! Dan bayarlah haknya. Dan tambahkan dua puluh sha' kurma selain haknya. sebagai pengganti sikapmu yang menimbulkan ketakutannya.” Zaid bin Sa’nah melanjutkan: Lalu Umar pun berangkat dengan membawaku. Ia membayar penuh hakku dan menambahnya dengan dua puluh sha’ kurma. Aku pun bertanya, “Apa tambahan ini?” Umar menjawab, “Rasulullah menyuruhku untuk menambahkan atas hakmu sebagai pengganti dari sikapku yang menimbulkan rasa takutmu.” Aku bertanya kepadanya, “Wahai Umar! Apakah engkau mengenalku?” Umar menjawab, ‘Tidak! Memangnya siapa kamu?” Aku menjawab, “Aku adalah Zaid bin Sa’nah.” Umar bertanya. “Apakah kamu sang pendeta Yahudi?” Aku menjawab, “Benar, aku adalah pendeta Yahudi.” Umar bertanya, “Jadi apa yang mendorong kamu berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apa yang telah kamu katakan dan bersikap terhadapnya dengan apa yang telah kamu lakukan?” Aku menjawab, “Wahai Umar! seluruh tanda-tanda kenabian telah aku kenali dari wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika aku memandang kepadanya. Hanya saja ada dua tanda yang yang belum aku uji pada diri Beliau: sifat tidak marahnya mendahului ketidaktahuannya, dan ketidaktahuannya hanya akan menambah sifat tidak marahnya.” Kini aku sudah mengujinya. Maka, aku bersaksi di depanmu, wahai Umar, bahwa aku sungguh-sungguh ridha terhadap Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi. Aku bersaksi di depanmu bahwa separuh hartaku -aku adalah pendeta Yahudi yang paling banyak hartanya- sedekah kepada umat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.” Umar berkata, “Mungkin kepada sebagian umat Muhammad! Karena kamu tidak akan mampu bersedekah kepada mereka semua.” Aku pun berkata, “Benar, kepada sebagian mereka!.” Lalu Umar dan Zaid kembali menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Zaid berkata, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.” Maka Zaid pun beriman kepada Rasulullah dan membenarkan ajarannya. Dia ikut berperang bersama Rasulullah dalam peperangan yang cukup banyak. Ia wafat pada waktu perang Tabuk, dengan maju ke depan, tanpa sedikit pun mundur.” 616 Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Zaid bin San'ah. Dia (Ibnu Abi As-Sari) berkata: Aku mendengar Al Walid bin Mualim berkata; “Muhammad bin Hamzah meriwayatkan seluruh hadits ini dari ayahnya dari kakeknya dari Abdullah bin Salam.” [1:2]
صحيح ابن حبان ٢٨٩: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ يُوسُفَ، قَالَ: حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ الْعَسْكَرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ سُلَيْمَانَ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا عَمْرٍو الشَّيْبَانِيَّ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ، قَالَ: أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: مَا عِنْدِي مَا أُعْطِيكَ، لَكِنِ ائْتِ فُلاَنًا، قَالَ: فَأَتَى الرَّجُلَ، فَأَعْطَاهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ أَوْ عَامِلِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 289: Muhammad bin Umar bin Yusuf mengabarkan kepada kami, ia berkata: Bisyr bin Khalid Al Askari menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Sulaiman, dia berkata: Aku mendengar Abu Amru Asy-Syaibani dari Abu Mas’ud, dia berkata: Seorang laki-laki datang menemui Nabi. Ia meminta sesuatu kepada beliau. Beliau bersabda, “Aku tidak mempunyai sesuatu yang bisa aku berikan kepadamu. Akan tetapi, datanglah kepada si fulan.” Lalu ia pun datang kepada laki-laki tersebut dan ia memberinya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, niscaya, ia akan memperoleh pahala yang setara dengan pahala pelakunya atau pelaksananya." 617 [1:2]
صحيح ابن حبان ٢٩٠: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ عُثْمَانَ بْنِ هَانِئٍ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُمَرَ بْنِ عُثْمَانَ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: دَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَعَرَفْتُ فِي وَجْهِهِ أَنْ قَدْ حَضَرَهُ شَيْءٌ، فَتَوَضَّأَ، وَمَا كَلَّمَ أَحَدًا، ثُمَّ خَرَجَ، فَلَصِقْتُ بِالْحُجْرَةِ أَسْمَعُ مَا يَقُولُ، فَقَعَدَ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَقُولُ لَكُمْ: مُرُوا بِالْمَعْرُوفِ، وَانْهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ، قَبْلَ أَنْ تَدْعُونِي، فَلاَ أُجِيبُكُمْ، وَتَسْأَلُونِي فَلاَ أُعْطِيكُمْ، وَتَسْتَنْصِرُونِي فَلاَ أَنْصُرُكُمْ، فَمَا زَادَ عَلَيْهِنَّ حَتَّى نَزَلَ.
Shahih Ibnu Hibban 290: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdurrahman bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Abi Fudaik menceritakan kepada kami, dari Amru bin Utsman bin Hani‘ dari Ashim bin Umar bin Utsman dari Urwah dari Aisyah, dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke ruanganku. Maka Aku tahu dari raut wajahnya bahwa beliau tengah mengalami sesuatu. Lalu beliau berwudhu dan tidak berbicara kepada siapapun. Kemudian beliau keluar. Maka aku menempelkan telinga di (dinding) kamar, mendengarkan apa yang sedang beliau katakan. Lalu beliau duduk di atas mimbar, dan menyampaikan pujian dan sanjungan kepada Allah. Kemudian berkata, “Wahai segenap manusia! Sesungguhnya Allah SWT berfirman kepada kalian: Serulah untuk berbuat kebajikan dan cegahlah kemungkaran. Jika, sebelum melakukannya, kalian berdoa kepada-Ku, niscaya Aku tidak mengabulkan doa kalian; kalian meminta sesuatu kepada-Ku, niscaya Aku tidak memberikan permintaan kalian; kalian meminta pertolongan kepada-Ku, maka Aku tidak menolong kalian.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menambahkan lebih dari ini sampai beliau turun (dari mimbar).” 619 [3:68]