صحيح ابن حبان ٢٧١: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ الزَّهْرَانِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي عَمْرٍو، عَنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ حَنْطَبٍ، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: اضْمَنُوا لِي سِتًّا أَضْمَنْ لَكُمُ الْجَنَّةَ: اصْدُقُوا إِذَا حَدَّثْتُمْ، وَأَوْفُوا إِذَا وَعَدْتُمْ، وَأَدُّوا إِذَا ائْتُمِنْتُمْ، وَاحْفَظُوا فُرُوجَكُمْ، وَغُضُّوا أَبْصَارَكُمْ، وَكُفُّوا أَيْدِيَكُمْ.
Shahih Ibnu Hibban 271: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Ar-Rabi’ Az-Zahrani menceritakan kepada kami, dia berkata: Isma’il bin Ja’far menceritakan kepada kami, dia berkata: Amru bin Abi Amru menceritakan kepada kami, dari Al Muththalib bin Hanthab dari Ubadah bin Ash>Shamit, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Berikan jaminan kepadaku enam perkara, niscaya aku akan menjamin surga bagi kalian; jujurlah kalian apabila berbicara, penuhilah apabila berjanji, tunaikanlah (amanah) jika kalian diberikan amanah, peliharalah kemaluan, jagalah pandangan mata, dan tahanlah tangan kalian (dari berbuat zhalim)." 595 [1:57]
صحيح ابن حبان ٢٧٢: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي مَعْشَرٍ بِحَرَّانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، وَمَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لاَ يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَلاَ يَزَالُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا.
Shahih Ibnu Hibban 272: Al Husain bin Muhammad bin Abi Ma’syar mengabarkan kepada kami, di negeri Harran, dia berkata: Muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, dari Syu’bah dari Sulaiman dan Manshur dari Abu Wa’il dari Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,”Seseorang yang senantiasa jujur dan melestarikan kejujurannya hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai manusia jujur. (Seseorang yang senantiasa dusta dan melestarikan kedustaannya, hingga ia ditulis sebagai pendusta di sisi Allah.” 596 [1: 2]
صحيح ابن حبان ٢٧٣: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الصِّدْقَ لَيَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا.
Shahih Ibnu Hibban 273: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, dia berkata: Jarir menceritakan kepada kami, dari Mansur dari Abu Wa’il dari Abdullah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya kejujuran itu membimbing (pelakunya) kepada kebajikan. Dan sesungguhnya kebajikan itu membimbing ke surga. Sungguh seseorang senantiasa berperilaku jujur sampai ia ditulis di sisi Allah sebagai manusia jujur. Sebaliknya, perbuatan dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Sungguh, seseorang berperilaku dusta sampai ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” 597 [1:2]
صحيح ابن حبان ٢٧٤: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا.
Shahih Ibnu Hibban 274: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dia berkata: Jarir mengabarkan kepada kami, dari Manshur dari Abu Wa’ il dari Abdullah, dia berkata: Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kalian hendaklah selalu jujur karena Sesungguhnya kejujuran itu membimbing (pelakunya) kepada kebajikan Dan sesungguhnya kebajikan itu membimbing menuju surga. Sungguh seseorang senantiasa berperilaku jujur sampai ia ditulis di sisi Allah sebagai manusia jujur. Sebaliknya, perbuatan dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Sungguh, seseorang berperilaku dusta sampai ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta." 598 [3:66]
صحيح ابن حبان ٢٧٥: أَخْبَرَنَا السَّامِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ هِشَامٍ الْبَزَّارُ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلاَ لاَ يَمْنَعَنَّ أَحَدَكُمْ مَخَافَةُ النَّاسِ أَنْ يَقُولَ بِالْحَقِّ إِذَا رَآهُ.
Shahih Ibnu Hibban 275: As-Sami mengabarkan kepada kami, dia berkata: Khalaf bin Hisyam Al Bazzar menceritakan kepada kami, dia berkata: Khalid bin Abdullah menceritakan kepada kami, dari Al Jurairi dari Abu Nadhrah dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ingatlah! Ketakutan terhadap manusia jangan sekali-kali menghalangi salah seorang di antara kalian untuk mengatakan kebenaran jika ia telah melihatnya “ 599 [2: 16]
صحيح ابن حبان ٢٧٦: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ الْجُعْفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ الْمُحَارِبِيُّ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ وَاقِدٍ الْعُمَرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنِ الْتَمَسَ رِضَى اللهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَأَرْضَى النَّاسَ عَنْهُ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللهِ سَخَطَ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ.
Shahih Ibnu Hibban 276: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdullah bin Umar Al Ju’fi menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdurrahman Al Muharabi menceritakan kepada kami, dari Utsman bin Waqid Al Umari dari ayahnya dari Muhamamd bin Al Munkadir dari Urwah dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mencari keridhaan Allah dengan perbuatan (baik) yang menimbulkan kebencian manusia, niscaya Allah meridhainya dan akan menanamkan keridhaan manusia kepadanya. Dan siapa yang mencari keridhaan manusia dengan perbuatan yang menimbulkan kebencian Allah, niscaya Allah membencinya dan akan menanamkan kebencian manusia kpadanya.” 600 [1: 2]
صحيح ابن حبان ٢٧٧: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجُوزَجَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ وَاقِدِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ أَرْضَى اللَّهَ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ، وَمَنْ أَسْخَطَ اللَّهَ بِرِضَا النَّاسِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ.
Shahih Ibnu Hibban 277: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibrahim bin Ya’qub Al Juzajani menceritakan kepada kami, dia berkata: Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Waqid bin Muhammad dari Ibnu Abi Mulaikah dari Al Qasim dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang membuat Allah ridha dengan perbuatan yang manusia benci, maka Allah mencukupkannya. Dan siapa yang membuat Allah benci dengan perbuatan yang manusia ridhai, niscaya Allah menyerahkan urusannya kepada manusia.“ 601 [3:69]
صحيح ابن حبان ٢٧٨: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لاَ يَمْنَعَنَّ أَحَدَكُمْ مَخَافَةُ النَّاسِ أَنْ يَتَكَلَّمَ بِحَقٍّ إِذَا رَآهُ أَوْ عَرَفَهُ. قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: فَمَا زَالَ بِنَا الْبَلاَءُ حَتَّى قَصَرْنَا وَإِنَّا لَنَبْلُغُ فِي الشَّرِّ.
Shahih Ibnu Hibban 278: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata; Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami menceritakan kepada kami, dia berkata: Khalid bin Al Harits menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu‘bah menceritakan kepada kami, dari Qatadah dari Abu Nadhrah dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam baliau bersabda, "Janganlah rasa takut terhadap manusia menghalangi salah seorang dari kalian untuk mengatakan kebenaran jika ia melihat atau mengetahuinya. 602 [2: 3] Abu Sa’id berkata, “Kami terus menerus mendapatkan resiko (dalam mengatakan kebenaran) sampai kami tidak mampu menahannya. Dan kami sampai pada kesulitan.” 603
صحيح ابن حبان ٢٧٩: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَاصِمٍ الْعَدَوِيِّ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ: خَمْسَةٌ وَأَرْبَعَةٌ، أَحَدُ الْفَرِيقَيْنِ مِنَ الْعَرَبِ، وَالآخَرُ مِنَ الْعَجَمِ، فَقَالَ: اسْمَعُوا، أَوْ هَلْ سَمِعْتُمْ، إِنَّهُ يَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ، فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ، فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَلَيْسَ مِنِّي، وَلَسْتُ مِنْهُ، وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ، وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْضَ.
Shahih Ibnu Hibban 279: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Harun bin Ishaq Al Hamdani menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, dari Mis’ar dari Abi Hashin dari Asy- Sya’bi dari Ashim Al Adawi dari Ka’ab bin Ujrah, dia berkata: Suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui kami. Saat itu kami berjumlah sembilan orang, berlima dan berempat Satu golongan terdiri dan orang Arab, sedangkan golongan yang lain dari kalangan non-Arab. Beliau bersabda, “Dengarkan oleh kalian, atau apakah kalian mendengar, bahwa sesunguhnya setelak aku (wafat), akan muncul para penguasa. Siapa yang berkunjung kepada mereka, lalu membenarkan mereka dengan kebohongan mereka dan membantu mereka terhadap kezhaliman mereka maka ia bukan termasuk golonganku, aku bukan bagian dari dirinya, dan tidak memperoleh aliran air telagaku. Dan siapa tidak membenarkan mereka dengan kebohongan mereka, dan tidak membantu kezhaliman mereka, niscaya ia termasuk golonganku dan aku adalah bagian dari dirinya. Dan kelak ia memperoleh air telagaku.” 604 [1:2]
صحيح ابن حبان ٢٨٠: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الأَشْعَثِ السِّجِسْتَانِيُّ أَبُو بَكْرٍ بِبَغْدَادَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ عَمْرِو بْنِ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ، قَالَ: مَرَّ بِهِ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَهُ شَرَفٌ، وَهُوَ جَالِسٌ بِسُوقِ الْمَدِينَةِ، فَقَالَ عَلْقَمَةُ: يَا فُلاَنُ، إِنَّ لَكَ حُرْمَةً، وَإِنَّ لَكَ حَقًّا، وَإِنِّي قَدْ رَأَيْتُكَ تَدْخُلُ عَلَى هَؤُلاَءِ الْأُمَرَاءِ فَتَكَلَّمُ عِنْدَهُمْ، وَإِنِّي سَمِعْتُ بِلاَلَ بْنَ الْحَارِثِ الْمُزَنِيَّ صَاحِبَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ، مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ، فَيَكْتُبُ اللَّهُ لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ، مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ، فَيَكْتُبُ اللَّهُ لَهُ بِهَا سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. قَالَ عَلْقَمَةُ: انْظُرْ وَيْحَكَ مَاذَا تَقُولُ، وَمَاذَا تَكَلَّمُ بِهِ، فَرُبَّ كَلاَمٌ قَدْ مَنَعَنِي مَا سَمِعْتُهُ مِنْ بِلاَلِ بْنِ الْحَارِثِ.
Shahih Ibnu Hibban 280: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy’ats As-Sijistani Abu Bakar di Kota Baghdad mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, dia berkala: Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Amru dari Amru bin Alqamah dari Alqamah bin Waqqash bahwa seorang laki-laki terpandang dari kalangan penduduk Madinah melintas di hadapan Alqamah yang sedang duduk-duduk di pasar Kota Madinah. Alqamah berkata, “Wahai fulan! Engkau memiliki kehormatan dan engkau mempunyai hak. Aku sering melihatmu berkunjung ke rumah para pejabat-pejabat ini dan bercakap-cakap dengan mereka. Dan sesungguhnya aku mendengar Bilal bin Al Harits Al Muzani, seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh salah seorang dari kalian mengucapkan sebuah kalimat dari keridhaan Allah, sedang dia tidak pernah mengira dapat mencapai sebegitu jauh apa yang ia capai, sehingga dengannya Allah menuliskan keridhaan untuknya sampai tiba hari pertemuan dengan-Nya. Dan sungguh, salah seorang dari kalian yang mengucapkan sebuah kalimat dari kemurkaan Allah, sedang dia tidak pernah mengira dapat mencapai sebegitu jauh apa yang dia capai, sehingga dengannya Allah menuliskan kemurkaan untuknya sampai hari kiamat.” 605 Alqamah berkata : Engkau lihatlah kalimat apa yang kamu sampaikan! Apa yang selama ini kamu bicarakan. Betapa banyak ucapan yang urung aku sampaikan karena hadits yang aku dengar dari Bilal bin Al Harits ini [1:2]