صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #221

صحيح ابن حبان ٢٢١: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، وَمُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبٍ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، حَدَّثَنِي الْمُطَّلِبُ بْنُ حَنْطَبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي عَمْرَةَ الأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ‏:‏ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ، فَأَصَابَ النَّاسَ مَخْمَصَةٌ شَدِيدَةٌ، فَاسْتَأْذَنُوا رَسُولَ اللهِ فِي نَحْرِ بَعْضِ ظَهْرِهِمْ، فَقَالَ عُمَرُ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، فَكَيْفَ بِنَا إِذَا لَقِينَا عَدُوَّنَا جِيَاعًا رَجَّالَةً‏؟‏ وَلَكِنْ إِنْ رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللهِ أَنْ تَدْعُوَ النَّاسَ بِبَقِيَّةِ أَزْوِدَتِهِمْ‏.‏ فَجَاؤُوا بِهِ، يَجِيءُ الرَّجُلُ بِالْحِفْنَةِ مِنَ الطَّعَامِ وَفَوْقَ ذَلِكَ، وَكَانَ أَعْلاَهُمُ الَّذِي جَاءَ بِالصَّاعِ مِنَ التَّمْرِ، فَجَمَعَهُ عَلَى نِطَعٍ، ثُمَّ دَعَا اللَّهَ بِمَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدْعُوَ، ثُمَّ دَعَا النَّاسَ بِأَوْعِيَتِهِمْ، فَمَا بَقِيَ فِي الْجَيْشِ وِعَاءٌ إِلاَّ مَمْلُوءٌ وَبَقِيَ مِثْلُهُ، فَضَحِكَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللهِ، وَأَشْهَدُ عِنْدَ اللهِ لاَ يَلْقَاهُ عَبْدٌ مُؤْمِنٌ بِهِمَا إِلاَّ حَجَبَتَاهُ عَنِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَبُو عَمْرَةَ الأَنْصَارِيُّ هَذَا‏:‏ اسْمُهُ ثَعْلَبَةُ بْنُ عَمْرِو بْنِ مِحْصَنٍ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 221: Abdullah bin Muhammad bin Salm mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdurrahman bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dia berkata: Al Walid dan Muhammad bin Syu’aib menceritakan kepada kami, dari Al Auza’i, dia berkata: Al Muththalib bin Hanthab menceritakan kepadaku, dari Abdurrahan bin Abu Amrah Al Anshari dari ayahnya, dia berkata: Kami pemah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah peperangan. Saat itu, orang-orang dilanda kelaparan yang sangat dahsyat. Mereka pun meminta izin kepada Rasulullah untuk menyembelih sebagian (hewan kendaraan) mereka. Umar saat itu bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika kita bertemu dengan musuh dalam keadaan sangat lapar dan berjalan kaki (tidak berkendaraan perang)? Akan tetapi, bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, engkau mengajak orang-orang untuk mengumpulkan sisa-sisa perbekalan mereka.” Mereka lalu membawa sisa perbekalan mereka. Ada di antara mereka yang datang dengan membawa makanan sepenuh dua telapak tangan, ada pula yang lebih dari itu. Dan yang paling banyak adalah orang yang membawa satu sha' buah kurma. Kemudian Beliau mengumpulkan semuanya di atas tanah. Lalu Beliau memanjatkan doa kepada Allah dengan doa yang dikehendaki Allah dia berdoa. Kemudian Nabi memanggil orang-orang dengan membawa wadah milik mereka masing-masing. Maka tidak ada satu pun wadah pada pasukan kecuali telah terisi penuh oleh makanan. Dan masih tersisa (makanan) seumpamanya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum hingga terlihat gigi-gigi gerahamnya. Kemudian Beliau bersabda; “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Dan aku bersaksi di sisi Allah bahwa tidaklah seorang hamba yang beriman dengan dua kalimat syahadat bertemu dengan Allah kecuali keduanya (kalimat syahadat) membentenginya dari api neraka pada hari kiamat“ 529 Abu Amrah Al Anshari ini, namanya adalah Tsa’labah bin Amru bin Mihshan. 530 [3:41]

Shahih Ibnu Hibban #222

صحيح ابن حبان ٢٢٢: أَخْبَرَنَا وَصِيفُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْحَافِظُ بِأَنْطَاكِيَةَ، حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُرَادِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى الْمَازِنِيِّ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، وَيَدْخُلُ أَهْلُ النَّارِ النَّارَ، ثُمَّ يَقُولُ جَلَّ وَعَلاَ‏:‏ انْظُرُوا مَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنَ الإِيمَانِ فَأَخْرِجُوهُ، قَالَ‏:‏ فَيَخْرُجُونَ مِنْهَا حُمَمًا بَعْدَمَا امْتَحَشُوا، فَيُلْقَوْنَ فِي نَهْرِ الْحَيَاةِ، فَيَنْبُتُونَ فِيهِ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ إِلَى جَانِبِ السَّيْلِ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ أَلَمْ تَرَوْهَا كَيْفَ تَخْرُجُ صَفْرَاءَ مُلْتَوِيَةً‏؟‏‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 222: Washif bin Abdullah Al Hafizh di daerah Anthakiyah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ar-Rabi’ bin Sulaiman Al Muradi menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, dari Malik dari Amru bin Yahya Al Mazini, dia berkata: ayahku menceritakan kepada kami, dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Para penghuni surga masuk ke dalam surga dan para penghuni neraka masuk ke dalam neraka. Kemudian Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi berfirman, ‘Kalian lihailah siapa yang di dalam hatinya terdapat seberat satu biji sawi dari iman, maka keluarkan dirinya (dari api neraka)' Rasulullah melanjutkan sabdanya; Lalu mereka dikeluarkan dari neraka dengan tubuh hitam menjadi arang setelah mereka terbakar. Kemudian mereka dilemparkan ke dalam sungai kehidupan (surga). Lalu mereka pun tumbuh laksana tumbuhnya benih sayur-sayuran di tepian sungai. Tidakkah engkau melihat tumbuhan itu begitu kuning dan ranum melingkar. 532

Shahih Ibnu Hibban #223

صحيح ابن حبان ٢٢٣: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ مَحْمُودَ بْنَ الرَّبِيعِ الأَنْصَارِيَّ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ وَهُوَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنَ الأَنْصَارِ أَتَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أَنْكَرْتُ بَصَرِي، وَأَنَا أُصَلِّي لِقَوْمِي، وَإِذَا كَانَ الأَمْطَارُ سَالَ الْوَادِي الَّذِي بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ، وَلَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ آتِيَ مَسْجِدَهُمْ، فَأُصَلِّيَ لَهُمْ، وَدِدْتُ أَنَّكَ يَا رَسُولَ اللهِ تَأْتِي فَتُصَلِّي فِي بَيْتِي أَتَّخِذُهُ مُصَلًّى، قَالَ‏:‏ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ سَأَفْعَلُ‏.‏ قَالَ عِتْبَانُ فَغَدَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ حِينَ ارْتَفَعَ النَّهَارُ، فَاسْتَأْذَنَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَذِنْتُ لَهُ، فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى دَخَلَ الْبَيْتَ ثُمَّ قَالَ‏:‏ أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ مِنْ بَيْتِكَ‏؟‏ قَالَ‏:‏ فَأَشَرْتُ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنَ الْبَيْتِ، فَقَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ، وَقُمْنَا وَرَاءَهُ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ‏.‏ قَالَ‏:‏ وَحَبَسْنَاهُ عَلَى خَزِيرَةٍ صَنَعْنَاهَا لَهُ‏.‏ قَالَ فَثَابَ رِجَالٌ مِنْ أَهْلِ الدَّارِ حَوْلَهُ، حَتَّى اجْتَمَعَ فِي الْبَيْتِ رِجَالٌ ذَوُو عَدَدٍ، قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ‏:‏ أَيْنَ مَالِكُ بْنُ الدُّخْشُنِ‏؟‏ فَقَالَ بَعْضُهُمْ‏:‏ ذَاكَ مُنَافِقٌ، وَلاَ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ لاَ تَقُلْ لَهُ ذَلِكَ، أَلاَ تَرَاهُ قَدْ قَالَ‏:‏ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، يُرِيدُ بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ‏؟‏ قَالُوا‏:‏ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، إِنَّمَا نَرَى وَجْهَهُ وَنَصِيحَتَهُ لِلْمُنَافِقِينَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ‏:‏ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ‏.‏ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ‏:‏ ثُمَّ سَأَلْتُ الْحُصَيْنَ بْنَ مُحَمَّدٍ الأَنْصَارِيَّ وَهُوَ أَحَدُ بَنِي سَالِمٍ وَهُوَ مِنْ سَرَاتِهِمْ عَنْ حَدِيثِ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ فَصَدَّقَهُ بِذَلِكَ‏.

Shahih Ibnu Hibban 223: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, dia berkata: Yunus mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab, bahwa Mahmud bin Ar-Rabi’ Al Anshari telah menyampaikan khabar kepadanya bahwa Itban bin Malik -salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari golongan Anshar yang pernah mengikuti perang Badar- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh penglihatanku sudah kabur, sementara aku selalu melaksanakan shalat bersama kaumku. Namun apabila musim hujan tiba, maka lembah sungai yang memisahkan rumahku dengan tempat tinggal mereka menjadi banjir. Aku pun tidak bisa mendatangi masjid mereka untuk melaksananan shalat bersama mereka. Aku sangat mengharapkan engkau berkenan datang untuk melaksanakan shalat di rumahku yang akan aku jadikan sebagai tempat shalat.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, “Aku akan melakukannya.” Itban melanjutkan: Lalu Rasulullah dan Abu Bakar berangkat saat siang sudah mulai merangkak. Setelah sampai ke rumahku, beliau pun meminta izin masuk. Aku pun mengizinkannya masuk. Beliau tidak segera duduk sampai beliau benar-benar telah memasuki ruangan dalam rumah. Kemudian beliau bertanya, “Mana ruangan rumah yang engkau inginkan untuk dijadikan tempat shalatT” Maka aku pun menunjuk ke arah salah satu sudut ruangan di dalam rumah. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri lalu bertakbir (takbiratul ihram). Kami berdiri di belakang beliau (dan mengikuti sahalat). Beliau melakukan shalat dua raka’at, lalu mengakhirinya dengan salam. Kemudian kami menahan beliau sejenak untuk (mencicipi) makanan berupa sup 533 yang kami sediakan untuk beliau. Maka orang-orang di sekitar rumah itu pun berdatangan. Sehingga berkumpul di rumahku orang-orang yang cukup banyak. Salah seorang di antara mereka bertanya, “Di mana Malik bin Dukhsyun?” 534 Sebagian yang lain berkata, “Ia adalah orang munafik dan tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya “Janganlah kamu mengatakannya seperti itu. Bukankah kamu melihat bahwa ia mengucapkan: laa ilaaha illallah (tiada Tuhan selain Allah), dengan mengharapkan keridhaan Allah. Mereka berkata, “Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu, kami hanya melihat dari mukanya dan nasihatnya kepada orang-orang munafiq.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi telah mengharamkan api neraka bagi orang yang mengucapkan: laa ilaaha illallah {tiada Tuhan selain Allah)."535 Ibnu Syihab berkata: Kemudian aku bertanya kepada Hushain bin Muhammad Al Anshari —salah seorang yang berasal dari kabilah Bani Salim dan dia tergolong tokoh elit mereka— tentang hadits Mahmud bin Af-Rabi’. Dan dia membenarkannya (keberadaan hadits ini). [3:9]

Shahih Ibnu Hibban #224

صحيح ابن حبان ٢٢٤: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْغَفَّارِ بْنُ عَبْدِ اللهِ الزُّبَيْرِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَحَدٌ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ كِبْرٍ، وَلاَ يَدْخُلُ النَّارَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 224: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdul Ghaffar bin Abdullah Az-Zubairi menceritakan kepada kami, dia berkata: Ali bin Mushir menceritakan kepada kami, dari Al A’masy dari Ibahim dari Alqamah dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan. Dan tidak masuk neraka seseorang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari keimanan. 536 [3:79]

Shahih Ibnu Hibban #225

صحيح ابن حبان ٢٢٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْجُنَيْدِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي عَامِرُ بْنُ يَحْيَى، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَعَافِرِيِّ الْحُبُلِيِّ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، يَقُولُ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِنَّ اللَّهَ سَيُخَلِّصُ رَجُلاً مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُؤُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيَنْشُرُ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ سِجِلاً، كُلُّ سِجِلٍّ مَدُّ الْبَصَرِ، ثُمَّ يَقُولُ لَهُ‏:‏ أَتُنْكِرُ شَيْئًا مِنْ هَذَا‏؟‏ أَظَلَمَكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ‏؟‏ فَيَقُولُ‏:‏ لاَ يَا رَبِّ، فَيَقُولُ‏:‏ أَفَلَكَ عُذْرٌ أَوْ حَسَنَةٌ‏؟‏ فَيُبْهَتُ الرَّجُلُ وَيَقُولُ‏:‏ لاَ يَا رَبِّ، فَيَقُولُ‏:‏ بَلَى، إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةً، وَإِنَّهُ لاَ ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ، فَيُخْرِجُ لَهُ بِطَاقَةً فِيهَا‏:‏ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، فَيَقُولُ‏:‏ احْضُرْ وَزْنَكَ، فَيَقُولُ‏:‏ يَا رَبِّ، مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاَّتِ‏؟‏ فَيَقُولُ‏:‏ إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ‏.‏ قَالَ‏:‏ فَتُوضَعُ السِّجِلاَّتُ فِي كِفَّةٍ، وَالْبِطَاقَةُ فِي كِفَّةٍ، فَطَاشَتَ السِّجِلاَّتُ، وَثَقُلَتَ الْبِطَاقَةُ، قَالَ‏:‏ فَلاَ يَثْقُلُ اسْمَ اللهِ شَيْءٌ‏.

Shahih Ibnu Hibban 225: Muhammad bin Abdullah bin Al Junaid mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdul Warits bin Ubaidillah menceritakan kepada kami, dari Abdullah, dia berkata: Al-Laits bin Sa’ad menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku telah meriwayatkan sebuah hadits dari Amru bin Yahya dari Abu Abdurrahman Al Ma’afiri Al Hubuli, dia berkata: Aku mendengar Abdullah bin Amru bin Ash berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan menyelamatkan seseorang dari umatku yang berada di antara sekian banyak golongan makhluk pada hari kiamat kelak. Maka Allah membukakan kepadanya sembilan puluh sembilan catatan amalnya. Setiap buku catatan itu lebarnya dalam ukuran sepanjang mata memandang. Kemudian Allah berfirman kepadanya, Apakah kamu mengingkari sesuatu dari buku-buku catatan ini. Apakah para malaikat-Ku yang mencatat amal dan mengawasi perbuatanmu telah berlaku zhalim terhadapmu?’ Dia menjawab, ‘Tidak, wahai Tuhanku'. Allah kembali bertanya, ‘Apakah kamu memiliki sebuah pembelaan ataupun amal kebajikan?‘ Dia merasa bingung, lalu ia menjawab, ‘Tidak, wahai Tuhanku?’ Allah kembali berfirman, ‘Ya. Sesungguhnya kamu memiliki amal kebaikan di sisi Kami. Dan sungguh tidak ada kezhaliman atasmu pada hari ini? Lalu Allah mengeluarkan selembar kertas. Di dalam selembar kertas itu tertulis kalimat, ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.’ Lalu Allah berfirman, ‘Hadirkan timbanganmu!‘ Dia berkata, ‘Wahai Tuhanku, Apa artinya lembaran kertas ini bersama dengan buku catatan amal ini?'. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya kamu tidak dizhalimi.’ Dia (periwayat) berkata: Selanjutnya catatan amal itu diletakkan di piringan timbangan, sementara selembar kertas itu diletakkan di piringan timbangan yang lain. Maka, ternyata buku catatan amal itu sangat ringan. Sementara kartu tersebut timbangannya sangat berat. Dia (periwayat) berkata: Tidak ada satu pun yang lebih berat dari nama Allah.” 537 [3:74]

Shahih Ibnu Hibban #226

صحيح ابن حبان ٢٢٦: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ الْمَكِّيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، عَنْ شَرِيكٍ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ، عَنِ الْمَعْرُورِ بْنِ سُوَيْدٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى‏:‏ يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ لَقِيتَنِي بِمِثْلِ الأَرْضِ خَطَايَا لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئًا، لَقِيتُكَ بِمِلْءِ الأَرْضِ مَغْفِرَةً‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 226: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Abbad Al Makki menceritakan kepada kami, dia berkata: Hammad bin Isma’il menceritakan kepada kami, dari Syarik dari Abdul Aziz bin Rufai ’ dari Ma’rur bin Suwaid dari Abu Dzarr dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “ Allah berfirman, ‘Wahai anak Adam, seandainya engkau menemui-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, sedang engkau tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh bumi ’.” 538

Shahih Ibnu Hibban #227

صحيح ابن حبان ٢٢٧: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْجُنَيْدِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ صَالِحِ بْنِ صَالِحٍ الْهَمْدَانِيِّ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ‏:‏ رَأَيْتُ رَجُلاً مِنْ أَهْلِ خُرَاسَانَ أَتَاهُ، فَقَالَ‏:‏ يَا أَبَا عَمْرٍو إِنَّ مَنْ قَبْلَنَا مِنْ أَهْلِ خُرَاسَانَ، يَقُولُونَ‏:‏ إِذَا عَتَقَ الرَّجُلُ أَمَتَهُ ثُمَّ تَزَوَّجَهَا، فَهُوَ كَالرَّاكِبِ بَدَنَتَهُ، فَقَالَ الشَّعْبِيُّ، حَدَّثَنِي أَبُو بُرْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ ثَلاَثَةٌ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ‏:‏ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمَنَ بِنَبِيِّهِ، ثُمَّ أَدْرَكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَآمَنَ بِهِ وَاتَّبَعَهُ، فَلَهُ أَجْرَانِ، وَعَبْدٌ مَمْلُوكٌ يُؤَدِّي حَقَّ اللهِ جَلَّ وَعَلاَ عَلَيْهِ، وَحَقَّ الَّذِي عَلَيْهِ لِمَوْلاَهُ، فَلَهُ أَجْرَانِ، وَرَجُلٌ كَانَتْ لَهُ أَمَةٌ، فَغَذَّاهَا فَأَحْسَنَ غِذَاءَهَا، وَأَدَّبَهَا فَأَحْسَنَ أَدَبَهَا، ثُمَّ أَعْتَقَهَا وَتَزَوَّجَهَا، فَلَهُ أَجْرَانِ‏.‏ قَالَ الشَّعْبِيُّ لِلْخُرَاسَانِيِّ‏:‏ خُذْ هَذَا الْحَدِيثَ بِغَيْرِ شَيْءٍ، فَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يَرْحَلُ إِلَى الْمَدِينَةِ فِيمَا هُوَ دُونَهُ‏.

Shahih Ibnu Hibban 227: Muhammad bin Abdillah bin Al Junaid mengabarkan kepada kami, dia berkata: Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada kami, dia berkata: Husyaim menceritakan kepada kami, dari Shalih bin Shalih Al Hamdani dari Asy-Sya’bi. Dia (Shalih bin Shalih) berkata: Aku melihat seorang laki-laki dari penduduk Khurasan datang kepadanya,”539 dan berkata: Wahai Abu Amru, sesungguhnya orang-orang Khurasan sebelum kami selalu mengatakan bahwa seseorang apabila memerdekakan hamba sahayanya, kemudian ia menikahkan, maka dia seperti menunggangi untanya. Asy-Sya’bi berkata: Abu Burdah menceritakan kepadaku, dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga (kelompok manusia) yang akan dianugerahkan pahalanya sebanyak dua kali: seseorang dari ahli kitab yang beriman terhadap Nabinya, lalu ia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beriman kepadanya dan mengikutinya, maka ia akan memperoleh dua pahala. Selanjutnya hamba sahaya yang memenuhi hak Allah -Yang Maha Agung dan Maha Tinggi- dan memenuhi hak tuannya yang dibebankan kepadanya, maka ia akan memperoleh dua pahala. Dan seseorang yang memiliki hamba sahaya, lalu dia memberi makan kepadanya dengan makanan yang baik, mendidiknya dengan pendidikan yang baik, dan memerdekakannya, lalu dia menikahkannya, maka ia memperoleh dua pahala.”540 [ 1:2] Asy-Sya’bi berkata kepada laki-laki yang berasal dari Khurasan tersebut, ‘Ambillah hadits ini tanpa ada sedikit pun rasa ragu.” Laki-laki tersebut (sebagaimana orang-orang) melakukan perjalanan ilmiah ke Madinah untuk mendapatkan hadits-hadits. 541

Shahih Ibnu Hibban #228

صحيح ابن حبان ٢٢٨: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلاَمَهُ، فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ، وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا يُكْتَبُ لَهُ مِثْلُهَا حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ‏.

Shahih Ibnu Hibban 228: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Al Abbas bin Abdul Azhim menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdurrazaq menceritakan kepada kami, dia berkata: Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian memperbagus ke- Islamannya, maka setiap kebaikan yang ia kerjakan (niscaya dibalas) dengan sepuluh kali lipat seumpamanya, hingga tujuh ratus kali lipat. Dan setiap kejahatan yang ia lakukan akan dicatat baginya (balasan) yang seimbang, hingga ia bertemu dengan Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi.” 542 [3: 66]

Shahih Ibnu Hibban #229

صحيح ابن حبان ٢٢٩: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْقَطَّانُ بِالرَّقَّةِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبٍ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، عَنْ قُرَّةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِنَّ مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ‏.

Shahih Ibnu Hibban 229: Al Husain bin Abdullah Al Qaththan di negeri Raqqah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Syu’aib menceritakan kepada kami, dari Al Auza’i dari Qurrah bin Abdurrahman dari Az-Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya termasuk bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya. 543 [2:88]

Shahih Ibnu Hibban #230

صحيح ابن حبان ٢٣٠: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ قَحْطَبَةَ بِفَمِّ الصِّلْحِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ، حَدَّثَنَا عَبِيدَةُ بْنُ حُمَيْدٍ، عَنْ بَيَانِ بْنِ بِشْرٍ، عَنْ عَامِرٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 230: Abdullah bin Qahthabah di daerah Famm Ash-Shilhi 544 mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Ash-Shabah menceritakan kepada kami, dia berkata: Abidah bin Humaid menceritakan kepada kami, dari Bayan bin Bisyr dari Amir dari Abdulah bin Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang muslim adalah orang yang menjaga lisan dan tangannya dari menyakiti muslim lainnya. Dan orang yang hijrah (sesungguhnya) adalah orang yang meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah kepadanya.” 545 [3:49]