صحيح ابن حبان ٢١٨١: أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ عَلِيِّ بْنِ عَطَاءِ بْنِ مُقَدَّمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ السَّدُوسِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ، عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ، قَالَ: بَيْنَمَا أَنَا بِالْمَدِينَةِ فِي الْمَسْجِدِ فِي الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ قَائِمٌ أُصَلِّي فَجَذَبَنِي رَجُلٌ مِنْ خَلْفِي جَذْبَةً فَنَحَّانِي وَقَامَ مَقَامِي فَوَاللَّهِ مَا عَقَلْتُ صَلاَتِي، فَلَمَّا انْصَرَفَ فَإِذَا هُوَ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ، قَالَ: يَا ابْنَ أَخِي لاَ يَسُؤْكَ اللَّهُ إِنَّ هَذَا عَهْدٌ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْنَا أَنْ نَلِيَهُ ثُمَّ اسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ، وَقَالَ: هَلَكَ أَهْلُ الْعَهْدِ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ ثَلاَثًا، ثُمَّ قَالَ: وَاللَّهِ مَا عَلَيْهِمْ آسَى وَلَكِنْ آسَى عَلَى مَنْ أَضَلُّوا قَالَ: قُلْتُ: مَنْ يَعْنِي بِهَذَا؟ قَالَ: الْأُمَرَاءَ.
Shahih Ibnu Hibban 2181: Ibnu Khuzaimah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Umar bin Ali bin Atha bin Muqaddam menceritakan kepada kami, dia berkata: Yusuf bin Ya'qub As-Sadusi menceritakan kepada kami, dia berkata: Sulaiman At-Taimi menceritakan kepada kami dari Abu Mijlaz, dari Qais642 bin Ubad, dia berkata: Ketika aku sedang berdiri shalat di masjid pada shaf pertama di Madinah, tiba-tiba seorang laki-laki menarikku dari belakang dan menggeserku, lalu duduk di tempatku berdiri. Aku pun jadi tidak fokus dalam shalatku. Setelah shalat selesai, kuketahui ternyata dia adalah Ubay bin Ka’b. Dia berkata, “Wahai putra saudaraku, jangan sampai Allah menimpakan keburukan kepadamu. Sesungguhnya ini adalah permohonan dari Nabi kepada kami agar kami berada di dekat beliau.” Dia lalu menghadap kiblat dan berkata, ‘Telah hancur orang-orang yang memiliki peijanjian. 643 Demi Tuhan Kabah —tiga kali—”. Dia lalu berkata, “Demi Allah, aku tidak merasa sedih terhadap mereka, akan tetapi aku sedih terhadap orang-orang yang mereka sesatkan.” Aku pun bertanya, “Siapakah yang engkau maksud?” Dia menjawab, “Para umara (orang-orang pemerintahan).” 644 [4:16]
صحيح ابن حبان ٢١٨٢: أَخْبَرَنَا ابْنُ سَلْمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ بَكْرٍ، حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ الزُّبَيْدِيُّ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَخَلَعَ نَعْلَيْهِ فَلاَ يُؤْذِ بِهِمَا أَحَدًا وَلْيَجْعَلْهُمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَوْ لِيُصَلِّ فِيهِمَا.
Shahih Ibnu Hibban 2182: Ibnu Salm mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Bisyr bin Bakr menceritakan kepada kami, Al Auza'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Walid Az-Zubaidi menceritakan kepadaku dari Sa'id Al Maqburi, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi , beliau bersabda, “Apabila seseorang dari kalian shalat lalu melepas kedua sandalnya, janganlah dia mengganggu orang lain dengannya, maka letakkanlah di antara kedua kakinya, atau shalatlah dengan memakainya” 645 [1:26]
صحيح ابن حبان ٢١٨٣: أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عِيَاضُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْقُرَشِيُّ، وَغَيْرُهُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَلْبَسْ نَعْلَيْهِ أَوْ لِيَخْلَعْهُمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ وَلاَ يُؤْذِ بِهِمَا غَيْرَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 2183: Ibnu Khuzaimah mengabarkan kepada kami, Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Iyadh bin Abdullah Al Qurasyi dan yang lain mengabarkan kepadaku dari Sa'id bin Abu Sa'id, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang dari kalian shalat, hendaklah memakai kedua sandalnya atau melepasnya (dan meletakkannya) di antara kedua kakinya, serta janganlah dia mengganggu orang lain.”646 [1:78]
صحيح ابن حبان ٢١٨٤: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الصَّيْرَفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ طَالُوتَ بْنِ عَبَّادٍ الْجَحْدَرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، قَالَ: حَدَّثَنَا كَهْمَسُ بْنُ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي الْعَلاَءِ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي وَعَلَيْهِ نَعْلٌ مَخْصُوفَةٌ.
Shahih Ibnu Hibban 2184: Muhammad bin Ali Ash-Shairafi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Utsman bin Thalut bin Abbad Al Jahdari menceritakan kepada kami, dia berkata: Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, dia berkata: Kahmas bin Al Hasan menceritakan kepada kami dari Abu Al Ala, dari ayahnya,bahwa dia pernah melihat Nabi shalat dengan memakai sandal yang disol. 647 [4:1]
صحيح ابن حبان ٢١٨٥: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي نَعَامَةَ السَّعْدِيِّ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا صَلَّى خَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ فَخَلَعَ الْقَوْمُ نِعَالَهُمْ، فَلَمَّا قَضَى صَلاَتَهُ قَالَ: مَا لَكُمْ خَلَعْتُمْ نِعَالَكُمْ؟ قَالُوا: رَأَيْنَاكَ خَلَعْتَ فَخَلَعْنَا، قَالَ: إِنِّي لَمْ أَخْلَعْهُمَا مِنْ بَأْسٍ وَلَكِنَّ جِبْرِيلَ أَخْبَرَنِي أَنَّ فِيهِمَا قَذَرًا، فَإِذَا أَتَى أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَنْظُرْ فِي نَعْلَيْهِ، فَإِنْ كَانَ فِيهِمَا أَذًى فَلْيَمْسَحْهُ.
Shahih Ibnu Hibban 2185: Al Fadhl bin Al Hubab Al Jumahi mengabarkan kepada kami, Abu Al Walid Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami dari Hammad bin Salamah, dari Abu Na'amah As-Sa'di, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa'id Al Khudri, dia berkata, “Rasulullah shalat mengimami kami. Ketika sedang shalat beliau melepas kedua sandalnya lalu meletakkannya di sebelah kirinya, maka orang-orang pun ikut melepas sandal mereka. Seusai shalat beliau bertanya, “Mengapa kalian melepas sandal kalian?” Mereka menjawab, “Kami melihat engkau melepasnya, sehingga kami pun melepasnya.” Beliau lalu bersabda, “Aku melepasnya bukan karena apa-apa, akan tetapi tadi Jibril mengabarkan kepadaku bahwa padanya terdapat kotoran. Apabila seseorang dari kalian datang ke masjid, lihatlah kedua sandalnya, dan bila ada kotorannya, maka hilangkanlah kotoran tersebut. ”648 [1:78]
صحيح ابن حبان ٢١٨٦: أَخْبَرَنَا ابْنُ قَحْطَبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبَانَ الْقُرَشِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا هِلاَلُ بْنُ مَيْمُونٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو ثَابِتٍ يَعْلَى بْنُ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَالِفُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى فَإِنَّهُمْ لاَ يُصَلُّونَ فِي خِفَافِهِمْ وَلاَ فِي نِعَالِهِمْ.
Shahih Ibnu Hibban 2186: Ibnu Qahthabah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ahmad bin Aban Al Qurasyi menceritakan kepada kami, dia berkata: Marwan bin Muawiyah menceritakan kepada kami, dia berkata: Hilal bin Maimirn menceritakan kepada kami, dia berkata: Abu Tsabit Yala bin Syaddad bin Aus menceritakan kepada kami dari ayahnya, dia berkata: Rasulullah bersabda, “Berbedalah kalian dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani, karena mereka tidak shalat dengan memakai khuf (kaos kaki kulit) dan tidak pula dengan sandal.”649
صحيح ابن حبان ٢١٨٧: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عِيَاضُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ وَخَلَعَ نَعْلَيْهِ، فَلْيَجْعَلْهُمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ وَلاَ يُؤْذِ بِهِمَا غَيْرَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 2187: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, dia berkata: Iyadh bin Abdullah menceritakan kepada kami dari Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang dari kalian shalat dan melepas kedua sandalnya, hendaklah dia meletakkannya di antara kedua kakinya dan jangan mengganggu orang lain dengannya.”650 [1:95]
صحيح ابن حبان ٢١٨٨: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ زُهَيْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْخَزَّازُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ يُوسُفَ بْنِ مَاهَكٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ، فَلاَ يَضَعْ نَعْلَهُ عَنْ يَمِينِهِ وَلاَ عَنْ يَسَارِهِ، فَيَكُونُ عَنْ يَمِينِ غَيْرِهِ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ عَنْ يَسَارِهِ أَحَدٌ وَلْيَضَعْهُمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ.
Shahih Ibnu Hibban 2188: Ahmad bin Yahya bin Zuhair mengabarkan kepada 1rami, dia berkata: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, dia berkata: Utsznan bin Umar menceritakan kepada kami, dia berkata: Abu Amir Al Khazzaz menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Qais, dari Yusuf bin Mahik, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda, “Apabila seseorang dari kalian shalat, janganlah meletakkan sandalnya di sebelah kanannya, dan tidak pula di sebelah kirinya, karena akan menyebabkan sandal tersebut berada di sebelah kanan orang lain, kecuali jika di sebelah kirinya ada orang lain, maka letakkanlah di antara kedua kakinya” 651 [2:43]
صحيح ابن حبان ٢١٨٩: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ مُجَاشِعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا هَوْذَةُ بْنُ خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادِ بْنِ جَعْفَرٍ، حَدِيثًا يَرْفَعْهُ إِلَى أَبِي سَلَمَةَ بْنِ سُفْيَانَ، وَعَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّائِبِ، قَالَ: حَضَرْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفَتْحِ وَصَلَّى فِي الْكَعْبَةِ فَخَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ، ثُمَّ افْتَتَحَ سُورَةَ الْمُؤْمِنِينَ، فَلَمَّا بَلَغَ ذِكْرَ عِيسَى أَوْ مُوسَى أَخَذَتْهُ سَعْلَةٌ فَرَكَعَ.
Shahih Ibnu Hibban 2189: Imran bin Musa bin Mujasyi mengabarkan kepada kami dia berkata: Utsman bin Abi Syaibah menceritakan kepada kami, dia berkata: Haudzah bin Khalifah menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Abbad bin Ja'far menceritakan kepadaku suatu hadits yang di-marfu -kannya kepada Abu Salamah bin Sufyan dan Abdullah bin Amr, dari Abdullah bin As-Sa'ib, dia berkata, “Aku bersama Rasulullah pada hari penaklukkan Makkah. Beliau shalat di dalam Ka’bah dengan melepas kedua sandalnya, lalu meletakkannya di sebelah kirinya. Beliau membaca surah Al Mu'minuun. Ketika sampai pada cerita Nabi Isa atau Nabi Musa, beliau batuk lalu ruku”. 652 [5:8]
صحيح ابن حبان ٢١٩٠: أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ، وَعُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، وَغَيْرُهُمَا، قَالُوا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ بَزِيعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَخَذَ الْمُؤَذِّنُ فِي الإِقَامَةِ فَلاَ صَلاَةَ إِلاَّ الْمَكْتُوبَةَ.
Shahih Ibnu Hibban 2190: Ibnu Khuzaimah, Umar bin Muhammad653 Al Hamdani dan yang lain mengabarkan kepada kami, mereka berkata: Muhammad bin Abdullah bin Bazi menceritakan kepada kami, dia berkata: Ziyad bin Abdullah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Juhadah, dari Amr bin Dinar, dari Atha bin Y asar, dari Abu Hurairah, dia beikata: Rasulullah bersabda, “Apabila muadzin telah mengumandangkan qamat, janganlah menunaikan shalat, kecuali shalat fardhu.”654 [2:89]