صحيح ابن حبان ١٦٦١: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ، قَالَ: إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ، فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ وَبَادِيَتِكَ، وَأَذَّنْتَ بِالصَّلاَةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ، فَإِنَّهُ لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.قَالَ أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ: سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Shahih Ibnu Hibban 1661: Al Fadhl bin Al Hubbab Al Jumahi telah mengabarkan kepada kami. Al Qana’bi telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Malik dari Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha’sha’ah dari ayahnya, ia telah mengabarkan kepadanya bahwa Abu Sa’id Al Khudri berkata, “Kulihat Anda menyukai kambing dan dusun kecilmu. Karena itu, apabila Anda sedang berada di dekat kambing-kambingmu atau di dusunmu, dan Anda hendak azan buat shalat, maka keraskanlah suara azanmu itu. Bahwa sejauh jarak suara."692 adzan itu terdengar oleh jin, manusia dan sesuatu lainnya."693, melainkan mereka akan menjadi saksi baginya di hari kiamat nanti."694. Abu Sa’id Al Khudri berkata, “Begitulah yang kudengar dari Rasulullah.”[1:2]
صحيح ابن حبان ١٦٦٢: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ، فَإِذَا سَكَتَ أَقْبَلَ، فَإِذَا ثُوِّبَ أَدْبَرَ وَلَهُ ضُرَاطٌ، فَإِذَا سَكَتَ أَقْبَلَ يَخْطِرُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِي كَمْ صَلَّى، فَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَوَجَدَ ذَلِكَ، فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ.
Shahih Ibnu Hibban 1662: Abdullah bin Muhammad Al Azdi telah mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami, Ma’mar telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Apabila muadzin mengumandangkan adzan (panggilan shalat), maka syetan membelakangi sambil kentut. Apabila adzan itu telah selesai, maka ia datang lagi. Sehingga, apabila diiqamati untuk shalat, maka ia membelakangi lagi sambil kentut. Apabila iqamah itu telah selesai, maka ia datang. Sehingga, ia melintaskan pikiran antara seseorang dan dirinya. Sehingga, orang itu tidak mengetahui berapa raka’at ia shalat. Maka, apabila seseorang dari kalian menunaikan shalat, kemudian mendapatkan keraguan itu (atas gangguan syetan), maka hendaklah ia sujud dua kali sambil duduk” 695 [1:2]
صحيح ابن حبان ١٦٦٣: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا نُودِيَ بِالصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ التَّأْذِينَ، فَإِذَا قُضِيَ التَّأْذِينُ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدْبَرَ، حَتَّى إِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ، أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ: اذْكُرْ كَذَا، اذْكُرْ كَذَا، لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ مِنْ قَبْلُ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِي كَمْ صَلَّى.
Shahih Ibnu Hibban 1663: Ibnu Qutaibah telah mengabarkan kepada kami, Ibnu Abu Al Sariyyi telah menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami, Ma’mar telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Hammam bin Munabbih dari Abu Hurairah RA berkata, “Rasulullah S A W bersabda, Apabila adzan untuk shalat telah dikumandangkan, syetan membelakanginya sambil mengeluarkan kentut sehingga adzan itu tidak terdengar olehnya. Apabila adzan itu telah selesai, maka ia datang lagi. Sehingga, apabila diiqamati untuk shalat, maka ia membelakangi lagi. Apabila iqamat itu telah selesai, maka ia datang. Sehingga, ia melintaskan pikiran antara seseorang dan dirinya. Ia berkata, “Ingatlah ini, ingatlah ini!”. Yaitu, ia mengingatkan kepada orang itu sesuatu yang tidak diingatnya (lalu dikacaukan pikirannya). Sehingga, orang itu tidak mengetahui berapa raka’at ia shalat.”696 [1:2]
صحيح ابن حبان ١٦٦٤: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، بِالْمَوْصِلِ، حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: إِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ذَهَبَ حَتَّى يَكُونَ مَكَانُ الرَّوْحَاءِ قَالَ سُلَيْمَانُ: فَسَأَلْتُهُ عَنِ الرَّوْحَاءِ فَقَالَ: هِيَ مِنَ الْمَدِينَةِ عَلَى سَبْعَةٍ وَثَلاَثِينَ مِيلاً.
Shahih Ibnu Hibban 1664: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna di Al Maushil telah mengabarkan kepada kami, Abu Khaitsamah telah menceritakan kepada kami, Jarir telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Al A’masy dari Abu Sufyan dari Jabir, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya syetan ketika mendengar panggilan iqamat untuk didirikannya shalat, syetan itu pergi ke suatu tempat yang bernama Ar-Rauha. Sulaiman697 berkata, 'Aku menanyakan tentang Ar-Rauha itu, beliau menjawab, "Kota itu dari Madinah berjarak 37698 mil. 699 [1:2j
صحيح ابن حبان ١٦٦٥: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُعَاذِ بْنِ خُلَيْفٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الأَعْلَى بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى، حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: سَمِعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً وَهُوَ فِي مَسِيرٍ لَهُ يَقُولُ: اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلَى الْفِطْرَةِ ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: حُرِّمَ عَلَى النَّارِ، فَابْتَدَرْنَاهُ فَإِذَا هُوَ صَاحِبُ مَاشِيَةٍ أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَنَادَى بِهَا.
Shahih Ibnu Hibban 1665: Al Hasan bin Sufyan telah mengabarkan kepada kami, Husain bin Muadz bin Khulaif telah menceritakan kepada kami, Abdul A’la bin Abdul A’la telah menceritakan kepada kami, Humaid Ath-Thawil telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Qatadah dari Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki dalam perjalanan mengucapkan kepadanya, “Allahu akbar, Allahu Akbar”. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Di atas kesucian. Laki-laki tersebut kemudian membaca syahadat “Asyhadu an la ilaha illallahu”, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ia tidak akan disentuh api neraka”. Kemudian kami bergegas mendatanginya, ternyata ia adalah hanya seorang penggembala yang mengetahui tibanya waktu shalat, kemudian ia mengumandangkan adzan untuk shalat. 700 [1:2]
صحيح ابن حبان ١٦٦٦: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ، سَمِعْتُ أَبَا يَحْيَى، يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ، وَشَاهِدُ الصَّلاَةِ يُكْتَبُ لَهُ خَمْسٌ وَعِشْرِونَ حَسَنَةً، وَيُكَفَّرُ عَنْهُ مَا بَيْنَهُمَا.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَبُو يَحْيَى هَذَا اسْمُهُ سَمْعَانُ مَوْلَى أَسْلَمَ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ وَالِدِ أُنَيْسٍ، وَمُحَمَّدٍ ابْنِي أَبِي يَحْيَى الأَسْلَمِيِّ مِنْ جِلَّةِ التَّابِعِينَ، وَابْنُ ابْنِهِ إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي يَحْيَى تَالِفٌ فِي الرِّوَايَاتِ، وَمُوسَى بْنُ أَبِي عُثْمَانَ: مِنْ سَادَاتِ أَهْلِ الْكُوفَةِ وَعُبَّادِهِمْ، وَاسْمُ أَبِيهِ عِمْرَانُ.
Shahih Ibnu Hibban 1666: Abu Khalifah telah mengabarkan kepada kami, Abu Al Walid Ath-Thayalisi telah menceritakan kepada kami, Syu’bah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Musa bin Abu Utsman, aku mendengar Abu Yahya berkata, Aku mendengar Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Muadzin diampuni dosanya sejauh jarak suara adzannya. Segala sesuatu baik yang basah maupun yang kering akan menjadi saksi baginya. Orang yang menjadi saksi shalat akan memberikan 25 kebaikan kepadanya, dan dosanya akan dihapus diantara keduanya."701 [1:2] Abu Hatim RA berkata, “Abu Yahya ini bernama Sam’an hamba sahaya Aslam berasal dari Madinah, ia adalah ayah dari Unais dan Muhammad, keduanya adalah anak Abu Yahya Al Aslami dari generasi tabi’in yang terhormat dan mulia”. Musa bin Abu Utsman adalah salah satu dari kalangan pemimpin penduduk Kuffah dan salah seorang ahli ibadah dari kalangan mereka. Ayahnya bernama Imran.
صحيح ابن حبان ١٦٦٧: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الأَشَجِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ خَالِدٍ الدُّؤَلِيِّ، أَنَّ النَّضْرَ بْنَ سُفْيَانَ الدُّؤَلِيَّ، حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتَلَعَاتِ النَّخْلِ، فَقَامَ بِلاَلٌ يُنَادِي، فَلَمَّا سَكَتَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ هَذَا يَقِينًا دَخَلَ الْجَنَّةَ.
Shahih Ibnu Hibban 1667: Abdullah bin Muhammad bin Salm telah mengabarkan kepada kami, Harmalah bin Yahya telah menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab telah menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Bukair bin Abdullah bin Al Asyajj dari Ali bin Khalid Ad-Du'ali, bahwa An-Nadhr bin Sufyan Ad-Du'ali telah menceritakan kepadanya, bahwa ia mendengar Abu Hurairah RA berkata, Suatu ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam digundukan pohon Kurma. Kemudian Bilal berdiri mengumandangkan adzan, ketika Bilal selesai adzan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan sebagaimana yang diucapkannya (Bilal) dengan penuh keyakinan, maka akan masuk surga”. 702 [1:2]
صحيح ابن حبان ١٦٦٨: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَازِمٍ، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ، قَالَ: أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أُبْدِعَ بِي، فَاحْمِلْنِي، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَيْسَ عِنْدِي فَقَالَ رَجُلٌ: أَنَا أَدُلُّهُ عَلَى مَنْ يَحْمِلُهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: قَوْلُهُ أُبْدِعَ بِي: يُرِيدُ قُطِعَ بِي عَنِ الرُّكُوبِ، لأَنَّ رَوَاحِلِي كَلَّتْ وَعَرَجَتْ.
Shahih Ibnu Hibban 1668: Abu Ya’la telah mengabarkan kepada kami, Abu Khaitsamah telah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Khazim telah menceritakan kepada kami, Al A’masy telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Abu Amr Asy-Syaibani dari Abu Mas’ud Al Anshari berkata, Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berkata, "Wahai Rasulullah aku terhenti dari hewan tungganganku, maka bawalah aku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Aku tidak mempunyai (hewan tunggangan)." Orang itu berkata, “Aku akan menunjukkan siapa orang yang membawanya.” Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka ia akan memperoleh pahala seperti orang yang melakukannya."703 [1:2] Abu Hatim menjelaskan maksud dari ucapan “ أُبْدِعَ بي ”adalah aku terhenti dari hewan tunggangan, karena hewan tungganganku lelah dan berjalan pincang.
صحيح ابن حبان ١٦٦٩: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ يُوسُفَ أَبُو حَمْزَةَ، بِنَسَا، حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى، عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ، سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Shahih Ibnu Hibban 1669: Muhammad bin Umar bin Yusuf Abu Hamzah di Nasa' telah mengabarkan kepada kami. Bundar telah menceritakan kepada kami. Abu Amir telah mengabarkan kepada kami, Sufyan telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Thalhah bin Yahya dari Isa bin Thalhah, aku mendengar Mu’awiyah bin Abu Sufyan berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya para muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.” 704 [1:2]
صحيح ابن حبان ١٦٧٠: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ عَبَّادِ بْنِ أُنَيْسٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: الْعَرَبُ تَصِفُ بَاذِلَ الشَّيْءِ الْكَثِيرِ بِطُولِ الْيَدِ، وَمُتَأَمِّلَ الشَّيْءِ الْكَثِيرِ بِطُولِ الْعُنُقِ، فَقَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرِيدُ أَطْوَلَهُمْ أَعْنَاقًا لِتَأَمُّلِ الثَّوَابِ كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنِسَائِهِ: أَسْرَعُكُنَّ بِي لُحُوقًا أَطْوَلُكُنَّ يَدًا فَكَانَتْ سَوْدَةُ أَوَّلَ نِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَحِقَتْ بِهِ، وَكَانَتْ أَكْثَرَهُنَّ صَدَقَةً، وَلَيْسَ يُرِيدُ بِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا أَنَّ الْمُؤَذِّنِينَ هُمْ أَكْثَرُ النَّاسِ تَأَمُّلاً لِلثَّوَابِ فِي الْقِيَامَةِ، وَهَذَا مِمَّا نَقُولُ فِي كُتُبِنَا: إِنَّ الْعَرَبَ تَذْكُرُ الشَّيْءَ فِي لُغَتِهَا بِذِكْرِ الْحَذْفِ عَنْهُ مَا عَلَيْهِ مُعَوِّلُهُ، فَأَرَادَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَوْلِهِ: أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا، أَيْ: مِنْ أَطْوَلِ النَّاسِ أَعْنَاقًا، فَحَذَفَ مِنْ مِنَ الْخَبَرِ كَمَا قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَحْكِي عَنِ اللهِ جَلَّ وَعَلاَ: أَحَبُّ عِبَادِي إِلَيَّ أَعْجَلُهُمْ فِطْرًا أَيْ: مِنْ أَقْوَامٍ أُحِبُّهُمْ وَهَؤُلاَءِ مِنْهُمْ، وَهَذَا بَابٌ طَوِيلٌ سَنَذْكُرُهُ فِي مَوْضِعِهِ مِنْ هَذَا الْكِتَابِ فِي الْقِسْمِ الثَّالِثِ مِنْ أَقْسَامِ السُّنَنِ إِنْ قَضَى اللَّهُ ذَلِكَ وَشَاءَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 1670: Abdullah bin Muhammad Al Azdi telah mengabaikan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami, Ma’mar telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Manshur dari Abbad bin Unais dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya para muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat."705 [1:2] Abu Hatim berkata, “Dalam Bahasa Arab, orang yang banyak mendermakan hartanya disebut dengan panjang tangan. Dan orang yang banyak pengharapan disebut dengan lehernya yang panjang. Maka ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam أَسْرَعُكُنَّ بِي لُحُوقًا أَطْوَلُكُنَّ يَدًا فَكَانَتْ سَوْدَةُ أَوَّلَ نِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَحِقَتْ بِهِ، وَكَانَتْ أَكْثَرَهُنَّ صَدَقَةً الْمُؤَذِّنِينَ هُمْ أَكْثَرُ النَّاسِ تَأَمُّلاً لِلثَّوَابِ فِي الْقِيَامَةِ dimaksud أطولهم (paling panjang) lehernya adalah pengharapan terhadap pahala706 sebagaimana hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam kepada istri-istrinya, “Diantara kalian yang lebih cepat mengikutiku (segala perbuatan) adalah yang terpanjang tangannya (kiasan)”. Saudah adalah istri Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang pertama mengikuti beliau, karena ia lebih banyak mengeluarkan sedekah.707 Yang dimaksud dari perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ini, bukanlah para muadzin yang lebih banyak mengharapkan pahala pada hari Kiamat nanti, dan ini yang kami katakan dalam buku-buku kami. Rasulullah ketika mengatakan “ أَطْوَلِ النَّاسِ أَعْنَاقًا ” yang dimaksud adalah “Dari sekian manusia yang terpanjang tangannya”. Terdapat lafadz من yang dibuang dari redaksi hadits tersebut, seperti halnya dalam hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang lainnya, أَحَبُّ عِبَادِي إِلَيَّ أَعْجَلُهُمْ فِطْرًا artinya, “Diantara hambaku yang lebih aku cinta adalah yang lebih dahulu ifthamya (berbuka puasa)”708 yaitu diantara kaum yang aku cinta, dan mereka adalah bagian darinya. Pembahasan ini sangat panjang, dan dengan izin Allah akan dibahas pada bagian ketiga dari bagian hadits-hadits dalam buku ini.