صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #1681

صحيح ابن حبان ١٦٨١: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَفَّانُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، عَنْ عَامِرٍ الأَحْوَلِ، أَنَّ مَكْحُولاً، حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ مُحَيْرِيزٍ حَدَّثَهُ، أَنَّ أَبَا مَحْذُورَةَ حَدَّثَهُ، قَالَ‏:‏ عَلَّمَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الأَذَانَ تِسْعَ عَشْرَةَ كَلِمَةً، وَالإِقَامَةَ سَبْعَ عَشْرَةَ كَلِمَةً، الأَذَانُ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ‏.‏وَالإِقَامَةُ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ، قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1681: Al Hasan bin Sufyan telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Affan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hammam telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Amir Al Ahwal bahwa Makhul telah menceritakan kepadanya bahwa Abdullah bin Muhairiz telah menceritakan kepadanya bahwa Abu mahdzurah telah menceritakan kepadanya, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepadaku lafazh adzan sebanyak 19 kalimat dan Iqamat sebanyak 17 kalimat. Lafazh adzan adalah “Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Asyhadu An Laa Ilaaha Illallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), Asyhadu An Laa Ilaaha Illallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), Hayya Ala Ash-Shalaah (marilah kita shalat), Hayya Ala Ash-Shalaah (marilah kita shalat), Hayya Ala Al Falaah (mari menuju kemenangan), Hayya Ala Al Falaah (mari menuju kemenangan), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Laa Ilaaha Illallahi (tiada Tuhan selain Allah). Dan lafazh Iqamat adalah “ Allahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Asyhadu An Laa Ilaaha Illallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), Asyhadu An Laa Ilaaha Illallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), Asyhadu Anna Muhammadarf Rasuulullah (Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), Hayya Ala Ash-Shalaah (marilah kita shalat), Hayya Ala Ash-Shalaah (marilah kita shalat), Hayya Ala Al Falaah (mari menuju kemenangan), Hayya Ala Al Falaah (mari menuju kemenangan), Qad Qaamati shshalaah (shalat akan didirikan), Qad Qaamatish shalaah (shalat akan didirikan), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (allah Maha Besar), Laa Ilaaha Illallahi (tiada Tuhan selain Allah)” 726 [94:1]

Shahih Ibnu Hibban #1682

صحيح ابن حبان ١٦٨٢: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْحَارِثُ بْنُ عُبَيْدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي مَحْذُورَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ‏:‏ قُلْتُ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمْنِي سُنَّةَ الأَذَانِ، قَالَ‏:‏ فَمَسَحَ مُقَدَّمَ رَأْسِي وَقَالَ‏:‏ تَقُولُ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَرَفَعَ بِهَا صَوْتَهُ، ثُمَّ تَقُولُ‏:‏ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَاخْفِضْ بِهَا صَوْتَكَ، ثُمَّ تَرْفَعُ صَوْتَكَ بِالشَّهَادَةِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، مَرَّتَيْنِ، وَحَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ، فَإِنْ كَانَتْ صَلاَةَ الصُّبْحِ قُلْتَ‏:‏ الصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ، الصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1682: Al Fadhl bin Al Hubbab Al Jumahi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Musaddad bin Masarhad telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Harits bin Ubaid telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Mahdzurah dari Ayahnya dari Kakeknya, ia berkata, Aku berkata, Wahai Rasulullah, ajarkan kepadaku lafazh adzan. Ia berkata, Kemudian Rasulullah mengusap kepala bagian depan dan beliau berkata, Engkau harus berkata, “Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), dan beliau meninggikan suaranya. Kemudian engkau harus berkata, “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), Asyhadu An Laa Ilaaha Illallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah(Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), rendahkanlah suaramu pada lafazh tersebut, kemudian engkau harus meninggikan suaramu pada saat mengucapkan lafazh syahadat “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), Asyhadu An Laa Ilaaha Illallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah) sebanyak dua kali, dan Hayya Ala Ash-Shalaah (marilah kita shalat), Ala Ash-Shalaah (marilah kita shalat), Hayya Ala Al Falaah (mari menuju kemenangan), Hayya Ala Al Falaah (mari menuju kemenangan). Jika adzan pada saat shalat Shubuh, engkau harus mengucapkan, Ash- Shalaatu Khairun Minannaum (shalat itu lebih baik daripada tidur), Ash-Shalaatu Khairun Minannaum (shalat itu lebih baik daripada tidur), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Laa Ilaaha Illallahi (tiada Tuhan selain Allah)”. 727

Shahih Ibnu Hibban #1683

صحيح ابن حبان ١٦٨٣: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ عُثْمَانَ الْعَسْكَرِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ‏:‏ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَمِعَ الْمُؤَذِّنَ، قَالَ وَأَنَا وَأَنَا‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1683: Al Hasan bin Suiftan telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Sahal bin Utsman Al Askari telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hafsh bin Ghiyats telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hisyam bin Urwah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Ayahnya dari Aisyah, ia berkata, Rasulullah jika mendengar muadzin, maka beliau berkata, “Dan aku dan aku”. 728 [12:5]

Shahih Ibnu Hibban #1684

صحيح ابن حبان ١٦٨٤: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي عِيسَى بْنُ طَلْحَةَ، قَالَ‏:‏ كُنَّا عِنْدَ مُعَاوِيَةَ، إِذْ سَمِعَ الْمُنَادِي يَقُولُ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، فَلَمَّا قَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، قَالَ مُعَاوِيَةُ‏:‏ وَأَنَا أَشْهَدُ، فَلَمَّا قَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ وَأَنَا أَشْهَدُ، ثُمَّ قَالَ مُعَاوِيَةُ‏:‏ هَكَذَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1684: Abdullah bin Muhammad bin Salm telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abdurrahman bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Walid telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Auza’I telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Abu Katsir telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Muhammad bin Ibrahim telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Isa bin Thalhah telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Pada saat kami bersama Muawiyah, terdengar suara orang yang memanggil (muadzin) berkata, Allahu Akbar (Allah Maha Besar), Allahu Akbar (Allah Maha Besar), maka Muawiyah berkata, Allahu Akbar (Allah Maha Besar), ketika Muadzin berkata, Asyhadu An Laa Ilaaha Ulallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), Muawiyah berkata, Dan Aku telah bersaksi, ketika muadzin berkata, Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), Muawiyah berkataa, Dan aku telah bersaksi”, kemudia ia berkata, “Itulah yang aku dengar dari ucapan Rasulullah SAW” 729 [12:5]

Shahih Ibnu Hibban #1685

صحيح ابن حبان ١٦٨٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ الزُّرَقِيُّ، بِطَرَسُوسَ وَابْنُ بُجَيْرٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ خُزَيْمَةَ، قَالُوا‏:‏ حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَهْضَمٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ، عَنْ خُبَيْبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَقَالَ أَحَدُكُمُ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، قَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، قَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، قَالَ‏:‏ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ، قَالَ‏:‏ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، قَالَ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، قَالَ‏:‏ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، دَخَلَ الْجَنَّةَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1685: Muhammad bin Yazid Az-Zarqa di Bharsus dan Ibnu Bujair730 dan Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah telah mengabarkan kepada kami, mereka berkata, “Al Abbas bin Abdul Azhim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Muhammad bin Jahdham telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Isma’il bin Ja’far telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Imarah bin Ghaziah dari Khubaib bin Abdurrahman dari Hafsh bin Ashim dari Ayahnya dari Kakeknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila muadzin mengucapkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar), Allahu Akbar(Allah Maha Besar), maka hendaklah salah seorang dari kalian mengucapkan juga Allahu Akbar(Allah Maha Besar), Allahu Akbar(Allah Maha Besar), kemudian apabila muadzin mengucapkan Asyhadu alla ilaha illallah (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah), maka hendaklah dia mengucapkan asyhadu alla ilaha illallah (Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah). Kemudian Apabila muadzin mengucapkan Asyhadu anna Muhammadarrasulullah (Aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah), maka hendaklah dia mengucapkan asyhadu anna Muhammadarrasulullah (Aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah). Kemudian Apabila muadzin mengucapkan hayya 'alashshalah (Mari kita Shalat), maka hendaklah dia mengucapkan la haula wala quwwata illa billah (Tiada daya dan Kekuatan selain dari Allah). Kemudian Apabila muadzin mengucapkan hayya 'alal falah (Mari kita menuju Kemenangan), maka hendaklah dia mengatakan la haula wala quwwata illa billah (Tiada daya dan Kekuatan selain dari Allah). Kemudian Apabila muadizn mengucapkan Allahu akbar Allahu akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar), maka hendaklah dia mengucapkan Allahu Akbar Allahu akbar(Allah Maha Besar, Allah Maha Besar). Kemudian apabila muadizn mengucapkan la ilaha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah), maka hendaklah dia mengucapkan la ilaha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah), niscaya dia akan masuk surga." 731 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #1686

صحيح ابن حبان ١٦٨٦: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1686: Abu Khalifah telah mengabaikan kepada kami» Al Qa’nabi telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Malik dari Ibnu Syihab dari Atha bin Yazid dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian mendengar muadzin (mengumandangkan adzan), maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan muadzin itu. ” 732 [25:1]

Shahih Ibnu Hibban #1687

صحيح ابن حبان ١٦٨٧: أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ جَدِّي، قَالَ‏:‏ كُنْتُ عِنْدَ مُعَاوِيَةَ، فَقَالَ الْمُؤَذِّنُ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ‏:‏ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، فَقَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ‏:‏ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، فَقَالَ‏:‏ حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ‏:‏ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ، فَقَالَ‏:‏ حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ‏:‏ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ، فَقَالَ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ هَكَذَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1687: Ibnu Khuzaimah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Bundar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Sa’id Al Qaththan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Amr telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ayahku telah menceritakan kepadaku sebuah hadits dari Kakekku, ia berkata, Pada saat aku bersama Muawiyah, muadzin (mengumandangkan adzan) berkata, Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), maka Muawiyah berkata, Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), kemudian Muadzin berkata, Asyhadu An Laa Ilaaha Illallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), Muawiyah berkata, Asyhadu An Laa Ilaaha Illallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), lalu muadzin berkata, Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), Muawiyah berkata, Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), kemudian muadzin berkata, Hayya Ala Ash-Shalaah (marilah kita shalat), dan Muawiyah mengucapkan, Laa Hawla wa Laa Quwwata lila Billaah (Tiada daya dan kekuatan kecuali milik Allah). Kemudian muadzin mengucapkan, Hayya Ala Al Falaah (mari menuju kemenangan), dan Muawiyah mengucapkan, Laa Hawla wa Laa Quwwata Illa Billaah (Tiada daya dan kekuatan kecuali milik Allah). Kemudian muadzin berkata, Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Laa Ilaaha Illallahi (tiada Tuhan selain Allah), maka Muawiyah berkata, Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Laa Ilaaha Illallahi (tiada Tuhan selain Allah). Lalu Muawiyah berkata, “Seperti inilah yang diucapkan Rasulullah SAW”. 733 [25:1]

Shahih Ibnu Hibban #1688

صحيح ابن حبان ١٦٨٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الصَّيْرَفِيُّ، بِالْبَصْرَةِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبِ بْنِ عَرَبِيٍّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا مُجَمِّعُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ‏:‏ جَلَسْتُ إِلَى أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلٍ، فَجَاءَ الْمُؤَذِّنُ فَقَالَ‏:‏ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، فَقَالَ أَبُو أُمَامَةَ مِثْلَ ذَلِكَ، فَقَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، فَقَالَ أَبُو أُمَامَةَ مِثْلَ ذَلِكَ، فَقَالَ‏:‏ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، فَقَالَ أَبُو أُمَامَةَ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيَّ، فَقَالَ‏:‏ هَكَذَا حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1688: Muhammad bin Ali Ash-Shairafi di kota Bashrah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Habib bin Arabi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yazid bin Hanin telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Mujamma’ bin Yahya telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku duduk disamping Abu Umamah bin Sahal,kemudian muadzin datang lalu (mengumandangkan adzan) berkata, Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar), kemudian Abu Umamah berkata seperti ucapan muadzin tersebut. Lalu muadzin berkata, Asyhadu An Laa Ilaaha Ulallahi (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah), kemudian Abu Umamah berkata seperti ucapan muadzin tersebut. Lalu muadzin berkata, Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Aku Bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), kemudian Abu Umamah berkata seperti ucapan muadzin tersebut. Kemudian ia menoleh dan memandang kepadaku dan berkata, “Itulah yang diceritakan oleh Muawiyah kepadaku dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." 734 [12:5]

Shahih Ibnu Hibban #1689

صحيح ابن حبان ١٦٨٩: أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ‏:‏ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ‏:‏ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ الْمَحْمُودَ الَّذِي وَعَدْتَهُ، إِلاَّ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1689: Ibnu Khuzaimah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Yahya telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ali bin Ayyas telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’aib bin Abu Hamzah telah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ali Al Munkadir, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berdo’a saat mendengar kumandang adzan, “Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini dan (pemilik) shalat yang hendak didirikan! Berikan kepada Muhammad Al Wasilah dan keutamaan. Bangkitkanlah ia pada maqam (kedudukan) yang Engkau janjikan. ”, maka pastilah ia akan mendapatkan syafa’at pada hari kiamat. "735 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #1690

صحيح ابن حبان ١٦٩٠: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِي حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِي كَعْبُ بْنُ عَلْقَمَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ، ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوا لِيَ الْوَسِيلَةَ، فَإِنَّهَا مَرْتَبَةٌ فِي الْجَنَّةِ، لاَ تَنْبَغِي إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ اللَّهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ الشَّفَاعَةُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1690: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Harmalah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Wahab telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Haywah bin Syuraih telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Ka’ab bin Alqamah telah menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Abdurrahman bin Jubair bin Nufair dari Abdullah bin Amr bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti yang diucapkannya, kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa yang bershalawat sekali kepadaku, maka Allah membalasnya sepuluh kali kepadanya, kemudian mintalah kepada Allah untukku Al Washilah, karena sungguh ia adalah kedudukan yang tinggi di syurga yang tidak patut (diraih) kecuali oleh seorang hamba dan kalangan hamba- hamba Allah. Dan aku berharap akulah orangnya. Maka barangsiapa yang memohon Al Washilah kepada Allah untukku, niscaya ia berhak mendapatkan syafa’at” 736 [2:1]