صحيح ابن حبان ١٢٦١: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْجُنَيْدِ، قَالَ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الأَحْوَصِ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: اغْتَسَلَ بَعْضُ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَفْنَةٍ، فَأَرَادَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَوَضَّأَ مِنْهُ، فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي كُنْتُ جُنُبًا، فَقَالَ: الْمَاءُ لاَ يُجْنِبُ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: لَمْ يَقُلْ فِي جَفْنَةٍ إِلاَّ أَبُو الأَحْوَصِ، فَإِنَّهُ قَالَ: فِي جَفْنَةٍ، وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ دَالَّةٌ عَلَى نَفْيِ إِيجَابِ الْوُضُوءِ مِنَ الْمُلاَمَسَةِ إِذَا كَانَتْ مَعَ ذَوَاتِ الْمَحَارِمِ.
Shahih Ibnu Hibban 1261: Abdullah bin Muhammad bin Al Junaid telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Abu Al Ahwash telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Simak dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Salah seorang istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mandi di sebuah bak besar. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak berwudhu di situ. Ia berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku tadi (mandi) junub.”beliau menjawab, “Air itu tidak terkena junub.”84` Abu Hatim berkata, “Tidak ada yang mengatakan فِي جَفْنَةٍ kecuali Abu Al Ahwash. Karena sesungguhnya ia berkata, في جفنة . Lafazh ini menunjukkan tidak wajib berwudhu karena bersentuhan kulit (antara laki-laki dan perempuan) jika perempuannya merupakan mahramnya ”
صحيح ابن حبان ١٢٦٢: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْقَاسِمِ، قَالَ: سَمِعْتُ الْقَاسِمَ، يُحَدِّثُ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ مِنَ الْجَنَابَةِ.
Shahih Ibnu Hibban 1262: Muhammad bin Al Hamdani telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Muhammad bin Abdul A’la telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Khalid bin Al Harits telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Syu’bah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Abdurrahman bin Al Qasim telah menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku mendengar Al Qasim meriwayatkan hadits dari Aisyah, ia berkata, “Dulu, aku dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mandi junub di dalam satu wadah (bak)”. 85 [36: 2]
صحيح ابن حبان ١٢٦٣: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ النَّضْرِ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ: أَنَّهُ أَبْصَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابَهُ يَتَطَهَّرُونَ، الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ، كُلُّهُمْ يَتَطَهَّرُ مِنْهُ.
Shahih Ibnu Hibban 1263: Al Hasan bin Sufyan telah mengabaikan kepada kami, ia berkata, “Ashim bin An-Nadhr telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Mu’tamir bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Ubaidullah bin Umar telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Nafi’ dari Ibnu Umar, “Sesungguhnya ia melihat Nabi dan para sahabatnya, baik laki-laki atau pun perempuan, bersuci dalam satu wadah. Mereka semua bersuci dalam satu wadah tersebut.” 86 [36:2]
صحيح ابن حبان ١٢٦٤: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ مِنَ الْجَنَابَةِ.
Shahih Ibnu Hibban 1264: Al Fadhl bin Al Hubbab telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Syu’bah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Abdurrahman bin Al Qasim dari ayahnya dari Aisyah, ia berkata, “Dulu, aku dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mandi junub di dalam satu wadah (bak).” 87 [1:4]
صحيح ابن حبان ١٢٦٥: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ نَافِعٍ، أَنَّ ابْنَ عُمَرَ، كَانَ يَقُولُ: إِنَّ الرِّجَالَ وَالنِّسَاءَ كَانُوا يَتَوَضَّؤونَ فِي زَمَنِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمِيعًا.
Shahih Ibnu Hibban 1265: Abu Khalifah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Al Qa’nabi telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Malik dari Nafi’ bahwa Ibnu Umar berkata, “Sungguh, laki-laki dan perempuan pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu bersama-sama.” 88 [50:4]
صحيح ابن حبان ١٢٦٦: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، يَقُولُ: جَاءَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي وَأَنَا مَرِيضٌ لاَ أَعْقِلُ فَتَوَضَّأَ وَصَبَّ مِنْ وَضُوئِهِ عَلَيَّ، فَعَقَلْتُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ لِمَنِ الْمِيرَاثُ؟ فَإِنَّمَا يَرِثُنِي كَلاَلَةً، فَنَزَلَتْ آيَةُ الْفَرَائِضِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: فِي صَبِّ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُضُوءَهُ عَلَى جَابِرٍ بَيَانٌ وَاضِحٌ بِأَنَّ الْمَاءَ الْمُتَوَضَّأُ بِهِ طَاهِرٌ لَيْسَ لَهُ أَنْ يَتَيَمَّمَ لأَنَّهُ وَاجِدُ الْمَاءَ الطَّاهِرَ وَإِنَّمَا أَبَاحَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ التَّيَمُّمَ عِنْدَ عَدَمِ الْمَاءِ الطَّاهِرِ وَكَيْفَ التَّيَمُّمُ لِوَاجِدِ الْمَاءِ الطَّاهِرِ.
Shahih Ibnu Hibban 1266: Abu Khalifah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Al Walid telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Syu’bah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang menjengukku, sedangkan aku sedang sakit dan tidak sadarkan diri. Lalu beliau berwudhu dan menyiramkan bekas air wudhunya kepadaku. Kemudian aku sadar, lalu bertanya, “Untuk siapa harta waris, bila seseorang menerima warisan dariku sedangkan aku tidak meninggalkan bapak dan anak (kalalah).Maka turunlah ayat fara’idh” 89.[8: 5] Abu Hatim RA berkata, “Prilaku Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang menyiramkan bekas air wudhunya ke tubuh Jabir merupakan penjelasan yang nyata bahwa air bekas digunakan berwudhu hukumnya suci. Ia tidak boleh bertayammum, karena ia mendapatkan air yang suci. Allah SWT hanya membolehkan tayammum ketika tidak ada air suci. Bagaimana mungkin tayammun dilakukan oleh orang yang menemukan air suci?”
صحيح ابن حبان ١٢٦٧: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ الْقَوَارِيرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ ذَرٍّ، عَنِ ابْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: سَأَلَ رَجُلٌ عُمَرَ، فَقَالَ: إِنِّي أَجْنَبْتُ فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ، فَقَالَ: لاَ تُصَلِّ، فَقَالَ عَمَّارٌ: أَمَا تَذْكُرُ إِذْ كُنْتُ أَنَا وَأَنْتَ فِي سَرِيَّةٍ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذُكِرَ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ وَضَرَبَ بِيَدِهِ الأَرْضَ ضَرْبَةً، فَنَفَخَ فِي كَفَّيْهِ، وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: فِي تَعْلِيمِ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّيَمُّمَ، وَالاِكْتِفَاءُ فِيهِ بِضَرْبَةٍ وَاحِدَةٍ لِلْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ أَبْيَنُ الْبَيَانِ بِأَنَّ الْمُؤَدَّى بِهِ الْفَرْضُ مَرَّةً جَائِزٌ أَنْ يُؤَدَّى بِهِ الْفَرْضُ ثَانِيًا، وَذَاكَ أَنَّ الْمُتَيَمِّمَ عَلَيْهِ الْفَرْضُ أَنْ يُيَمِّمَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ جَمِيعًا، فَلَمَّا أَجَازَ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَدَاءَ الْفَرْضِ فِي التَّيَمُّمِ لِكَفَّيْهِ بِفَضْلِ مَا أَدَّى بِهِ فَرَضَ وَجْهِهِ صَحَّ أَنَّ التُّرَابَ الْمُؤَدَّى بِهِ الْفَرْضُ بِعُضْوٍ وَاحِدٍ جَائِزٌ أَنْ يُؤَدَّى بِهِ فَرَضُ الْعُضْوِ الثَّانِي بِهِ مَرَّةً أُخْرَى، وَلَمَّا صَحَّ ذَلِكَ فِي التَّيَمُّمِ صَحَّ ذَلِكَ فِي الْوُضُوءِ سَوَاءً.
Shahih Ibnu Hibban 1267: Abu Ya’la telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Ubaidillah bin Umar Al Qawariri telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Yazid bin Zurai’ telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Syu’bah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Al Hakam dari Dzarr dari Abdurrahman bin Abza dari ayahnya, ia berkata, “Seorang laki-laki bertanya kepada umar. la berkata, “Sungguh, aku beijunub. Namun aku tidak menemukan air.“ Umar menjawab, “Jangan shalat!“. Ammar berkata, “Apakah kamu tidak ingat, ketika aku dan kamu berada dalam satu pasukan di zaman Rasulullah SAW“. Kemudian diceritakanlah masalah itu kepada Rasulullah. Saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya engkau cukup menepukkan tanganmu seperti ini," sambil menepukkan tangannya ke tanah sebanyak satu tepukan, kemudian beliau meniup kedua telapak tangannya, lalu mengusap wajah dan kedua telapak tangannya.“ 90 [8: 5] Abu Hatim berkata, “Ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang serta cukupnya satu kali tepukan untuk wajah dan kedua telapak tangan dalam tayammum, merupakan dalil yang paling jelas bahwa benda yang digunakan untuk menunaikan fardhu sebanyak satu kali boleh digunakan untuk menunaikan fardhu berikutnya. Itu disebabkan karena orang yang difardhukan bertayammum wajib mentayamumi wajah dan kedua telapak tangannya secara keseluruhan. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membolehkan pelaksanaan tayammum fardhu untuk telapak tangan dengan sisa debu dari bekas mentayamumi wajah, maka bisa ditetapkan bahwa debu yang digunakan untuk mentayamumi satu anggota boleh digunakan untuk mentayamumi anggota yang lain. Jika hal ini bisa ditetapkan pada tayammum, maka keputusan yang sama juga bisa ditetapkan pada wudhu.”
صحيح ابن حبان ١٢٦٨: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قُبَّةٍ حَمْرَاءَ وَرَأَيْتُ بِلاَلاً أَخْرَجَ وَضُوءَهُ، فَرَأَيْتُ النَّاسَ يَبْتَدِرُونَ وَضُوءَهُ يَتَمَسَّحُونَ، قَالَ: ثُمَّ أَخْرَجَ بِلاَلٌ عَنْزَةً فَرَكَزَهَا، ثُمَّ خَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حُلَّةٍ حَمْرَاءَ سِيَرَاءَ، فَصَلَّى إِلَيْهَا وَالنَّاسُ وَالدَّوَابُّ يَمُرُّونَ بَيْنَ يَدَيْهِ.
Shahih Ibnu Hibban 1268: Abdullah bin Muhammad Al Azdi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Abu Amir Al Aqadi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Umar bin Abu Za'idah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Aun bin Abu Juhaifah dari ayahnya, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di kubah merah. Aku melihat Bilal mengeluarkan bekas air wudhu beliau. Aku melihat manusia bergegas-gegas menuju bekas air wudhu beliau seraya mengusapi tubuh mereka (dengan bekas air wudhu tadi). Abu Juhfah berkata lagi, “Kemudian Bilal mengeluarkan tombak kecil dan menancapkannya ke tanah. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Keluar denga memakai pakaian merah berupa kain bergaris. Beliau pun melaksanakan shalat dengan menghadap tombak tadi, sementara manusia dan hewan kendaraan melintas di hadapannya.” 91s [50:4]
صحيح ابن حبان ١٢٦٩: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْجُنَيْدِ، قَالَ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الأَحْوَصِ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: اغْتَسَلَ بَعْضُ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَفْنَةٍ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ- أَوْ يَغْتَسِلُ- مِنْ فَضْلِهَا، فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي كُنْتُ جُنُبًا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الْمَاءَ لاَ يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ.
Shahih Ibnu Hibban 1269: Muhammad bin Abdullah bin Al Junaid telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Qutaibah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Abu Al Ahwash telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Simak dari Ikrimah dari Ibnu ‘Abas, ia berkata, “Salah seorang istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mandi di sebuah bak kayu. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang seraya berwudhu —atau mandi— dari sisa airnya. Ia berkata, “Wahai Rasulullah! Sungguh aku tadi mandi junub.’’Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya air tidak menjadi najis oleh sesuatu.”, 93 (50:4)
صحيح ابن حبان ١٢٧٠: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْذِرِ بْنِ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ، قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَبَنٍ- وَهُوَ بِالنَّقِيعِ- غَيْرِ مُخَمَّرٍ، فَقَالَ: أَلاَ خَمَّرْتَهُ وَلَوْ تَعْرِضُ عَلَيْهِ عُودًا قَالَ أَبُو حُمَيْدٍ: إِنَّمَا كُنَّا نُؤْمَرُ بِالأَسْقِيَةِ أَنْ تُوكَأَ لَيْلاً وَبِالأَبْوَابِ أَنْ تُغْلَقَ لَيْلاً.
Shahih Ibnu Hibban 1270: Muhammad bin Mundzir bin Sa’id telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, “Yusuf bin Sa’id telah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Hajjaj telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Ibnu Juraij dari Abu Az-Zubair dari Jabir dari Abu Humaid As-Sa’idi, ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan membawa susu -dan (saat itu) beliau berada di Naqi’94 yang wadahnya tidak ditutupi. Lalu beliau bersabda, “Cobalah tutupi wadah itu, walaupun dengan kayu yang kamu letakkan melintang diatasnya” Abu Humaid berkata, “Sungguh, yang diperintahkan kepada kita adalah menutupi wadah di malam hari dan mengunci pintu di malam hari.” 95 [83:1]