صحيح ابن حبان ١٠١: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ غَنِيمَةً بِالْجِعْرَانَةِ، إِذْ قَالَ لَهُ رَجُلٌ: اعْدِلْ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا وَيْلِي لَقَدْ شَقِيتُ إِنْ لَمْ أَعْدِلْ.
Shahih Ibnu Hibban 101: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dia berkata: Qurrah bin Khalid menceritakan kepada kami dari Amru bin Dinar, dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: Pada saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membagikan harta rampasan perang di Ji*ranah, ada seseorang berkata, “Berlakulah secara adil." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Celakalah aku, sungguh sengsara aku jika tidak berlaku adil” [3:65]
صحيح ابن حبان ١٠٢: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ تَمَارَى هُوَ وَالْحُرُّ بْنُ قَيْسِ بْنِ حِصْنٍ الْفَزَارِيُّ فِي صَاحِبِ مُوسَى، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: هُوَ الْخَضِرُ، فَمَرَّ بِهِمَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ، فَدَعَاهُ ابْنُ عَبَّاسٍ، فَقَالَ: يَا أَبَا الطُّفَيْلِ، هَلُمَّ إِلَيْنَا، فَإِنِّي قَدْ تَمَارَيْتُ أَنَا وَصَاحِبِي هَذَا فِي صَاحِبِ مُوسَى الَّذِي سَأَلَ مُوسَى السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ، فَهَلْ سَمِعْتَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِيهِ شَيْئًا؟ فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: بَيْنَمَا مُوسَى فِي مَلَأٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ، فَقَالَ لَهُ: هَلْ تَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمَ مِنْكَ؟ فَقَالَ مُوسَى: لاَ. فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَى مُوسَى: بَلْ عَبْدُنَا الْخَضِرُ. فَسَأَلَ مُوسَى السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ، فَجَعَلَ اللَّهُ لَهُ الْحُوتَ آيَةً، وَقِيلَ لَهُ: إِذَا فَقَدْتَ الْحُوتَ، فَارْجِعْ فَإِنَّكَ تَلَقَّاهُ. فَسَارَ مُوسَى مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَسِيرَ، ثُمَّ قَالَ لِفَتَاهُ: آتِنَا غَدَاءَنَا، فَقَالَ لِمُوسَى حِينَ سَأَلَهُ الْغَدَاءَ: أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ، فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ، وَمَا أَنْسَانِيهِ إِلاَّ الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ، وَقَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ: ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِي، فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا، فَوَجَدَا خَضِرًا، وَكَانَ مِنْ شَأْنِهِمَا مَا قَصَّ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 102: Ibnu Qutaibah mengabarkan kepada kami, Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Ubaidillah bin Abdullah, dan Ibnu Abbas bahwa ia berdebat dengan Al Hurr bin Qais bin Hishn Al Fazari tentang teman Nabi Musa AS. Ibnu Abbas berkata, “Dia adalah Khidhir.” Lalu Ubay bin Ka'ab melewati keduanya, Ibnu Abbas memanggilnya seraya berkata, Hai Abu Ath-Thufail kemarilah! Aku sedang berdebat dengan temanku ini tentang teman Nabi Musa yang ditemuinya dalam perjalanannya. Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda sesuatu tentang hal itu?” Ubay bin Ka'ab menjawab, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Ketika Musa berada di hadapan sekelompok Bani Israil, tiba tiba seseorang datang dan berkata kepadanya, 'Apakah engkau mengetahui ada orang lain yang lebih pintar darimu?' Musa menjawab, 'Tidak.' Kemudian Allah SWT memberi wahyu pada Musa, 'Ada, hamba-Ku, Khidhir. Kemudian Musa memohon agar dipertemukan dengannya' Allah SWT menjadikan ikan sebagai tanda-tandanya. Dikatakan kepadanya, 'Jika engkau kehilangan ikan maka kembalilah karena engkau akan bertemu dengannya.' Kemudian Musa pun berjalan sejauh yang dikehendaki Allah SWT dan berkata kepada muridnya, 'Bawalah ke mari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.' Ketika Musa meminta makanan, muridnya berkata, 'Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidaklah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syetan.' Musa berkata kepada muridnya, 'Itulah (tempat) yang kita cari,' Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Lantas keduanya pun bertemu Khidhir, peristiwa keduanya dikisahkan Allah dalam kitab-Nya',” [3:4]
صحيح ابن حبان ١٠٣: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، مَوْلَى ثَقِيفٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنَا الْمَخْزُومِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عَبْدِ اللهِ الأَصَمُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ الأَصَمِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَرَأَيْتَ جَنَّةً عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ، فَأَيْنَ النَّارُ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَأَيْتَ هَذَا اللَّيْلَ قَدْ كَانَ، ثُمَّ لَيْسَ شَيْءٌ، أَيْنَ جُعِلَ؟ قَالَ: اللَّهُ أَعْلَمُ، قَالَ: فَإِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ.
Shahih Ibnu Hibban 103: Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim, pemimpin Bani Tsaqif. mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali menceritakan kepada kami, dia berkata: Al Makhzumi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami, daa berkata Ubaidillah bin Abdullah bin Al Asham menceritakan kepada kami dari Abu Hurairah, dia berkata: Ada seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata, “Hai Muhammad! Bukankah engkau telah melihat surga yang seluas langit dan bumi, lantas dimanakah neraka?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Bukankah engkau melihat malam ini, setelah ada kemudian tidak ada, lantas dikemanakan ?" orang itu menjawab, “Allah lebih mengetahui,“ Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “Sesungguhnya Allah berbuat segala sesuatu yang dikehendaki-Nya." [3:65]
صحيح ابن حبان ١٠٤: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، قَالَ: حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ، عَنْ هِلاَلِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: بَيْنَمَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ الْقَوْمَ، جَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ، فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ، فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ: سَمِعَ مَا قَالَ، وَكَرِهَ مَا قَالَ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ لَمْ يَسْمَعْ. حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ، قَالَ: أَيْنَ السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ؟ قَالَ: هَا أَنَا ذَا، قَالَ: إِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ، فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ، قَالَ: فَمَا إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَ اشْتَدَّ الأَمْرُ، فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.
Shahih Ibnu Hibban 104: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, dia berkata; Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, dia berkata: Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, dia berkata; Fulaih menceritakan kepada kami dari Hilal bin Ali dari Atha' bin Yasar, dari Abu Hurairah, dia berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tengah memberi petuah kepada suatu kaum. Lalu seorang badui mendatanginya seraya bertanya, “Kapan hari kiamat (tiba)?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetap memberi petuah pada kaum tersebut, sebagian kaum berkata, “Beliau mendengar apa yang diucapkan dan tidak menyukai apa ymg diucapkan.” Yang lain berkata, “Bahkan tidak mendengar" Setelah petuah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam usai, beliau bertanya, “Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat (tadi)?“ orang itu menjawab, “Saya.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Apabila amanat disia-siakan maka tunggulah kiamat." Orang itu bertanya, “Disia-siakan bagaimana ?“ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Jika masalah semakin runyam maka tunggulah kiamat ” [3:65]
صحيح ابن حبان ١٠٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي عَوْنٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ الْمَرْوَزِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَتَى قِيَامُ السَّاعَةِ؟ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلاَةِ، فَلَمَّا قَضَى الصَّلاَةَ، قَالَ: أَيْنَ السَّائِلُ عَنْ سَاعَتِهِ؟ فَقَالَ الرَّجُلُ: أَنَا يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: مَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟ قَالَ: مَا أَعْدَدْتُ لَهَا كَبِيرَ شَيْءٍ، وَلاَ صَلاَةٍ، وَلاَ صِيَامٍ، أَوْ قَالَ: مَا أَعْدَدْتُ لَهَا كَبِيرَ عَمَلٍ، إِلاَّ أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ، أَوْ قَالَ: أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ: فَمَا رَأَيْتُ الْمُسْلِمِينَ فَرِحُوا بِشَيْءٍ بَعْدَ الإِسْلاَمِ مِثْلَ فَرَحِهِمْ بِهَذَا.
Shahih Ibnu Hibban 105: Muhammad bin Ahmad bin Abu Aun mengabarkan kepada kami, dia berkata: Husain bin Hasan Al Marwazi menceritakan kepada kami, dia berkata: Al Mu’tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dia berkata: Humaid Ath-Thawil menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik, dia berkata: Ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya bertanya, “Wahai Rasulullah! kapan kiamat (terjadi)?" Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri menunaikan shalat, seusai shalat beliau bertanya, “ Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?” orang itu menjawab, “Saya, Rasulullah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, “Apa yang telah kau persiapkan untuk (menghadapi) hari kiamat?” orang itu menjawab, “Aku tidak mempersiapkan sesuatu yang besar untuk hari kiamat, tidak (mempersiapkan) shalat dan tidak pula puasa." Atau menjawab, “Aku tidak mempersiapkan amalan besar untuk hari kiamat selain aku mencintai Allah dan rasul-Nya.” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang itu akan bersama dengan yang dicintainya.” Atau bersabda, “ Engkau akan bersama yang kau cintai” Anas berkata, “Aku tidak pernah melihat kaum muslim merasa gembira setelah masuk Islam seperti kegembiraan mereka terhadap (hal) ini." [3:65]
صحيح ابن حبان ١٠٦: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ حِينَ زَاغَتِ الشَّمْسُ، فَصَلَّى لَهُمْ صَلاَةَ الظُّهْرِ، فَلَمَّا سَلَّمَ قَامَ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَذَكَرَ السَّاعَةَ، وَذَكَرَ أَنْ قَبْلَهَا أُمُورًا عِظَامًا، ثُمَّ قَالَ: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَسْأَلَنِي عَنْ شَيْءٍ فَلْيَسْأَلْنِي عَنْهُ، فَوَاللَّهِ لاَ تَسْأَلُونِي عَنْ شَيْءٍ إِلاَّ حَدَّثْتُكُمْ بِهِ مَا دُمْتُ فِي مَقَامِي، قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ: فَأَكْثَرَ النَّاسُ الْبُكَاءَ حِينَ سَمِعُوا ذَلِكَ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَكْثَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقُولَ: سَلُونِي سَلُونِي، فَقَامَ عَبْدُ اللهِ بْنُ حُذَافَةَ، فَقَالَ: مَنْ أَبِي يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: أَبُوكَ حُذَافَةُ، فَلَمَّا أَكْثَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَنْ يَقُولَ: سَلُونِي بَرَكَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، رَضِينَا بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُولاً، قَالَ: فَسَكَتَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَالَ عُمَرُ ذَلِكَ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَقَدْ عُرِضَ عَلَيَّ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ آنِفًا فِي عُرْضِ هَذَا الْحَائِطِ، فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ.
Shahih Ibnu Hibban 106: Ibnu Qutaibah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, dia berkata: Yunus mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dia berkata: Anas bin Malik mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar pada saat matahari tergelincir, kemudian shalat Zhuhur bersama mereka. Setelah salam beliau berdiri di atas mimbar dan menyebut-nyebut kiamat. Beliau menyebutkan beberapa peristiwa besar sebelum kiamat kemudian bersabda, “Siapa yang mau bertanya tentang sesuatu maka hendaklah bertanya, demi Allah tidaklah kalian bertanya kepadaku tentang sesuatu kecuali aku akan memberitahukannya kepada kalian selama aku berada ditempat ini.” Anas bin Malik berkata, “Sebagian besar orang-orang menangis ketika mendengar ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengulang-ulang sabda beliau; Bertanyalah kepadaku, bertanyalah kepadaku.” Kemudian Abdullah bin Hudzafah berdiri dan bertanya, “Siapa ayahku wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. menjawab; “Ayahmu adalah Hudzafah." Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengulang-ulang sabda beliau; “Bertanyalah kepadaku, bertanyalah kepadaku.” Umar bin Al Khaththab pun duduk di atas dua lututnya seraya berkata, “Wahai Rasulullah! kami rela Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama kami dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai Rasul kami.” Anas bin Malik berkata, “Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diam mendengar ucapan Umar itu. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sungguh surga dan neraka telah diperlihatkan kepadaku baru saja di hamparan kebun ini, aku tidak melihat kebaikan dan keburukan seperti hari, ini." [3:65]
صحيح ابن حبان ١٠٧: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدَةُ، وَأَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْمَعُ قِرَاءَةَ رَجُلٍ فِي الْمَسْجِدِ، فَقَالَ: يَرْحَمُهُ اللَّهُ، لَقَدْ أَذْكَرَنِي آيَةً كُنْتُ أُنْسِيتُهَا.
Shahih Ibnu Hibban 107: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkala Muhammad bin Abdullah bin An-Numair menceritakan kepada kami, dia berkata Abdah dan Abu Muawiyah menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyih, dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendengar bacaan seseorang di dalam masjid, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah merahmatinya, ia telah mengingatkanku suatu ayat yang terlupakan olehku" [5:17]
صحيح ابن حبان ١٠٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ خَلِيلٍ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: يَا رَسُولَ اللهِ، نَعْمَلُ فِي شَيْءٍ نَأْتَنِفُهُ، أَمْ فِي شَيْءٍ قَدْ فُرِغَ مِنْهُ؟ قَالَ: بَلْ فِي شَيْءٍ قَدْ فُرِغَ مِنْهُ، قَالَ: فَفِيمَ الْعَمَلُ؟ قَالَ: يَا عُمَرُ، لاَ يُدْرَكُ ذَاكَ إِلاَّ بِالْعَمَلِ، قَالَ: إِذًا نَجْتَهِدُ يَا رَسُولَ اللهِ.
Shahih Ibnu Hibban 108: Muhammad bin Hasan bin Khalil mengabarkan kepada kami, Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami, Anas bin Iyadh menceritakan kepada kami, Al Auza'i menceritakan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Sa'id bin Al Musayyab bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, “Umar bin Khaththab RA bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Apakah kita mengerjakan sesuatu yang telah baru kita mulai atau sesuatu yang telah usai?". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Bahkan dalam sesuatu yang telah usai'. Umar berkata, ‘Lantas apa gunanya beramal.?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hai Umar! (usainya pekerjaan) itu tidak bisa dicapai kecuali dengan mengerjakannya." Umar berkata, “Kalau begitu kita akan bersungguh-sungguh, wahai Rasulullah!," [3:30]
صحيح ابن حبان ١٠٩: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا حَوْثَرَةُ بْنُ أَشْرَسَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ عَلَيْنَا، وَلِي أَخٌ صَغِيرٌ يُكَنَّى أَبَا عُمَيْرٍ، فَدَخَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، فَقَالَ: أَبَا عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ؟.
Shahih Ibnu Hibban 109: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, dia berkata: Hautsarah bin Asyras menceritakan kepada kami, dia berkata: Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Tsabit, dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengunjungi kami, sementara aku memiliki adik kecil yang diberi kuniah Abu Umair. Pada hari lainnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengunjungi kami lagi dan bertanya: "Hai Abu 'Umair, apa yang telah dilakukan nughair? (nama burung) " [4:22]
صحيح ابن حبان ١١٠: أَخْبَرَنَا ابْنُ سَلْمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ بَكْرٍ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عَامِرُ بْنُ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ فِي الْمُسْلِمِينَ جُرْمًا، مَنْ سَأَلَ عَنْ مَسْأَلَةٍ لَمْ تُحَرَّمْ، فَحُرِّمَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ مِنْ أَجْلِ مَسْأَلَتِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 110: Ibnu Salim mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdurrahman bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dia berkata: Bisyr bin Bakar menceritakan kepada kami dari Al Auza’i, dari Az-Zuhri, dia berkata: Amir bin Sa’ad bin Abu Waqqash mengabarkan kepada kami dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling besar dosanya terhadap kaum muslim adalah orang yang bertanya tentang suatu masalah yang tidak haram, kemudian diharamkan atas kaum muslim karena pertanyaannya." [3:66]