مسند الشافعي ٥٨٥: أَخْبَرَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ قَالَ: " مَنْ أَدْرَكَ لَيْلَةَ النَّحْرِ مِنَ الْحَاجِّ فَوَقَفَ بِحِيَالِ عَرَفَةَ قَبْلَ أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ فَقَدْ أَدْرَكَ الْحَجَّ، وَمَنْ لَمْ يُدْرِكْ عَرَفَةَ فَوَقَفَ بِهَا قَبْلَ أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ فَقَدْ فَاتَهُ الْحَجُّ، فَلْيَأْتِ الْبَيْتَ فَلْيَطُفْ بِهِ سَبْعًا، وَيَطُوفُ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ سَبْعًا، ثُمَّ لِيَحْلِقْ أَوْ يَقْصُرْ إِنْ شَاءَ، وَإِنْ كَانَ مَعَهُ هَدْيُهُ فَلْيَنْحَرْهُ قَبْلَ أَنْ يَحْلِقَ، فَإِذَا فَرَغَ مِنْ طَوَافِهِ وَسَعْيِهِ فَلْيَحْلِقْ أَوْ يَقْصُرْ، ثُمَّ لِيَرْجِعْ إِلَى أَهْلِهِ، فَإِنْ أَدْرَكَهُ الْحَجُّ قَابِلَ فَلْيَحْجُجْ إِنِ اسْتَطَاعَ، وَلْيُهْدِ بَدَنَةً، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ هَدْيًا فَلْيَصُمْ عَنْهُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةً إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ
Musnad Syafi'i 585: Anas bin Iyadh mengabarkan kepada kami dari Musa bin Uqbah, dari Nafi', dari Ibnu Umar bahwa ia pernah berkata, “Barangsiapa di antara orang yang berhaji menjumpai di malam Hari Raya Kurban wuquf di bukit Arafah sebelum fajar menyingsing, berarti ia telah menjumpai haji. Barangsiapa yang tidak menjumpai Arafah dan melakukan wuquf padanya sebelum fajar, berarti ia ketinggalan ibadah haji. Hendaklah ia mendatangi Baitullah, lalu melakukan thawaf sebanyak 7 kali, demikian juga sa'i antara Shafa dan Marwa sebanyak 7 kali. Kemudian ia mencukur rambutnya, dan jika suka boleh memotongnya. Apabila ia membawa hewan kurban, hendaklah menyembelihnya sebelum bercukur. Apabila telah selesai dari thawaf dan sa'i, hendaklah ia mencukur atau memendekkan rambutnya, lalu ia boleh kembali kepada keluarganya jika ia menghendaki. Bila datang lagi kepadanya musim haji pada tahun berikutnya, hendaklah ia melakukan haji jika mampu, dan hendaklah menyembelih seekor hewan kurban. Jika ia tidak menemukan hewan kurban, hendaklah ia berpuasa sebagai gantinya selama 3 hari dalam hari-hari haji dan 7 hari berikutnya bila telah kembali kepada keluarganya.” 586
مسند الشافعي ٥٨٦: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ يَسَارٍ، أَنَّ أَبَا أَيُّوبَ، خَرَجَ حَاجًّا حَتَّى إِذَا كَانَ بِالْبَادِيَةِ مِنْ طَرِيقِ مَكَّةَ أَضَلَّ رَوَاحِلَهُ، وَأَنَّهُ قَدِمَ عَلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ يَوْمَ لنَّحْرِ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ لَهُ: «اصْنَعْ كَمَا يَصْنَعُ الْمُعْتَمِرُ ثُمَّ قَدْ حَلَلْتَ، فَإِذَا أَدْرَكْتَ الْحَجَّ قَابِلَ فَحُجَّ وَأَهْدِ مَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ»
Musnad Syafi'i 586: Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, ia mengatakan: Sulaiman bin Yasar mengabarkan kepadaku bahwa Abu Ayyub berangkat menunaikan ibadah haji. Ketika ia berada di daerah pedalaman di tengah perjalanan menuju Makkah, hewan kendaraannya hilang. Kemudian ia menghadap Khalifah Umar bin Khaththab di Hari Rayu Kurban, lalu menceritakan hal tersebut, maka Khalifah Umar berkata kepadanya, “Lakukanlah seperti apa yang dilakukan oleh orang yang berumrah, kemudian bertahallullah. Apabila kamu telah memasuki waktu haji, maka berhajilah dan berkurbanlah dengan menyembelih hewan kurban yang mudah didapat.” 587
مسند الشافعي ٥٨٧: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، أَنَّ هَبَّارَ بْنَ الْأَسْوَدِ، جَاءَ وَعُمَرُ يَنْحَرُ بُكْرَةً
Musnad Syafi'i 587: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi', dari Sulaiman bin Yasar: Bahwa Habbar bin Aswad datang ketika Khalifah Umar sedang menyembelih hewan kurbannya di pagi hari. 588
مسند الشافعي ٥٨٨: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ كَانَ يَغْتَسِلُ لِدُخُولِ مَكَّةَ
Musnad Syafi'i 588: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar: Bahwa ia mandi ketika hendak memasuki Makkah. 589
مسند الشافعي ٥٨٩: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْبَيْتَ رَفَعَ يَدَيْهِ وَقَالَ: «اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيفًا، وَتَعْظِيمًا، وَتَكْرِيمًا، وَمَهَابَةً، وَزِدْ مِنْ شَرَفِهِ، وَكَرَمِهِ مِمَّنْ حَجَّهُ وَاعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَكْرِيمًا وَتَعْظِيمًا وَبِرًّا»
Musnad Syafi'i 589: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij: Bahwa Rasulullah apabila melihat Baitullah mengangkat kedua tangannya dan berdoa, “Ya Allah tambahkanlah kepada bait ini kemuliaan, kehormatan, keagungan dan pengaruh. Dan tambahkanlah kepada Baitullah ini kemuliaan, keagungan, kehormatan dan kemegahan dan tambahkanlah kepada orang yang memuliakan dan menghormati orang-orang yang berhaji dan berumrah kemuliaan, keagungan, kehormatan dan kemegahan.” 590
مسند الشافعي ٥٩٠: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: حُدِّثْتُ عَنْ مِقْسَمٍ، مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «تُرْفَعُ الْأَيْدِي فِي الصَّلَاةِ، وَإِذَا رُئِيَ الْبَيْتُ، وَعَلَى الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ، وَعَشِيَّةَ عَرَفَةَ، وَبِجَمْعٍ، وَعِنْدَ الْجَمْرَتَيْنِ، وَعَلَى الْمَيِّتِ»
Musnad Syafi'i 590: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, ia berkata “Aku pernah menceritakan hadits dari Muqsam maula Abdullah bin Harits, dari Ibnu Abbas, dari Nabi bahwa beliau pernah bersabda. “Tangan-tangan diangkat dalam shalat apabila melihat Ka'bah, berada di atas Shafa dan Marwa, di sore hari Arafah. Yaumul jam'i, ketika berada di dua jumrah dan berdo'a atas mayit.” 591
مسند الشافعي ٥٩١: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، أَنَّهُ كَانَ حِينَ يَنْظُرُ إِلَى الْبَيْتِ يَقُولُ: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ
Musnad Syafi'i 591: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id. dari Muhammad bin Sa'id, dari ayahnya, Sa'id bin Musayyab: Bahwa ketika melihat ke arah Ka'bah, ia mengucapkan doa berikut, “Ya Allah. Engkaulah yang Maha Sejahtera, dari Engkaulah kesejahteraan. Maka sejahterakanlah kami, wahai Rabb kami, fla|am hidup kami.” 592
مسند الشافعي ٥٩٢: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ قَالَ: لَمَّا دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ لَمْ يَلْوِ وَلَمْ يُعَرِّجْ
Musnad Syafi'i 592: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraj, dari Atha', ia berkata, “Ketika Rasulullah hendak memasuki Makkah, beliau tidak mengambil jalan yang berbelok, tidak pula jalan yang naik.” 593
مسند الشافعي ٥٩٣: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّهُ رَآهُ بَدَأَ فَاسْتَلَمَ الْحَجَرَ، ثُمَّ أَخَذَ عَنْ يَمِينِهِ فَرَمَلَ ثَلَاثَةَ أَطْوَافٍ وَمَشَى أَرْبَعَةً، ثُمَّ أَنَّهُ أَتَى الْمَقَامَ فَصَلَّى خَلْفَهُ رَكْعَتَيْنِ
Musnad Syafi'i 593: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Manshur, dari Abu Wail, dari Masruq, dari Abdullah bin Mas'ud: Bahwa ia pernah melihat beliau memulai thawaf-nya dengan mengusap Hajar (Aswad), kemudian berdiri di sebelah kanannya, lalu berlari kecil sebanyak 3 kali putaran, dan berjalan biasa sebanyak 4 kali putaran. Setelah itu beliau mendatangi maqam (Ibrahim), lalu shalat di belakangnya sebanyak 2 rakaat. 594
مسند الشافعي ٥٩٤: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «يُلَبِّي الْمُعْتَمِرُ حِينَ يَفْتَتِحُ الطَّوَافَ مَشْيًا أَوْ غَيْرَ مَشْيٍ»
Musnad Syafi'i 594: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Najih, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: Orang yang berumrah mengucapkan talbiyah di saat membuka thawafnya dengan berjalan kaki atau tidak berjalan kaki. 595