وَمِنْ كِتَابِ الْمَنَاسِكِ

Kitab Pembahasan Tentang Manasik

Musnad Syafi'i #575

مسند الشافعي ٥٧٥: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ، عَنْ خَلَّادِ بْنِ السَّائِبِ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَأَمَرَنِي أَنْ آمُرَ أَصْحَابِي، أَوْ مَنْ مَعِيَ أَنْ يَرْفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّلْبِيَةِ، أَوْ بِالْإِهْلَالِ» . يُرِيدُ أَحَدَهُمَا

Musnad Syafi'i 575: Malik mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm, dari Abdul Malik bin Abu Bakar bin Abdurrahman bin Harits bin Hisyam, dari Khallad bin Sa'ib Al Anshari, dari ayahnya bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Malaikat Jibril datang kepadaku dan ia memerintahkan agar aku memerintahkan kepada para sahabatku atau orang-orang yang bersamaku supaya mereka mengeraskan suaranya untuk membaca talbiyah atau ihlal.” Beliau bermaksud salah satu dari keduanya. 576

Musnad Syafi'i #576

مسند الشافعي ٥٧٦: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي حُمَيْدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُكْثِرُ مِنَ التَّلْبِيَةِ

Musnad Syafi'i 576: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Abu Humaid, dari Muhammad bin Munkadir: Nabi SAW selalu memperbanyak bacaan talbiyah. 577

Musnad Syafi'i #577

مسند الشافعي ٥٧٧: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ كَانَ يُلَبِّي رَاكِبًا وَنَازِلًا وَمُضْطَجِعًا

Musnad Syafi'i 577: Sa'id bin Salim mengabarkan kepada kami dari Nafi', dari Abdullah bin Umar dari Ibnu Umar: Bahwa ia membaca talbiyah dalam keadaan berkendaraan, turun dan berbaring. 578

Musnad Syafi'i #578

مسند الشافعي ٥٧٨: أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ صَالِحِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ زَائِدَةَ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنْ تَلْبِيَتِهِ سَأَلَ اللَّهَ رِضْوَانَهُ وَالْجَنَّةَ وَاسْتَعْفَاهُ بِرَحْمَتِهِ مِنَ النَّارِ

Musnad Syafi'i 578: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami dari Shalih bin Muhammad bin Zaidah, dari Umar ah bin Khuzaimah bin Tsabit, dari ayahnya, dari Nabi : Bahwa beliau apabila selesai dari talbiyahnya memohon kepada Allah atas keridhaan-Nya, surga dan dibebaskan dari neraka berkat rahmat-Nya. 579

Musnad Syafi'i #579

مسند الشافعي ٥٧٩: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِضُبَاعَةَ بِنْتِ الزُّبَيْرِ فَقَالَ: «أَمَا تُرِيدِينَ الْحَجَّ؟» فَقَالَتْ: إِنِّي شَاكِيَةٌ، فَقَالَ لَهَا: «حُجِّي وَاشْتَرِطِي أَنَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي»

Musnad Syafi'i 579: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya: Bahwa Nabi pernah memerintahkan kepada Dhuba'ah melalui sabda beliau, "Apakah engkau tidak bermaksud melakukan haji?" Dhuba'ah menjawab, “Sesungguhnya aku sedang sakit.” Nabi SAW bersabda, “Kerjakanlah hajimu dan syaratkanlah bahwa tempat bertahallulku ialah di tempat aku tertahan.”580

Musnad Syafi'i #580

مسند الشافعي ٥٨٠: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: " قَالَتْ لِي عَائِشَةُ: هَلْ تَسْتَثْنِي إِذَا حَجَجْتَ؟ فَقُلْتُ لَهَا: مَاذَا أَقُولُ؟ فَقَالَتْ: قُلِ: اللَّهُمَّ الْحَجَّ أَرَدْتُ، وَلَهُ عَمَدْتُ، فَإِنْ يَسَّرْتَهُ فَهُوَ الْحَجُّ، وَإِنْ حَبَسَنِي حَابِسٌ فَهِيَ عُمْرَةٌ "

Musnad Syafi'i 580: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami, Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, ia mengatakan: Aisyah berkata kepadaku, “Apakah engkau pernah mengecualikan dalam hajimu?” Aku balik bertanya kepadanya, “Apakah yang harus aku ucapkan?” Aisyah berkata, “Ucapkanlah, 'Ya Allah, aku bermaksud melakukan ibadah haji, dan untuk hajilah aku berniat. Jika Engkau memudahkannya, maka hal ini merupakan ibadah haji; dan jika aku tertahan oleh halangan (sakit), maka hal ini merupakan ibadah umrah'.” 581

Musnad Syafi'i #581

مسند الشافعي ٥٨١: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ خَرَجَ إِلَى مَكَّةَ زَمَنَ الْفِتْنَةِ مُعْتَمِرًا فَقَالَ: «إِنْ صُدِدْتُ عَنِ الْبَيْتِ صَنَعْنَا كَمَا صَنَعْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: يَعْنِي أَحْلَلْنَا كَمَا أَحْلَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ

Musnad Syafi'i 581: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar bahwa ia berangkat ke Makkah di zaman fitnah untuk melakukan umrah, lalu ia berkata, “Apabila aku tertahan tidak sampai ke Baitullah, kami akan melakukan seperti apa yang pernah kami lakukan bersama Rasulullah .” Asy-Syafi'i mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah: Kami akan bertahallul seperti kami bertahallul bersama Rasulullah SAW pada tahun Al Hudaibiyah. 582

Musnad Syafi'i #582

مسند الشافعي ٥٨٢: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «مَنْ حُبِسَ دُونَ الْبَيْتِ بِمَرَضٍ فَإِنَّهُ لَا يَحِلُّ حَتَّى يَطُوفَ بِالْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ»

Musnad Syafi'i 582: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Salim bin Abdullah, dan ayahnya, ia berkata, “Barangsiapa yang tertahan tidak sampai ke Baitullah karena sakit, sesungguhnya ia tidak boleh bertahallul sebelum thawaf di Baitullah dan sa'i antara Shafa dan Marwa.” 583

Musnad Syafi'i #583

مسند الشافعي ٥٨٣: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ قَالَ: «الْمُحْصَرُ لَا يَحِلُّ حَتَّى يَطُوفَ بِالْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ»

Musnad Syafi'i 583: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Salim, dari bapaknya bahwa ia pernah berkata, “Orang yang terhalang (muhshar) tidak boleh bertahallul, kecuali jika telah thawaf di Baitullah dan (sa'i) antara Shafa dan Marwa.” 564

Musnad Syafi'i #584

مسند الشافعي ٥٨٤: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ، أَنَّ ابْنَ عُمَرَ، وَمَرْوَانَ، وَابْنَ الزُّبَيْرِ، أَفْتَوُا ابْنَ حُزَابَةَ الْمَخْزُومِيَّ وَإِنَّهُ صُرِعَ بِبَعْضِ طَرِيقِ مَكَّةَ وَهُوَ مُحْرِمٌ أَنْ يَتَدَاوَى بِمَا لَا بُدَّ مِنْهُ وَيَفْتَدِيَ، فَإِذَا صَحَّ اعْتَمَرَ فَحَلَّ مِنْ إِحْرَامِهِ، وَكَانَ عَلَيْهِ أَنْ يَحُجَّ عَامًا قَابِلًا وَيُهْدِي

Musnad Syafi'i 584: Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Sulaiman bin Yasar: Bahwa Ibnu Umar, Marwan dan Ibnu Az-Zubair memberikan fatwa kepada Ibnu Huzabah Al Makhzumi ketika ia sakit di tengah perjalanan menuju Makkah agar berobat dengan pengobatan yang semestinya dan menyembelih hewan kurban. Apabila telah sehat, hendaklah ia berumrah; dan jika telah bertahallul dari ihramnya, maka diwajibkan atas dirinya melakukan haji di tahun berikutnya dan menyembelih hewan kurban. 585