صحيح ابن خزيمة ٣٣١: نا الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبَّادٍ الْمُهَلَّبِيُّ، نا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ دَاوُدَ الْخُرَيْبِيَّ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَبْرِدُوا الظُّهْرَ فِي الْحَرِّ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 331: Al Qasim bin Muhammad bin Abbad Al Muhallabi mengabarkan kepada kami, Abdullah mengabarkan kepada kami —maksudnya Ibnu Daud Al Huraibi— dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah RA; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tangguhkanlahpelaksanaan shalat dzuhur hingga cuaca menjadi dingin (teduh) di saat hawa matahari panas”449
صحيح ابن خزيمة ٣٣٢: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ قَالَ: حَفِظْنَاهُ مِنَ الزُّهْرِيِّ قَالَ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ، عَنْ عَائِشَةَ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْمَخْزُومِيِّ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ «يُصَلِّي الْعَصْرَ وَالشَّمْسُ طَالِعَةٌ فِي حُجْرَتِي لَمْ يَظْهَرِ الْفَيْءُ بَعْدُ» قَالَ أَحْمَدُ: فِي حُجْرَتِهَا قَالَ أَبُو بَكْرٍ: الظُّهُورِ عِنْدَ الْعَرَبِ يَكُونُ عَلَى مَعْنَيَيْنِ أَحَدُهُمَا أَنْ يَظْهَرَ الشَّيْءُ حَتَّى يُرَى وَيُتَبَيَّنُ فَلَا خَفَاءَ، وَالثَّانِي أَنْ يَغْلِبَ الشَّيْءُ عَلَى الشَّيْءِ كَمَا يَقُولُ الْعَرَبُ: ظَهَرَ فُلَانٌ عَلَى فُلَانٍ، وَظَهَرَ جَيْشُ فُلَانٍ عَلَى جَيْشِ فُلَانٍ أَيْ غَلَبَهُمْ، فَمَعْنَى قَوْلِهَا: لَمْ يَظْهَرِ الْفَيْءُ بَعْدُ، أَيْ لَمْ يَتَغَلَّبِ الْفَيْءُ عَلَى الشَّمْسِ فِي حُجْرَتِهَا، أَيْ لَمْ يَكُنِ الظِّلُّ فِي الْحُجْرَةِ أَكْثَرَ مِنَ الشَّمْسِ حِينَ صَلَاةِ الْعَصْرِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 332: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, kami menghafalnya dari Az-Zuhri, ia berkata, Urwah mengabarkan hadits kepadaku dari Aisyah, Ha'. Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami dan Said bin Abdur-rahman bin Al Makhzum. Mereka berkata, Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah RA, “Sesungguhnya Nabi pernah melaksanakan shalat Ashar sementara matahari masih menyengat di kamarku dan bayang-bayang belum nampak.”450 Ahmad berkata, “Dikamar Aisyah.” Abu Bakar berkata: Kata ‘Azh-Zhuhur’ menurut orang Arab memiliki dua arti; Pertama, sesuatu yang nampak hingga bisa dilihat dan jelas di mana tidak ada kesamaran lagi; Kedua, sesuatu mengalahkan sesuatu yang lain sebagaimana dikemukakan oleh orang Arab “Zhahara Fulanan ‘Ala Fulanin’ dan ‘Zhahara jaisyu fulanin ‘Ala Jaisyi fulanin’ maksudnya mengalahkan mereka. Maka arti ucapan 'Lam yadzhar al fa'iu ba’du’ artinya bayang-bayang belum mengalahkan matahari di kamarnya. Maksudnya bayangan di kamar tidak lebih banyak dari cahaya matahari saat shalat Ashar.
صحيح ابن خزيمة ٣٣٣: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ، أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فِي دَارِهِ بِالْبَصْرَةِ حَتَّى انْصَرَفَ مِنَ الظُّهْرِ قَالَ: وَدَارُهُ بِجَنْبِ الْمَسْجِدِ فَلَمَّا دَخَلْنَا عَلَيْهِ قَالَ: صَلَّيْتُمُ الْعَصْرَ؟ قُلْنَا لَهُ: إِنَّمَا انْصَرَفْنَا السَّاعَةَ مِنَ الظُّهْرِ قَالَ: فَصَلَّوَا الْعَصْرَ، فَقُمْنَا فَصَلَّيْنَا، فَلَمَّا انْصَرَفْنَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا، لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا» نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، نا ابْنُ وَهْبٍ أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بِهَذَا نَحْوَهُ
Shahih Ibnu Khuzaimah 333: Ali bin Hujr As-Sa’di mengabarkan kepada kami, Ismail —maksudnya Ibnu Ja’far— menceritakan kepada kami, Al Ala' bin Abdurrahman bin Ya’kub menceritakan kepada kami, bahwa Abdurahman pernah memasuki kediaman (50-alif) Anas bin Malik di Bashrah hingga waktu shalat Zhuhur habis. Abdurrahman bin Ya’kub berkata, “Kediaman Anas bin Malik berada di samping Masjid. Ketika kami memasuki kediamannya, ia berkata, ‘Apakah kalian sudah melaksanakan shalat Ashar?’ Kami menjawab, ‘Sesungguhnya kami baru saja meninggalkan waktu shalat Zhuhur.’ Anas berkata, ‘Shalat Ashar-lah kalian’, lalu kami bangun dan melaksanakan shalat Ashar.’ Ketika kami kembali, ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, adalah shalat orang munafik, di mana ia duduk mengawasi matahari hingga apabila matahari berada di antara dua tanduk syetan, ia berdiri lalu melaksanakan shalat empat rakaat dengan gerakan yang cepat. Ia tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali hanya sebentar saja’.”451 Yunus bin Abdul Ala' mengabarkan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, sesungguhnya Malik menceritakan hadits dari Al Ala' bin Abdurrahman: Dengan hadits yang serupa ini.
صحيح ابن خزيمة ٣٣٤: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ، نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عُثْمَانَ الْبَكْرَاوِيُّ أَبُو بَحْرٍ، نا شُعْبَةُ، نا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ يَعْقُوبَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ: وَسَمِعْتُ أَبَا مُوسَى مُحَمَّدَ بْنَ الْمُثَنَّى يَقُولُ: وَجَدْتُ فِي كِتَابِي بِخَطِّ يَدِي فِيمَا نَسَخَتْ مِنْ كِتَابٍ عَنْ جَعْفَرٍ قَالَ: نا شُعْبَةُ قَالَ: سَمِعْتُ الْعَلَاءَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ يُحَدِّثُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ، يَنْتَظِرُ حَتَّى إِذَا اصْفَرَّتِ الشَّمْسُ وَكَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ، أَوْ عَلَى قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى وَقَالَ ابْنُ بَزِيعٍ: «بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ أَوْ فِي قَرْنَيْ شَيْطَانٍ» وَقَالَ: قَالَ شُعْبَةُ: «نَقَرَهَا أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 334: Muhammad bin Abdullah bin Bazi’ mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Utsman Al Bakrawi Abu Bahr mengabarkan kepada kami, Syu’bah —maksudnya adalah Ibnu Ya’qub— mengabarkan kepada kami dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ia (perawi) berkata, ‘Dan, aku mendengar Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna berkata, ‘Aku menjumpai di dalam kitabku dengan tulisan tanganku yang telah kuhapus dari suatu kitab, dari Ja’far, ia berkata, ‘Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata, ‘Aku mendengar Al Ala' bin Abdurrahman menceritakan dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya [itu] adalah shalat orang munafik, ia menunggu hingga apabila matahari menguning dan matahari berada di antara dua tanduk syetan —di atas tanduk syetan—, [ia berdiri] lalu melaksanakan shalat Ashar empat rakaat dengan gerakan yang cepat, dan ia tidak mengingat Allah SWT kecuali sedikit.”452 Ini adalah redaksi hadits Abu Musa. Ibnu Bazi’ berkata, “Di antara dua tanduk syetan atau berarti di dalam dua tanduk syetan.” la pun berkata, “Syu’bah berkata, 'Ia melaksanakan shalat empat rakaat dengan gerakan yang cepat dan ia tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali sebentar’.”
صحيح ابن خزيمة ٣٣٥: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا سُفْيَانُ، نا الزُّهْرِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالَا: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الَّذِي تَفُوتُهُ صَلَاةُ الْعَصْرِ كَأَنَّمَا وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ» قَالَ مَالِكٌ: تَفْسِيرُهُ ذَهَابُ الْوَقْتِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 335: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Az-Zuhri mengabarkan kepada kami, Ha', Said bin Abdurrahman Al Makhzumi dan Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, mereka berkata,: Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri dari Salim dari ayahnya, dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barang siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka ia seakan-akan terampas keluarga dan hartanya.”453 Malik berkata, “Penjelasannya: Ketika waktu telah usai.”
صحيح ابن خزيمة ٣٣٦: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا أَبُو دَاوُدَ، نا هِشَامٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، أَنَّ أَبَا قِلَابَةَ، حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَا الْمَلِيحِ الْهُذَلِيَّ حَدَّثَهُ قَالَ: كُنَّا مَعَ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ فِي غَزْوَةٍ فِي يَوْمِ غَيْمٍ، فَقَالَ: بَكِّرُوا بِالصَّلَاةِ؛ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ أُحْبِطَ عَمَلُهُ» نا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ أَبُو عَمَّارٍ، نا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ، عَنْ هِشَامٍ صَاحِبِ الدَّسْتُوَائِيِّ، عَنْ يَحْيَى، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ: بِهَذَا مِثْلَهُ، غَيْرُ أَنَّهُ قَالَ: «فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 336: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Abu Daud mengabarkan kepada kami, Hisyam mengabarkan kepada kami, dari Yahya bin Abu Katsir, sesungguhnya Abu Qilabah menceritakan kepadanya; Sesungguhnya Abu Al Malih Al Hudzali menceritakan kepadanya, ia berkata, “Kami pernah bersama Buraidah Al Aslami dalam sebuah perang di saat langit mendung. Lalu Buraidah berkata, ‘Segeralah kalian melaksanakan shalat, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda (50-ba’) “Barang siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka amalnya dihapuskan ”.454 Al Husain bin Al Harits Abu Ammar mengabarkan kepada kami, An-Nadhr bin Syamil mengabarkan kepada kami dari Hisyam Shahib Ad-Dastuwa'i dari Yahya dari Qilabah, “Dengan hadits sejenis hanya saja ia berkata, (Amal perbuatannya sungguh telah terhapus)”
صحيح ابن خزيمة ٣٣٧: نا بُنْدَارٌ، نا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «كُنَّا نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَغْرِبَ، ثُمَّ نَأْتِي بَنِي سَلِمَةَ فَنُبْصِرُ مَوَاقِعَ النَّبْلِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 337: Bundar mengabarkan kepada kami, Ubaidultah bin Abdul Majid mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Abu Di'b, dari Said Al Maqburi, dari Al Qa'qa’ bin Hakim, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Kami pernah melaksanakan shalat Maghrib bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian kami mendatangi Bani Salimah lalu kami melihat posisi-posisi anak panah.455
صحيح ابن خزيمة ٣٣٨: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ الْمُخَرَّمِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّهُمْ كَانُوا «يُصَلُّونَ الْمَغْرِبَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ يَرْجِعُونَ فَيَرَى أَحَدُهُمْ مَوَاقِعَ نَبْلِهِ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 338: Muhammad bin Abdullah bin Al Mubarak Al Mukharrami mengabarkan kepada kami, Yahya bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Hamad bin Salamah menceritakan kepada kami dari Tsabit dari Anas, Sesungguhnya mereka melaksanakan shalat mahgrib bersama Rasulullah kemudian mereka kembali, lalu salah seorang dari mereka melihat posisi-posisi anak panahnya.
صحيح ابن خزيمة ٣٣٩: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، وَمُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ الْيَشْكُرِيُّ قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، ح وَحَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَزَرِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ مَرْثَدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْيَزَنِيِّ قَالَ: قَدِمَ عَلَيْنَا أَبُو أَيُّوبَ غَازِيًا، وَعُقْبَةُ بْنُ عَامِرٍ يَوْمَئِذٍ عَلَى مِصْرَ فَأَخَّرَ الْمَغْرِبَ فَقَامَ إِلَيْهِ أَبُو أَيُّوبَ فَقَالَ: مَا هَذِهِ الصَّلَاةُ يَا عُقْبَةُ؟ فَقَالَ: شُغِلْنَا، فَقَالَ: أَمَا وَاللَّهِ، مَا بِي إِلَّا أَنْ يَظُنَّ النَّاسُ أَنَّكَ رَأَيْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ هَكَذَا، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ أَوْ عَلَى الْفِطْرَةِ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ حَتَّى تَشْتَبِكَ النُّجُومُ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ الدَّوْرَقِيِّ، وَقَالَ الْمُؤَمَّلُ وَالْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ: أَمَا سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا تَزَالُ أُمَّتِي. .» ؟ نا مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى الْحَرَشِيُّ، نا زِيَادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ: فَذَكَرَ الْحَدِيثَ، وَقَالَ: أَمَا سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ أَوْ عَلَى الْفِطْرَةِ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ حَتَّى تَشْتَبِكَ النُّجُومُ» ؟ قَالَ: بَلَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 339: Ya’qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi dan Muammal bin Hisyam Al Yasykuri mengabarkan kepada kami, mereka berkata, Ibnu Ulaiyah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, Ha’, Al Fadl bin Ya’qub Al Jazari menceritakan kepada kami, Abdul A'la mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, Yazid bin Abu Habib menceritakan kepadaku, dari Martsad bin Abdullah Al Yazani, ia berkata, “Abu Ayub [dan] Aqabah bin Amir pernah berperang melawan negeri Mesir, lalu Aqabah mengakhirkan shalat Magrib. Kemudian Abu Ayub berdiri padanya dan ia berkata, “Ini shalat apa wahai Aqabah?” Aqabah menjawab, ‘Tadi kami telah disibukkan —oleh peperangan—. Abu Ayub berkata, “Demi Allah aku tidak bermaksud apa-apa, hanya saja orang-orang mengira bahwa engkau telah melihat Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan hal ini. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Umatku senantiasa dalam keadaan baik-baik saja atau berada dalam fitrahnya selagi mereka tidak mengakhirkan shalat maghrib sampai bintang-bintang merapat’.’456 Ini adalah redaksi hadits Ad-Dauraqi. Al Muammal dan Al Fadl bin Ya'kub berkata, “Adakah engkau mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Umatku senantiasa...” Muhammad bin Musa Al Harasyi mengabarkan kepada kami, Ziyad bin Abdullah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami dari Yazid bin Abu Habib. Kemudian ia mengemukakan hadits dan berkata apakah engkau mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “>i>Ummatku senantiasa dalam keadaan baik-baik saja atau berada di atas fitrahnya selagi mereka tidak mengakhirkan shalat Maghrib hingga bintang-bintang merapat. ” la berkata, ‘Tentu!.”
صحيح ابن خزيمة ٣٤٠: نا أَبُو زُرْعَةَ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، نا عَبَّادُ بْنُ الْعَوَّامِ، عَنْ عُمَرَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنِ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ، عَنِ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَزَالُ أُمَّتِي عَلَى الْفِطَرِ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ حَتَّى تَشْتَبِكَ النُّجُومُ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي قَوْلِهِ: «لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا لَمْ يُؤَخِّرُوا الْمَغْرِبَ حَتَّى تَشْتَبِكَ النُّجُومُ» : دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ قَوْلَهُ فِي خَبَرِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ: وَوَقْتُ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَسْقُطْ ثَوْرُ الشَّفَقِ إِنَّمَا أَرَادَ وَقْتَ الْعُذْرِ وَالضَّرُورَةِ لَا أَنْ يُتَعَمَّدَ تَأْخِيرُ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ إِلَى أَنْ تَقْرُبَ غَيْبُوبَةُ الشَّفَقِ؛ لِأَنَّ اشْتِبَاكَ النُّجُومِ يَكُونُ قَبْلَ غَيْبُوبَةِ الشَّفَقِ بِوَقْتٍ طَوِيلٍ يُمْكِنُ أَنْ يُصَلَّى بَعْدَ اشْتِبَاكِ النُّجُومِ قَبْلَ غَيْبُوبَةِ الشَّفَقِ رَكَعَاتٌ كَثِيرَةٌ أَكْثَرُ مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 340: Abu Zur’ah mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Musa mengabarkan kepada kami, Abbad bin Al Awwam mengabarkan kepada kami dari Amr bin Ibrahim dari Qatadah dari Al Hasan dari Al Ahnaf bin Qais dai Al Abbas bin Abdul Muthalib, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Umatku senantiasa berada dalam kesucian selagi mereka tidak mengakhirkan (51-alif) shalat Maghrib sampai binatang-binatang merapat”547 Abu Bakar berkata, “Dalam Sabda Nabi, Umatku senantiasa baik-baik saja selagi mereka tidak mengakhirkan shalat Maghrib sampai binatang-binatang merapat menunjukkan bahwa sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bin Ash yang berbunyi “Dan waktu Maghrib adalah selagi mega merah belum hilang”, sesungguhnya yang dimaksud adalah waktu udzur dan waktu darurat. Tidak secara sengaja458 mengakhirkan shalat Maghrib hingga mendekati hilangnya mega merah, karena merapatnya bintang-bintang terjadi saat mega merah hampir hilang, dan karena kerapatan binatang-binatang terjadi sebelum mega merah hilang beberapa saat, di mana saat itu masih bisa melaksanakan shalat beberapa rakaat, dan shalat yang dapat dilaksanakan dalam waktu tersebut lebih dari empat rakaat.