كِتَابُ الصَّلَاةِ

Kitab Shalat

Shahih Ibnu Khuzaimah #311

صحيح ابن خزيمة ٣١١: نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَيْمُونٍ بِالْإِسْكَنْدَرِيَّةِ، نا الْوَلِيدُ يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو عَمَّارٍ وَهُوَ شَدَّادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا أَبُو أُمَامَةَ قَالَ: أَتَى رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَصَبْتُ حَدًّا فَأَقِمْهُ عَلَيَّ؟ فَأَعْرَضَ عَنْهُ، وَأُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَصَبْتُ حَدًّا فَأَقِمْهُ عَلَيَّ قَالَ: «هَلْ تَوَضَّأْتَ حِينَ أَقْبَلْتَ؟» قَالَ: نَعَمْ قَالَ: «اذْهَبْ فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ عَفَا عَنْكَ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 311: Muhammad bin Abdullah bin Maimun di Alexandria mengabarkan kepada kami, Al Walid mengabarkan kepada kami —ia adalah Ibnu Muslim— dari Al Auza'i ia berkata, “Abu Ammar menceritakan kepadaku —ia adalah Syidad bin Abdullah— Abu Umamah menceritakan kepada kami, ia berkata, “Seorang laki- laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam aku terkena hukum hudud, maka tegakkanlah —hukum hudud tersebut— padaku’, lalu Nabi berpaling darinya. Kemudian ibadah shalat didirikan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan ibadah shalat tersebut. Ketika Rasulullah mengucapkan salam, laki-laki tersebut berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku terkena hukum hudud, maka tegakkanlah padaku.” Rasulullah bertanya, “Apakah engkau telah berwudhu saat menghadap?” Ia berkata, “ya!” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Pergilah sesungguhnya Allah telah memaafkanmu.”427

Shahih Ibnu Khuzaimah #312

صحيح ابن خزيمة ٣١٢: أنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ قَالَا: حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ، عَنْ أَبِيهِ، نا أَبُو عُثْمَانَ، عَنِ ابْنُ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ لَهُ أَنَّهُ أَصَابَ مِنَ امْرَأَةٍ إِمَّا قُبْلَةً، أَوْ مَسًّا بَيْدٍ، أَوْ شَيْئًا كَأَنَّهُ يَسْأَلُ عَنْ كَفَّارَتِهَا قَالَ: فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ، إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ} [هود: 114] قَالَ: فَقَالَ الرَّجُلُ: أَلِي هَذِهِ؟ قَالَ: «هِيَ لِمَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ أُمَّتِي» قَالَ: وَحَدَّثَنَاهُ الصَّنْعَانِيُّ، حَدَّثَنَا يَزِيدَ بْنُ زُرَيْعٍ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ وَهُوَ التَّمِيمِيُّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ، فَقَالَ: أَصَابَ مِنَ امْرَأَةٍ قُبْلَةً وَلَمْ يَشُكَّ، وَلَمْ يَقُلْ كَأَنَّهُ يَسْأَلُ عَنْ كَفَّارَتِهَا

Shahih Ibnu Khuzaimah 312: Muhammad bin Abdul Ala Ash-Shan’ani dan Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Asy-Syahid, keduanya berkata, Al Mu’tamir menceritakan kepada kami, dari ayahnya, Abu Utsman mengabarkan kepada kami dari Ibnu Mas’ud: Sesungguhnya seorang laki-laki datang menemui Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, ia menyebutkan kepada beliau bahwa ia telah berbuat maksiat kepada seorang wanita, baik mencium —atau menyentuh dengan tangannya— atau sesuatu yang lain. —dari pertanyaan tersebut— seakan-akan ia bertanya tentang kafaratnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah SWT menurunkan ayat, ‘Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan dari malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat’.” (Qs. Huud [11]: 114) laki-laki tersebut berkata, 'Apakah —khithab— hal ini untukku?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ayat ini untuk siapa saja dari umatku yang mengerjakannya’. ”428 Dan Asb-Shan’ani menceritakan hadits kepada kami, Yazid bin Al Auza’i menceritakan kepada kami (47-alif) Sulaiman menceritakan kepada kami —ia adalah Al- Tamimi— dengan sanad yang sama dengannya, ia berkata, “Seorang laki-laki melakukan maksiat pada seorang wanita dengan mencium, la tidak mengadukan dan tidak berbicara apa-apa, seakan-akan ia bertanya tentang kafaratnya.”

Shahih Ibnu Khuzaimah #313

صحيح ابن خزيمة ٣١٣: نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، نا وَكِيعٌ، نا إِسْرَائِيلُ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، وَالْأَسْوَدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي لَقِيتُ امْرَأَةً فِي الْبُسْتَانِ فَضَمَمْتُهَا إِلَيَّ وَبَاشَرْتُهَا وَقَبَّلْتُهَا، وَفَعَلْتُ بِهَا كُلَّ شَيْءٍ إِلَّا أَنِّي لَمْ أُجَامِعْهَا، فَسَكَتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ: {إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ} [هود: 114] ، فَدَعَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَرَأَهَا عَلَيْهِ، فَقَالَ عُمَرَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , أَلَهُ خَاصَّةً أَوْ لِلنَّاسِ كَافَّةً؟ فَقَالَ: «لَا , بَلْ لِلنَّاسِ كَافَّةً»

Shahih Ibnu Khuzaimah 313: Ya'kub bin Ibrahim Ad-Dauraqi mengabarkan kepada kami, Waqi mengabarkan kepada kami Israil mengabarkan kepada kami dari Simak bin Harb dari Ibrahim dari Alqamah dan Al Aswad dari Abdullah, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah! sesungguhnya aku telah bertemu dengan seorang wanita di kebun, lalu aku memeluknya dan menyentuh kulitnya, mencium dan melakukan apa saja, hanya saja aku tidak melakukan hubungan intim dengannya. Nabi terdiam, kemudian turunlah ayat ini. “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-oramg yang ingat.” Nabi lalu memanggilnya dan membacakan ayat di atas kepadanya. Umar berkata, “Wahai rasulullah apakah ayat tersebut khusus atau bagi manusia keseluruhan?” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak, melainkan untuk seluruh manusia”429

Shahih Ibnu Khuzaimah #314

صحيح ابن خزيمة ٣١٤: نا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، نا الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ»

Shahih Ibnu Khuzaimah 314: Ali bin Hujr As-Sa’di mengabarkan kepada kami, Ismail bin Ja’far mengabarkan kepada kami, Al Ala' bin Abdur-rahman bin Ya’kub mengabarkan kepada kami dari ayahnya dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Shalat lima waktu dan shalat jum’at hingga shalat Jum’at lainnya merupakan kafarat —dosa-dosa— di antara keduanya, selagi dosa- dosa besar tidak dilakukan.”430

Shahih Ibnu Khuzaimah #315

صحيح ابن خزيمة ٣١٥: نا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ ابْنَ أَبِي هِلَالٍ، حَدَّثَهُ أَنَّ نُعَيْمَ بْنَ الْمُجْمِرِ حَدَّثَهُ أَنَّ صُهَيْبًا مَوْلَى الْعُتْوَارِيِّينَ، حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ، وَأَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ يُخْبِرَانِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ» ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ يَسْكُتُ، فَأَكَبَّ كُلُّ رَجُلٍ مِنَّا يَبْكِي حَزِينًا لِيَمِينِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: " مَا مِنْ عَبْدٍ يَأْتِي بِالصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، وَيَصُومُ رَمَضَانَ، وَيَجْتَنِبُ الْكَبَائِرَ السَّبْعَ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى إِنَّهَا لَتَصْطَفِقُ، ثُمَّ تَلَا {إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ} [النساء: 31] "

Shahih Ibnu Khuzaimah 315: Yunus bin Abdul A'la Ash-Shadafi, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku, sesungguhnya Ibnu Abu Hilal menceritakan kepadanya, sesungguhnya Nu'aim bin Al Mujmir menceritakan kepadanya, sesungguhnya Shuhaib; hamba sahaya kabilah Al Utwariyin, menceritakan kepadanya, sesungguhnya ia mendengar Abu Hurairah dan Abu Said Al Khudri mengabarkan hadits, Dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau pernah duduk di atas mimbar lalu bersabda, "Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya”, dikatakan sebanyak tiga kali, kemudian beliau terdiam lalu masing kaum laki-laki dari kami terdiam menangis sedih atas sumpah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu beliau bersabda, "Tidak ada seorang hamba yang melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan ramadhan, menjauhi dosa besar yang berjumlah tujuh kecuali dibukakan pintu surga kepadanya di hari kiamat hingga mereka berdesak-desakan”, lalu beliau membacakan firman Allah SWT, “Apabila kalian menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang, maka kami akan menghapus kesalahan-kesalahan kalian ”431

Shahih Ibnu Khuzaimah #316

صحيح ابن خزيمة ٣١٦: نا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ، نا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، نا الْأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ بْنُ هِشَامٍ الْمُعَيْطِيُّ، حَدَّثَنِي مَعْدَانُ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ الْيَعْمَرِيُّ قَالَ: لَقِيتُ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ لَهُ: دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ يَنْفَعْنِي اللَّهُ بِهِ أَوْ يُدْخِلْنِي الْجَنَّةَ قَالَ: فَسَكَتَ عَنِّي ثَلَاثًا، ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيَّ فَقَالَ: عَلَيْكَ بِالسُّجُودِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً» قَالَ: أَبُو عَمَّارٍ هَكَذَا قَالَ: الْوَلِيدُ يَعْنِي سَجْدَةً بِنَصْبِ السِّينِ

Shahih Ibnu Khuzaimah 316: Abu Amar Al Husain bin Huraits mengabarkan kepada kami, Al Walid bin Muslim mengabarkan kepada kami, Al Auzai mengabarkan kepada kami, Al Walid bin Hisyam Al Mu'aith menceritakan kepadaku, Ma'dan bin Abu Thalhah Al Ya’mari menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku pemah bertemu Tsauban; hamba sahaya Rasulullah, lalu aku katakan kepadanya, 'Tunjukkan kepadaku suatu amalan di mana Allah SWT akan memberikan manfaatnya kepadaku atau Allah SWT memasukkan diriku ke dalam surga.’ Tsauban berkata, 'Kemudian ia berpaling dariku tiga kali, lalu menoleh kepadaku, (47-ba’) lalu ia berkata, 'Kamu harus melakukan sujud. Sesungguhnya aku medengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘ Tidak seorang hamba melakukan sujud kepada Allah kecuali Allah SWT akan meninggikan derajatnya dan menghapus dosa-dosanya’432 Abu Amar berkata, “Demikianlah Walid mengatakan maksud dari redaksi sajadah dengan memberi harakat fathah pada huruf sin”

Shahih Ibnu Khuzaimah #317

صحيح ابن خزيمة ٣١٧: نا بُنْدَارٌ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، نا إِسْمَاعِيلُ، نا قَيْسٌ قَالَ: قَالَ جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ: كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا»

Shahih Ibnu Khuzaimah 317: Bundar Muhammad bin Basyar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said mengabarkan kepada kami, Ismail mengabarkan kepada kami, Qais mengabarkan kepada kami, ia berkata, Jarir bin Abdullah berkata, “Kami pernah duduk di sisi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Apabila kalian mampu, maka janganlah kalian tinggalkan shalat sebelum terbit dan sebelum tenggelamnya matahari.”433

Shahih Ibnu Khuzaimah #318

صحيح ابن خزيمة ٣١٨: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، وَيَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَا: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عُمَارَةَ بْنِ رُوَيْبَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ، وَقَبْلَ غُرُوبِهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ» وَقَالَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ وَأَنَا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Shahih Ibnu Khuzaimah 318: Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya dan Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, mereka berdua berkata, Ismail bin Abu Khalid menceritakan kepada kami dari Abu Bakar bin Umarah bin Ruwaibah dari ayahnya, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang melaksanakan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum matahari tenggelam, maka Allah SWT mengharamkan jasadnya dari api neraka ” seorang laki-laki dari penduduk Bashrah berkata, ‘Dan aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.”434

Shahih Ibnu Khuzaimah #319

صحيح ابن خزيمة ٣١٩: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ رُوَيْبَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَنْ يَلِجَ النَّارَ مَنْ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا»

Shahih Ibnu Khuzaimah 319: Ahmad bin Abdah Adh-Dhabbi mengabarkan kepada kami, Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Abdul Malik bin Umair, dari Umarah bin Ruwaibah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang melaksanakan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.”435

Shahih Ibnu Khuzaimah #320

صحيح ابن خزيمة ٣٢٠: ناه عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، نا شَيْبَانُ، نا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ عُمَارَةَ بْنَ رُوَيْبَةَ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَلَا غُرُوبِهَا» ، فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ فَقَالَ: أَنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: نَعَمْ قَالَ: وَأَنَا أَشْهَدُ بِأَنَّكَ سَمِعْتَهُ

Shahih Ibnu Khuzaimah 320: Abdul Jabar bin Al Ala' mengabarkan kepada kami darinya, Syaiban mengabarkan kepada kami, Abdul Malik bin Umair mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Umarah bin Ruwaibah berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak masuk neraka siapapun yang melaksanakan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” Kemudian seorang laki-laki dari penduduk Bashrah datang kepadanya lalu berkata, “Engkau mendengar ini dari rasulullah?” Ia menjawab, “Ya!” Ia berkata, “Dan aku bersaksi bahwa engkau telah mendengarnya.”436