سنن الدارقطني ٨١٦: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ , قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا دَاوُدَ السِّجِسْتَانِيَّ , يَقُولُ: وَمِمَّا يَدُلُّ عَلَى ضَعْفِ حَدِيثِ الْأَعْمَشِ هَذَا أَنَّ حَفْصَ بْنَ غِيَاثٍ وَقَفَهُ عَنِ الْأَعْمَشِ وَأَنْكَرَ أَنْ يَكُونَ مَرْفُوعًا أَوَّلُهُ وَأَنْكَرَ أَنْ يَكُونَ فِيهِ الْوُضُوءُ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ , وَدَلَّ عَلَى ضَعْفِ حَدِيثِ حَبِيبٍ , عَنْ عُرْوَةَ أَيْضًا أَنَّ الزُّهْرِيَّ رَوَاهُ عَنْ عُرْوَةَ , عَنْ عَائِشَةَ , وَقَالَ فِيهِ: فَكَانَتْ تَغْتَسِلُ لِكُلِّ صَلَاةٍ , هَذَا كُلُّهُ قَوْلِ أَبِي دَاوُدَ
Sunan Daruquthni 816: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Abu Daud As-Sijistani mengatakan, "Di antara yang menunjukkan lemahnya hadits Al A'masy ini adalah bahwa Hafsh bin Ghiyats menilainya mauquf pada Al A'masy dan mengingkari marfu'nya. Asbath bin Muhammad juga menilainya mauquf 'dari Al A'masy, dari Aisyah. Abu Daud meriwayatkan dari Al A'masy secara marfu' bagian awalnya, namun mengingkari adanya redaksi "berwudhu untuk setiap shalat.". Juga yang menunjukkan lemahnya hadits Habib dari Urwah, bahwa Az-Zuhri meriwayatkannya dari Urwah dari Aisyah, dan ia menyebutkan (di dalam redaksi)nya: "Maka ia pun mandi untuk setiap shalat." Semua ini adalah ucapan Abu Daud.
سنن الدارقطني ٨١٧: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدٍ , نا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي خَيْثَمَةَ , نا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ , ثنا أَبِي , عَنِ الْأَعْمَشِ , عَنْ حَبِيبٍ , عَنْ عُرْوَةَ , عَنْ عَائِشَةَ فِي الْمُسْتَحَاضَةِ: «تُصَلِّي وَإِنْ قَطَرَ الدَّمُ عَلَى حَصِيرِهَا». وَقَالَ ابْنُ أَبِي خَيْثَمَةَ: لَمْ يَرْفَعْهُ حَفْصٌ , وَتَابَعَهُ أَبُو أُسَامَةَ
Sunan Daruquthni 817: Ali bin Muhammad bin Ubaid menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, Umar bin Hafsh menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, dan Al A'masy, dari Habib, dari Urwah, dari Aisyah: "Wanita mustahadhah tetap melaksanakan shalat walaupun darah menetes di atas tikarnya." Ibnu Abi Khaitsamah mengatakan, "Hafsh tidak memarfukannya, dan dimutaba‘ah oleh Abu Usamah."
سنن الدارقطني ٨١٨: حَدَّثَنَا ابْنُ الْعَلَاءِ , ثنا أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ أَبِي السَّفَرِ , ح وَحَدَّثَنَا ابْنُ مُبَشِّرٍ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَادَةَ , قَالَا: ثنا أَبُو أُسَامَةَ , قَالَ الْأَعْمَشُ , ثنا عَنْ حَبِيبٍ , عَنْ عُرْوَةَ , عَنْ عَائِشَةَ , أَنَّهَا سُئِلَتْ عَنِ الْمُسْتَحَاضَةِ , فَقَالَتْ: «لَا تَدَعُ الصَّلَاةَ وَإِنْ قَطَرَ الدَّمُ عَلَى الْحَصِيرِ». تَابَعَهُمَا أَسْبَاطُ بْنُ مُحَمَّدٍ
Sunan Daruquthni 818: Ibnu Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Abu Ubaidah bin Abu As-Safar menceritakan kepada kami {h} Ibnu Mubasysyir menceritakan kepada kami, Muhamamd bin Ubadah menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abu Usamah menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Al A'masy menceritakan kepada kami, dari Habib, dari Urwah, dari Aisyah: Bahwa ia ditanya tentang wanita mustahadhah, maka ia pun menjawab, "Wanita itu tidak meninggalkan shalat walaupun darah menetes di atas tikar." Dua sanad ini di-mutaba'ah oleh Asbath bin Muhammad.
سنن الدارقطني ٨١٩: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ النَّقَّاشُ , ثنا الْحُسَيْنُ بْنُ إِدْرِيسَ , قَالَ: سَمِعْتُ عُثْمَانَ بْنَ أَبِي شَيْبَةَ , وَذَكَرَ حَدِيثَ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ , عَنْ عُرْوَةَ , عَنْ عَائِشَةَ: «تُصَلِّي الْمُسْتَحَاضَةُ وَإِنْ قَطَرَ الدَّمُ عَلَى الْحَصِيرِ». فَقَالَ: وَكِيعٌ يَرْفَعُهُ , وَعَلِيُّ بْنُ هَاشِمٍ وَحَفْصٌ يُوقِفَانِهِ.
Sunan Daruquthni 819: Muhammad bin Al Hasan An-Naqqasy menceritakan kepada kami, Al Husain bin Idris menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Utsman bin Abu Syaibah, lalu ia mengemukakan hadits Habib bin Abu Tsabit dari Urwah, dari Aisyah: "Wanita mustahadhah tetap melaksanakan shalat walaupun darah menetes di atas tikar." Waki' mengatakan, "Waki' memarfu‘kannya, sementara Ali bin Hasyim dan Hafsh memauqufkannya."
سنن الدارقطني ٨٢٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْفَارِسِيُّ , نا بَكْرُ بْنُ سَهْلٍ , ثنا عَبْدُ الْخَالِقِ بْنُ مَنْصُورٍ , عَنْ يَحْيَى بْنِ مَعِينٍ , قَالَ: حَدَّثَ حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ , عَنْ عُرْوَةَ , حَدِيثَيْنِ وَلَيْسَ هُمَا بِشَيْءٍ
Sunan Daruquthni 820: Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Bakar bin Sahl mengabarkan kepada kami, Abdul Khaliq bin Manshur menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Ma'in, ia mengatakan, "Habib bin Abu Tsabit menyampaikan dua hadits dari Urwah, namun keduanya tidak dianggap."
سنن الدارقطني ٨٢١: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْبَخْتَرِيِّ , نا أَحْمَدُ بْنُ الْفَرَجِ الْجُشَمِيُّ , نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ , نا الْأَعْمَشُ , عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ , عَنْ عُرْوَةَ , عَنْ عَائِشَةَ , قَالَتْ: جَاءَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ أَبِي حُبَيْشٍ فَقَالَتْ: إِنِّي امْرَأَةٌ أُسْتَحَاضُ فَلَا أَطْهُرُ , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اجْتَنِبِي الصَّلَاةَ أَيَّامَ حَيْضَتِكِ , ثُمَّ اغْتَسِلِي وَصُومِي وَصَلِّي وَإِنْ قَطَرَ الدَّمُ عَلَى الْحَصِيرِ» , فَقَالَتْ: إِنِّي أُسْتَحَاضُ فَلَا يَنْقَطِعُ الدَّمُ عَنِّي قَالَ: «إِنَّمَا ذَلِكَ عِرْقٌ وَلَيْسَ بِحَيْضٍ فَإِذَا أَقْبَلَ الْحَيْضُ فَدَعِي الصَّلَاةَ فَإِذَا أَدْبَرَ فَاغْتَسِلِي وَصَلِّي»
Sunan Daruquthni 821: Muhammad bin Amr bin Al Bakhtari menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Faraj Al Jusyammi mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Numair mengabarkan kepada kami, Al A'masy mengabarkan kepada kami, dari Habib bin Tsabit, dari Urwah, dari Asiayah, ia menuturkan, "Fathimah binti Abu Hubaisy datang lalu berkata, 'Sesungguhnya aku ini wanita yang menderita istihadhah sehingga tidak pernah suci.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Jauhilah shalat selama masa haiclmu, kemudian (setelah berlalu masa haid itu) berpuasalah dan shalatlah walaupun darah menetes di atas tikar. Ia berkata, 'Aku mengalami istihadhah yang mana darah itu tidak berhenti (keluar) dariku.' Beliau pun bersabda, 'Sesungguhnya itu adalah darah penyakit, bukan haid. Maka, bila datang haid, tinggalkanlah shalat, dan bila telah berlalu, mandilah dan shalatlah.”
Grade
سنن الدارقطني ٨٢٢: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْفَارِسِيُّ , ثنا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ الْعَلَّافُ , ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ , ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ , أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْقَاسِمِ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ عَائِشَةَ , أَنَّهَا كَانَتْ تَقُولُ: «إِنَّمَا الْأَقْرَاءُ الْأَطْهَارُ»
Sunan Daruquthni 822: Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub Al Allaf menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Maryam menceritakan kepada kami, Abdulah bin Umar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Al Qasim mengabarkan kepadaku, dari ayahnya, dari Aisyah istri Nabi SAW, bahwa ia mengatakan, "Sesungguhnya aqra' adalah masa suci."
Grade
سنن الدارقطني ٨٢٣: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ , ثنا الْحُسَيْنُ بْنُ أَبِي الرَّبِيعِ الْجُرْجَانِيُّ , ثنا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ , ثنا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ , عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ طَلْحَةَ , عَنْ عَمِّهِ عِمْرَانَ بْنِ طَلْحَةَ , عَنْ أُمِّهِ حَمْنَةَ بِنْتِ جَحْشٍ , قَالَتْ: كُنْتُ أُسْتَحَاضُ حَيْضَةً شَدِيدَةً كَثِيرَةً , فَجِئْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْتَفْتِيهِ فَأُخْبِرُهُ فَوَجَدْتُهُ فِي بَيْتِ أُخْتِي زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ , قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُسْتَحَاضُ حَيْضَةً كَبِيرَةً شَدِيدَةً فَمَا تَرَى فِيهَا؟ فَقَدْ مَنَعْتَنِي الصَّلَاةَ وَالصِّيَامَ , قَالَ: «أَنْعَتُ لَكِ الْكُرْسُفَ فَإِنَّهُ يُذْهِبُ الدَّمَ» , قَالَتْ: هُوَ أَكْثَرُ مِنْ ذَلِكَ , قَالَ: «فَتَلَجَّمِي» , قَالَتْ: هُوَ أَكْثَرُ مِنْ ذَلِكَ , قَالَ: «اتَّخِذِي ثَوْبًا» , قَالَتْ: هُوَ أَكْثَرُ مِنْ ذَلِكَ إِنَّمَا أَثُجُّ ثَجًّا , فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَآمُرُكِ بِأَمْرَيْنِ أَيَّتَهُمَا فَعَلْتِ فَقَدْ أَجْزَأَ عَنْكِ مِنَ الْآخَرِ , فَإِنْ قَوَيْتِ عَلَيْهِمَا فَأَنْتِ أَعْلَمُ» قَالَ لَهَا: «إِنَّمَا هَذِهِ رَكْضَةٌ مِنْ رَكَضَاتِ الشَّيْطَانِ , فَتَحَيَّضِي سِتَّةَ أَيَّامٍ أَوْ سَبْعَةَ أَيَّامٍ فِي عِلْمِ اللَّهِ , ثُمَّ اغْتَسِلِي حَتَّى إِذَا رَأَيْتِ أَنَّكِ قَدْ طَهُرْتِ وَاسْتَنْقَيْتِ فَصَلِّي أَرْبَعًا وَعِشْرِينَ لَيْلَةً أَوْ ثَلَاثًا وَعِشْرِينَ لَيْلَةً وَأَيَّامَهَا وَصُومِي , فَإِنَّ ذَلِكَ يُجْزِئُكِ وَكَذَلِكَ فَافْعَلِي فِي كُلِّ شَهْرٍ كَمَا تَحِيضُ النِّسَاءُ وَكَمَا يَطْهُرْنَ لِمِيقَاتِ حَيْضِهِنَّ وَطُهْرِهِنَّ , فَإِنْ قَوَيْتِ عَلَى أَنْ تُؤَخِّرِي الظُّهْرَ وَتُعَجِّلِي الْعَصْرَ وَتَغْسِلِينَ حَتَّى تَطْهُرِي ثُمَّ تُصَلِّيَنَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا ثُمَّ تُؤَخِّرِينَ الْمَغْرِبَ وَتُعَجِّلِينَ الْعِشَاءَ ثُمَّ تَغْسِلِينَ وَتَجْمَعِينَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ فَافْعَلِي , وَتَغْتَسِلِينَ مَعَ الْفَجْرِ فَصَلِّي وَصُومِي إِنْ قَدَرْتِ عَلَى ذَلِكَ» , قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَهَذَا أَعْجَبُ الْأَمْرَيْنِ إِلَيَّ».
Sunan Daruquthni 823: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Al Husain bin Abu Ar-Rabi' Al Jurjani menceritakan kepada kami, Abu Amir Al Aqadi menceritakan kepada kami, Zuhair bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dari Ibrahim bin Muhammad bin Thalhah, dari pamannya Imran bin Thalhah, dari ibunya Hamnah binti Jahsy, ia menuturkan, "Aku menderita istihadhah yang sangat banyak sekali, lalu aku datang kepada Nabi SAW untuk meminta fatwanya dengan cara memberitahunya langsung, lalu aku menjumpainya di rumah saudariku Zainab binti Jahsy, kemudian aku berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mengalami istihadhah yang sangat banyak sekali. Bagaimana menurutmu tentang itu? Karena hal itu telah menghalangiku shalat dan puasa.' Beliau pun bersabda, 'Aku sarankan kepadamu agar menggunakan kapas, karena itu bisa menyerap darah.' Ia berkata lagi, 'Darahnya lebih banyak dari itu.' Beliau pun bersabda, 'Pakailah ikat pinggang" Ia berkata lagi, 'Darahnya masih lebih banyak dari itu.' Beliau pun bersabda, 'Gunakanlah kain." Ia berkata lagi, 'Darahnya masih lebih banyak dari itu. Darah itu keluar sangat deras sekali.' Maka Nabi SAW berkata kepadanya, 'Aku akan memberikan dua pilihan kepadamu, mana pun yang engkau kerjakan, maka itu sudah cukup untuk tidak mengerjakan yang lainnya, namun bila engkau mampu mengerjakan keduanya, maka engkau lebih mengetahui.' Selanjutnya beliau mengatakan, 'Sesungguhnya itu hanyalah salah satu usikan (gangguan) syetan. Maka berhaidlah selama enam atau tujuh hari menurut ilmu Allah Ta'ala, lalu mandilah sampai engkau merasa telah bersih dan suci, kemudian shalatlah selama dua puluh empat atau dua puluh tiga malam dan harinya, serta berpuasalah. Hal itu sah dan memadai bagimu. Lakukanlah seperti itu setiap bulan sebagaimana biasanya kaum wanita haid dan suci pada waktunya. Jika sanggup mengundurkan shalat Zhuhur dan memajukan shalat Ashar, maka mandilah kemudian menjamak shalat Zhuhur dan Ashar. Kemudian mengundurkan shalat Maghrib dan memajukan shalat Isya lalu mandi kemudian menjamak kedua shalat tersebut, maka lakukanlah itu. Kemudian engkau mandi untuk shalat Subuh. Shalatlah dan berpuasalah bila engkau mampu melakukan demikian.' Kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Cara kedua ini lebih aku sukai di antara kedua cara tadi''."
Grade
سنن الدارقطني ٨٢٤: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ الدَّقِيقِيُّ , نا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ , ثنا شَرِيكٌ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ , بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ.
Sunan Daruquthni 824: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul Malik Ad-Daqiqi mengabarkan kepada kami, Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dengan isnad ini, serupa itu.
سنن الدارقطني ٨٢٥: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْقَاسِمِ بْنِ زَكَرِيَّا , أنا عَبَّادُ بْنُ يَعْقُوبَ , نا عَمْرُو بْنُ ثَابِتٍ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ , بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ.
Sunan Daruquthni 825: Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya menceritakan kepada kami, Abbad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Amr bin Tsabit mengabarkan kepada kami, dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dengan isnad ini, serupa itu.