سنن الدارقطني ٢٨٤٠: ثنا ابْنُ صَاعِدٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ الْهَيْثَمِ الْقَاضِي , نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَمَّارٍ , نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ , بِإِسْنَادِهِ مِثْلَهُ
Sunan Daruquthni 2840: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Haitsam Al Qadhi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Ammar menceritakan kepada kami, Ismail bin Ayyasy menceritakan kepada kami dengan sanadnya dan redaksi yang sama.
سنن الدارقطني ٢٨٤١: ثنا ابْنُ صَاعِدٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى , عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ عَبْدِ اللَّهِ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا اخْتَلَفَ الْبَيِّعَانِ وَالْمَبِيعُ مُسْتَهْلَكٌ , كَانَ الْمُبْتَاعُ بِالْخِيَارِ إِنْ شَاءَ أَخَذَ , وَإِنْ شَاءَ تَرَكَ». تَفَرَّدَ بِهَذَا اللَّفْظِ أَبُو الْأَحْوَصِ الْقَاضِي , عَنْ هِشَامٍ
Sunan Daruquthni 2841: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Laila menceritakan kepada kami dari Al Qasim bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari kakeknya, Abdullah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Jika penjual dan pembeli saling berselisih faham, dan barang telah dipergunakan maka pembeli berhak untuk memilih. Jika mau maka ia dapat mengambilnya, dan jika mau maka ia dapat meninggalkannya.” Abu Al Ahwash Al Qadhi adalah satu-satunya perawi yang meriwayatkan hadits ini dari Hisyam.
سنن الدارقطني ٢٨٤٢: وَنا أَبُو الْقَاسِمِ بَدْرُ بْنُ الْهَيْثَمِ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدِ بْنِ عُتْبَةّ , نا أَحْمَدُ بْنُ مُسَبِّحٍ الْجَمَالُ , نا عِصْمَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ , نا إِسْرَائِيلُ , عَنِ الْأَعْمَشِ , عَنْ أَبِي وَائِلٍ , عَنْ عَبْدِ اللَّهِ , قَالَ: «إِذَا اخْتَلَفَ الْبَيِّعَانِ وَالْمَبِيعُ مُسْتَهْلَكٌ فَالْقَوْلُ قَوْلُ الْبَائِعِ» , وَرَفَعَ الْحَدِيثَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ذَلِكَ
Sunan Daruquthni 2842: Abu Al Qasim Badr bin Al Haitsam menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid bin Abd menceritakan kepada kami, Ahmad bin Musabbih Al Jamal menceritakan kepada kami, Ishmah bin Abdullah menceritakan kepada kami, Isra'il menceritakan kepada kami dari Al A'masy, dari Abu Wa'il, dari Abdullah, ia berkata, "Jika penjual dan pembeli saling berselisih pendapat, sementara barang telah dipakai maka yang menjadi acuan adalah perkataan penjual." Hadits ini diriwayatkan kepada Rasulullah SAW secara marfu'.
Grade
سنن الدارقطني ٢٨٤٣: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , نا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ , نا هُشَيْمٌ , نا ابْنُ أَبِي لَيْلَى , عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , عَنْ أَبِيهِ , قَالَ: بَاعَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ مِنَ الْأَشْعَثِ رَقِيقًا مِنْ رَقِيقِ الْإِمَارَةِ فَاخْتَلَفَا فِي الثَّمَنِ , فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: بِعْتُكَ بِعِشْرِينَ أَلْفًا , وَقَالَ الْأَشْعَثُ: اشْتَرَيْتُ مِنْكَ بِعَشَرَةِ آلَافٍ , فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: إِنْ شِئْتَ حَدَّثْتُكَ بِحَدِيثٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: هَاتِ , قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِذَا اخْتَلَفَ الْبَيِّعَانِ وَالْبَيْعُ قَائِمٌ بِعَيْنِهِ وَلَيْسَ بَيْنَهُمَا بَيِّنَةٌ فَالْقَوْلُ مَا قَالَ الْبَائِعُ , أَوْ يَتَرَادَّانِ الْبَيْعَ» قَالَ الْأَشْعَثُ: «أَرَى أَنْ تُرَدَّ الْبَيْعُ»
Sunan Daruquthni 2843: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Hasyim menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Laila menceritakan kepada kami dari Al Qasim bin Abdurrahman, dari ayahnya, dia berkata: Abdullah bin Mas'ud pernah menjual budak hasil rampasan perang kepada Al Asy'ats. Mereka kemudian berselisih faham tentang harganya. Abdullah berkata, "Aku menjualnya kepadamu seharga dua puluh ribu." Al Asy'ats menampik, "Aku telah membelinya darimu seharga sepuluh ribu." Abdullah berkata, "Kalau mau aku akan menceritakan kepadamu apa yang pernah aku dengar dari Rasulullah SAW." Al Asy'ats menjawab, "Sampaikanlah." Abdullah berkata, "Aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Jika penjual dan pembeli saling berselisih pendapat, sementara barangnya masih ada dan di antara keduanya tidak ada saksi, maka yang menjadi acuan adalah perkataan penjual, atau keduanya saling membatalkan jual beli tersebut'." Al Asy'ats berkata, "Saya berpendapat bahwa jual-beli sebaiknya dibatalkan."
Grade
سنن الدارقطني ٢٨٤٤: نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ , نا عَمِّي , ح وَنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ , حَدَّثَنِي مَوْهَبُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ خَالِدٍ , نا ابْنُ وَهْبٍ , نا ابْنُ جُرَيْجٍ , أَنَّ أَبَا الزُّبَيْرِ الْمَكِّيَّ حَدَّثَهُ , عَنْ جَابِرٍ , أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْتَرَى مِنْ أَعْرَابِيٍّ حِمْلَ خَبَطٍ , فَلَمَّا وَجَبَ الْبَيْعُ قَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اخْتَرْ» , فَقَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَمَرَكَ اللَّهُ بَيْعًا وَقَالَ أَحْمَدُ: فَقَالَ لَهُ الْأَعْرَابِيُّ: عَمَرَكَ اللَّهُ بَيْعًا. قَالَ أَهْلُ اللُّغَةِ: مَعْنَى قَوْلُ الْعَرَبِ: عَمَرَكَ بِفَتْحِ الرَّاءِ سَأَلْتُ اللَّهَ تَعْمِيرَكَ كُلُّهُمْ ثِقَاتٌ
Sunan Daruquthni 2844: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, {h) Abdullah bin Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, Mauhib bin Yazid bin Khalid menceritakan kepadaku, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, bahwa Abu Az-Zubair Al Makki menceritakan kepadanya, dari Jabir bahwa Nabi SAW pernah membeli satu muatan daun khabath dari seorang pria badui. Ketika transaksi telah selesai, Rasulullah SAW bersabda kepadanya, "Pilihlah." Ahmad berkata: Pria badui itu berkata kepada Nabi SAW, "Semoga Allah memanjangkan usiamu, aku memilih untuk menjualnya." Ahli bahasa Arab berkata, "Makna ungkapan Amraka —dengan huruf ra‘ difathahkan— berarti saya memohon semoga Allah memberikan kemakmuran untukmu. Semua perawi adalah tsiqah.
Grade
سنن الدارقطني ٢٨٤٥: ثنا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا هِلَالُ بْنُ الْعَلَاءِ , نا الْمُعَافَى , نا مُوسَى بْنُ أَعْيَنَ , عَنْ يَحْيَى بْنِ أَيُّوبَ , عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ , أَنَّ أَبَا الزُّبَيْرِ الْمَكِّيَّ حَدَّثَهُ: عَنْ جَابِرٍ , أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْتَرَى مِنْ أَعْرَابِيٍّ حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ مِنْ بَنِي عَامِرِ بْنِ صَعْصَعَةَ حِمْلَ خَبَطٍ , فَلَمَّا وَجَبَ لَهُ قَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اخْتَرْ» , فَقَالَ الْأَعْرَابِيُّ: إِنْ رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ مِثْلَهُ بَيْعًا عَمَرَكَ اللَّهُ مِمَّنْ أَنْتَ؟ , قَالَ: «مِنْ قُرَيْشٍ».
Sunan Daruquthni 2845: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Hilal bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Al Mu'afa menceritakan kepada kami, Musa bin A'yun menceritakan kepada kami dari Yahya bin Ayyub, dari Ibnu Juraij, bahwa Abu AzZubair Al Makki menceritakan kepadanya dari Jabir bahwa Nabi SAW pernah membeli satu muatan tali khabath dari seorang pria badui —aku kira Ia mengatakan dari bani Amir bin Sha'sha'ah—. Ketika transaksi telah selesai, Rasulullah SAW bersabda kepada pria badui tersebut, "Pilihlah." Pria badui itu menjawab, "Jika aku mengganggap seperti hari ini adalah jual beli (aku menjualnya), semoga Allah memberikan kemakmuran untukmu. Dari mana asalmu?" Rasulullah SAW menjawab, "Dari Quarisy."
سنن الدارقطني ٢٨٤٦: ثنا أَبُو بَكْرٍ الشَّافِعِيُّ , نا بِشْرُ بْنُ مُوسَى , نا الْحُمَيْدِيُّ , نا سُفْيَانُ , نا ابْنُ جُرَيْجٍ , عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ , عَنْ طَاوُسٍ , قَالَ: ابْتَاعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَكَمًا مِنْ خَبَطٍ مِنْ أَعْرَابِيٍّ فَخَيَّرَهُ بَعْدَ الْبَيْعِ فَذَكَرَ مِثْلَهُ سَوَاءٌ
Sunan Daruquthni 2846: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Biysir bin Musa menceritakan kepada kami, Al Humaidi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Thawus, ia berkata, "Nabi SAW pernah membeli satu muatan daun khabath dari seorang pria badui. Beliau kemudian menyuruhnya memilih setelah melakukan transaksi." Selanjutnya ia menyebutkan redaksi yang sama.
سنن الدارقطني ٢٨٤٧: ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ , نا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ , وَأَبُو عُبَيْدِ اللَّهِ يَعْنِي سَعِيدَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيَّ , قَالَا: نا سُفْيَانُ , عَنْ عَمْرٍو , قَالَ: كَانَ ابْنُ عُمَرَ عَلَى بِكْرٍ صَعْبٍ لِأَبِيهِ فَكَانَ يَغْلِبُهُ حَتَّى يَتَقَدَّمَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَصِيحَ بِهِ عُمَرُ , وَيَغْلِبُهُ الْبِكْرُ , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بِعْنِيهِ يَا عُمَرُ» فَاشْتَرَاهُ , فَدَعَا ابْنُ عُمَرَ , فَقَالَ: هُوَ لَكَ فَاصْنَعْ بِهِ مَا شِئْتَ وَهَذَا لَفْظُ ابْنِ عَبَّادٍ
Sunan Daruquthni 2847: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abbad dan Abu Ubaidullah —yaitu Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi—, mereka berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Amr, ia berkata: Suatu ketika Ibnu Umar menunggangi seekor anak unta liar yang baru pertama kali ditunggangi milik ayahnya, Umar RA. Anak unta itu tidak dapat ia kendalikan hingga ia berada dihadapan Rasulullah SAW. Umar lalu berteriak mengusirnya. Anak unta itu masih saja liar. Lantas Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Umar, juallah ia kepadaku." Beliau kemudian membelinya. Setelah itu beliau memanggil Ibnu Umar dan berkata, "Hewan ini untukmu, perbuatlah apa saja yang engkau kehendaki terhadapnya.”
Grade
سنن الدارقطني ٢٨٤٨: نا أَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ نَصْرِ بْنِ سَنْدَوَيْهِ الْبُنْدَارُ حَبْشُونَ , نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى , نا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ , عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا , قَالَتْ: كَاتَبْتُ بَرِيرَةُ عَلَى نَفْسِهَا بِتِسْعِ أَوَاقٍ كُلَّ سَنَةٍ أُوقِيَّةٌ , فَجَاءَتْ إِلَى عَائِشَةَ تَسْتَعِينُهَا , فَقَالَتْ عَائِشَةُ: لَا وَلَكِنْ إِنْ شِئْتِ عَدَدْتُ لَهُمْ مَالَهُمْ عَدَّةً وَاحِدَةً وَيَكُونُ الْوَلَاءُ لِي , فَذَهَبَتْ بَرِيرَةُ إِلَى أَهْلِهَا فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لَهُمْ فَأَبَوْا عَلَيْهَا إِلَّا أَنْ يَكُونَ الْوَلَاءُ لَهُمْ , فَجَاءَتْ عَائِشَةَ وَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَارَّتْهَا بِمَا قَالَتْ لَهُمْ , فَقَالَتْ عَائِشَةُ: لَا إِذَنْ إِلَّا أَنْ يَكُونَ الْوَلَاءُ لِي , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَمَا ذَاكَ؟» , فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَتْنِي بَرِيرَةُ تَسْتَعِينُنِي فِي مُكَاتَبَتِهَا , فَقُلْتُ: لَا , إِنْ يَشَاءُ أَهْلُكِ أَنْ أَعُدَّ لَهُمْ مَالَهُمْ عَدَّةً وَاحِدَةً وَيَكُونَ الْوَلَاءُ لِي فَذَهَبَتْ إِلَيْهِمْ , فَقَالُوا: لَا إِلَّا أَنْ يَكُونَ الْوَلَاءُ لَنَا , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ابْتَاعِيهَا فَأَعْتِقِيهَا وَاشْتَرِطِي لَهُمُ الْوَلَاءَ , فَإِنَّ الْوَلَاءَ لِمَنْ أَعْتَقَ» , فَاشْتَرَيْتُهَا فَأَعْتَقْتُهَا ثُمَّ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ , وَقَالَ: " مَا بَالُ أَقْوَامٍ يَشْتَرِطُونَ شُرُوطًا [ص:417] لَيْسَتْ فِي كِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى , تَعْلَمُنَّ بِأَنَّ مَنِ اشْتَرَطَ شَرْطًا لَيْسَ فِي كِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنَّ الشَّرْطَ بَاطِلٌ وَإِنْ كَانَ مِائَةَ شَرْطٍ , قَضَاءُ اللَّهِ أَحَقُّ , وَشَرْطُ اللَّهِ أَوْثَقُ , مَا بَالُ رِجَالٍ مِنْكُمْ يَقُولُونَ: اعْتِقْ فُلَانًا وَالْوَلَاءُ لِي , إِنَّمَا الْوَلَاءُ لِمَنْ أَعْتَقَ " , قَالَتْ: وَكَانَ زَوْجُهَا عَبْدًا فَخَيَّرَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاخْتَارَتْ نَفْسَهَا , وَلَوْ كَانَ حُرًّا لَمْ يُخَيِّرْهَا
Sunan Daruquthni 2848: Abu Bakar Ahmad bin Nashr bin Sandawaih Al Bundar Habsyun menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir bin Abdul Majid menceritakan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, dia berkata: Suatu ketika Barirah ingin membebaskan dirinya dengan menebus sebesar sembilan uqiyah dengan membayar sebesar satu uqiyah setiap tahunnya. Ia kemudian mendatangi Aisyah untuk meminta bantuannya. Aisyah berkata, "Tidak. Tetapi kalau kau mau akan aku hitung semuanya secara keseluruhan namun wala‘ (ketaatan dan loyalitas) menjadi hakku." Barirah pun pergi mendatangi keluarganya. Ia lalu menyampaikan hal tersebut kepada mereka. Mereka menolaknya kecuali apabila wala tetap menjadi hak mereka. Ia lantas kembali mendatangi Aisyah melaporkan tentang apa yang telah ia katakan kepada keluarganya. Mendengar itu, Aisyah berkata, "Kalau begitu, tidak. Kecuali jika hak wala‘ diberikan kepadaku." Rasulullah SAW bertanya, "Apa itu?" Aisyah menjawab, "Wahai Rasulullah, Barirah datang kepadaku meminta tolong dalam masalah pembebasan dirinya dengan cara mukatabah (mencicil hak kemerdekaan dirinya). Aku lalu berkata kepadanya, 'Tidak, jika keluargamu mau, aku akan menyiapkan apa yang menjadi hak mereka sekaligus, dan wala‘ menjadi hakku.' Ia kemudian mendatangi mereka dan berkata, 'Tidak, kecuali wala‘ tetap menjadi hak kami'." Rasulullah SAW bersabda, "Belilah ia dan bebaskanlah, serta mintalah syarat wala‟ untukmu karena wala‟ adalah hak bagi orang yang membeli." Aku lantas membeli, kemudian membebaskannya. Lalu Rasulullah SAW berdiri dan berkhutbah di hadapan orang-orang. Setelah memuji Allah, beliau berkata, "Mengapa ada orang yang menetapkan persyaratan yang tidak ada di dalam Kitabullah. Ketahuilah dengan sungguh-sungguh bahwa barangsiapa menetapkan persyaratan yang tidak ada dalam Kitabullah maka persyaratan itu batil, meskipun ada seratus persyaratan. Ketetapan Allah lebih benar, dan persyaratan yang telah ditetapkan Allah lebih kuat. Mengapa ada orang di antara kalian yang mengatakan bahwa bebaskanlah fulan namun hak wala‟ tetap milikku! Sesungguhnya wala' adalah hak orang yang memerdekakan." Aisyah berkata, "Suaminya adalah seorang budak. Rasulullah SAW pun menyuruhnya untuk memilih. Ia kemudian memilih untuk memerdekakan dirinya. Seandainya saja suaminya adalah orang yang merdeka, niscaya Rasulullah SAW tidak menyuruhnya untuk memilih."
Grade
سنن الدارقطني ٢٨٤٩: نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمَّادٍ , نا مُحَمَّدُ بْنُ جَوَانٍ , نا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ , نا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ أَيْمَنَ , عَنْ أَبِيهِ , قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عَائِشَةَ فَقُلْتُ لَهَا: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ إِنِّي كُنْتُ لِعُتْبَةَ بْنِ أَبِي لَهَبٍ , وَإِنَّ ابْنَهُ وَامْرَأَتَهُ بَاعُونِي وَاشْتَرَطُوا وَلَائِي , فَمَوْلَى مَنْ أَنَا؟ فَقَالَتْ: يَا بُنَيَّ دَخَلَتْ عَلَى بَرِيرَةُ وَهِيَ مُكَاتَبَةٌ , فَقَالَتِ: اشْتَرِينِي , فَقُلْتُ: نَعَمْ , فَقَالَتْ: إِنَّ أَهْلِي لَا يَبِيعُونَنِي حَتَّى يَشْتَرِطُوا وَلَائِي , قُلْتُ: لَا حَاجَةَ لِي فِيكِ , فَسَمِعَ ذَلِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ بَلَغَهُ , فَقَالَ: «وَمَا قَالَتْ بَرِيرَةُ؟» فَأَخْبَرْتُهُ , فَقَالَ: «اشْتَرِيهَا فَأَعْتِقِيهَا وَدَعِيهِمْ يَشْتَرِطُونَ مَا شَاءُوا» , فَاشْتَرَيْتُهَا فَأَعْتَقْتُهَا , فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْوَلَاءُ لِمَنْ أَعْتَقَ وَلَوِ اشْتَرَطُوا مِائَةَ مَرَّةٍ»
Sunan Daruquthni 2849: Ibrahim bin Hammad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Juwan menceritakan kepada kami, Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Aiman menceritakan kepada kami dari ayahnya, dia berkata: Aku pernah mendatangi Aisyah dan aku berkata kepadanya, "Wahai Ummul Mukminin, dulu aku adalah kepunyaan Utbah bin Abu Lahab. Anak dan istrinya telah menjualku dan mensyaratkan agar wala'-ku diberikan kepadanya. Sekarang wala'-ku menjadi hak siapa?" Aisyah berkata, "Wahai Anakku, Barirah pernah mendatangiku. Ia ingin menebus dirinya dengan cara mencicil kemerdekaannya. Ketika itu ia berkata, 'Belilah aku.' Aku lalu berkata kepadanya, 'Ya.' Ia berkata lagi, 'Sesungguhnya keluargaku tidak akan menjualku kecuali dengan syarat wala "-ku untuk mereka.' Aku lantas berkata, 'Kalau begitu, aku tidak perlu membelimu.' Ketika Rasulullah SAW mendengar hal tersebut — atau hal itu sampai kepadanya—, beliau lantas berkata, ‗Apa yang telah dikatakan Barirah? Aku kemudian menceritakan kepadanya. Mendengar itu, beliau bersabda, 'Belilah ia, kemudian bebaskanlah. Biarkan mereka menetapkan syarat semaunya.'' Setelah itu aku membelinya, lalu membebaskannya. Rasulullah SAW kembali berkata, 'Wala menjadi hak orang yang memerdekakan, meskipun mereka menetapkan seratus macam persyaratan''."
Grade