المستدرك

Al-Mustadrak

Al-Mustadrak #331

المستدرك ٣٣١: حَدَّثَنَاهُ أَبُو الْحَسَنِ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَنْبَرِيُّ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، وَأَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُؤَمَّلِ، ثنا الْفَضْلُ بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَا: ثنا أَبُو صَالِحٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، وَأَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَمْرٍو السُّلَمِيِّ، أَنَّهُ سَمِعَ الْعِرْبَاضَ بْنَ سَارِيَةَ، قَالَ: وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ، وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ هَذَا لَمَوْعِظَةُ مُوَدَّعٍ فَإِذًا تَعْهَدُ إِلَيْنَا، قَالَ: «قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ، وَمَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ مِنْ بَعْدِي، وَعَلَيْكُمْ بِالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ» . فَكَانَ أَسَدُ بْنُ وَدَاعَةَ يَزِيدُ فِي هَذَا الْحَدِيثِ «فَإِنَّ الْمُؤْمِنَ كَالْجَمَلِ الْأَنْفِ حَيْثُ مَا قِيدَ انْقَادَ» . وَقَدْ تَابَعَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَمْرٍو عَلَى رِوَايَتِهِ، عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ ثَلَاثَةٌ مِنَ الثِّقَاتِ الْأَثْبَاتِ مِنْ أَئِمَّةِ أَهْلِ الشَّامِ

Al Mustadrak 331: Abu Al Hasan Ahmad bin Muhammad Al Anbari menceritakan kepada kami, Utsman bin Sa'id Ad-Darimi menceritakan kepada kami. Abu Bakar Muhammad bin Al Mu'ammal mengabarkan kepada kami, Al Fadhl bin Muhammad menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Shalih menceritakan kepada kami dari Mu'awiyah bin Shalih. Abu Bakar Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Abdurrahman —yaitu Ibnu Mahdi - menceritakan kepada kami dari Mu'awiyah bin Shalih, dari Dhamrah bin Habib, dari Abdurrahman bin Amr As-Sulami, bahwa dia mendengar Al Irbadh bin Sariyah berkata: Rasulullah memberi wejangan kepada kami, yang membuat kami meneteskan air mata dan menggetarkan hati. Kami lalu berkata, ''Wahai Rasulullah, sungguh ini merupakan nasihat perpisahan, maka apakah yang akan engkau wasiatkan kepada kami?” Beliau menjawab, ”Aku telah meninggalkan kalian di atas putih, malamnya seperti siangnya, tidak melenceng darinya setelahku kecuali dia akan binasa. Barangsiapa di antara kalian ada yang masih hidup setelahku, maka dia akan melihat banyak terjadinya perselisihan. Oleh karena itu, berpeganglah dengan apa yang kalian ketahui dari Sunnahku dan Sunnah Khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk setelahku. Tetaplah taat sekalipun kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi, peganglah dia dengan erat-erat.” Asad bin Wada'ah memberi tambahan pada hadits ini, ”Karena seorang mukmin adalah seperti unta jinak yang akan j menurut kemana saja dia dituntun.” Riwayat Abdurrahman bin Amr dari Al Irbadh bin Sariyah ini j diperkuat dengan oleh riwayat tiga periwayat tsiqah yang termasuk para imam negeri Syam, diantaranya Hajar bin Hajar Al Kala'i.

Al-Mustadrak #332

المستدرك ٣٣٢: حَدَّثَنَا أَبُو زَكَرِيَّا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَنْبَرِيُّ، ثنا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْعَبْدِيُّ، ثنا مُوسَى بْنُ أَيُّوبَ النَّصِيبِيُّ، وَصَفْوَانُ بْنُ صَالِحٍ الدِّمَشْقِيُّ، قَالَا: ثنا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ الدِّمَشْقِيُّ، ثنا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ مَعْدَانَ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَمْرٍو السُّلَمِيُّ، وَحُجْرُ بْنُ حُجْرٍ الْكَلَاعِيُّ، قَالَا: أَتَيْنَا الْعِرْبَاضَ بْنَ سَارِيَةَ وَهُوَ مِمَّنْ نَزَلَ فِيهِ {وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تُفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ} [التوبة: 92] فَسَلَّمْنَا وَقُلْنَا أَتَيْنَاكَ زَائِرِينَ وَمُقْتَبِسِينَ، فَقَالَ الْعِرْبَاضُ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّبْحَ ذَاتَ يَوْمٍ، ثُمَّ أَقْبَلْ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ، وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدَّعٍ فَمَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا؟ فَقَالَ: «أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، فَتَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» وَمِنْهُمْ يَحْيَى بْنُ أَبِي الْمُطَاعِ الْقُرَشِيُّ

Al Mustadrak 332: Abu Zakaria Yahya bin Muhammad Al Anbari menceritakan kepada kami, Abu Abdillah Muhammad bin Ibrahim Al Abdi menceritakan kepada kami, Musa bin Ayyub An-Nashibi dan Shafwan bin Shalih Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Al Walid bin Muslim Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami, Tsaur bin Yazid menceritakan kepada kami, Khalid bin Ma'dan menceritakan kepadaku, Abdurrahman bin Amr As-Sulami dan Hajar bin Hajar Al Kala'i menceritakan kepadaku, keduanya berkata: Aku menemui Al Irbadh bin Sariyah. Dia salah seorang sahabat yang diturunkan ayat tentangnya, "Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata, 'Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu ', lalu mereka kembali, sedangkan mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan'." Kami kemudian mengucapkan salam kepadanya dan berkata kepadanya, ''Kami datang menemui untuk berkunjung dan menimba ilmu.” Al Irbadh berkata, "Rasulullah pernah shalat Subuh mengimami kami pada suatu hari. Kemudian beliau menghadap ke arah kami dan berpidato dengan dengan memberi wejangan serius yang menyebabkan air mata menetes dan hati bergetar. Lalu ada seseorang berkata, 'Wahai Rasulullah, seakan-akan ini wejangan perpisahan, maka apakah yang engkau, wasiatkan kepada kami?' Beliau bersabda, 'Aku berwasiat kepada kalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat, sekalipun (kalian dipimpin) oleh seorang budak Habsyi, karena barangsiapa di antara kalian ada yang masih hidup sesudahku, maka dia akan melihat banyak perselisihan. Oleh karena itu, berpegang teguhlah dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk Peganglah erat-erat dan gigitlah dengan gigi-gigi geraham, serta berhati-hatilah dengan perkara baru yang sengaja dibuat dalam agama, karena setiap perkara baru yang sengaja dibuat dalam agama itu adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat” Di antara mereka (yang memperkuat hadits Abdullah bin Amr) adalah Yahya bin Abu Al Mutha' Al Qurasyi:

Al-Mustadrak #333

المستدرك ٣٣٣: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ عِيسَى بْنِ زَيْدٍ التِّنِّيسِيُّ، ثنا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ التِّنِّيسِيُّ، أَنْبَأَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ زَبْرٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي الْمُطَاعِ، قَالَ: سَمِعْتُ الْعِرْبَاضَ بْنَ سَارِيَةَ السُّلَمِيَّ، يَقُولُ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ غَدَاةٍ فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً، وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، وَذَرَفَتْ مِنْهَا الْأَعْيُنُ، قَالَ: فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ وَعَظْتَنَا مَوْعِظَةَ مُوَدَّعٍ فَاعْهَدْ إِلَيْنَا، قَالَ: " عَلَيْكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ - أَظُنُّهُ قَالَ: وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ -، وَسَتَرَى مِنْ بَعْدِي اخْتِلَافًا شَدِيدًا - أَوْ كَثِيرًا - فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْمُحْدَثَاتِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ «.» وَمِنْهُمْ مَعْبَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ هِشَامٍ الْقُرَشِيُّ وَلَيْسَ الطَّرِيقُ إِلَيْهِ مِنْ شَرْطِ هَذَا الْكِتَابِ فَتَرَكْتُهُ وَقَدِ اسْتَقْصَيْتُ فِي تَصْحِيحِ هَذَا الْحَدِيثِ بَعْضَ الِاسْتِقْصَاءِ عَلَى مَا أَدَّى إِلَيْهِ اجْتِهَادِي وَكُتِبَ فِيهِ، كَمَا قَالَ إِمَامُ أَئِمَّةِ الْحَدِيثِ شُعْبَةُ فِي حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ لَمَّا طَلَبَهُ بِالْبَصْرَةِ وَالْكُوفَةِ وَالْمَدِينَةِ وَمَكَّةَ، ثُمَّ عَادَ الْحَدِيثُ إِلَى شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ فَتَرَكَهُ، ثُمَّ قَالَ شُعْبَةُ: لَأَنْ يَصِحَّ لِي مِثْلُ هَذَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ وَالِدِي وَوَلَدِي وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، وَقَدْ صَحَّ هَذَا الْحَدِيثُ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ أَجْمَعِينَ "

Al Mustadrak 333: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Ahmad bin Isa bin Zaid At-Tinnisi menceritakan kepada kami, Amr bin Abu Salamah At-Tinnisi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Ala bin Zaid memberitakan (kepada kami) dari Yahya bin Abu Al Matha', dia berkata: Aku mendengar Al Irbadh bin Sariyah As-Sulami berkata, "Pada suatu hari Rasulullah berdiri di tengah-tengah kami, lalu beliau memberi wejangan yang menggetarkan hati dan meneteskan air mata." Lebih lanjut dia berkata: Kami lalu bertanya, ''Wahai Rasulullah, engkau memberi wejangan perpisahan kepada kami, maka apakah yang akan engkau wasiatkan kepada kami?” Beliau menjawab, "Hendaklah kalian bertakwa kepada Allah —aku menduga beliau juga bersabda: Mendengar dan taat—. Setelakku nanti, kalian akan melihat perselisihan hebat atau banyak Oleh karena itu, berpegang teguhlah dengan Sunnahku dan sunnah para khalifah yang diberi petunjuk. Gigitlah dengan geraham kuat-kuat (yaitu peganglah erat-erat) dan berhati-hatilah dengan perkara yang dibuat-buat dalam agama, karena setiap bid'ah adalah sesat.” Di antara mereka adalah Ma'bad bin Abdullah bin Hisyam Al Qurasyi. Akan tetapi karena jalur periwayatannya tidak termasuk dalam syarat kitab ini, maka aku tidak meriwayatkannya. Aku telah meneliti untuk hadits ini sesuai ijtihadku. Hadits ini ditulis oleh imam para imam hadits, Syu'bah, tentang hadits Abdullah bin Atha' dari Uqbah bin Amir. Dia mencarinya di Bashrah, Kufah, Madinah, serta Makkah, dan ternyata hadits tersebut kembali pada Syahr bin Hausyab, maka dia meninggalkannya. Syu'bah lalu berkata, "Seandainya hadits ini benar-benar sah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka itu lebih aku cintai daripada orang tuaku, anakku, dan seluruh manusia." Tapi memang hadits ini shahih. Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya.

Al-Mustadrak #334

المستدرك ٣٣٤: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنْبَأَ ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، وَحدثنا أَبُو النَّصْرِ مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يُوسُفَ الْفَقِيهُ، وَاللَّفْظُ لَهُ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، أَخْبَرَنِي رَبِيعَةُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَمِيرَةَ، أَنَّ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ، لَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ، قَالُوا: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَوْصِنَا، قَالَ: أَجْلِسُونِي، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ مَكَانَهُمَا مَنِ الْتَمَسَهُمَا وَجَدَهُمَا، قَالَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، وَالْتَمِسُوا الْعِلْمَ عِنْدَ أَرْبَعَةِ رَهْطٍ: عِنْدَ عُوَيْمِرٍ أَبِي الدَّرْدَاءِ، وَعِنْدَ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ، وَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، وَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «إِنَّهُ عَاشِرُ عَشَرَةٍ فِي الْجَنَّةِ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، وَيَزِيدُ بْنُ عَمِيرَةَ السَّكْسَكِيُّ صَاحِبُ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ وَقَدْ شَهِدَ مَكْحُولٌ الدِّمَشْقِيُّ لِيَزِيدَ بِذَلِكَ، وَهُوَ مِمَّا يَسْتَشْهِدُ مَكْحُولٌ عَنْ يَزِيدَ مُتَابَعَةً لِأَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ»

Al Mustadrak 334: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam memberitakan (kepada kami), Ibnu Wahab memberitakan (kepada kami), Mu'awiyah bin Shalih mengabarkan kepadaku. Abu An-Nadhr Muhammad bin Muhammad bin Yusuf Al Faqih menceritakan kepada kami dengan redaksinya, Utsman bin Sa'id Ad-Darimi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Shalih menceritakan kepadaku, Rabi'ah bin Yazid mengabarkan kepadaku dari Abu Idris Al Khaulani, dari Yazid bin Umairah, bahwa ketika Mu'adz bin Jabal telah dekat ajalnya, mereka berkata, ”Wahai Abu Abdurrahman, berilah kami wasiat.” Dia lalu berkata, ”Dudukkanlah aku.” Kemudian dia berkata, "Sesungguhnya ilmu dan iman itu ada pada tempatnya, maka barangsiapa mencarinya, dia akan menemukannya.” Dia berkata demikian sebanyak tiga kali. (Dia berkata lagi), "Juga carilah ilmu pada empat orang (yaitu): Uwaimir Abu Ad-Darda', Salman Al Farisi, Abdullah bin Mas'ud, dan Abdullah bin Salam, karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya dia (Abdullah bin Salam) merupakan yang kesepuluh di antara sepuluh (sahabat) yang (dijamin) masuk surga” Hadits shahih ini sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim. Yazid bin Umairah As-Saksaki adalah sahabat Mu'adz bin Jabal. Makhul Ad-Dimasyqi telah menyaksikan (mengakui) bahwa Yazid memang demikian. Dialah yang meriwayatkan dari Yazid sebuah hadits sebagai syahid terhadap riwayat Abu Idris Al Khaulani.

Al-Mustadrak #335

المستدرك ٣٣٥: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، أَنْبَأَ الْعَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ بْنِ مَزْيَدٍ الْبَيْرُوتِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ شَابُورَ، حَدَّثَنِي النُّعْمَانُ بْنُ الْمُنْذِرِ، عَنْ مَكْحُولٍ، قَالَ: وَجِعَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ يَوْمًا وَعِنْدَهُ يَزِيدُ بْنُ عَمِيرَةَ الزُّبَيْدِيُّ فَبَكَى عَلَيْهِ يَزِيدُ، فَقَالَ لَهُ مُعَاذٌ: مَا يُبْكِيكَ؟ قَالَ: يُبْكِينِي مَا كُنْتُ أَسْأَلُكَ كُلَّ يَوْمٍ يَنْقَطِعُ عَنِّي، فَقَالَ مُعَاذٌ: «إِنَّ الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ بَشَّاشَانِ قُمْ فَالْتَمِسْهُمَا» قَالَ يَزِيدُ: وَعِنْدَ مَنْ أَلْتَمِسُهُمَا؟ فَقَالَ مُعَاذٌ: " عِنْدَ أَرْبَعَةِ نَفَرٍ: عِنْدَ عُوَيْمِرٍ أَبِي الدَّرْدَاءِ، وَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، وَعِنْدَ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ، وَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ، فَإِنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّهُ عَاشِرُ عَشَرَةٍ فِي الْجَنَّةِ " قَالَ يَزِيدُ: فَقُلْتُ: وَعِنْدَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ: «لَا تَسْأَلْهُ عَنْ شَيْءٍ فَإِنَّهُ عَنْكَ مَشْغُولٌ» . وَقَدْ رَوَى الزُّهْرِيُّ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ طَرَفًا مِنْ هَذَا الْحَدِيثِ

Al Mustadrak 335: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Al Walid bin Mazid Al Bairuti memberitahukan (kepada kami), Muhammad bin Syu'aib bin Syabur menceritakan kepada kami, An-Nu'man bin Al Mundzir menceritakan kepadaku dari Makhul, dia berkata: Suatu hari Mu'adz merasa sakit, dan di sampingnya ada Yazid bin Umairah Az-Zubaidi. Yazid menangisi Mu'adz, maka Mu'adz bertanya kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?'' Yazid menjawab, “Aku menangisimu karena aku selalu bertanya kepadamu tentang segala hal setiap hari dan tidak pernah berhenti.'' Mu'adz lalu berkata, “Sesungguhnya ilmu dan iman selalu bersama, maka berdirilah dan carilah keduanya.'' Yazid lalu bertanya, “Kepada siapakah aku harus mencarinya?” Mu'adz menjawab, “Kepada empat orang (yaitu) Uwaimir Abu Ad-Darda', Abdullah bin Mas'ud, Salman Al Farisi, dan Abdullah bin Salam, karena telah disabdakan (Oleh Nabi ) bahwa dia (Abdullah bin Salam) merupakan orang yang kesepuluh dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.” Yazid lalu bertanya, “Juga kepada Umar bin Khaththab?” Mu'adz menjawab, “Jangan kamu bertanya apa pun kepadanya, karena dia orang yang sibuk.” Az-Zuhri telah meriwayatkan beberapa bagian hadits ini dari Abu Idris:

Al-Mustadrak #336

المستدرك ٣٣٦: حَدَّثَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ الْعَدْلُ، ثنا عُبَيْدُ بْنُ شَرِيكٍ، ثنا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ، ثنا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، ثنا ابْنُ عَجْلَانَ، حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: الْعِلْمُ وَالْإِيمَانُ مَكَانَهُمَا مَنِ ابْتَغَاهُمَا وَجَدَهُمَا "

Al Mustadrak 336: Ali bin Hamsyad Al Adl menceritakan kepada kami, Ubaid bin Syarik menceritakan kepada kami, Nu'aim bin Hammad menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Ibnu Ajian menceritakan kepada kami, Ibnu Syihab menceritakan kepadaku dari Abu Idris Al Khaulani, dari Mu'adz bin Jabal , dia berkata, “Ilmu dan iman ada tempatnya, maka barangsiapa mencarinya, pasti akan menemukannya.”

Al-Mustadrak #337

المستدرك ٣٣٧: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، ثنا عُبَيْدُ بْنُ شَرِيكٍ الْبَزَّارُ، ثنا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَكْرٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَبِي عَبْلَةَ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، أَنَّهُ قَالَ: قَالَ عَوْفُ بْنُ مَالِكٍ الْأَشْجَعِيُّ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظَرَ إِلَى السَّمَاءِ يَوْمًا، فَقَالَ: «هَذَا أَوَانُ يُرْفَعُ الْعِلْمُ» فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ يُقَالُ لَهُ ابْنُ لَبِيدٍ: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يُرْفَعُ الْعِلْمُ وَقَدْ أُثْبِتَ فِي الْكِتَابِ وَوَعَتْهُ الْقُلُوبُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنْ كُنْتُ لَأَحْسَبُكَ مِنْ أَفْقَهِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ» ثُمَّ ذَكَرَ ضَلَالَةَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى عَلَى مَا فِي أَيْدِيهِمْ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ، قَالَ: فَلَقِيتُ شَدَّادَ بْنَ أَوْسٍ فَحَدَّثْتُهُ بِحَدِيثِ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ، فَقَالَ: صَدَقَ عَوْفٌ أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَوَّلِ ذَلِكَ يُرْفَعُ؟ قُلْتُ: بَلَى، قَالَ: الْخُشُوعُ حَتَّى لَا تَرَى خَاشِعًا. «هَذَا صَحِيحٌ وَقَدِ احْتَجَّ الشَّيْخَانِ بِجَمِيعِ رُوَاتِهِ، وَالشَّاهِدُ لِذَلِكَ فِيهِ شَدَّادُ بْنُ أَوْسٍ فَقَدْ سَمِعَ جُبَيْرُ بْنُ نُفَيْرٍ الْحَدِيثَ مِنْهُمَا جَمِيعًا» ، وَمِنْ ثَالِثٍ مِنَ الصَّحَابَةِ وَهُوَ أَبُو الدَّرْدَاءِ

Al Mustadrak 337: Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih menceritakan kepada kami, Ubaid bin Syarik Al Bazzar menceritakan kepada kami, Yahya bin Abdullah bin Bakar menceritakan kepada kami, Al-Laits bin Sa'ad menceritakan kepadaku dari Ibrahim bin Abu Ablah, dari Al Walid bin Abdurrahman, dari Jubair bin Nufair, dia berkata: Auf bin Malik Al Asyja'i berkata: Pada suatu hari Rasulullah memandang ke langit, lalu bersabda, “Ini merupakan saat dihilangkannya ilmu!' Seorang laki-laki Anshar yang bernama Ibnu Labid lalu bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, bagaimana ilmu bisa hilang, sementara Al Kitab (Al Qur'an) telah tegak dan dihafal dalam hati?” Rasulullah menjawab, “Aku menduga kamu termasuk salah seorang warga Madinah yang paling pandai.” Beliau lalu menuturkan kesesatan orang-orang Yahudi dan Nasrani, padahal di tangan mereka ada Al Kitab (Taurat dan Injil). Jubair berkata: Aku kemudian bertemu dengan Syaddad bin Aus lalu menceritakan kepadanya Hadits Auf bin Malik, lalu dia berkata, “Benar apa yang dikatakan Auf, 'Maukah kamu aku beritahu tentang pertanda awal dihilangkannya ilmu?' Aku menjawab, 'Mau'. Dia lalu berkata, 'Yaitu khusyu, hingga kamu tidak melihat lagi orang yang khusyu.” Hadits ini shahih. Al Bukhari dan Muslim berhujjah dengan semua periwayatnya. syahidnya adalah hadits Syaddad bin Aus. Jubair bin Nufair mendengar hadits ini dari keduanya dan dari orang yang ketiga yang termasuk sahabat Nabi, yaitu Abu Ad-Darda'.

Al-Mustadrak #338

المستدرك ٣٣٨: حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْقَارِئُ، وَأَبُو الْحَسَنِ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَنْبَرِيُّ، قَالَا: ثنا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَخَصَ بِبَصَرِهِ إِلَى السَّمَاءِ ثُمَّ قَالَ: «هَذَا أَوَانُ يُخْتَلَسُ الْعِلْمُ مِنَ النَّاسِ حَتَّى لَا يَقْدِرُوا مِنْهُ عَلَى شَيْءٍ» قَالَ: فَقَالَ زِيَادُ بْنُ لَبِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يُخْتَلَسُ مِنَّا وَقَدْ قَرَأْنَا الْقُرْآنَ، فَوَاللَّهِ لَنَقْرَأَنَّهُ وَلَنُقْرِئَنَّهُ نِسَاءَنَا وَأَبْنَاءَنَا، فَقَالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا زِيَادُ، إِنِّي كُنْتُ لَأَعُدُّكَ مِنْ فُقَهَاءِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ، هَذَا التَّوْرَاةُ وَالْإِنْجِيلُ عِنْدَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى فَمَاذَا يُغْنِي عَنْهُمْ؟» . قَالَ جُبَيْرٌ: فَلَقِيتُ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ، فَقُلْتُ لَهُ: أَلَا تَسْمَعُ مَا يَقُولُ أَخُوكَ أَبُو الدَّرْدَاءِ وَأَخْبَرْتُهُ بِالَّذِي قَالَ، قَالَ: صَدَقَ أَبُو الدَّرْدَاءِ إِنْ شِئْتَ لَأُحَدِّثَنَّكَ بِأَوَّلِ عِلْمٍ يُرْفَعُ مِنَ النَّاسِ الْخُشُوعُ، يُوشِكُ أَنْ تَدْخُلَ مَسْجِدَ الْجَمَاعَةِ فَلَا تَرَى فِيهِ رَجُلًا خَاشِعًا «هَذَا إِسْنَادٌ صَحِيحٌ مِنْ حَدِيثِ الْبَصْرِيِّينَ» . وَفِيهِ شَاهِدٌ رَابِعٌ عَلَى صِحَّةِ الْحَدِيثِ وَهُوَ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ، «وَلَعَلَّ مُتَوَهِّمًا أَنَّ جُبَيْرَ بْنَ نُفَيْرٍ رَوَاهُ مَرَّةً عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، وَمَرَّةً عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ فَيَصِيرُ بِهِ الْحَدِيثُ مُطَوَّلًا، وَلَيْسَ كَذَلِكَ فَإِنَّ رُوَاةَ الْإِسْنَادَيْنِ جَمِيعًا ثِقَاتٌ وَجُبَيْرُ بْنُ نُفَيْرٍ الْحَضْرَمِيُّ مِنْ أَكَابِرِ تَابِعِيِّ الشَّامِ، فَإِذَا صَحَّ الْحَدِيثُ عَنْهُ الْإِسْنَادَيْنِ جَمِيعًا فَقَدْ ظَهَرَ أَنَّهُ سَمِعَهُ مِنَ الصَّحَابِيَّيْنِ جَمِيعًا، وَالدَّلِيلُ الْوَاضِحُ عَلَى مَا ذَكَرْتُهُ أَنَّ الْحَدِيثَ قَدْ رُوِيَ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ عَنْ زِيَادِ بْنِ لَبِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ الَّذِي ذُكِرَ مُرَاجَعَتُهُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْحَدِيثَيْنِ»

Al Mustadrak 338: Abu Ishaq Ibrahim bin Ismail Al Qari dan Abu Al Hasan Ahmad bin Muhammad Al Anbari menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Utsman bin Sa'id Ad-Darimi menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Shalih menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Shalih menceritakan kepadaku dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair, dari ayahnya Jubair, dari Abu Ad-Darda', dia berkata: Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau mengarahkan pandangannya ke langit, lalu bersabda, 'Ini adalah saat ilmu akan dicabut dari manusia, hingga mereka tidak bisa mendapatkannya lagi (dari Nabi ).” Ziyad bin Labid Al Anshari pun bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana ilmu bisa dicabut sedangkan kita membaca Al Qur'an? Demi Allah, kita selalu membacanya, dan anak istri kita juga membacanya.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Celaka kamu, wahai Ziyad, tadinya aku menganggap kamu termasuk salah seorang fuqaha Madinah. Ini Taurat dan Injil di kalangan Yahudi serta Nasrani, apakah keduanya bermanfaat bagi mereka?” Jubair berkata: Aku lalu bertemu dengan Ubadah bin Ash-Shamit, lalu aku bertanya kepadanya, “Apakah kamu telah mendengar perkataan saudaramu, Abu Ad-Darda'?” Aku lalu memberitahukannya perkataan Abu Ad-Darda' tersebut Dia lalu berkata, “Benar apa yang dikatakan Abu Ad-Darda'. Jika kamu mau maka akan kuceritakan kepadamu tentang ilmu yang pertama kali dicabut dari manusia, yaitu khusyu. Hampir dekat masanya kamu memasuki masjid untuk shalat berjamaah, tapi di dalamnya kamu tidak menemukan orang yang khusyu-” Sanad ini shahih dari hadits periwayat-periwayat Bashrah. Hadits ini memilik syahid keempat yang menguatkan ke-shahih-an hadits ini, yaitu Ubadah bin Ash-Shamit Barangkali orang yang ragu akan mengatakan bahwa pada satu sisi Jubair bin Nufair meriwayatkannya dari Auf bin Malik Al Asyja'i, sedangkan pada sisi lain meriwayatkannya dari Abu Ad-Darda', sehingga haditsnya menjadi panjang, padahal sebenarnya tidak demikian, karena para periwayat dua sanad ini semuanya tsiqah. Jubair bin Nufair Al Hadhrami termasuk seorang tabiin besar negeri Syam. Jika memang dua sanad ini shahih, maka nyatalah bahwa dia mendengarnya dari dua sahabat sekaligus. Dalilnya sangat jelas — sebagaimana telah dikemukakan— bahwa hadits tersebut diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ziyad bin Labid Al Anshari, yang telah mengonfirmasikannya kepada Rasulullah dalam dua hadits tadi.

Al-Mustadrak #339

المستدرك ٣٣٩: أَخْبَرَنِي أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنِ ابْنِ لَبِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَذَا أَوَانُ ذَهَابِ الْعِلْمِ» قَالَ شُعْبَةُ - أَوْ قَالَ: «أَوَانُ انْقِطَاعِ الْعِلْمِ» - قَالُوا: كَيْفَهُ وَفِينَا كِتَابُ اللَّهِ تُعَلِّمُهُ أَبْنَاؤُنَا أَبْنَاءَهُمْ؟ قَالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ ابْنَ لَبِيدٍ، مَا كُنْتُ أَحْسِبُكَ إِلَّا مِنْ أَعْقِلِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ، أَلَيْسَ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فِيهِمْ كِتَابُ اللَّهِ التَّوْرَاةُ وَالْإِنْجِيلُ لَمْ يَنْتَفِعُوا مِنْهُ بِشَيْءٍ» . «قَدْ ثَبَتَ الْحَدِيثُ بِلَا رَيْبٍ فِيهِ بِرِوَايَةِ زِيَادِ بْنِ لَبِيدٍ بِمِثْلِ هَذَا الْإِسْنَادِ الْوَاضِحِ»

Al Mustadrak 339: Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i mengabarkan kepadaku, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Amr bin Murrah, dari Salim bin Abu Al Ja'ad, dari Ibnu Labid Al Anshari, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ini merupakan saat hilangnya ilmu.” Syu'bah berkata: Atau beliau bersabda, “Saat terputusnya ilmu.” Mereka berkata, “Bagaimana bisa teijadi, sedangkan di tangan kita ada Kitab Allah yang dipelajari oleh anak-anak kami dan anak- anak mereka?” Nabi lalu bersabda, “Celaka kamu, wahai Ibnu Labid, tadinya aku tidak menganggapmu kecuali salah seorang warga Madinah yang paling berakal. Bukankah mereka, orang-orang Yahudi dan Nasrani, mempunyai Kitab Allah berupa Taurat dan Injil, tapi itu tidak bermanfaat bagi mereka?” Hadits ini sah tanpa keraguan lagi dikarenakan riwayat Ziyad bin Labid dengan redaksi yang jelas seperti redaksi ini.

Al-Mustadrak #340

المستدرك ٣٤٠: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنْبَأَ ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ بُخْتٍ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ الْمُرَادِيِّ، أَنَّهُ جَاءَ يَسْأَلُهُ عَنْ شَيْءٍ، قَالَ: مَا أَعْمَلَكَ إِلَيَّ إِلَّا ذَلِكَ؟ قَالَ: مَا أَعْمَلْتُ إِلَيْكَ إِلَّا لِذَلِكَ، قَالَ: «فَأَبْشِرْ فَإِنَّهُ مَا مِنْ رَجُلٍ يَخْرُجُ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ، إِلَّا بَسَطَتْ لَهُ الْمَلَائِكَةُ أَجْنِحَتَهَا رِضًى بِمَا يَفْعَلُ حَتَّى يَرْجِعَ» . «هَذَا إِسْنَادٌ صَحِيحٌ فَإِنَّ عَبْدَ الْوَهَّابِ بْنَ بُخْتٍ مِنْ ثِقَاتِ الْبَصْرِيِّينَ وَأَثْبَاتِهِمٍ مِمَّنْ يُجْمَعُ حَدِيثُهُ وَقَدِ احْتَجَّا بِهِ وَلَمْ يُخَرِّجَا هَذَا الْحَدِيثَ، وَمَدَارُ هَذَا الْحَدِيثِ عَلَى حَدِيثِ عَاصِمِ بْنِ بَهْدَلَةَ، عَنْ زِرٍّ، وَقَدْ أَعْرَضَا عَنْهُ بِالْكُلِّيَّةِ وَلَهُ عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ شُهُودٌ ثِقَاتٌ غَيْرُ عَاصِمِ بْنِ بَهْدَلَةَ فَمِنْهُمُ الْمِنْهَالُ بْنُ عَمْرٍو وَقَدِ اتَّفَقَا عَلَيْهِ»

Al Mustadrak 340: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam memberitakan (kepada kami), Ibnu Wahab memberitakan (kepada kami), Mu'awiyah bin Shalih mengabarkan kepadaku, Abdul Wahhab bin Bukht mengabarkan kepadaku dari Zirr bin Hubaisy, dari Shafwan bin Assal Al Muradi, bahwa ada seseorang yang datang kepadanya untuk menanyakan sesuatu, maka dia berkata, “Tidak ada yang membawamu ke sini kecuali untuk urusan tersebut.” Orang tersebut lalu berkata, “Memang tidak ada yang membawaku ke sini kecuali untuk urusan ini.” Dia lalu berkata, “Bergembiralah, karena tidak seorang pun keluar dalam rangka menuntut ilmu kecuali para malaikat akan membentangkan sayap-sayapnya karena ridha dengan apa yang diperbuatnya, hingga dia kembali.” Sanad ini shahih, karena Abdul Wahhab bin Bukht termasuk periwayat tsiqah dari Bashrah yang tergolong paling teguh, serta orang yang haditsnya dikumpulkan. Keduanya berhujjah dengannya, tapi tidak meriwayatkan hadits ini. Inti hadits ini adalah hadits Ashim bin Bahdalah dari Zirr. Keduanya menolaknya secara total. Tapi riwayatnya dari Zirr bin Hubaisy memiliki beberapa syahid yang tsiqah selain Ashim bin Bahdalah. Di antara mereka adalah Al Minhal bin Amr. Keduanya telah sepakat atasnya.