المستدرك ٢٦١: أَخْبَرْنَاهُ أَبُو الْعَبَّاسِ السَّيَّارِيُّ، بِمَرْوَ، ثنا أَبُو الْمُوَجَّهِ، ثنا عَبْدَانُ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدٍ، ثنا حُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ زِيَادٍ وَهُمْ يَتَرَاجَعُونَ فِي ذِكْرِ الْحَوْضِ، ثُمَّ ذَكَرَهُ بِمِثْلِهِ
Al Mustadrak 261: Abu Al Abbas As-Sayyari mengabarkan kepada kami di Marwa, Abu Al Muwajjih menceritakan kepada kami, Abdan menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami, Humaid menceritakan kepada kami dari Anas, dia berkata, "Aku masuk menemui Ubaidillah bin Ziyad ketika mereka sedang membahas tentang telaga." Dia lalu menuturkan hadits serupa.
المستدرك ٢٦٢: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَكْرٍ السَّهْمِيُّ، ثنا حَاتِمُ بْنُ أَبِي صَغِيرَةَ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ خَبَّابٍ، أَخْبَرَهُمْ، قَالَ: أَخْبَرَنِي خَبَّابٌ، أَنَّهُ كَانَ قَاعِدًا عَلَى بَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: فَخَرَجَ وَنَحْنُ قُعُودٌ، فَقَالَ: «اسْمَعُوا» قُلْنَا: سَمِعْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «إِنَّهُ سَيَكُونُ أُمَرَاءُ مِنْ بَعْدِي فَلَا تُصَدِّقُوهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَا تُعِينُوهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَنْ يَرِدَ عَلَيَّ الْحَوْضَ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ» . وَشَاهِدَهُ الْحَدِيثُ الْمَشْهُورُ عَنْ الشَّعْبِيِّ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ مَعَ الْخِلَافِ عَلَيْهِ فِيهِ
Al Mustadrak 262: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad Ad-Duri menceritakan kepada kami, Abdullah bin Bakar As-Sahmi menceritakan kepada kami, Hatim bin Abu Shaghirah menceritakan kepada kami dari Simak bin Harb, bahwa Abdullah bin Khabbab memberitakan mereka, dia berkata: Khabbab mengabarkan kepadaku bahwa dia pernah duduk di depan pintu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia lalu berkata: Beliau keluar, sedangkan kami dalam keadaan duduk, maka beliau bersabda, ”Dengarkanlah'.” Kami lalu berkata, ''Kami mendengarkan, wahai Rasulullah.” Beliau pun bersabda, ”Sesungguhnya akan ada para pemimpin sesudahku, maka janganlah kalian membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan janganlah kalian menolong mereka atas kezhaliman mereka, karena siapa saja yang membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan menolong mereka atas kezhaliman mereka, tidak akan sampai ke telagaku.” Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Syahid hadits ini adalah hadits terkenal yang diriwayatkan dari Asy-Sya'bi, dari Ka'ab bin Ujrah, dengan adanya perbedaan dal^ redaksinya:
المستدرك ٢٦٣: أَخْبَرْنَاهُ أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْبَزَّارُ، بِبَغْدَادَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمٍ الْوَاسِطِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ سَابِقٍ، ثنا مَالِكُ بْنُ مِغْوَلٍ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ وَنَحْنُ فِي الْمَسْجِدِ خَمْسَةٌ مِنَ الْعَرَبِ وَأَرْبَعَةٌ مِنَ الْعَجَمِ، فَقَالَ: «أَتَسْمَعُونَ؟» قُلْنَا: سَمِعْنَا، مَرَّتَيْنِ، قَالَ: «اسْمَعُوا، إِنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ، وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ» . رَوَاهُ مِسْعَرُ بْنُ كِدَامٍ، وَسُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَاصِمٍ الْعَدَوِيِّ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ. «أَمَا حَدِيثُ الثَّوْرِيِّ»
Al Mustadrak 263: Abu Bakar Muhammad bin Ibrahim Al Bazzar mengabarkan kepada kami di Baghdad, Muhammad bin Muslim Al Wasithi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sabiq menceritakan kepada kami, Malik bin Mighwal menceritakan kepada kami dari Abu Hashin, dari Asy-Sya'bi, dari Ka'ab bin Ujrah, dia berkata: Pernah suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui kami ketika kami sedang berada di masjid; lima orang dari bangsa Arab dan empat orang dari bangsa Ajam (non-Arab). Beliau lalu bertanya, ”Apakah kalian mau mendengar?” Kami menjawab, ''Ya, kami mau mendengar." (Disebutkan sebanyak dua kali). Beliau lalu bersabda, ”Dengarkanlah, sesungguhnya setelahku nanti akan ada para pemimpin Barangsiapa masuk menemui mereka lalu membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan menolong mereka atas kezhaliman mereka, maka dia tidak termasuk golonganku dan aku pun bukan termasuk golongannya, dan dia tidak akan sampai ke telaga. Tapi barangsiapa tidak masuk menemui mereka dan tidak membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan tidak menolong mereka atas kezhaliman mereka, maka dia termasuk golonganku dan aku pun termasuk golongannya, dan dia akan sampai ke telagaku.” Mis'ar bin Kidam dan Sufyan Ats-Tsauri meriwayatkan dari Abu Hashin, dari Asy-Sya'bi, dari Ashim Al Adawi, dari Ka'ab bin Ujrah. Hadits Ats-Tsauri adalah:
المستدرك ٢٦٤: فَأَخْبَرَنَاهُ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الصَّفَّارُ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى الْقَاضِي، ثنا أَبُو نُعَيْمٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يُونُسَ، قَالَا: ثنا سُفْيَانُ وَأَمَّا حَدِيثُ مِسْعَرٍ فَأَخْبَرَنَاهُ أَبُو مُحَمَّدٍ الْإِسْفَرَايِينِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، ثنا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ الْقَنَّادُ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ مِسْعَرٍ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَاصِمٍ الْعَدَوِيِّ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ وَبَيْنَنَا وَسَائِدُ مِنْ أَدَمٍ أَحْمَرَ، فَقَالَ: «إِنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَنْ يَرِدَ عَلَيَّ الْحَوْضَ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ» . وَقَدْ شَهِدَ جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ
Al Mustadrak 264: Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah Ash-Shaffar mengabarkannya kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Isa Al Qadhi menceritakan kepada kami, Abu Nu'aim dan Ahmad bin Abdullah bin Yunus menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami. Hadits Mis'ar adalah: Abu Muhammad Al Isfirayini mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, Harun bin Ishaq Al Hamadani menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul Wahhab Al Qannad menceritakan kepadaku, Sufyan menceritakan kepada kami dari Mis'ar, dari Abu Hashin, dari Asy-Sya'bi, dari Ashim Al Adawi, dari Ka'ab bin Ujrah, dia berkata: Rasulullah keluar menemui kami, dan saat itu kami berjumlah sembilan orang, dan dipisahkan oleh sandaran dari kulit berwarna merah lalu, Beliau bersabda, 'Sesungguhnya sesudahku nanti akan ada para pemimpin, barangsiapa membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan menolong mereka atas kezhaliman mereka, maka dia tidak termasuk golonganku dan aku pun tidak termasuk golongannya, dan dia tidak akan sampai ke telagaku. Barangsiapa tidak membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan tidak menolong mereka atas kezhaliman mereka, maka dia termasuk golonganku dan aku pun termasuk golongannya, dan dia akan sampai di telagaku.'Jabir bin Abdullah menyaksikan sendiri ketika Rasulullah mengatakan ini kepada Ka'ab bin Ujrah.
المستدرك ٢٦٥: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ مَعْمَرٌ، عَنِ ابْنِ خُثَيْمٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ: «أَعَاذَكَ اللَّهُ يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ» قَالَ: وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ؟ قَالَ: " أُمَرَاءُ يَكُونُونَ مِنْ بَعْدِي لَا يَهْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُونَ عَلَيَّ حَوْضِي، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُونَ عَلَيَّ حَوْضِي، يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ، وَالصَّلَاةُ قُرْبَانٌ - أَوْ قَالَ: بُرْهَانٌ - "
Al Mustadrak 265: Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma'mar memberitakan (kepada kami) dari Ibnu Khaitsam, dari Abdurrahman bin Sabith, dari Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ka'ab bin Ujrah, 'Wahai Ka'ab bin Ujrah, semoga Allah melindungimu dari para pemimpin yang bodoh' Dia lalu bertanya, 'Apa itu para pemimpin yang bodoh?' Beliau menjawab, "Yaitu para pemimpin sesudahku, mereka tidak memberikan petunjuk dengan petunjukku dan tidak mengamalkan Sunnahku. Barangsiapa membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan menolong mereka atas kezhaliman mereka, maka mereka bukan termasuk golonganku dan aku pun bukan termasuk golongannya, serta mereka tidak akan sampai ke telagaku. Barangsiapa tidak membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan tidak menolong mereka atas kezhaliman mereka, maka mereka termasuk golonganku dan aku pun termasuk golongannya, dan dia akan sampai di telagaku. Wahai Ka'ab bin Ujrah, puasa adalah tameng, sedekah adalah pelebur (penghilang) kesalahan, dan shalat adalah (sarana untuk) mendekatkan diri —atau beliau berkata: Bukti—'
المستدرك ٢٦٦: حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الْحَافِظُ، ثنا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا عَيَّاشُ بْنُ الْوَلِيدِ الرَّقَّامُ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، ثنا حُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " دَخَلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا أَنَا بِنَهْرٍ يَجْرِي حَافَّتَاهُ خِيَامُ اللُّؤْلُؤِ، فَضَرَبْتُ بِيَدِي إِلَى مَجْرَى الْمَاءِ، فَإِذَا مِسْكٌ أَذْفَرُ فَقُلْتُ لِجِبْرِيلَ: مَا هَذَا؟ قَالَ: هَذَا الْكَوْثَرُ الَّذِي أَعْطَاكَهُ رَبُّكَ عَزَّ وَجَلَّ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ بِهَذَا اللَّفْظِ "
Al Mustadrak 266: Abu Abdillah Muhammad bin Ya'qub Al Hafizh menceritakan kepada kami, Yahya bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ayyasy bin Walid Ar-Raqqam menceritakan kepada kami, Abdul A'la bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Humaid menceritakan kepada kami dari Anas, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku telah masuk surga. Ketika aku berada di sebuah sungai yang di dua tepinya terdapat tenda-tenda dari mutiara, aku lalu memukulkan tanganku ke aliran air, ternyata dia merupakan misik yang sangat harum. Aku kemudian bertanya kepada Jibril, 'Apakah ini?' Dia menjawab, 'Ini adalah Al Kautsar yang telah diberikan Tuhanmu kepadamu'.' Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya dengan redaksi ini.
المستدرك ٢٦٧: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، ثنا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ، ثنا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ هِلَالِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «الْجَنَّةُ مِائَةُ دَرَجَةٍ بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، وَالْفِرْدَوْسُ مِنْ أَعْلَاهَا دَرَجَةً، وَمِنْهَا تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ» . وَلَهُ شَاهِدٌ صَحِيحٌ بِمِثْلِ هَذَا الْإِسْنَادِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَأَبِي سَعِيدٍ.
Al Mustadrak 267: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq Ash-Shaghani menceritakan kepada kami, Suraij bin An-Nu'man menceritakan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari Hilal bin Ali, dari Atha bin Yasar, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Surga itu seratus tingkat, antara setiap tingkat seperti antara langit dan bumi. Surga Firdaus adalah yang paling tinggi tingkatannya. Darinya mengalir sungai-sungai surga. Jadi, apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah Firdaus.' Hadits ini shahih sesuai syarat Al-bukhari dan Muslim, dan keduanya tidak meriwayatkannya. Hadits ini memiliki syahid yang shahih seperti sanad ini dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id.
المستدرك ٢٦٨: أَخْبَرْنَاهُ أَبُو مُحَمَّدِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ نَاجِيَةَ، ثنا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ هِلَالِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ. وَكَذَلِكَ رُوِيَ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ
Al Mustadrak 268: Abu Muhammad bin Abdullah Al Muzani mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Najiyah menceritakan kepada kami, Harun bin Ma'ruf menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman mengabarkan kepadaku dari Hilal bin Ali, dari Atha' bin Yasar, dari Abu hurairah dan Abu Sa'id, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan redaksi yang sama. Hadits ini diriwayatkan pula dengan sanad yang shahih dari Ubadah bin Ash-Shamit.
المستدرك ٢٦٩: حَدَّثَنَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَ مُحَمَّدُ بْنُ غَالِبٍ، ثنا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ، وَأَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، قَالَا: ثنا هَمَّامٌ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «الْجَنَّةُ مِائَةُ دَرَجَةٍ مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، وَالْفِرْدَوْسُ مِنْ أَعْلَاهَا دَرَجَةً وَمِنْهَا تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ»
Al Mustadrak 269: Abu Bakar bin Ishaq menceritakannya kepada kami, Muhammad bin Ghalib memberitakan (kepada kami), Affan bin Muslim dan Abu Al Walid Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Hammam menceritakan kepada kami dari Zaid bin Aslam, dari Atha' bin Yasar, dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Surga itu seratus tingkat, antara dua tingkatnya seperti antara langit dan bumi. Surga Firdaus adalah yang paling tinggi tingkatannya. Darinya mengalir sungai-sungai surga. Jadi, apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah Firdaus.'
المستدرك ٢٧٠: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْمَاعِيلَ بْنِ مِهْرَانَ، ثنا أَبِي، ثنا هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنِي حُيَيٌّ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا» فَقَالَ أَبُو مَالِكٍ الْأَشْعَرِيُّ: لِمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَبَاتَ قَائِمًا وَالنَّاسُ نِيَامٌ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ، فَقَدِ احْتَجَّا جَمِيعًا بِحُيَيٍّ وَهُوَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَذْحِجِيُّ صَاحِبُ سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ، وَيُقَالُ مَوْلَاهُ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Al Mustadrak 270: Ahmad bin Muhammad bin Ismail bin Mihran mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Harun bin Sa'id Al Aili menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Huyai menceritakan kepadaku dari Abu Abdirrahman, dari Abdullah bin Amr, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, 'Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari bagian dalamnya dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya." Abu Malik Al Asy'ari lalu bertanya, "Untuk siapa, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Untuk orang yang berkata baik, memberi makan (kepada orang yang membutuhkan), dan beribadah pada malam hari ketika orang-orang sedang tidur.' Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim. Keduanya sama-sama berhujjah dengan Yahya —yaitu Abu Abdurrahman Al Madzhiji, teman Sulaiman bin Abdul Malik yang disebut "maula-nya—, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.