المستدرك ٢٥١: أَخْبَرْنَاهُ أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ، ثنا حَمَّادٌ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " مَثَلُ الْمُؤْمِنِ وَمَثَلُ الْأَجَلِ مَثَلُ رَجُلٍ لَهُ ثَلَاثَةُ أَخِلَّاءَ قَالَ لَهُ مَالُهُ: أَنَا مَالُكَ خُذْ مِنِّي مَا شِئْتَ وَدَعْ مَا شِئْتَ، وَقَالَ الْآخَرُ: أَنَا مَعَكَ أَحْمِلُكَ وَأَضَعُكَ فَإِذَا مِتَّ تَرَكْتُكَ، قَالَ: هَذَا عَشِيرَتُهُ، وَقَالَ الثَّالِثُ: أَنَا مَعَكَ أَدْخُلُ مَعَكَ وَأَخْرُجُ مَعَكَ مِتَّ أَوْ حَيِيتَ، قَالَ: هَذَا عَمَلُهُ "
Al Mustadrak 251: Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i mengabarkannya kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Abdushshamad bin Abdul Warits menceritakan kepada kami, Hammad menceritakan kepada kami dari Simak, dari An-Nu'man bin Basyir, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Perumpamaan seorang mukmin dengan ajalnya adalah seperti seorang laki-laki yang memiliki tiga kekasih. Hartanya akan berkata kepadanya, 'Aku adalah hartamu, ambillah aku sesukamu dan tinggalkanlah sesukamu'. Yang lainnya berkata, 'Aku akan bersamamu, membawamu dan mengiringmu, kemudian jika kamu mati aku akan meninggalkanmu'. Ini adalah keluarganya. Yang ketiga berkata, 'Aku akan selalu bersamamu, masuk bersamamu dan keluar bersamamu, baik kamu mati maupun hidup'. Ini adalah amalnya'.”
المستدرك ٢٥٢: حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ صَالِحِ بْنِ هَانِئٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو الْحُرشِيُّ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يُونُسَ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ، قَالَ: قَالَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ: أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَعَلَّمْتُ لَهُ كِتَابَةَ الْيَهُودِ، وَقَالَ: «إِنِّي وَاللَّهِ مَا آمَنُ يَهُودَ عَلَى كِتَابِي» فَتَعَلَّمْتُهُ، فَلَمْ يَمُرَّ بِي نِصْفُ شَهْرٍ حَتَّى حَذَقْتُهُ، قَالَ: «إِنِّي كُنْتُ أَكْتُبُ لَهُ إِذَا كَتَبَ، وَأَقْرَأُ لَهُ إِذَا كُتِبَ إِلَيْهِ» . «وَقَدِ اسْتَشْهَدَا جَمِيعًا بِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي الزِّنَادِ، وَهَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ وَلَا أَعْرِفُ فِي الرُّخْصَةِ لَتَعَلُّمِ كِتَابَةِ أَهْلِ الْكِتَابِ غَيْرَ هَذَا الْحَدِيثِ»
Al Mustadrak 252: Abu Ja'far Muhammad bin Shalih bin Hani' menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr Al Hurasy menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdullah bin Yunus menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Abu Az-Zinad menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Kharijah bin Zaid bin Tsabit, dia berkata: Zaid bin Tsabit berkata, ''Rasulullah menyuruhku, lalu aku belajar tulisan Yahudi untuk beliau.” Beliau bersabda, ”Demi Allah sesungguhnya aku khawatir apa yang akan dilakukan orang-orang Yahudi terhadap tulisanku.” Maka aku pun mempelajarinya hingga aku menguasainya dalam setengah bulan. Zaid bin Tsabit berkata, ”Aku menulis untuk beliau apabila beliau ingin menulis, dan aku membacakan untuk beliau bila ada surat yang datang kepadanya.” Semuanya sama-sama berhujjah dengan Abdurrahman bin Abu Az-Zinad. Hadits ini shahih. Aku tidak mengetahui ada dispensasi lain tentang bolehnya mempelajari tulisan Yahudi selain hadits ini.
المستدرك ٢٥٣: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا أَبُو الْبَخْتَرِيِّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ شَاكِرٍ، ثنا أَبُو أُسَامَةَ، حَدَّثَنِي الْحُسَيْنُ الْمُعَلِّمُ، وَأَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ - وَاللَّفْظُ لَهُ -، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، قَالَ: ذُكِرَ لِي أَنَّ أَبَا سَبْرَةَ بْنَ سَلَمَةَ الْهُذَلِيَّ، سَمِعَ ابْنَ زِيَادٍ، يَسْأَلُ عَنِ الْحَوْضِ حَوْضِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: مَا أُرَاهُ حَقًّا بَعْدَمَا سَأَلَ أَبَا بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيَّ وَالْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ وَعَائِذَ بْنَ عَمْرٍو، فَقَالَ: مَا أُصَدِّقُ هَؤُلَاءِ، فَقَالَ أَبُو سَبْرَةَ: أَلَا أُحَدِّثُكَ بِحَدِيثٍ شِفَاءٍ؟ بَعَثَنِي أَبُوكَ بِمَالٍ إِلَى مُعَاوِيَةَ فَلَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو فَحَدَّثَنِي بِفِيهِ وَكَتَبْتُهُ بِقَلَمِي مَا سَمِعَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أَزِدْ حَرْفًا وَلَمْ أَنْقُصْ، حَدَّثَنِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَاحِشَ وَلَا الْمُتَفَحِّشَ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَالتَّفَحُّشُ وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ وَسُوءُ الْمُجَاوَرَةِ، وَيُخَوَّنُ الْأَمِينُ وَيُؤْتَمَنُ الْخَائِنُ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ طَيِّبًا، فَلَمْ تَفْسُدْ وَلَمْ تُكْسَرْ، وَمَثَلُ الْعَبْدِ الْمُؤْمِنِ مَثَلُ الْقِطْعَةِ الْجَيِّدَةِ مِنَ الذَّهَبِ نُفِخَ عَلَيْهَا فَخَرَجَتْ طَيِّبَةً وَوُزِنَتْ فَلَمْ تَنْقُصْ» وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَوْعِدُكُمْ حَوْضِي عَرْضُهُ مِثْلُ طُولِهِ، وَهُوَ أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ أَيْلَةَ إِلَى مَكَّةَ، وَذَلِكَ مَسِيرَةُ شَهْرٍ، فِيهِ أَمْثَالُ الْكَوَاكِبِ أَبَارِيقُ، مَاؤُهُ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ الْفِضَّةِ مَنْ وَرَدَهُ، وَشَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهُ أَبَدًا» . فَقَالَ ابْنُ زِيَادٍ: مَا حَدَّثَنِي أَحَدٌ بِحَدِيثٍ مِثْلِ هَذَا، أَشْهَدُ أَنَّ الْحَوْضَ حَقٌّ وَاجِبٌ، وَأَخَذَ الصَّحِيفَةَ الَّتِي جَاءَ بِهَا أَبُو سَبْرَةَ. وَفِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِي سَبْرَةَ. «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ فَقَدِ اتَّفَقَ الشَّيْخَانِ عَلَى الِاحْتِجَاجِ بِجَمِيعِ رُوَاتِهِ غَيْرِ أَبِي سَبْرَةَ الْهُذَلِيِّ وَهُوَ تَابِعِيٌّ كَبِيرٌ مُبَيَّنٌ ذِكْرُهُ فِي الْمَسَانِيدِ وَالتَّوَارِيخِ غَيْرُ مَطْعُونٍ فِيهِ وَلَهُ شَاهِدٌ مِنْ حَدِيثِ قَتَادَةَ، عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ»
Al Mustadrak 253: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Abu Al Bukhturi Abdullah bin Muhammad bin Syakir menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Al Husain Al Mu'allim menceritakan kepadaku. Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i mengabarkan kepada kami dengan redaksinya, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Ibnu Abi Adi menceritakan kepada kami dari Husain Al Mu'allim, dari Abdullah bin Buraidah, dia berkata: Telah dituturkan kepadaku bahwa Abu Samurah bin Salamah Al Hudzali pernah mendengar Ibnu Ziyad ditanya tentang telaga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu dia menjawab, ”Aku tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang benar setelah aku bertanya kepada Abu Barzah Al Aslami, Al Bara bin Azib, dan Aidz bin Amr.” Ibnu Ziyad berkata, ”Aku tidak menganggap mereka benar.” Abu Sabrah berkata, ''Maukah engkau kuceritakan tentang hadits yang bagus? Ayahmu pernah mengutusku untuk membawa harta kepada Muawiyah, lalu aku bertemu dengan Abdullah bin Amr, lalu dia menceritakan kepadaku dengan mulutnya dan aku menulisnya dengan pena milikku apa yang dia dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku tidak menambah satu huruf pun dan tidak pula menguranginya, dia menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya Allah tidak menyukai perbuatan keji dan perkataan buruk, serta orang yang sengaja berbuat keji. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak akan terjadi Hari Kiamat sampai muncul perbuatan dan perkataan keji serta (orang yang) sengaja berbuat keji, terputusnya silaturrahim, buruknya hubungan bertetangga, berkhianatnya orang yang dipercaya, dan dipercayanya orang yang berkhianat. Perumpamaan seorang mukmin adalah seperti lebah, memakan yang baik-baik, melahirkan yang baik-baik, dan menghasilkan yang baik-baik dia tidak rusak dan tidak pula pecah. Perumpamaan seorang hamba beriman adalah seperti potongan emas yang bagus yang dilebur, kemudian keluar yang bagus-bagus, lalu ditimbang dan tidak berkurang." Nabi juga bersabda, ”Tempat yang dijanjikan untuk kalian adalah telagaku, yang lebarnya seperti panjangnya (jaraknya atau luasnya). dia lebih jauh daripada jarak antara Ailah ke Makkah, yaitu satu bulan perjalanan. Di dalam telaga ada gelas-gelas (yang banyaknya) seperti bintang-bintang di langit. Airnya pun lebih putih daripada perak Barangsiapa sampai kepadanya dan meminum airnya,, maka dia tidak akan haus untuk selamanya.” Ibnu Ziyad berkata, 'Tidak ada seorang pun yang menceritakan kepadaku hadits seperti ini. Aku bersaksi (mengakui) bahwa telaga itu memang benar ada.” Dia lalu mengambil kertas yang dibawa oleh Abu Sabrah. Dalam hadits Usamah (diriwayatkan) dari Abdullah bin Buraidah, dari Abu Sabrah. Hadits ini shahih. Al Bukhari dan Muslim sepakat berhujjah dengan seluruh periwayatnya selain Abu Sabrah Al Hudzali. dia seorang tabiin terkenal yang namanya sering disebut dalam kitab-kitab Musnad dan Tarikh. Hadits ini juga tidak dianggap cacat. Hadits ini mempunyai syahid dari hadits Qatadah dari Ibnu Buraidah.
المستدرك ٢٥٤: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، أَنْبَأَ هِشَامُ بْنُ عَلِيٍّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَجَاءٍ، ثنا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِي سَبْرَةَ الْهُذَلِيِّ، فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ
Al Mustadrak 254: Abu Bakar bin Ishaq menceritakan kepada kami, Hisyam bin Ali memberitakan (kepada kami), Abdullah bin Raja' menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Ibnu Buraidah, dari Abu Sabrah Al Hudzali. Dia lalu menyebutkan haditsnya dengan redaksinya yang panjang.
المستدرك ٢٥٥: حَدَّثَنَا أَبُو زَكَرِيَّا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدٍ الْعَنْبَرِيُّ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا رَوْحُ بْنُ أَسْلَمَ، ثنا شَدَّادٌ أَبُو طَلْحَةَ، ثنا أَبُو الْوَازِعِ جَابِرُ بْنُ عَمْرٍو الرَّاسِبِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا بَرْزَةَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «حَوْضِي مِنْ أَيْلَةَ إِلَى صَنْعَاءَ عَرْضُهُ كَطُولِهِ، فِيهِ مِيزَابَانِ يَصُبَّانِ مِنَ الْجَنَّةِ، أَحَدُهُمَا وَرِقٌ وَالْآخَرُ ذَهَبٌ أَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ وَأَبْرَدُ مِنَ الثَّلْجِ وَأَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ، وَأَلْيَنُ مِنَ الزُّبْدِ، فِيهِ أَبَارِيقُ عَدَدَ نُجُومِ السَّمَاءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ» . قَالَ: وَزَادَ فِيهِ أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي الْوَازِعِ، عَنْ أَبِي بَرْزَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «يَنْزُو فِي أَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ فَقَدِ احْتَجَّ بِحَدِيثَيْنِ عَنْ أَبِي طَلْحَةَ الرَّاسِبِيِّ، عَنْ أَبِي الْوَازِعِ، عَنْ أَبِي بَرْزَةَ وَهُوَ غَرِيبٌ صَحِيحٌ مِنْ حَدِيثِ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ، عَنْ أَبِي الْوَازِعِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Al Mustadrak 255: Abu Zakaria Yahya bin Muhammad Al Anbari menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Abu Thalib menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepadaku, Rauh bin Aslam menceritakan kepada kami, Syaddad Abu Thalhah menceritakan kepada kami, Abu Al Wazi' Jabir bin Amr Ar-Rasibi menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Abu Barzah berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”(Luas) telagaku adalah seperti dari Ailah ke Shan'a (Yaman) dan lebarnya seperti panjangnya. Padanya terdapat dua saluran air yang mengalir dari surga, yang salah satunya perak dan satunya lagi emas. (Rasanya) lebih manis daripada madu dan lebih dingin daripada salju. (Warnanya) lebih putih daripada susu dan lebih kental daripada buih. Di dalamnya ada gelas-gelas yang jumlahnya seperti bintang-bintang di langit. Barangsiapa meminumnya maka dia tidak akan haus sampai masuk surga.” Dia berkata, ”Ayyub menambahkan: Dari Abu Al Wazi', dari Abu Barzah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, 'Dia bergerak-gerak di tangan orang-orang beriman'. ” Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim. Dia berhujjah dengan dua hadits dari Abu Thalhah Ar-Rasibi, dari Abu Al Wazi', dari Abu Barzah. Hadits ini gharib shahih dari hadits Ayyub As-Sakhtiyani, dari Abu Al Wazi'. Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
المستدرك ٢٥٦: أَخْبَرَنِي أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الْحَافِظُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ، ثنا عَمَّارُ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ، ثنا شُعْبَةُ، وَأَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ أَبِي حَمْزَةَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا أَنْتُمْ جُزْءٌ مِنْ مِائَةِ أَلْفٍ جُزْءٍ مِمَّنْ يَرِدُ عَلَى الْحَوْضِ» فَسَأَلُوهُ: كَمْ كُنْتُمْ، قَالَ: «ثَمَانَ مِائَةٍ أَوْ تِسْعَ مِائَةٍ» . «أَبُو حَمْزَةَ الْأَنْصَارِيُّ هَذَا هُوَ طَلْحَةُ بْنُ يَزِيدَ، وَقَدِ احْتَجَّ بِهِ الْبُخَارِيُّ»
Al Mustadrak 256: Abu Abdillah Muhammad bin Ya'qub Al Hafizh mengabarkan kepadaku, Muhammad bin Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Ammar bin Abdul Jabbar menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami. Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Amr bin Murrah, dari Abu Hamzah, dari Zaid bin Arqam, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Kalian hanyalah satu bagian dari 100.000 bagian yang akan sampai di telaga." Mereka lalu bertanya kepadanya, ''Berapa jumlah kalian?” Beliau menjawab, ”800 atau 900 (orang) ” Abu Hamzah Al Anshari di sini adalah Thalhah bin Yazid. Dia dijadikan hujjah oleh Al Bukhari.
المستدرك ٢٥٧: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ، ثنا أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَحدثنا أَبُو عَلِيٍّ الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحَافِظُ، أَنْبَأَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ بْنِ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، وَأَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ أَبِي حَمْزَةَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، «مَا أَنْتُمْ بِجُزْءٍ مِنْ أَلْفِ جُزْءٍ مِمَّنْ يَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» قَالَ: فَقُلْنَا لِزَيْدٍ: كَمْ كُنْتُمْ يَوْمَئِذٍ، قَالَ: مَا بَيْنَ السِّتِّ مِائَةٍ إِلَى التِّسْعِ مِائَةٍ. «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَلَكِنَّهُمَا تَرَكَاهُ لِلْخِلَافِ الَّذِي فِي مَتْنِهِ مِنَ الْعَدَدِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ» . وَلَهُ شَاهِدٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ فِي ذِكْرِ الْحَوْضِ بِغَيْرِ هَذَا اللَّفْظِ
Al Mustadrak 257: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdul Jabbar menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami. Abu Ali Al Husain bin Ali Al Hafizh menceritakan kepada kami Ibrahim bin Yusuf bin Musa memberitakan (kepada kami), Jarir dan Abu Muawiyah menceritakan kepada kami (dari Al A'masy, dari Amr bin Murrah, dari Abu Hamzah, dari Zaid bin Arqam), dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, ”Kalian hanyalah satu bagian dari seribu bagian orang yang akan sampai ke telagaku pada Hari Kiamat” Abu Hamzah berkata: Kami lalu bertanya kepada Zaid, "Berapa jumlah kalian waktu itu?” Dia menjawab, "Antara 600 sampai 700 orang.” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkannya. Keduanya tidak meriwayatkan hadits ini, karena ada perbedaan dalam redaksinya tentang jumlah orangnya. Hadits ini memiliki syahid yang sesuai syarat Muslim dan Zaid bin Arqam tentang hadits telaga selain redaksi ini:
المستدرك ٢٥٨: أَخْبَرَنَا أَبُو الْفَضْلِ الْحَسَنُ بْنُ يَعْقُوبَ الْعَدْلُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ، ثنا جَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ، أَنْبَأَ أَبُو حَيَّانَ يَحْيَى بْنُ سَعِيدِ بْنِ حَيَّانَ التَّيْمِيُّ تَيْمُ الرَّبَابِ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ حَيَّانَ، قَالَ: شَهِدْتُ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ وَبَعَثَ إِلَيْهِ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ، فَقَالَ: مَا أَحَادِيثُ بَلَغَنِي عَنْكَ تُحَدِّثُ بِهَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَزْعُمُ أَنَّ لَهُ حَوْضًا فِي الْجَنَّةِ، فَقَالَ: حَدَّثَنَا ذَاكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَوَعَدْنَاهُ، فَقَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ شَيْخٌ قَدْ خَرِفْتَ، قَالَ: أَمَا إِنَّهُ سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْنِي وَسَمِعْتُهُ، يَقُولُ: «مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ» . وَمَا كَذَبْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Al Mustadrak 258: Abu Al Fadhl Hssan bin Ya'qub Al Adi mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Jaf'ar bin Aun menceritakan kepada kami, Abu Hayyan Yahya bin Sa'id bin Hayyan At-Taimi Taim Ar-Rabab memberitakan (kepada kami) dari Yazid bin Hayyan, dia berkata: Aku pernah menyaksikan Zaid bin Arqam, dan ketika itu Ubaidillah bin Ziyad diutus kepadanya, dia berkata, ''Bagaimana dengan hadits- hadits yang telah sampai kepadaku dari engkau, yang berasal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, engkau mendakwa bahwa Nabi memiliki telaga di surga?" Zaid berkata, ''Rasulullah memang menceritakannya kepada kami, dan kami telah meminta janji kepada beliau (agar dijadikan termasuk orang yang mendatanginya).” Ubadillah lalu berkata, ''Engkau bohong, karena engkau orang tua yang sudah pikun.” Zaid berkata, ”Aku benar telah mendengarnya sendiri dari Rasulullah dengan kedua telingaku. Aku juga pernah mendengar beliau bersabda, 'Barangsiapa berdusta atas (nama)ku, maka silakan menempati tempat duduknya di neraka'. Oleh karena itu, aku tidak akan berdusta atas nama Rasulullah SAW.
المستدرك ٢٥٩: حَدَّثَنِي أَبُو مَنْصُورٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْقَاسِمِ الْعَتَكِيُّ، ثنا أَبُو سَهْلٍ حَسَنُ بْنُ سَهْلٍ اللَّبَّادُ، ثنا أَبُو صَالِحٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، ثنا اللَّيْثُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ أَبِي عِمْرَانَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ خَرَجَ مِنَ الْجَمَاعَةِ قِيدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ حَتَّى يُرَاجِعَهُ» قَالَ: «وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ عَلَيْهِ إِمَامُ جَمَاعَةٍ فَإِنَّ مَوْتَتَهُ مَوْتَةٌ جَاهِلِيَّةٌ» وَخَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: " يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنِّي فَرَطٌ لَكُمْ عَلَى الْحَوْضِ، وَإِنَّ سَعَتَهُ مَا بَيْنَ الْكُوفَةِ إِلَى الْحَجَرِ الْأَسْوَدِ، وَآنِيَتُهُ كَعَدَدِ النُّجُومِ، وَإِنِّي رَأَيْتُ أُنَاسًا مِنْ أُمَّتِي لَمَّا دَنَوْا مِنِّي خَرَجَ عَلَيْهِمْ رَجُلٌ قَالَ: بِهِمْ عَنِّي، ثُمَّ أَقْبَلَتْ زُمْرَةٌ أُخْرَى فَفَعَلَ بِهِمْ كَذَلِكَ، فَلَمْ يَفْلِتْ مِنْهُمْ إِلَّا كَمَثَلِ النَّعَمِ " فَقَالَ: أَبُو بَكْرٍ لِعَلِّي مِنْهُمْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ، قَالَ: «لَا وَلَكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَخْرُجُونَ بَعْدَكُمْ وَيَمْشُونَ الْقَهْقَرَى» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَقَدْ حَدَّثَ بِهِ الْحَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَيْضًا، عَنِ اللَّيْثِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Al Mustadrak 259: Abu Manshur Muhammad bin Al Qasim Al Ataki menceritakan kepadaku, Abu Sahi Hasan bin Sahi Al-Labbad menceritakan kepada kami, Abu Shalih Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Khalid bin Abu Imran, dari Nafi, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa keluar dari jamaah meski sejarak satu jengkal, maka dia melepaskan ikatan Islam dari lehernya, sampai dia menariknya kembali” Nabi juga bersabda, ”Barangsiapa meninggal dalam keadaan tidak memiliki imam jamaah, berarti dia mati dalam keadaan Jahiliyah” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai manusia, sesungguhnya aku telah mendahului kalian di telaga yang luasnya (seperti jarak) antara Kufah dengan Hajar Aswad, bejana-bejananya seperti jumlah bintang-bintang, dan sesungguhnya aku melihat orang-orang dari umatku ketika mereka telah dekat denganku tiba-tiba ada seorang laki-laki yang keluar menemui mereka dengan berkata, 'Ikutlah denganku.' Kemudian datang lagi rombongan lain, dan dia juga melakukan hal seperti itu. Tidak satu pun dari mereka yang lepas kecuali seperti (lepasnya) unta-unta.” Abu Bakar lalu bertanya, ''Wahai Nabi Allah, mungkin aku termasuk dari mereka?” Beliau menjawab, ”Tidak, akan tetapi mereka adalah kaum yang keluar sesudah kalian dan berjalan dengan membelakangi dirinya (berjalan ke belakang)." Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim. Hajjaj bin Muhammad juga meriwayatkan hadits ini dari Al- Laits, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
المستدرك ٢٦٠: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا أَبُو الْمُثَنَّى، وَمُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ، قَالَا: ثنا مُسَدَّدٌ، ثنا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، ثنا حُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ زِيَادٍ وَهُمْ يَتَرَاجَعُونَ فِي ذِكْرِ الْحَوْضِ، قَالَ: فَقَالَ: جَاءَكُمْ أَنَسٌ، قَالَ: يَا أَنَسُ مَا تَقُولُ فِي الْحَوْضِ؟ قَالَ: قُلْتُ: «مَا حَسِبْتُ أَنِّي أَعِيشُ حَتَّى أَرَى مِثْلَكُمْ يَمْتَرُونَ فِي الْحَوْضِ، لَقَدْ تَرَكْتُ بَعْدِي عَجَائِزَ مَا تُصَلِّي وَاحِدَةٌ مِنْهُنَّ صَلَاةً إِلَّا سَأَلْتَ رَبَّهَا أَنْ يُورِدَهَا حَوْضَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ وَلَهُ عَنْ حُمَيْدٍ شَاهِدٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِهِمَا»
Al Mustadrak 260: Abu Bakar bin Ishaq menceritakan kepada kami, Abu Al Mutsanna dan Muhammad bin Ayyub menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Musaddad menceritakan kepada kami, Khalid bin Al Harits menceritakan kepada kami, Humaid menceritakan kepada kami dari Anas, dia berkata: Aku masuk menemui Ubaidillah bin Ziyad ketika mereka sedang membahas tentang telaga. Ubaidillah lalu berkata: Anas telah datang menemui kalian. Ubaidillah bertanya, ''Wahai Anas, apa pendapatmu tentang telaga (Al Kautsar)?” Anas lalu berkata: Aku pun menjawab, ”Aku tidak menduga masih bisa hidup hingga aku bisa melihat kalian yang ragu-ragu tentang telaga. Aku telah meninggalkan setelahku wanita-wanita tua renta yang tidak seorang dari mereka shalat kecuali dia meminta kepada Tuhannya agar bisa sampai ke telaga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.