المستدرك ٢٤١: حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ صَالِحِ بْنِ هَانِئٍ، ثنا السَّرِيُّ بْنُ خُزَيْمَةَ، ثنا أَبُو حُذَيْفَةَ النَّهْدِيُّ، ثنا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ، عَنِ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ كُنْتُ إِمَامَ النَّبِيِّينَ وَخَطِيبَهُمْ وَصَاحِبَ شَفَاعَتِهِمْ غَيْرُ فَخْرٍ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ لِتَفَرُّدِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلِ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، وَلِمَا نُسِبَ إِلَيْهِ مِنْ سُوءِ الْحِفْظِ، وَهُوَ عِنْدَ الْمُتَقَدِّمِينَ مِنْ أَئِمَّتِنَا ثِقَةٌ مَأْمُونٌ»
Al Mustadrak 241: Abu Ja'far Muhammad bin Shalih bin Hani' menceritakan kepada kami, As-Surri bin Khuzaimah menceritakan kepada kami, Abu Hudzaifah An-Nahdi menceritakan kepada kami, Zuhair bin Muhammad menceritakan kepada kami dan Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dari Thufail bin Ubai bin Ka'ab, dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Pada Hari Kiamat nanti aku adalah pemimpinnya para nabi dan juru bicara mereka, sekaligus orang yang memiliki syafaat mereka. Ini bukanlah kesombongan.” Hadits ini shahih, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya karena hanya Abdullah bin Muhammad bin Aqil bin Abi Thalib meriwayatkannya dan hapalannya buruk. Tapi dia di kalangan imam-imam kita yang terdahulu merupakan periwayat tsiqah ma'mun.
المستدرك ٢٤٢: أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ يُوسُفَ الْعَدْلُ، ثنا يَحْيَى بْنُ أَبِي طَالِبٍ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ، أَنْبَأَ سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ مُسْلِمِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ حُمْرَانَ بْنِ أَبَانَ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَا يَقُولُهَا عَبْدٌ حَقًّا مِنْ قَلْبِهِ فَيَمُوتُ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ بِهَذَا اللَّفْظِ وَلَا بِهَذَا الْإِسْنَادِ» . إِنَّمَا اتَّفَقَا عَلَى حَدِيثِ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ، عَنْ عِتْبَانَ بْنِ مَالِكٍ، الْحَدِيثِ الطَّوِيلِ فِي آخِرِهِ " وَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ «الْحَدِيثَ. وَقَدْ أَخْرَجَاهُ أَيْضًا مِنْ حَدِيثِ شُعْبَةَ، وَبِشْرِ بْنِ الْمُفَضَّلِ، وَخَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنِ الْوَلِيدِ أَبِي بِشْرٍ، عَنْ حُمْرَانَ، عَنْ عُثْمَانَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ «.» وَلَيْسَ فِيهِ ذِكْرُ عُمَرَ، وَلَهُ شَاهِدٌ بِهَذَا الْإِسْنَادِ عَنْ عُثْمَانَ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ "
Al Mustadrak 242: Abu Al Hasan bin Ya'qub bin Yusuf Al Adi mengabarkan kepada kami, Yahya bin Abu Thalib menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab bin Atha' menceritakan kepada kami, Sa'id memberitakan (kepada kami) dari Sa'id, dari Qatadah, dari Muslim bin Yasar, dari Humran bin Aban, dari Utsman bin Affan, dari Umar bin Khaththab , dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Sungguh aku akan mengajarkan suatu kalimat yang tidak diucapkan oleh seorang hamba secara benar dari hatinya lalu dia meninggal dengan mengucapkan kalimat tersebut kecuali Allah akan mengharamkan neraka untuknya, yaitu kalimat laa ilaaha illallaah' Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak meriwayatkannya dengan redaksi ini maupun dengan sanad ini. Keduanya hanya sepakat atas hadits Mahmud bin Ar-Rabi' dari Itban bin Malik, yaitu hadits yang panjang, yang pada bagian akhirnya disebutkan, "Dan sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan laa ilaaha illallaah (tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)?" Al Bukhari dan Muslim juga meriwayatkannya dari hadits Syu'bah, Bisyr bin Al Mufadhdhal dan Khalid Al Hadzdza', dari Walid bin Abu Bisyr, dari Humran, dari Utsman, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa meninggal dan dia mengetahui (menyatakan) bahwa tidak ada tuhan selain Allah maka dia akan masuk surga?" Dalam hadits ini tidak disebutkan nama Umar. Hadits ini juga memiliki syahid dengan sanad ini dari Utsman, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
المستدرك ٢٤٣: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْفَقِيهُ، بِبَغْدَادَ، ثنا الْحَسَنُ بْنُ مُكْرَمٍ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، وَرَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، قَالَا: ثنا عِمْرَانُ بْنُ حُدَيْرٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُبَيْدٍ، قَالَ: سَمِعْتُ حُمْرَانَ بْنَ أَبَانَ، قَالَ: سَمِعْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ، وَكَانَ قَلِيلَ الْحَدِيثِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ عَلِمَ أَنَّ الصَّلَاةَ عَلَيْهِ حَقٌّ وَاجِبٌ دَخَلَ الْجَنَّةَ»
Al Mustadrak 243: Abu Bakar Ahmad bin Sulaiman Al Faqih menceritakan kepada kami di Baghdad, Hasan bin Mukram menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar dan Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Imran bin Hudair menceritakan kepada kami dari Abdul Malik bin Ubaid, dia berkata: Aku pernah mendengar Humran bin Aban berkata: Aku pernah mendengar Utsman bin Affan yang haditsnya sedikit (meriwayatkan) dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, ”Barangsiapa mengetahui (menyatakan atau mengakui) bahwa shalat merupakan suatu kewajiban, maka dia akan masuk surga”
المستدرك ٢٤٤: حَدَّثَنَا مُكْرَمُ بْنُ أَحْمَدَ الْقَاضِي، بِبَغْدَادَ، ثنا أَبُو إِسْمَاعِيلَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ السُّلَمِيُّ، ثنا أَيُّوبُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ، عَنْ سَلْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَسَارٍ الْأَعْرَجِ، أَنَّهُ سَمِعَ سَالِمَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، يُحَدِّثُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ: الْعَاقُّ بوَالِدَيْهِ، وَالدَّيُّوثُ، وَرَجِلَةُ النِّسَاءِ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَالْقَلْبُ إِلَى رِوَايَةِ أَيُّوبَ بْنِ سُلَيْمَانَ أَمْيَلُ حَيْثُ لَمْ يَذْكُرْ فِي إِسْنَادِهِ عُمَرَ "
Al Mustadrak 244: Mukram bin Ahmad Al Qadhi menceritakan kepada kami di Baghdad, Abu Ismail Muhammad bin Ismail As-Sulami menceritakan kepada kami, Ayyub bin Sulaiman bin Bilal menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Uwais menceritakan Kepadaku dari Sulaiman bin Bilal, dari Ubaidillah bin Yasar Al A'raj, bahwa dia pernah mendengar Salim bin Abdullah bin Umar menceritakan dari ayahnya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, ”Ada tiga orang yang tidak akan masuk surga, yaitu orang yang durhaka terhadap kedua orang tuanya, dayyuts (orang yang tidak mempunyai rasa cemburu), dan perempuan yang menyerupai laki-laki” Sanad hadits ini shahih, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Pembalikan kepada riwayat Ayyub bin Sulaiman adalah lebih tepat karena dalam sanadnya tidak disebutkan nama Umar.
المستدرك ٢٤٥: أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ التَّاجِرُ، بِبَغْدَادَ، ثنا أَبُو إِسْمَاعِيلَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ السُّلَمِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، وَأَخْبَرَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْقَارِئُ، ثنا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، ثنا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، أَنْبَأَ ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ، صَاحِبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا عَلَى كَتِفَيَّ الصِّرَاطِ سُورَانِ فِيهِمَا أَبْوَابٌ مُفَتَّحَةٌ، وَعَلَى الْأَبْوَابِ سُتُورٌ مُرْخَاةٌ، وَعَلَى الصِّرَاطِ دَاعٍ يَدْعُو يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اسْلُكُوا الصِّرَاطَ جَمِيعًا وَلَا تَعْوَجُّوا، وَدَاعٍ يَدْعُو عَلَى الصِّرَاطِ، فَإِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمْ فَتْحَ شَيْءٍ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ، قَالَ: وَيْلَكَ لَا تَفْتَحْهُ فَإِنَّكَ إِنْ تَفْتَحْهُ تَلِجْهُ، فَالصِّرَاطُ: الْإِسْلَامُ، وَالسُّتُورُ: حُدُودُ اللَّهِ، وَالْأَبْوَابُ الْمُفَتَّحَةُ مَحَارِمُ اللَّهِ، وَالدَّاعِي الَّذِي عَلَى رَأْسِ الصِّرَاطِ كِتَابُ اللَّهِ، وَالدَّاعِي مِنْ فَوْقُ وَاعِظُ اللَّهِ يَذْكُرِ فِي قَلْبِ كُلِّ مُسْلِمٍ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ وَلَا أَعْرِفُ لَهُ عِلَّةً وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ "
Al Mustadrak 245: Abu Hasan Ubaidillah bin Ahmad At-Tajir mengabarkan kepada kami di Baghdad, Abu Ismail Muhammad bin Ismail As-Sulami menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Muawiyah bin Shalih menceritakan kepadaku. Ibrahim bin Ismail Al Qari' menceritakan kepada kami, Hasan bin Sufyan menceritakan kepada kami, Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab memberitakan (kepada kami), Muawiyah bin Shalih mengabarkan kepadaku dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair, dari ayahnya, dari An-Nawwas bin Sam'an, seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, ”Allah membuat perumpamaan jalan yang lurus, di atas dua bahu jalan ada dua tembok yang padanya terdapat pintu-pintu yang terbuka, di atas pintu-pintu terdapat tirai-tirai yang kendor, dan di atas jalan ada orang yang menyeru, 'Wahai manusia, laluilah jalan ini semuanya dan jangan membelot'. Di atas jalan ada orang yang menyeru. Apabila salah seorang dari kalian ada yang hendak membuka salah satu dari pintu-pintu tersebut maka si penyeru tersebut akan berkata, 'Celaka kamu, jangan kamu buka, karena jika kamu buka maka kamu akan terperosok ke dalamnya'. Jalannya adalah Islam, tirai-tirainya adalah hukum-hukum Allah, dan pintu- pintu yang terbuka adalah hal hal yang diharamkan Allah' Orang yang menyeru di atas jalan adalah kitab Allah, dan yang menyeru dari atas adalah Allah, yang memberi nasihat untuk mengingatkan hati setiap muslim'.” Hadits ini shahih atas syarat Muslim. Sepengetahuanku, hadits ini tidak ber -Ulat. Tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
المستدرك ٢٤٦: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، وَعَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ الْعَدْلُ، قَالَا: أَنْبَأَ عُبَيْدُ بْنُ شَرِيكٍ الْبَزَّارُ، ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنِي نَافِعُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ السَّائِبِ، أَنَّ عَبْدَ الْحَمِيدِ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَزْهَرَ، حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِيهِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَزْهَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِنَّمَا مَثَلُ الْعَبْدِ الْمُؤْمِنِ حِينَ يُصِيبُهُ الرَّعْدُ وَالْحُمَّى، كَمَثَلِ حَدِيدَةٍ تَدْخُلُ النَّارَ فَيَذْهَبُ خَبَثُهَا وَيَبْقَى طِيبُهَا» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ وَالَّذِي عِنْدِي أَنَّهُمَا تَرَكَاهُ لِتَفَرُّدِ عَبْدِ الْحَمِيدِ، عَنْ أَبِيهِ بِالرِّوَايَةِ»
Al Mustadrak 246: Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih dan Ali bin Hamsyad Al Adi mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: Ubaid bin Syarik Al Bazzar memberitakan (kepada kami), Ibnu Abi Maryam menceritakan kepada kami, Nafi bin Yazid mengabarkan kepadaku dari Abdullah bin Abdurrahman As-Sa'ib, bahwa Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Azhar menceritakan kepadanya dari ayahnya Abdurrahman bin Azhar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin ketika dia terkena petir dan terserang demam adalah seperti sebiji besi yang masuk ke dalam api, lalu bagian-bagian yang kotor hilang dan tinggallah yang bersihnya” Sanad hadits ini shahih, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya Menurutku, keduanya tidak meriwayatkan haditsnya karena hanya Abdul Hamid yang meriwayatkannya dari ayahnya.
المستدرك ٢٤٧: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ، وَعَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ، قَالَا: ثنا عُبَيْدُ بْنُ شَرِيكٍ، ثنا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنِي نَافِعٌ، حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ يَزِيدَ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا الزُّبَيْرِ الْمَكِّيَّ، يُحَدِّثُ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى بَعْضِ أَهْلِهِ وَهُوَ وَجِعٌ بِهِ الْحُمَّى، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أُمُّ مِلْدَمٍ» قَالَتِ امْرَأَةٌ: نَعَمْ، فَلَعَنَهَا اللَّهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَلْعَنِيهَا فَإِنَّهَا تَغْسِلُ - أَوْ تُذْهِبُ - ذُنُوبَ بَنِي آدَمَ كَمَا يُذْهِبُ الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ، وَلَا أَعْرِفُ لَهُ عِلَّةً وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Al Mustadrak 247: Abu Bakar bin Ishaq dan Ali bin Hamsyad mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: Ubaid bin Syarik menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Maryam menceritakan kepada kami, Nafi mengabarkan kepadaku, Khalid bin Yazid menceritakan kepadaku bahwa dia pernah mendengar Abu Az-Zubair Al Makki menceritakan dari Jabir bin Abdullah, dia berkata, ''Suatu ketika Nabi masuk menemui sebagian keluarganya, saat itu beliau sedang terserang demam panas, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ummu Mildam (demam)'. Seorang wanita lalu berkata, ''Betul.” Dia lalu melaknatnya. Nabi lalu bersabda, 'Jangan kamu melaknatnya, karena dia membasuh atau menghilangkan dosa-dosa anak Adam, seperti api (ubupan) yang menghilangkan bagian-bagian kotor dari besi'." Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim. Sejauh yang kami ketahui, hadits ini tidak ber-illat, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
المستدرك ٢٤٨: حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى، وَأَبُو الْحَسَنِ بْنُ أَبِي الْقَاسِمِ الْعَدَوِيُّ، قَالَا: ثنا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ حَفْصِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ، عَنِ الْحَجَّاجِ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الْأَخِلَّاءُ ثَلَاثَةٌ: فَإِمَّا خَلِيلٌ فَيَقُولُ لَكَ: مَا أَعْطَيْتَ، وَمَا أَمْسَكْتَ فَلَيْسَ لَكَ فَذَلِكَ مَالُكَ، وَإِمَّا خَلِيلٌ فَيَقُولُ: أَنَا مَعَكَ حَتَّى تَأْتِيَ بَابَ الْمَلِكِ، ثُمَّ أَرْجِعُ وَأَتْرُكُكَ، فَذَلِكَ أَهْلُكَ وَعَشِيرَتُكَ يُشَيِّعُونَكَ حَتَّى تَأْتِيَ قَبْرَكَ، ثُمَّ يَرْجِعُونَ فَيَتْرُكُونَكَ، وَإِمَّا خَلِيلٌ فَيَقُولُ: أَنَا مَعَكَ حَيْثُ دَخَلْتَ وَحَيْثُ خَرَجْتَ فَذَلِكَ عَمَلُكَ فَيَقُولُ: وَاللَّهِ لَقَدْ كُنْتَ مِنْ أَهْوَنِ الثَّلَاثَةِ عَلِيَّ «.» هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، فَقَدِ احْتَجَّا جَمِيعًا بِالْحَجَّاجِ بْنِ الْحَجَّاجِ وَلَا أَعْرِفُ لَهُ عِلَّةً وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ عَلَى هَذِهِ السِّيَاقَةِ وَلَهُ شَاهِدٌ قَدْ خَرَّجَاهُ "
Al Mustadrak 248: Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Yahya dan Abu Hasan bin Abu Qasim Al Adawi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Bakar Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ahmad bin Hafsh bin Abdullah menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Ibrahim bin Thahman menceritakan kepadaku dari Al Hajjaj, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Kekasih itu ada tiga (yaitu): yang berkata kepadamu, 'Aku tidak akan memberi dan tidak pula akan memegang', maka dia bukan milikmu, tapi dia justru yang memiliki. Kekasih yang berkata, 'Aku akan bersamamu sampai kamu tiba di pintu sang raja, kemudian aku akan pulang dan meninggalkanmu', maka dia adalah keluargamu dan handaitaulanmu yang akan mengiringimu sampai kamu tiba di kuburanmu, kemudian mereka pulang dan meninggalkanmu. Setelah itu kekasih yang berkata, 'Aku akan selalu bersamamu kemanapun kamu masuk dan kemanapun kamu keluar', maka itu adalah amalmu'." Anas berkata, ''Demi Allah, engkau adalah di antara yang paling ringan bagiku.” Hadits ini shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Keduanya sama-sama berhujjah dengan Hajjaj bin Hajjaj. Aku tidak mengetahui ada illat-nya., tapi keduanya tidak meriwayatkannya dengan redaksi ini. Hadits ini memiliki syahid yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim.
المستدرك ٢٤٩: حَدَّثَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ عِيسَى، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، ثنا ابْنُ أَبِي عُمَرَ، ثنا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ، سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " يَتْبَعُ الْمُؤْمِنَ بَعْدَ مَوْتِهِ ثَلَاثَةٌ: أَهْلُهُ، وَمَالُهُ، وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدَةٌ، يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ ". وَقَدْ تَابَعَ عِمْرَانُ الْقَطَّانُ الْحَجَّاجَ فَسَاقَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ.
Al Mustadrak 249: Ali bin Isa menceritakannya kepada kami, Ibrahim bin Abi Thalib menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm, dia mendengar Anas bin Malik menyampaikan sesuatu yang dia dengar dari Rasulullah SAW, "Ada tiga hal yang akan mengiring seorang mukmin setelah kematiannya, (yaitu): keluarganya, hartanya, dan amalnya. Kedua hal akan pulang dan yang satu tetap tinggal. Keluarganya dan hartanya akan pulang, sementara amalnya tetap bersamanya.". Hadits ini diperkuat oleh imran Al Qaththan Al Hajjaj. Dia lalu menuturkan hadits ini dengan redaksinya yang panjang.
المستدرك ٢٥٠: حَدَّثَنَاهُ عَلِيُّ بْنُ حَمْشَاذَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَيُّوبَ، أَنْبَأَ عَمْرُو بْنُ مَرْزُوقٍ، أَنْبَأَ عِمْرَانُ الْقَطَّانُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَا مِنْ عَبْدٍ إِلَّا وَلَهُ ثَلَاثَةُ أَخِلَّاءَ» فَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ، نَحْوَ حَدِيثِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ طَهْمَانَ، «وَلَهُ شَاهِدٌ آخَرُ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ»
Al Mustadrak 250: Ali bin Hamsyad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Amr bin Marzuq memberitakan kepada kami, Imran Al Qaththan memberitakan (kepada kami) dari Qatadah, dari Anas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda "Tidak seorang hamba pun kecuali dia memiliki tiga kekasih." Dia lalu menyebutkan haditsnya dengan redaksinya yang panjang, seperti hadits Ibrahim bin Thahman. Hadits ini juga memiliki syahid lain yang sesuai syarat Muslim.