صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #641

صحيح ابن حبان ٦٤١: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُهَاجِرِ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنْ حَيَّانَ أَبِي النَّضْرِ، قَالَ خَرَجْتُ عَائِدًا لِيَزِيدَ بْنِ الأَسْوَدِ فَلَقِيتُ وَاثِلَةَ بْنَ الأَسْقَعِ وَهُوَ يُرِيدُ عِيَادَتَهُ، فَدَخَلْنَا عَلَيْهِ، فَلَمَّا رَأَى وَاثِلَةَ، بَسَطَ يَدَهُ، وَجَعَلَ يُشِيرُ إِلَيْهِ، فَأَقْبَلَ وَاثِلَةُ حَتَّى جَلَسَ، فَأَخَذَ يَزِيدُ بِكَفَّيْ وَاثِلَةَ، فَجَعَلَهُمَا عَلَى وَجْهِهِ، فقَالَ لَهُ وَاثِلَةُ‏:‏ كَيْفَ ظَنُّكَ بِاللَّهِ‏؟‏ قَالَ‏:‏ ظَنِّي بِاللَّهِ وَاللَّهِ حَسَنٌ، قَالَ‏:‏ فَأَبْشِرْ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ قَالَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ‏:‏ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي إِنْ ظَنَّ خَيْرًا، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 641: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, ia berkata: Amr bin Usman menceritakan kepada kami, ia berkata, Ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Al Muhajir menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abidah, dari Hayyan Abu An Nadhr, ia berkata, aku keluar untuk menjenguk Yazid bin Al Aswad, lalu aku bertemu Watsilah bin Al Asqa’, dan ia juga ingin menjenguk Yazid. Kemudian kami masuk. Tatkala Yazid melihat Watsilah, ia membeberkan tangannya, dan memberi isyarat kepadanya. Watsilah lalu menghampirinya dan duduk di sisinya. Yazid memegang kedua telapak tangan Watsilah dan mengusapkan ke wajahnya. Kemudian Watsilah bertanya kepadanya, “Bagaimanakah (Saat ini) persangkaanmu kepada Allah SWT?” Ia menjawab, “Demi Allah SWT, persangkaanku terhadap-Nya baik.” Watsilah berkata, “Bergembiralah! Sungguh aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman, “Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Apabila ia berprasangka baik terhadap-Ku, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Apabila ia berprasangka buruk terhadap-Ku, maka ia akan mendapatkan keburukan.”436 [1: 95]

Shahih Ibnu Hibban #642

صحيح ابن حبان ٦٤٢: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ، عَنْ يَحْيَى الْقَطَّانِ، عَنِ الأَعْمَشِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ قَيْسٍ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ مَا أَحَدٌ أَصْبَرَ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنَ اللهِ، يَجْعَلُونَ لَهُ نِدًّا وَيَجْعَلُونَ لَهُ وَلَدًا، وَهُوَ فِي ذَلِكَ يَرْزُقُهُمْ وَيُعَافِيهِمْ وَيُعْطِيهِمْ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 642: Al Fadhl bin Al Hubab mengabarkan kepada kami, ia berkata: Musaddad bin Musarhad menceritakan kepada kami, dari Yahya Al Qaththan, dari Al A’masy, ia berkata, Sa’id bin Jubair menceritakan kepada kami, dari Abu Abdurrahman As-Sulami, dari Abdullah bin Qais, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tiada seorang pun yang dapat bersabar menghadapi sangkaan kesakitan sebagaimana yang ia dengar dari Allah. Bahkan mereka menyekutukan Allah serta beranggapan Dia mempunyai anak. Namun begitu Allah tetap melindungi dan mengaruniakan rezeki kepada mereka. ” 437 [3:66]

Shahih Ibnu Hibban #643

صحيح ابن حبان ٦٤٣: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ أَنَّ أَبَا النَّضْرِ حَدَّثَهُ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ مَظْعُونٍ لَمَّا قُبِرَ، قَالَتْ أُمُّ الْعَلاَءِ‏:‏ طِبْتَ أَبَا السَّائِبِ فِي الْجَنَّةِ، فَسَمِعَهَا نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقَالَ‏:‏ مَنْ هَذِهِ‏؟‏ فَقَالَتْ‏:‏ أَنَا يَا نَبِيَّ اللهِ، قَالَ‏:‏ وَمَا يُدْرِيكِ‏؟‏ قَالَتْ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، عُثْمَانُ بْنُ مَظْعُونٍ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ أَجَلْ عُثْمَانُ بْنُ مَظْعُونٍ، مَا رَأَيْنَاهُ إِلاَّ خَيْرًا، وَهَا أَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاللَّهِ مَا أَدْرِي مَا يُصْنَعُ بِي‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 643: Abdullah bin Muhammad bin Salam mengabarkan kami di Baitul Maqdis, Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Amar bin Al Harits438 menceritakan kepada kami, bahwa Abu An-Nadhr menceritakannya439 ; bahwa ketika Usman bin Mazh’un di kuburkan, Ummu Al Ala’440 berkata, “Baik wahai Abu As-Sa’ib, kamu di dalam surga.” Lalu Nabiyullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar ucapannya dan bertanya, “Siapakah ini?” Ia menjawab, “Aku wahai Nabiyullah.” Beliau bertanya, “Apa yang kamu ketahui? Ia menjawab, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Utsman bin Mazh’un.” Rasulullah bersabda, Ya, Usman bin Mazh’un. Kami tidak melihatnya kecuali ia orang yang baik. Dan inilah aku Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, demi Allah SWT, aku tidak mengetahui apa yang akan dilakukan (terjadi) terhadapku.” 441 Amar berkata, “Abu An-Nadhr mendengarnya dari442 Kharijah bin Zaid, dari ayahnya.” 443 [3:15]

Shahih Ibnu Hibban #644

صحيح ابن حبان ٦٤٤: أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ الْمِنْهَالِ الْعَطَّارُ بِالْبَصْرَةِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، حَدَّثَنَا سِمَاكٌ، سَمِعَ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ، يَقُولُ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ أُنْذِرُكُمُ النَّارَ، أُنْذِرُكُمُ النَّارَ، أُنْذِرُكُمُ النَّارَ حَتَّى لَوْ كَانَ فِي مَقَامِي هَذَا وَهُوَ بِالْكُوفَةِ، سَمِعَهُ أَهْلُ السُّوقِ، حَتَّى وَقَعَتْ خَمِيصَةٌ كَانَتْ عَلَى عَاتِقِهِ عَلَى رِجْلَيْهِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 644: Sulaiman bin Al Hasan bin Al Minhal Al Aththar mengabarkan kepada kami di Bashrah, ia berkata, Ubaudillah bin Mu’adz menceritakan kepada kami, ia berkata, Ayahku mengabarkan kepada kami, ia berkata, Syu’bah menceritakan kepada kami, Simak menceritakan kepada kami, ia mendengar An-Nu’man bin Basyir berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku peringatkan kalian terhadap neraka. Aku peringatkan kalian terhadap neraka. Aku peringatkan kalian terhadap neraka” Hingga seandainya beliau berada di tempatku ini, yaitu di Kufah, niscaya penduduk As-Suq akan mendengarnya, hingga khamishah (kain bersulam sutra atau wol) yang berada di atas pundak terjatuh di atas kedua kaki beliau. 444 [3:79]

Shahih Ibnu Hibban #645

صحيح ابن حبان ٦٤٥: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ زُهَيْرٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَبْدِ الْغَافِرِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ يَأْخُذُ رَجُلٌ بِيَدِ أَبِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يُرِيدُ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، فَيُنَادَى‏:‏ أَلاَ إِنَّ الْجَنَّةَ لاَ يَدْخُلُهَا مُشْرِكٌ، قَالَ‏:‏ فَيَقُولُ‏:‏ أَيْ رَبِّ، أَبِي، قَالَ‏:‏ فَيُحَوَّلُ فِي صُورَةٍ قَبِيحَةٍ، وَرِيحٍ مُنْتِنَةٍ، فَيَتْرُكُهُ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ‏:‏ كَانُوا يَقُولُونَ‏:‏ إِنَّهُ إِبْرَاهِيمُ، قَالَ‏:‏ وَلَمْ يَزِدْهُمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ذَلِكَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 645: Ahmad bin Yahya bin Zuhair mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ahmad bin Al Miqdam Al Ijli menceritakan kepada kami, ia berkata, Mu’tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, ia berkata, aku mendengar dari ayahku, dari Qatadah, dari Uqbah bin Abdul Ghafir, dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Seorang laki-laki (Anak) akan mengambil dengan tangan ayahnya pada hari kiamat. Ia menginginkan agar sang ayah memasukkannya ke dalam surga. Kemudian ayahnya berseru, Ingatlah, sesungguhnya surga tidak akan di masuki oleh orang musyrik’." Beliau bersabda, ‘Ia berkata, ‘Wahai Tuhan, (ini) ayahku!’,” Beliau bersabda, “ Kemudian sang anak di ubah pada bentuk yang sangat buruk, dan bau yang sangat menyengat. Lalu sang ayah meninggalkannya. ” 445 Abu Sa’id berkata: Mereka berkata, “Sesungguhnya sang ayah adalah Ibrahim. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menambahkan pada mereka prihal siapa sang ayah yang di maksud.” [3:79]

Shahih Ibnu Hibban #646

صحيح ابن حبان ٦٤٦: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْقَطَّانُ، حَدَّثَنَا حَكِيمُ بْنُ سَيْفٍ الرَّقِّيُّ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ‏:‏ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ ‏{‏وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ‏}‏ جَمَعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُرَيْشًا، فقَالَ‏:‏ يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ، أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، فَإِنِّي لاَ أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلاَ نَفْعًا وَلِبَنِي عَبْدِ مَنَافٍ مِثْلَ ذَلِكَ، وَلِبَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ، قَالَ‏:‏ يَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنْقِذِي نَفْسَكِ مِنَ النَّارِ، فَإِنِّي لاَ أَمْلِكُ لَكِ ضَرًّا وَلاَ نَفْعًا، إِلاَّ أَنَّ لَكِ رَحِمًا سَأَبُلُّهَا بِبَلاَلِهَا‏.‏ قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ هَذَا مَنْسُوخٌ، إِنَّ فِيهِ أَنَّهُ لاَ يَشْفَعُ لأَحَدٍ، واخْتِيَارُ الشَّفَاعَةِ كَانَتْ بِالْمَدِينَةِ بَعْدَهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 646: Al Husain bin Abdullah Al Qaththan mengabarkan kepada kami, Hakim bin Saif Ar-Raqi menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Amar menceritakan kepada kami, dari Abdul Malik bin Umair, dari Musa bin Thalhah, dari Abu Hurairah, ia berkata, ‘Tatkala turun ayat, 'Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat' (Qs. Asy-Syu’araa’ [26]: 214) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengumpulkan kaum Quraiys, lalu beliau bersabda, 'Wahai kaum Quraisy, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Sesungguhnya aku tidak mempunyai kuasa (menahan) keburukan dan tidak (dapat memberikan) manfaat untuk kalian'. Dan, kepada Bani Abdu Manaf juga di sampaikan hal yang sama. Begitupun kepada Bani Abdul Muthallib. Lalu beliau bersabda, 'Wahai Fathimah binti Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, selamatkanlah dirimu dari api neraka. Sesungguhnya aku tidak mempunyai kuasa (menahan) keburukan dan tidak (dapat memberikan) manfaat untuk kalian, kecuali bahwa kamu ada hubungan keluarga yang kini akan aku sambung tali kekeluargaan itu dengan kebaikan'.” 446 Abu Hatim berkata, “Hadits ini di mansukh (di hapus). Hadits ini terjadi di Makkah. Di dalam hadits ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak dapat memberi syafa’at kepada seseorang. Sedangkan hak memberikan syafa’at dari Allah SWT kepada beliau terjadi di Madinah.

Shahih Ibnu Hibban #647

صحيح ابن حبان ٦٤٧: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو نَشِيطٍ مُحَمَّدُ بْنُ هَارُونَ بْنِ رُهَيْمٍ بَغْدَادِيٌّ ثِقَةٌ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي رَاشِدُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ حُمَيْدٍ السَّكُونِيِّ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ‏:‏ لَمَّا بَعَثَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْيَمَنِ، خَرَجَ مَعَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوصِيهِ مُعَاذٌ رَاكِبٌ، وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَحْتَ رَاحِلَتِهِ فَلَمَّا فَرَغَ، قَالَ‏:‏ يَا مُعَاذُ، إِنَّكَ عَسَى أَنْ لاَ تَلْقَانِي بَعْدَ عَامِي هَذَا، لَعَلَّكَ أَنْ تَمُرَّ بِمَسْجِدِي وَقَبْرِي فَبَكَى مُعَاذٌ خَشَعًا لِفِرَاقِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ الْتَفَتَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ الْمَدِينَةِ، فقَالَ‏:‏ إِنَّ أَهْلَ بَيْتِي هَؤُلاَءِ يَرَوْنَ أَنَّهُمْ أَوْلَى النَّاسِ بِي، وَإِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي الْمُتَّقُونَ، مَنْ كَانُوا حَيْثُ كَانُوا، اللَّهُمَّ إِنِّي لاَ أُحِلُّ لَهُمْ فَسَادَ مَا أَصْلَحْتَ، وَايْمُ اللهِ لَيَكْفَؤُونَ أُمَّتِي عَنْ دِينِهَا كَمَا يُكْفَأُ الإِنَاءُ فِي الْبَطْحَاءِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 647: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Nasyith Muhammad bin Harun bin Rahim — penduduk Baghdad, ia tsiqah— menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Al Mughirah menceritakan kepada kami, ia berkata, Shafwan bin Amar menceritakan kepada kami, ia berkata, Rasyid447 bin Sa’ad menceritakan kepadaku, dari Ashim bin Hamid As-Sakuni, dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata, ‘Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutusnya ke Yaman, beliau mengantarkannya hingga sampai di kendaraannya. Saat ia berada di atas kendaraan dan beliau berada di bawahnya, beliau memberikan wasiat kepadanya, beliau bersabda, ',i>Wahai Mu ’adz, sesungguhnya kamu, mungkin tidak akan berjumpa denganku lagi setelah lewat tahun ini. —bila hal itu terjadi— kunjungilah masjid dan kuburanku’. Mu’adz lalu menangis karena takut berpisah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian beliau menoleh di sekitar Madinah lalu bersabda, 'Sesungguhnya keluargaku menganggap bahwa merekalah manusia yang paling utama di sisiku, manusia yang paling utama di sisiku adalah orang-orang yang bertakwa. Siapapun mereka dan dari mana saja mereka berasal. Ya Allah SWT, sesungguhnya aku tidak menghalalkan bagi mereka untuk merusak apa yang telah Engkau buat baik. Demi Allah, niscaya umatku akan menyimpang dari agamanya sebagaimana bejana disimpangkan pada salurannya’.” 448 [3: 66]

Shahih Ibnu Hibban #648

صحيح ابن حبان ٦٤٨: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي مَعْشَرٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا يَحْيَى الْقَطَّانُ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ‏:‏ قِيلَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ أَكْرَمُ النَّاسِ‏؟‏ قَالَ‏:‏ أَتْقَاهُمْ، قَالُوا‏:‏ لَسْنَا عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ، قَالَ‏:‏ فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونَنِي‏؟‏ خِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ فِي الإِسْلاَمِ إِذَا فَقِهُوا‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 648: Al Husain bin Muhammad bin Abu Ma’syar mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Sinan menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya Al Qaththan menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah bin Amr dari Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia berkata, pernah dikatakan, “Wahai Rasulullah! Siapa manusia yang paling mulia?” beliau bersabda, “Yang paling bertakwa di antara mereka” mereka berkata, “Bukan ini yang kami tanyakan kepada engkau” beliau bersabda, “Apakah dari golongan Arab yang kamu tanyakan kepadaku? Yang paling baik449 di antara kalian adalah yang terbaik pada masa islam jika mereka ketahui”450 [3:65]

Shahih Ibnu Hibban #649

صحيح ابن حبان ٦٤٩: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَبْدِ الْغَافِرِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ كَانَ فِيمَنْ سَلَفَ مِنَ النَّاسِ رَجُلٌ رَغَسَهُ اللَّهُ مَالاً وَوَلَدًا، فَلَمَّا حَضَرَهُ الْمَوْتُ، جَمَعَ بَنِيهِ، فقَالَ‏:‏ أَيَّ أَبٍ كُنْتُ لَكُمْ‏؟‏ قَالُوا‏:‏ خَيْرَ أَبٍ، فقَالَ‏:‏ إِنَّهُ وَاللَّهِ مَا ابْتَأَرَ عِنْدَ اللهِ خَيْرًا قَطُّ، وَإِنَّ رَبَّهُ يُعَذِّبُهُ، فَإِذَا أَنَا مِتُّ فَأَحْرِقُونِي، ثُمَّ اسْحَقُونِي، ثُمَّ اذْرُونِي فِي رِيحٍ عَاصِفٍ، قَالَ اللَّهُ‏:‏ كُنْ فَإِذَا رَجُلٌ قَائِمٌ، قَالَ‏:‏ مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ‏؟‏ قَالَ‏:‏ مَخَافَتُكَ، قَالَ‏:‏ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنْ يَلْقَاهُ غَيْرَ أَنْ غُفِرَ لَهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 649: Fadhl bin Hubab Al Jumahi mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Al Walid Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Awanah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Uqbah bin Abdul Ghafir, dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Di antara manusia pada zaman dahulu ada seorang laki-laki yang diberikan harta dan anak begitu banyak oleh Allah. Ketika kematian telah menghampirinya, ia mengumpulkan anak-anaknya. Lalu ia berkata, Ayah seperti apakah aku ini bagi kalian?' Anak-anaknya menjawab, Ayah adalah sebaik-baik ayah.' Laki-laki itu berkata lagi, ‘Demi Allah, sesungguhnya ia (maksudnya, dirinya sendiri) tidak pernah melakukan satu kebaikanpun dan sesungguhnya Tuhannya pasti akan mengadzabnya. Oleh karena itu, apabila aku meninggal dunia maka bakarlah aku, kemudian tumbuklah aku (hingga menjadi seperti debu), lalu terbangkanlah aku bersama angin yang berhembus. ’ Allah berfirman, ‘Jadilah. ’ Tiba- tiba ada seorang laki-laki berdiri, lalu Dia berfirman, Apa yang mendorongmu melakukan hal itu? ’ Laki-laki itu menjawab, ‘Karena takut kepada-Mu” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Maka demi Dzat Yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, jika ia menemui-Nya (maksudnya meninggal dunia) niscaya ia pasti diampuni” 451 [1:2]

Shahih Ibnu Hibban #650

صحيح ابن حبان ٦٥٠: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ وَرْدَانَ، حَدَّثَنَا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ أَبِي، يُحَدِّثُ عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَبْدِ الْغَافِرِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ كَانَ رَجُلٌ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ لَمْ يَبْتَئِرْ عِنْدَ اللهِ خَيْرًا قَطُّ، قَالَ لِبَنِيهِ عِنْدَ الْمَوْتِ‏:‏ يَا بَنِيَّ، أَيَّ أَبٍ كُنْتُ لَكُمْ‏؟‏ قَالُوا‏:‏ خَيْرَ أَبٍ، قَالَ‏:‏ فَإِذَا أَنَا مِتُّ، فَاحْرَقُونِي واسْحَقُونِي، فَإِذَا كَانَ فِي يَوْمِ رِيحٍ عَاصِفٍ فَذُرُّونِي، قَالَ‏:‏ فَمَاتَ، فَفُعِلَ بِهِ ذَلِكَ، فقَالَ لَهُ‏:‏ كُنْ فَكَانَ كَأَسْرَعِ مِنْ طَرْفَةِ الْعَيْنِ، فقَالَ اللَّهُ‏:‏ يَا عَبْدِي، مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا فَعَلْتَ‏؟‏ فقَالَ‏:‏ مَخَافَتُكَ أَيْ رَبِّ، قَالَ‏:‏ فَمَا تَلاَفَاهُ أَنْ غُفِرَ لَهُ‏.‏ قَالَ الْمُعْتَمِرُ‏:‏ قَالَ أَبِي‏:‏ فَحَدَّثْتُ هَذَا الْحَدِيثَ أَبَا عُثْمَانَ النَّهْدِيَّ، قَالَ‏:‏ هَكَذَا حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ، وَزَادَ فِيهِ‏:‏ وَذُرُّونِي فِي الْبَحْرِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 650: Ahmad bin Ali bin Mutsanna mengabarkan kepada kami, Shalih bin Hatim bin Wirdan menceritakan kepada kami, Mu’tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, ia berkata, aku mendengar ayahku menceritakan, dari Qatadah, dari Uqbah bin Abdul Ghafir, dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Di antara manusia sebelum kalian ada seorang laki-laki yang tidak pernah menyimpan satu kebaikanpun di sisi Allah. Laki-laki itu berkata kepada anak-anaknya ketika hendak meninggal dunia, 'Hai anakku, ayah seperti apakah aku ini bagi kalian?' Anak-anaknya menjawab, ‘Sebaik-baik ayah.‘ Laki-laki itu berkata lagi, ‘Apabila aku telah meninggal dunia maka bakar dan tumbuklah aku. Lalu apabila pada hari yang angin berhembus kencang padanya, maka tebarkanlah aku” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Maka laki-laki itupun meninggal dunia. Lalu mayatnya diproses seperti apa yang diwasiatkannya. Kemudian Allah berfirman kepadanya, ‘Jadilah', maka iapun kembali seperti semula, lebih cepat dari kedipan mata. Lalu Allah berfirman, ‘Hai hamba-Ku, apa yang mendorongmu melakukan hal Laki- laki itu menjawab, ' Takut kepada-Mu, wahai Tuhanku.’” Rasulullah SaW bersabda, “Maka Dia tidaklah menyia-nyiakannya untuk diampuni dosa-dosanya.”453Mu’tamir berkata: Ayahku berkata, “Maka aku menceritakan hadits ini kepada Abu Utsman An-Nahdi, ia berkata, ‘Seperti inilah Sulaiman menceritakan kepadaku. Namun ia menambahkan, ‘Lalu tebarkan aku di lautan’.” [3: 6]