صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #601

صحيح ابن حبان ٦٠١: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ التَّيْمِيُّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ‏:‏ عَطَسَ رَجُلاَنِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَشَمَّتَ أَحَدَهُمَا أَوْ قَالَ‏:‏ فَسَمَّتَ أَحَدَهُمَا وَلَمْ يُشَمِّتِ الآخَرَ، فَقِيلَ لَهُ‏:‏ رَجُلاَنِ عَطَسَا، فَشَمَّتَّ أَحَدَهُمَا وَتَرَكْتَ الآخَرَ‏؟‏ قَالَ‏:‏ إِنَّ هَذَا حَمِدَ اللَّهَ، وَإِنَّ هَذَا لَمْ يَحْمَدْهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 601: Al Fadhl bin Al Hubab mengabarkan kepada kami, ia berkata, Musaddad bin Musarhad menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Abu Adi menceritakan kepada kami, ia berkata, Sulaiman At-Taimi menceritakan kepada kami; dari Anas bin Malik, ia berkata, Ada dua orang yang bersin di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian beliau mendoakan salah seorang darinya - Atau ia berkata, kemudian beliau mendoakan kepada salah satunya- dan tidak mendoakan yang lain. Lalu beliau ditanya, “Ada dua orang yang bersin, tapi mengapa engkau hanya mendoakan satu orang saja di antara mereka berdua?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya orang ini memuji kepada Allah SWT (membaca Alhamdulillah saat bersin), sedangkan orang yang ini (yang lainnya) tidak memuji kepada Allah SWT (membaca Alhamdulillah saat bersin)”395 [5: 8]

Shahih Ibnu Hibban #602

صحيح ابن حبان ٦٠٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ يُوسُفَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ‏:‏ جَلَسَ رَجُلاَنِ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدُهُمَا أَشْرَفُ مِنَ الآخَرِ، فَعَطَسَ الشَّرِيفُ، فَلَمْ يَحْمَدِ اللَّهَ، وَعَطَسَ الآخَرُ فَحَمِدَ اللَّهَ، فَشَمَّتَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، عَطَسْتُ فَلَمْ تُشَمِّتْنِي، وَعَطَسَ هَذَا فَشَمَّتَّهُ‏؟‏ فقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِنَّ هَذَا ذَكَرَ اللَّهَ، فَذَكَرْتُهُ، وَأَنْتَ نَسِيتَ فَنَسِيتُكَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 602: Muhammad bin Umar bin Yusuf mengabarkan kepada kami, ia berkata, Nashr bin Ali Al Jahdhami menceritakan kepada kami, ia berkata, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ishaq, dari Sa’id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia berkata, Ada dua orang yang duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, salah seorang darinya lebih mulia. Kemudian orang yang mulia itu bersin dan tidak memuji kepada Allah SWT (membaca Alhamdulillah saat bersin). Dan orang yang lainnya bersin lalu memuji kepada Allah SWT (membaca Alhamdulillah saat bersin). Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian mendoakannya. (Orang yang mulia tadi, yang bersin namun tidak didoakan oleh Nabi SAW) bertanya, “Wahai Rasulullah, aku tadi (juga) bersin namun engkau tidak mendoakanku, sedangkan ia bersin dan engkau mendoakannya?’ Beliau menjawab, “Sesungguhnya ia telah ingat kepada Allah SWT, maka aku pun ingat kepadanya. Sedangkan kamu lupa (mengingat Allah SWT), maka aku pun lupa (mendoakan) kamu.,/i>”396 [5: 8]

Shahih Ibnu Hibban #603

صحيح ابن حبان ٦٠٣: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي أَبِي، قَالَ‏:‏ كُنْتُ قَاعِدًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَطَسَ رَجُلٌ، فقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ يَرْحَمُكَ اللَّهُ ثُمَّ عَطَسَ أُخْرَى، فقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ الرَّجُلُ مَزْكُومٌ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 603: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Al Walid Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, ia berkata, Ikrimah bin Ammar menceritakan kepada kami, ia berkata, Iyas bin Salamah bin Al Akwa’ menceritakan kepadaku, ia berkata, ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata, aku sedang duduk di sisi Nabi, tiba-tiba ada seseorang yang bersin. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berdoa, “Yarhamukallaah.” Kemudian ia bersin lagi. Beliau lalu bersabda, ‘‘Orang itu terkena penyakit influenza."397

Shahih Ibnu Hibban #604

صحيح ابن حبان ٦٠٤: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ حَدَّثَنَا حِبَّانُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ خَالِدٍ الْقَارِظِيِّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي ذُؤَيْبٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ‏:‏ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَيْهِمْ وَهُمْ جُلُوسٌ فِي مَجْلِسٍ، فقَالَ‏:‏ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ النَّاسِ مَنْزِلاً‏؟‏ فَقُلْنَا‏:‏ بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ‏:‏ رَجُلٌ آخِذٌ بِرَأْسِ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ اللهِ حَتَّى عُقِرَتْ أَوْ يُقْتَلَ، أَفَأُخْبِرُكُمْ بِالَّذِي يَلِيهِ‏؟‏ قُلْنَا‏:‏ بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ‏:‏ امْرُؤٌ مُعْتَزِلٌ فِي شِعْبٍ يُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَيُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَيَعْتَزِلُ شُرُورَ النَّاسِ، أَفَأُخْبِرُكُمْ بِشَرِّ النَّاسِ‏؟‏ قُلْنَا‏:‏ نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ‏:‏ الَّذِي يُسْأَلُ بِاللَّهِ وَلاَ يُعْطِي بِهِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 604: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Hibban menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdullah menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'bi mengabarkan kepada kami, dari Sa’id bin Khalid Al Qarizhi, dari Ismail bin Abdurrahman bin Abu Dzu’aib, dari Atha' bin Yasar, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui para sahabat yang sedang duduk-duduk di suatu majlis. Beliau lalu bersabda, “Maukah kalian aku beritahukan tentang manusia yang paling utama kedudukannya?” Kami menjawab, “Mau wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Beliau bersabda, “Seseorang yang menunggang kudanya untuk berjihad di jalan Allah SWT hingga ia terbunuh. Maukah kalian aku beritahukan kedudukan yang di bawahnya?" Kami menjawab, “Mau wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Beliau bersabda, "Seseorang yang menyendiri di suatu tempat, ia mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menjauhi kejahatan orang-orang. Maukah kalian aku beritahukan tentang seburuk-buruknya manusia?" Kami menjawab, “Iya wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Beliau bersabda, “Yaitu seseorang yang tidak mau memberi bila di minta dengan nama Aliah SWT”398 [1:2]

Shahih Ibnu Hibban #605

صحيح ابن حبان ٦٠٥: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ أَنَّ بُكَيْرًا، حَدَّثَهُ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ‏:‏ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ النَّاسِ‏؟‏ إِنَّ خَيْرَ النَّاسِ رَجُلٌ يُمْسِكُ بِعِنَانِ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَأُخْبِرُكُمْ بِالَّذِي يَتْلُوهُ‏؟‏ رَجُلٌ مُعْتَزِلٌ فِي غَنَمِهِ، يُؤَدِّي حَقَّ اللهِ فِيهَا، وَأُخْبِرُكُمْ بِشَرِّ النَّاسِ، رَجُلٌ يُسْأَلُ بِاللَّهِ وَلاَ يُعْطِي بِهِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 605: AbdulIah bin Muhammad bin Salm mengabarkan kepada kami, Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Amru bin Al Harits mengabarkan kepadaku, bahwa Bukair menceritakannya dari Atha' bin Yasar, dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda, “Maukah kalian aku beritahukan tentang sebaik-baiknya manusia? Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah seseorang yang memegang tali kekang kudanya untuk jihad fi sabilillah. Dan maukah kalian aku beritahukan orang yang di bawahnya? (yaitu) seseorang yang menyendiri di tempatnya, ia selalu melaksanakan hak-hak Allah SWT. Dan maukah kalian aku beritahukan tentang sejelek-jeleknya manusia? Yaitu seseorang yang tidak mau memberi bila diminta dengan nama Allah SWT.”399 [0:00]

Shahih Ibnu Hibban #606

صحيح ابن حبان ٦٠٦: أَخْبَرَنَا حَامِدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ شُعَيْبٍ الْبَلْخِيُّ بِبَغْدَادَ، حَدَّثَنَا مَنْصُورُ بْنُ أَبِي مُزَاحِمٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ، عَنِ الزُّبَيْدِيِّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ‏:‏ أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ‏؟‏ فقَالَ‏:‏ رَجُلٌ جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللهِ بِمَالِهِ وَنَفْسِهِ، قَالَ‏:‏ ثُمَّ مَنْ‏؟‏ قَالَ‏:‏ مُؤْمِنٌ فِي شِعْبٍ مِنَ الشِّعَابِ يَعْبُدُ اللَّهَ، وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 606: Hamid bin Muhammad bin Syu’aib Al Balkhi di Baghdad mengabarkan kepada kami, Manshur bin Abu Muzahim menceritakan kepada kami, Yahya bin Hamzah menceritakan kepada kami, dari Az- Zubaidi, dari Az-Zuhri, dari Atha’ bin Yazid Al-Laitsi, dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwa seseorang datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, amalan apakah yang paling utama? Beliau menjawab, "Seseorang yang berjihad di jalan Allah SWT dengan harta dan dirinya.” Orang itu bertanya (lagi), Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab, "Seorang mukmin yang berada di tempat yang jauh dari keramaian, (di dalamnya) ia selalu beribadah kepada Allah SWT dan menjauhi manusia dari keburukannya.” 400

Shahih Ibnu Hibban #607

صحيح ابن حبان ٦٠٧: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ رِبْعِيٍّ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى‏:‏ إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ، فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ‏.‏مَا سَمِعَ الْقَعْنَبِيُّ مِنْ شُعْبَةَ إِلاَّ هَذَا الْحَدِيثَ، قَالَهُ الشَّيْخُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 607: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, Al Qa’nabi telah menceritakan kepada kami, dari Syu’bah, dari Manshur, dari Rib’i dari Abu Mas’ud, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di antara hal yang diketahui oleh umat manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah ucapan, ‘Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu'.” 401 Al Qa’nabi tidak mendengar dari Syu’bah kecuali hadits ini saja. Inilah yang dikatakan oleh Asy-Syaikh.

Shahih Ibnu Hibban #608

صحيح ابن حبان ٦٠٨: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ الْحَيَاءُ مِنَ الإِيمَانِ، وَالإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْجَفَاءِ، وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 608: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Fadhl bin Musa mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Salamah menceritakan kepada kami, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Malu adalah sebagian dari iman, dan iman itu ada di dalam surga. Sedangkan tidak sopan (ucapan jorok) itu adalah perangai yang kasar, dan perangai yang kasar itu ada di dalam neraka.”402

Shahih Ibnu Hibban #609

صحيح ابن حبان ٦٠٩: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِي اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلاَلٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ‏:‏ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ الْحَيَاءُ مِنَ الإِيمَانِ، وَالإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْجَفَاءِ، وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 609: Umur bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, ia berkata; Abu Ar Rabi’ Sulaiman bin Daud telah menceritakan kepada kami, dari Hummad bin Zaid, ia berkata: Al-Laits bin Sa'ad telah menceritakan kepada kami, dari Khalid bin Yazid, dari Said bin Abi Hilal, dari Abu Sulamah bin Abdurrahman, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Malu adalah sebagian dari iman, dan iman itu ada di dalam surga, Sedangkan tidak sopan (ucapan jorok) itu adalah perangai yang kasar, dan perangai yang kasar itu ada di dalam neraka.”403

Shahih Ibnu Hibban #610

صحيح ابن حبان ٦١٠: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِرَجُلٍ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ، فقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ دَعْهُ، فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنَ الإِيمَانِ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ دَعْهُ لَفْظَةُ زَجْرٍ يُرَادُ بِهَا ابْتِدَاءُ أَمْرٍ مُسْتَأْنَفٍ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 610: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah mengabarkan kepada kami, Ibnu Abu As-Sari menceritakan kepada kami, Abdurazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri dari Salim, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewati seorang laki-laki yang menasihati saudara laki-lakinya tentang masalah -sikap- malu, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Biarkanlah ia, karena sesungguhnya malu itu sebagian dari iman.”404 Abu Hatim berkata, “Kata da ’hu (biarkanlah ia) adalah kalimat larangan, yang dimaksudkan sebagai kalimat pembuka.