صحيح ابن حبان ٥٤١: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ أَبَانَ بْنِ صَمْعَةَ، عَنْ أَبِي الْوَازِعِ، عَنْ أَبِي بَرْزَةَ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ أَنْتَفِعُ بِهِ، قَالَ: نَحِّ الأَذَى عَنْ طَرِيقِ الْمُسْلِمِينَ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَبَانُ بْنُ صَمْعَةَ هَذَا وَالِدُ عُتْبَةَ الْغُلاَمِ، وَأَبُو الْوَازِعِ: اسْمُهُ جَابِرُ بْنُ عَمْرٍو، وَأَبُو بَرْزَةَ اسْمُهُ نَضْلَةُ بْنُ عُبَيْدٍ.
Shahih Ibnu Hibban 541: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata319, Abu Bakar bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, ia berkata, Waki’ menceritakan kepada kami, dari Aban bin Sham’ah, dari Abu Al Wazi’, dari Abu Barzah, ia berkata, aku bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang bermanfaat bagiku?” Beliau menjawab, "Jauhkanlah bahaya dari jalan kaum muslim.”321 Abu Hatim RA berkata, “Aban bin Sham’ah adalah ayah Utbah Al Gbulami . Dan Abu Al Wazi’ namanya adalah Jabir bin Amru. Abu Barzah namanya adalah Nadhlah bin Ubaid.”
صحيح ابن حبان ٥٤٢: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ، أَنَّ سُرَاقَةَ بْنَ جُعْشُمٍ، قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ الضَّالَّةُ تَرِدُ عَلَى حَوْضِي، فَهَلْ فِيهَا أَجْرٌ إِنْ سَقَيْتُهَا؟ قَالَ: اسْقِهَا، فَإِنَّ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ حَرَّى أَجْرًا.
Shahih Ibnu Hibban 542: Ibnu Qutaibah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Harmalah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab, dari Mahmud bin Ar Rabi’, bahwa Suraqah bin Ju’syum bertanya: wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, unta yang tersesat turun ke telagaku, maka apakah ada pahalanya jika aku memberikan minum kepadanya? Beliau menjawab, “Berilah ia minum. Maka sesungguhnya pada setiap makhluk yang mempunyai hati yang kehausan pasti ada pahalanya”322 [1:2]
صحيح ابن حبان ٥٤٣: أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ دَاوُدَ بْنِ وَرْدَانَ بِالْفُسْطَاطِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ حَمَّادٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ، وَزَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: دَنَا رَجُلٌ إِلَى بِئْرٍ، فَنَزَلَ فَشَرِبَ مِنْهَا وَعَلَى الْبِئْرِ كَلْبٌ يَلْهَثُ، فَرَحِمَهُ، فَنَزَعَ إِحْدَى خُفَّيْهِ، فَغَرَفَ لَهُ فَسَقَاهُ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ، فَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ.
Shahih Ibnu Hibban 543: Ismail bin Daud bin Wardan di Fusthath mengabarkan kepada kami, ia berkata, Isa bin Hamad menceritakan kepada kami, ia berkata, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ajian, dari Al Qa’qa’i bin Hakim dan Zaid bin Aslam, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah S A W, beliau bersabda, “Seseorang (pernah) mendekati suatu sumur, lalu ia minum dari air sumur itu. (ternyata) di atas sumur terdapat seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya (karena kehausan). Orang itu merasa iba lalu melepas salah satu sepatunya dan menyendokkan air kepada anjing. Kemudian anjing itu meminumnya. Allah SWT berterima kasih kepadanya dan memasukkannya ke dalam surga.”323 [1:2].
صحيح ابن حبان ٥٤٤: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ الطَّائِيُّ بِمَنْبِجَ، وَالْحُسَيْنُ بْنُ إِدْرِيسَ الأَنْصَارِيُّ، قَالاَ: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ سُمَيٍّ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ، اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ، فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا، فَشَرِبَ، ثُمَّ خَرَجَ، فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ، يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ، فقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبُ مِنَ الْعَطَشِ مِثْلَ الَّذِي بَلَغَ بِي، فَنَزَلَ الْبِئْرَ، فَمَلَأَ خُفَّهُ مَاءً، ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ حَتَّى رَقِيَ، فَسَقَى الْكَلْبَ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا؟ فقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ.
Shahih Ibnu Hibban 544: Umar bin Sa’id bin Sinan Ath-Tha'i di Manbija, dan Al Husain bin Idris Al Anshari mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Ahmad bin Abu Bakar mengabarkan kepada kami, dari Malik, dari Sumayya, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ketika seseorang berjalan di sebuah jalan, tiba-tiba ia merasa sangat haus, lalu ia menemukan sebuah sumur dan ia pun turun menuju sumur tersebut kemudian minum. Setelah itu ia keluar. Namun tiba-tiba ada seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya sambil menjilat-jilat tanah karena sangat haus. Orang itu berkata: Anjing itu pasti sangat haus, sama seperti yang kualami tadi. Orang itu kemudian turun lagi ke dalam sumur, lalu mengisi air ke dalam sepatu, kemudian membawanya ke atas dengan cara menggigitnya. Setelah itu dia memberikannya kepada anjing tadi. Allah SWT lalu berterima kasih kepadanya dan ia diampuni dosanya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya kami memiliki beberapa hewan ternak, apakah terdapat pahala bila berbuat baik kepadanya? Beliau menjawab, "Pada setiap makhluk yang mempunyai hati terdapat pahala.” 324 [3:6]
صحيح ابن حبان ٥٤٥: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمَدِينِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي رَبِيعَةُ بْنُ يَزِيدَ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو كَبْشَةَ السَّلُولِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ سَهْلَ بْنَ الْحَنْظَلِيَّةِ الأَنْصَارِيَّ، أَنَّ عُيَيْنَةَ وَالأَقْرَعَ سَأَلاَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا فَأَمَرَ مُعَاوِيَةَ: أَنْ يَكْتُبَ بِهِ لَهُمَا فَفَعَلَ، وَخَتَمَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَمَرَهُ بِدَفْعِهِ إِلَيْهِمَا فَأَمَّا عُيَيْنَةُ، فقَالَ: مَا فِيهِ؟ فقَالَ: فِيهِ مَا أُمِرْتُ بِهِ فَقَبَّلَهُ وَعَقَدَهُ فِي عِمَامَتِهِ، وَأَمَّا الأَقْرَعُ، فقَالَ: أَحْمِلُ صَحِيفَةً لاَ أَدْرِي مَا فِيهَا كَصَحِيفَةِ الْمُتَلَمِّسِ؟ فَأَخْبَرَ مُعَاوِيَةُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَوْلِهِمَا فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَاجَتِهِ فَمَرَّ بِبَعِيرٍ مُنَاخٍ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ، ثُمَّ مَرَّ بِهِ مِنْ آخِرِ النَّهَارِ وَهُوَ عَلَى حَالِهِ، فقَالَ: أَيْنَ صَاحِبُ هَذَا الْبَعِيرِ؟ فَابْتُغِيَ فَلَمْ يُوجَدْ، فقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقُوا اللَّهَ فِي هَذِهِ الْبَهَائِمِ ارْكَبُوهَا صِحَاحًا، وَكُلُوهَا سِمَانًا، كَالْمُتَسَخِّطِ آنِفًا، إِنَّهُ مَنْ سَأَلَ وَعِنْدَهُ مَا يُغْنِيهِ فَإِنَّمَا يَسْتَكْثِرُ مِنْ جَمْرِ جَهَنَّمَ، قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا يُغْنِيهِ؟ قَالَ: مَا يُغَدِّيهِ وَيُعَشِّيهِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُغَدِّيهِ وَيُعَشِّيهِ: أَرَادَ بِهِ عَلَى دَائِمِ الأَوْقَاتِ وَفِي قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ارْكَبُوهَا صِحَاحًا كَالدَّلِيلِ عَلَى أَنَّ النَّاقَةَ الْعَجْفَاءَ الضَّعِيفَةَ يَجِبُ أَنْ يُتَنَكَّبَ رُكُوبُهَا إِلَى أَنْ تَصِحَّ، وَفِي قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَكُلُوهَا سِمَانًا دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ النَّاقَةَ الْمَهْزُولَةَ الَّتِي لاَ نِقْيَ لَهَا يُسْتَحَبُّ تَرْكُ نَحْرِهَا إِلَى أَنْ تَسْمَنَ.
Shahih Ibnu Hibban 545: Al Fadhl bin Al Hubab mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ali bin Al Madini menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdurrahman bin Yazid bin Jabir menceritakan kepadaku, ia berkata, Rabi’ah bin Yazid menceritakan kepadaku, ia berkata, Abu Kabsyah As-Saluli menceritakan kepadaku, bahwa ia mendengar Sahal bin Al Hanzhaliyah, bahwa Uyainah dan Al Aqra’ bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang sesuatu hal. Lalu beliau memerintahkan Mu’awiyah untuk mencatat dengan sesuatu itu untuk keduanya. Mu’awiyah pun mengenakannya. Dan (setelah selesai) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menstempelnya dan memerintahkannya untuk menyerahkan kepada keduanya (Uyainah dan Al Aqra’). Adapun Uyainah; la bertanya: Apa isinya? Mu’awiyah menjawab: Sesuatu yang kamu di perintahkan untuk menjalankannya, la lalu menerimanya dan mengikatkannya pada surbannya. Adapun Al Aqra’ ; Ia berkata: Aku membawa sebuah lembaran yang aku sendiri tidak tahu, apakah isinya seperti Shahifah Al Mutalammis ? 325 Lalu Mua’wiyah memberitahu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan ucapan keduanya (Uyainah dan Al Aqra’). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu keluar untuk hajatnya. Kemudian di awal siang beliau melewati seekor unta yang diikat di pintu masjid, lalu pada akhir siang beliau melewati unta tersebut masih dalam keadaan semula. Beliau bertanya, “Di mana pemilik unta ini ?” Orang-orang lalu mencarinya namun tidak menemukannya.” Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kamu kepada Allah SWT terhadap perkara hewan-hewan ini. Tunggangilah hewan-hewan yang sehat. Makanlah daging unta yang gemuk. Seperti orang yang memiliki unta ini. Sesungguhnya ia adalah orang yang selalu menuntut segala sesuatu padahal di sisinya terdapat sesuatu yang mencukupkannya. Maka sesungguhnya ia hanya memperbanyak bahan bakar neraka jahannam." Mu’awiyah berkata: Wahai Rasulullah SAW: Apakah yang dapat mencukupinya itu? Beliau menjawab: Perkara yang di dapatnya pada pagi hari dan sore hari.”326 Abu Hatim berkata, “Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Perkara yang di dapatnya pada pagi hari dan sore hari”; Maksudnya adalah waktu yang terus menerus. Dan pada sabda Nabi SAW: “Tunggangilah hewan-hewan yang sehat.” Seperti dalil bahwa unta yang kurus dan lemah tidak boleh ditunggangi dulu hingga ia sehat. Dan pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Makanlah daging unta yang gemuk ” Dalil bahwa unta yang kurus, yang tidak mempunyai daging atau lemak maka disunahkan untuk tidak di sembelih dulu hingga ia gemuk. [2:49]
صحيح ابن حبان ٥٤٦: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ الْجُرْجَانِيُّ بِحَلَبَ، حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الأَعْلَى، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا، وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ أَخْبَرْنَاهُ عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ فِي عَقِبِهِ، حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الأَعْلَى، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، بِمِثْلِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 546: Ali bin Ahmad Al Juijani di Halab mengabarkan kepada kami, Nashr bin Ali Al Jahdhami menceritakan kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Umar menceritakan kepada kami, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada seorang wanita yang disiksa karena kucing yang ia ikat. Kucing itu tidak ia kasih makan dan ia tidak meninggalkan seekor serangga tanah pun untuk di makannya (hingga kucing tersebut mati)”327 Ali bin Muhammad mengabarkannya kepada kami, Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ubaidillah menceritakan kepada kami, dari Sa’id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan matan yang sama. 328 [1:2].
صحيح ابن حبان ٥٤٧: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ الْحِزَامِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَعْنُ بْنُ عِيسَى، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى: يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: مَا رَوَى مَالِكٌ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ إِلاَّ هَذَا الْحَدِيثَ، وَرَوَى الأَوْزَاعِيُّ، عَنْ مَالِكٍ أَرْبَعَةَ أَحَادِيثَ.
Shahih Ibnu Hibban 547: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ibrahim bin Al Mundzir Al Hizami menceritakan kepada kami, ia berkata, Ma’an bin Isa menceritakan kepada kami, dari Malik, dari Al Auza’i, dari Az-Zuhri dari Urwah, dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai sikap lemah lembut dalam semua urusan [perkara] ”329 Abu Hatim RA berkata, “Malik tidak meriwayatkan dari Al Auza’i kecuali hadits ini saja. Dan Al Auza’i meriwayatkan hadits dari Malik sejumlah empat hadits. [1:2]
صحيح ابن حبان ٥٤٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ مُكْرَمٍ بِالْبَصْرَةِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيِّ بْنِ بَحْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ تَمِيمِ بْنِ سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ هِلاَلٍ، عَنْ جَرِيرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ.
Shahih Ibnu Hibban 548: Muhammad bin Al Husain bin Mukram mengabarkan kepada kami di Bashrah, ia berkata, Amru bin Ali bin Bahr menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Said menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Tamim bin salamah, dari Abdurrahman bin Hilal, dari Jarir, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang susah bersikap lemah lembut, niscaya akan terhalangi dari semua kebaikan.” 330 [1:2]
صحيح ابن حبان ٥٤٩: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مُوسَى بِعَسْكَرَ مُكْرَمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ حَفْصٍ الْأُبُلِّيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ، وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ.
Shahih Ibnu Hibban 549: Abdullah bin Ahmad bin Musa di Askar Mukram mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ismail bin Hafash Al Ubulli menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Bakar bin Iyasy menceritakan kepada kami, dari Al A’masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Allah SWT Maha Lembut, mencintai kelembutan. Dia menganugerahkan dengan kelembutan apa yang tidak dapat dianugerahkan dengan kebengisan.”331 [1:2]
صحيح ابن حبان ٥٥٠: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا شَرِيكٌ، عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْدُو إِلَى هَذِهِ التِّلاَعِ وَقَالَ لِي: يَا عَائِشَةُ فَإِنَّ الرِّفْقَ، لَمْ يَكُنْ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلاَّ زَانَهُ، وَلاَ نُزِعَ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 550: Imran bin Musa mengabarkan kepada kita, ia berkata: Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syarik menceritakan kepada kami, dari Al Miqdam bin Syuraih, dari Ayahnya, dari Aisyah, ia berkata: “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering berada di tila’ (tanah tinggi dan tanah rendah; kata berlawanan) dan bersabda kepadaku, “Sesungguhnya kelembutan tidak akan menyertai sesuatu kecuali akan memperindahnya. Dan tidaklah dilepaskan dari sesuatu kecuali akan memperburuknya."332 [1:2]