صحيح ابن حبان ٥٠١: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الْخَطِيبُ بِالأَهْوَازِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ بْنِ عَبْدِ الْوَارِثِ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَبْدَؤُوا أَهْلَ الْكِتَابِ بِالسَّلاَمِ، وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمْ فِي طَرِيقٍ، فَاضْطَرُّوهُمْ إِلَى أَضْيَقِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 501: Muhammad bin Ya’qub Al Khathib di Al Ahwaz mengabarkan kepada kami, ia berkata:Abdul Wants bin Abdusshamad bin Abdul Wants menceritakan kepada kami, ia berkata: ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian Snlft lebih dahulu mengucapkan salam kepada Ahli Kitab. Dan apabila kalian semua melihat mereka di tengah jalan, maka paksalah mereka ke (jalan) yang paling sempit” 270
صحيح ابن حبان ٥٠٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّامِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ الْمَقَابِرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ دِينَارٍ، أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الْيَهُودَ إِذَا سَلَّمُوا عَلَيْكُمْ إِنَّمَا يَقُولُ أَحَدُهُمُ: السَّامُ عَلَيْكَ، فَقُلْ وَعَلَيْكَ.
Shahih Ibnu Hibban 502: Muhammad bin Abdurrahman As-Sami mengabarkan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Ayub Al Maqaburi menceritakan kepada kami, ia berkata, Ismail bin Ja’far menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdullah bin Dinar mengabarkan kepadaku, bahwa ia mendengar Ibnu Umar berkata: Rasululllah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya jika orang Yahudi mengucapkan salam kepada kalian, maka sesungguhnya salah seorang dari mereka hanyalah akan mengucapkan: As-Saamu‘Alaikum ” (Semoga kecelakaan atas kalian). (Karena itu), katakanlah (oleh kalian sebagai jawaban) “Wa ‘Alaika” (Semoga kecelakaan itu atasmu).” 271 [4:3]
صحيح ابن حبان ٥٠٣: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمِنْهَالِ الضَّرِيرُ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ يَهُودِيًّا سَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَصْحَابِهِ، فقَالَ: السَّامُ عَلَيْكُمْ، فقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَدْرُونَ مَا قَالَ؟ قَالُوا: نَعَمْ، سَلَّمَ عَلَيْنَا، قَالَ: لاَ، إِنَّمَا، قَالَ: السَّامُ عَلَيْكُمْ، أَيْ: تُسَامُونَ دِينَكُمْ، فَإِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، فَقُولُوا: وَعَلَيْكَ.
Shahih Ibnu Hibban 503: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Al Minhal Adh-Dhariri menceritakan kepada kami, ia berkata, Yazid bin Zurai’ menceritakan kepada kami, ia berkata: Sa’id bin Abu Arubah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas, bahwa seorang Yahudi pernah mengucapkan salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya dengan kalimat: “As-Saamu Alaika” (Semoga kecelakaan atas kalian). Lalu beliau bertanya kepada sahabatnya, “Apakah kalian mengerti yang ia katakan (tadi)?’’ Mereka menjawab, “Iya, Mengerti, dia telah mengucapkan salam untuk kita.” Beliau bersabda,'‘Bukan, sesungguhnya ia hanya berkata, “As Saamu ‘Alaikum ”, maksudnya: “Mudah-mudahan kalian semua celaka terhadap agama ka. ” Maka jika seseorang dari Ahlu Kitab mengucapkan salam kepada kalian, maka ucapkanlah “Wa ‘Alaika ” (Semoga kecelakaan itu atas agamamu).”272 [1:78]
صحيح ابن حبان ٥٠٤: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ، عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ هَانِئٍ، عَنِ ابْنِ هَانِئٍ: أَنَّ هَانِئًا لَمَّا وَفَدَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ قَوْمِهِ فَسَمِعَهُمْ يُكَنُّونَ هَانِئًا أَبَا الْحَكَمِ، فَدَعَاهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقَالَ: إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَكَمُ وَإِلَيْهِ الْحُكْمُ، فَلِمَ تُكَنَّى أَبَا الْحَكَمِ؟ قَالَ: قَوْمِي إِذَا اخْتَلَفُوا فِي شَيْءٍ رَضُوا بِي حَكَمًا فَأَحْكُمُ بَيْنَهُمْ، فقَالَ: إِنَّ ذَلِكَ لَحَسَنٌ، فَمَا لَكَ مِنَ الْوَلَدِ؟ قَالَ شُرَيْحٌ، وَعَبْدُ اللهِ، وَمُسْلِمٌ، قَالَ: فَأَيُّهُمْ أَكْبَرُ؟ قَالَ: شُرَيْحٌ، قَالَ: فَأَنْتَ أَبُو شُرَيْحٍ فَدَعَا لَهُ وَلِوَلَدِهِ، فَلَمَّا أَرَادَ الْقَوْمُ الرُّجُوعَ إِلَى بِلاَدِهِمْ، أَعْطَى كُلَّ رَجُلٍ مِنْهُمْ أَرْضًا حَيْثُ أَحَبَّ فِي بِلاَدِهِ، قَالَ أَبُو شُرَيْحٍ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ يُوجِبُ لِيَ الْجَنَّةَ، قَالَ: طِيبُ الْكَلاَمِ، وَبَذْلُ السَّلاَمِ، وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ.
Shahih Ibnu Hibban 504: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata: Yahya bin Yahya mengabarkan kepada kami, ia berkata: Yazid bin Al Miqdam bin Syuraih bin Hani' menceritakan kepada kami, dari Al Miqdam bin Hani', dari Ibnu Hani', bahwa Hani' tatkala ia dan kaumnya datang sebagai utusan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau mendengar kaumnya memanggil Hani' dengan julukan “Abu Al Hakam”. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggilnya dan bertanya, “Sesungguhnya Allah SWT adalah Al Hakam (Maha Juru Damai) dan Ia mempunyai Hukum (Kebijaksanaan). Lantas karena apa kamu di juluki “ Abu Al Hakam” ? Ia menjawab: Sesungguhnya kaumku, jika terjadi perselisihan di antara mereka mengenai suatu urusan, maka mereka rela jika aku yang menjadi juru damai mereka. Beliau lalu bertanya, "Sungguh, hal itu memang baik, apakah kamu mempunyai anak? Ia menjawab: (Iya punya, namanya) Syuraih, Abdullah, dan Muslim. Beliau bertanya lagi, "Siapakah di antara mereka yang paling sulung?” Ia menjawab, Syuraih. Beliau bersabda, "(Jika demikian) maka kamu adalah "Abu Syuraih”. Kemudian beliau memanggil Syuraih dan anak-anaknya Abu Syuraih yang lainnya. Tatkala kaum(nya) hendak kembali ke negerinya, ia memberikan setiap orang dari mereka satu bidang tanah yang mereka sukai di negerinya. Abu Syuraih berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berilah aku Khabar tentang sesuatu perbuatan yang dapat mewajibkanku masuk surga. Beliau bersabda, "Perkataan yang baik, mengucapkan salam, dan memberikan makanan."273 [1:2]
صحيح ابن حبان ٥٠٥: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي الْخَيْرِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ، وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ.
Shahih Ibnu Hibban 505: Al H asan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada kami, ia berkata, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abu Habib, dari Abu Al Khair, dari Abdullah bin Amru, bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apakah anjuran Islam yang paling baik?” Beliau menjawab, “Kamu memberikan makanan, dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan kepada orang yang tidak kamu kenal.”274[0:00]
صحيح ابن حبان ٥٠٦: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مَنْصُورٍ، عَنْ مَنْصُورِ بْنِ أَبِي مُزَاحِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الأَحْوَصِ، عَنْ أَبِي حُصَيْنٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلاَ يُؤْذِي جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَسْكُتْ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: أَبُو الأَحْوَصِ: سَلاَّمُ بْنُ سُلَيْمٍ، وَأَبُو حُصَيْنٍ: عُثْمَانُ بْنُ عَاصِمٍ، وَأَبُو صَالِحٍ: ذَكْوَانُ السَّمَّانُ، وَأَبُو هُرَيْرَةَ: عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو الدَّوْسِيُّ.
Shahih Ibnu Hibban 506: Ahmad bin Muhammad bin Manshur mengabarkan kepada kami, dari Manshur bin Abu Muzahim, ia berkata: Abu Al Ahwash menceritakan kepada kami, dari Abu Hashin, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir, maka janganlah menyakiti275 tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah.” 276 Abu Hatim berkata: Abu Al Ahwash adalah Salam bin Salim. Abu Hashin adalah Usman bin Ashim. Abu Shalih adalah Dzakwan As- Samman. Abu Hurairah adalah Abdullah bin Amru Ad Dusi. 277 [0:00]
صحيح ابن حبان ٥٠٧: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اعْبُدُوا الرَّحْمَنَ، وَأَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ تَدْخُلُوا الْجِنَانَ.
Shahih Ibnu Hibban 507: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, ia berkata, Jarir menceritakan kepada kami, dari Atha' bin As-Sa'ib, dari ayahnya, dari Abdullah bin Amru, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sembahlah Ar-Rahman, sebarkanlah salam, dan memberilah makanan, maka kalian akan masuk surga.”278 [1:2]
صحيح ابن حبان ٥٠٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي مَيْمُونَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَوْ عَمِلْتُ بِهِ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ، قَالَ: أَفْشِ السَّلاَمَ، وَأَطْعِمِ الطَّعَامَ، وَصِلِ الأَرْحَامَ، وَقُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلِ الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.
Shahih Ibnu Hibban 508: Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Amir menceritakan kepada kami, ia berkata, Hammam menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Abu Maimunah279, dari Abu Hurairah, ia berkata, aku berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berilah aku Khabar mengenai suatu perbuatan jika aku kerjakan- atau aku kerjakan atas dasar perbuatan itu- maka aku dapat masuk surga. Beliau bersabda, “Sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali silaturrahim, dan bangunlah untuk mengerjakan shalat malam ketika orang-orang tertidur, maka kamu dapat masuk surga dengan selamat.”280 [1 ’.2]
صحيح ابن حبان ٥٠٩: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنِ ابْنِ مُعَانِقٍ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الأَشْعَرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَفْشَى السَّلاَمَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: ابْنُ مُعَانِقٍ هَذَا اسْمُهُ عَبْدُ اللهِ بْنُ مُعَانِقٍ الأَشْعَرِيُّ.
Shahih Ibnu Hibban 509: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abbas bin Abdul Azhim menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdurrazaq menceritakan kepada kami, ia berkata, Ma’mar memberitahukan kepada kami, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Ibnu Mu’aniq, dari Abu Malik Al Asy’ari, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat ruang-ruang, yang luarnya dapat dilihat dari dalamnya, dan dalamnya dapat dilihat dari luarnya. Allah SWT mempersiapkannya untuk orang yang memberi makanan, orang yang Menyebarkan salam, dan untuk orang yang mengerjakan shalat malam di saat manusia sedang tertidur.” 281 Abu Hatim RA berkata: Ibnu Mu’aniq nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mu’aniq Al Asy’ari.
صحيح ابن حبان ٥١٠: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ عَبْدِ الْجَبَّارِ، حَدَّثَنَا أَبُو نَصْرٍ التَّمَّارُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ يُونُسَ بْنِ عُبَيْدٍ، وَحُمَيْدٍ، وَذَكَرَ الصُّوفِيُّ آخَرَ مَعَهُمَا، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: الْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ، وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ السُّوءَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَبْدٌ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 510: Ahmad bin Al Hasan bin Abdul Jabbar mengabarkan kepada kami, Abu Nashr At-Tammar menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Yunus bin Ubaid dan Humaid, Ash-Shufi282 menyebutkan pada akhir bersama keduanya, dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang mukmin adalah orang yang manusia merasa aman terhadapnya. Orang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya. Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang berhijrah dari keburukan. Dan demi Zat yang diriku berada di genggaman-Nya, tidak akan masuk surga orang yang tetangganya merasa tidak aman akibat keburukannya. 283 [1:2]