صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #461

صحيح ابن حبان ٤٦١: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ خَلاَّدٍ الْبَاهِلِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الأَعْلَى بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ، عَنْ عَاصِمٍ الأَحْوَلِ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، قَالَ‏:‏ كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَاءَ رَسُولُ امْرَأَةٍ مِنْ بَنَاتِهِ، فقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، أَرْسَلَتْ إِلَيْكَ ابْنَتُكَ أَنْ تَأْتِيَهَا، فَإِنَّ صَبِيًّا لَهَا فِي الْمَوْتِ، فقَالَ‏:‏ ائْتِهَا فَقُلْ لَهَا‏:‏ إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى، وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى، فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ، قَالَ‏:‏ فَلَمْ يَلْبَثْ أَنْ رَجَعَ، فقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّهَا تُقْسِمُ عَلَيْكَ إِلاَّ جِئْتَهَا، فَقَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقُمْنَا مَعَهُ رَهْطٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَدَخَلْنَا، فَرُفِعَ إِلَيْهِ الصَّبِيُّ، وَنَفْسُهُ تَقَعْقَعُ فِي صَدْرِهِ، فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، فقَالَ لَهُ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ‏:‏ مَا هَذَا يَا رَسُولَ اللهِ‏؟‏ قَالَ‏:‏ رَحْمَةٌ جَعَلَهَا اللَّهُ فِي قُلُوبِ عِبَادِهِ، وَإِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 461: Imran bin Musa mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Bakar bin Khallad Al Bahili menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdul A’la bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, ia berkata, Hisyam bin Hasan menceritakan kepada kami, dari Ashim Al Ahwal, dari Abu Usman, dari Usamah bin Zaid, ia berkata, kami sedang berada bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Tiba-tiba datang utusan putri beliau dan berkata, Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, putrimu meminta engkau datang kepadanya sebab anak putrimu dalam keadaan sakaratul maut. Beliau lalu bersabda, “Datanglah kepadanya dan sampaikanlah : ‘'Sesungguhnya kepunyaan Allah SWT-lah apa yang Dia ambil dan kepunyaan Dia-lah apa yang diberikan-Nya. Setiap sesuatu di sisi Allah SWT, adalah sampai pada ajal (batas) yang di tentukan. Oleh karena itu, hendaklah ia bersabar dan mengharap ridha-Nya’. Usamah berkata, tidak lama kemudian (utusan itu) kembali dan berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya putrimu bersumpah atasmu sekiranya engkau dapat datang kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, dan kami juga berdiri- bersama sekelompok Anshar- lalu kami masuk (ke rumah putrinya). Kemudian anak kecil itu di angkat oleh beliau, sedangkan rohnya bergoncang-goncang di dadanya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (melihat ini) menjadi menangis. Lalu Sa’ad bin Ubadah bertanya kepada beliau, “Apa yang terjadi dengan bayi ini wahai Rasulullah SAW? beliau menjawab, “Ini adalah suatu rahmat yang dijadikan oleh Allah SWT di hati para hamba-Nya. Dan Allah SWT hanyalah mengasihi hamba-hamba-Nya yang pengasih.” 219 [1.2]

Shahih Ibnu Hibban #462

صحيح ابن حبان ٤٦٢: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ‏:‏ كَتَبَ إِلَيَّ مَنْصُورٌ، وَقَرَأْتُهُ عَلَيْهِ، فَقُلْتُ لَهُ‏:‏ أَقُولُ‏:‏ حَدَّثَنِي، فقَالَ‏:‏ أَلَيْسَ إِذَا قَرَأْتُهُ عَلَيَّ فَقَدْ حَدَّثْتُكَ بِهِ‏؟‏ قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ أَبَا عُثْمَانَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ، يَقُولُ‏:‏ إِنَّ الرَّحْمَةَ لاَ تُنْزَعُ إِلاَّ مِنْ شَقِيٍّ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 462: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Katsir menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata, Manshur menulis surat kepadaku lalu aku membacanya. Aku berkata kepadanya, “Ceritakanlah kepadaku,” lalu ia bertanya: Bukankah dengan kamu membacakannya kepadaku maka aku telah menceritakan kepadamu? Ia menjawab, “Aku mendengar Abu Usman bercerita, dari Abu Hurairah, ia berkata, aku mendengar Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau adalah orang yang benar dan yang di benarkan bersabda, "Sesungguhnya rahmat (Allah SWT) tidak akan di lepas (dari diri seseorang) kecuali dari orang yang celaka /malang” 220 [1:2]

Shahih Ibnu Hibban #463

صحيح ابن حبان ٤٦٣: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ‏:‏ أَبْصَرَ الأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِيُّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يُقَبِّلُ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ، فقَالَ‏:‏ إِنَّ لِي عَشْرَةً مِنَ الْوَلَدِ، مَا قَبَّلْتُ أَحَدًا مِنْهُمْ‏؟‏ فقَالَ نَبِيُّ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 463: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, Ia berkata, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata, Al Aqra’ bin Habis At- Tamimi melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedang mencium Al Hasan bin Ali, ia lalu berkata, Sesungguhnya aku memiliki anak sebanyak sepuluh orang. Aku tidak pernah sekalipun mencium mereka. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya barangsiapa yang tidak menyayangi orang lain tidak akan disayang (oleh Allah SWT).” 221 [Madhrub ‘alaih)

Shahih Ibnu Hibban #464

صحيح ابن حبان ٤٦٤: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ مُجَاشِعٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي بَشِيرٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرِ الْكَبِيرَ، وَيَرْحَمِ الصَّغِيرَ، وَيَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ، وَيَنْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 464: Imran bin Musa bin Mujasyi’ mengabarkan kepada kami, ia berkata, Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, ia berkata, Jarir menceritakan kepada kami, dari Abdul Malik bin Abu Basyir, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, yang memafu’kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bukanlah dari golongan kami, orang yang tidak memuliakan orang tua, yang tidak mengasihi anak kecil, yang tidak memerintahkan untuk berbuat baik, dan tidak mencegah terjadinya kemunkaran." 222 (Madhrub Alihi)

Shahih Ibnu Hibban #465

صحيح ابن حبان ٤٦٥: أَخْبَرَنَا أَبُو عَرُوبَةَ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمِقْدَامِ الْعِجْلِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ أَبَا ظَبْيَانَ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ جَرِيرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ، يَقُولُ‏:‏ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ مَنْ لاَ يَرْحَمِ النَّاسَ لاَ يَرْحَمْهُ اللَّهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 465: Abu Arubah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ahmad bin Al Miqdam Al Ijili mengabarkan kepada kami, ia berkata, Khalid bin Al Harits menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sulaiman menceritakan kepadaku, ia berkata, Aku mendengar Abu Zhabyan berkata, Aku mendengar Jarir bin Abdullah berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa tidak mengasihi manusia maka tidak akan dikasihi oleh Allah SWT.” 223 [2:109]

Shahih Ibnu Hibban #466

صحيح ابن حبان ٤٦٦: أَخْبَرَنَا ابْنُ قَحْطَبَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبِ بْنِ عَرَبِيٍّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلاَّ مِنْ شَقِيٍّ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 466: Ibnu Qahthubah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Habib bin Arabi menceritakan kepada kami, ia berkata, Mu’tamar bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Manshur, dari Abu Usman, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya rahmat (Allah SWT) tidak akan dilepas (dari diri seseorang) kecuali dari orang yang celaka/malang 224 [2:109]

Shahih Ibnu Hibban #467

صحيح ابن حبان ٤٦٧: أَخْبَرَنَا أَبُو عَرُوبَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ وَهْبِ بْنِ أَبِي كَرِيمَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحِيمِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أُنَيْسَةَ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلاَقَةَ، عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ‏:‏ مَنْ لاَ يَرْحَمِ النَّاسَ لاَ يَرْحَمْهُ اللَّهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 467: Abu Arubah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Wahab bin Abu Karimah menceritakan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Abu Abdurrahim, dari Zaid bin Abu Anisah, dari Ziyad bin ‘Ilaqah, dari Jarir bin Abdullah, ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa tidak mengasihi manusia maka tidak akan dikasihi oleh Allah SWT." 225 [3:66]

Shahih Ibnu Hibban #468

صحيح ابن حبان ٤٦٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّغُولِيُّ قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ قُهْزَاذَ، حَدَّثَنَا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْخَزَّازُ، حَدَّثَنَا أَبُو عِمْرَانَ الْجَوْنِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الصَّامِتِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، فَإنْ لَمْ تَجِدْ، فَلاَيِنِ النَّاسَ وَوَجْهُكَ إِلَيْهِمْ مُنْبَسِطٌ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 468: Muhammad bin Abdurrahman Ad-Daghuli mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Abdullah bin Quhdzadz menceritakan kepada kami: An-Nadhru bin Syumail menceritakan kepada kami, Ubu Amir Al Khazzaz menceritakan kepada kami, Abu Imran Al Jauni menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Ash- Shamit, dari Abu Dzar, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, janganlah kalian menghina suatu kebaikan. Dan apabila kalian tidak mendapatkan (kebaikan itu), maka hendaklah santun kepada manusia (di dalam perkataan) dan dengan wajah yang berseri-seri.” 226 [1:2]

Shahih Ibnu Hibban #469

صحيح ابن حبان ٤٦٩: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ عَبْدِ الْجَبَّارِ الصُّوفِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مَعِينٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو الأَوْدِيِّ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ إِنَّمَا يُحَرَّمُ عَلَى النَّارِ كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ قَرِيبٍ سَهْلٍ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 469: Ahmad bin Al Hasan bin Abdul Jabbar Ash-Shufi mengabarkan kepada kami, ia berkata: Yahya bin Ma’in menceritakan kepada kami, ia berkata: Abadah bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari Musa bin Uqbah, dari Abdullah bin Amru Al Audi, dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya diharamkan masuk ke neraka bagi setiap orang yang lemah lembut, halus (perkataannya), akrab (dengan orang), mulia budi pekertinya” 227 [1:2]

Shahih Ibnu Hibban #470

صحيح ابن حبان ٤٧٠: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ بِالصُّغْدِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ حَمَّادٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ الأَوْدِيِّ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ تُحَرَّمُ عَلَيْهِ النَّارُ‏؟‏ قَالُوا‏:‏ بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ‏:‏ عَلَى كُلِّ هَيِّنٍ، لَيِّنٍ، قَرِيبٍ، سَهْلٍ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 470: Umar bin Muhammad Al Hamdani di Shaghad mengabarkan kepada kami, ia berkata, Isa bin Hamad menceritakan kepada kami, ia berkata, Al-Laits bin Sa’ad mengabarkan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari Musa bin Uqbah, dari Abdullah Al Audi, dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Maukah kalian aku beritahukan orang yang diharamkan masuk neraka ?” Mereka menjawab: “Iya, Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Beliau bersabda, “Setiap orang yang lemah lembut, halus (perkataannya), akrab (dengan orang), mulia budi pekertinya. 228 [1:2]