صحيح ابن حبان ٤٢١: حَدَّثَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، حَدَّثَنَا يَعْلَى بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ رَجُلاً، قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ أَتَأْذَنُ لِي فِي الْجِهَادِ، قَالَ: أَلَكَ وَالِدَانِ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: اذْهَبْ فَبِرَّهُمَا فَذَهَبَ وَهُوَ يَحْمِلُ الرِّكَابَ.
Shahih Ibnu Hibban 421: Abu Khalifah menceritakan kepada kami, Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, Ya’Ia bin ‘Atha menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Abdullah bin Amru, bahwa ada seorang laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apakah engkau akan mengizinkanku untuk berjihad? Beliau menjawab, “Apakah engkau masih memiliki orang tua?” Ia menjawab: “Iya.” Beliau bersabda: “Pergilah (jihadlah) kepada mereka, lalu berbaktilah kepada keduanya.”. Kemudia orang itu pergi dengan menunggang unta.169. [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٢٢: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمَذَانِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو الطَّاهِرِ بْنُ السَّرْحِ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ دَرَّاجٍ، عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَجُلاً هَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِنَ الْيَمَنِ، فقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي هَاجَرْتُ؟ فقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ هَجَّرْتَ الشِّرْكَ، وَلَكِنَّهُ الْجِهَادُ؟ هَلْ لَكَ أَحَدٌ بِالْيَمَنِ؟ قَالَ: أَبَوَايَ، قَالَ: أَذِنَا لَكَ؟ قَالَ: لاَ، قَالَ: ارْجِعْ فَاسْتَأْذِنْهُمَا، فَإِنْ أَذِنَا لَكَ، فَجَاهِدْ، وَإِلاَّ فَبِرَّهُمَا.
Shahih Ibnu Hibban 422: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Abu Ath-Thahir bin As-Sarah menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, Amru bin Al Harits mengabarkan kepada kami, dari Darraj, dari Abu Al Haitsam, dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwa seorang lelaki dari Yaman melakukan hijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia lalu bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, (dengan begini) apakah aku telah berhijrah? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kamu telah berhijrah dari kemusyrikan, akan tetapi bagaimanakah dengan jihad ? Apakah kamu masih mempunyai seseorang (famili) di Yaman? Ia menjawab, “Masih, yaitu kedua orang tuaku170. Beliau bertanya, "Apakah keduanya mengizinkan kamu untuk berhijrah?” Ia menjawab, ‘Tidak.” Beliau bersabda, "Kembalilah, dan minta izinlah kepada mereka. Apabila keduanya mengizinkanmu, maka ikutlah berjihad (bersamaku). Namun bila tidak, berbaktilah kepada keduanya.” 171 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٢٣: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ مِسْعَرِ بْنِ كِدَامٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو: أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يُبَايِعُهُ عَلَى الْهِجْرَةِ، وَقَدْ أَسْلَمَ، وَقَالَ: قَدْ تَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ، قَالَ: ارْجِعْ إِلَيْهِمَا، فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا وَأَبَى أَنْ يَخْرُجَ مَعَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 423: Abdullah bin Muhammad bin Salam mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abdurrahman bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata: Syu’aib172 bin Ishaq menceritakan kepada kami, dari Mis’ar bin Kidam, dari Atha' bin As-Sa'ib, dari ayahnya, dari Abdullah bin Amru, bahwa seorang lelaki datang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia membai’at beliau agar ikut berhijrah (berperang), dan ia telah Muslim, la berkata, Aku meninggalkan kedua orang tua dalam keadaan menangis. Beliau bersabda, “Kembalilah kepada keduanya. Kemudian buatlah mereka tertawa sebagaimana kamu membuat mereka menangis” Dan beliau enggan untuk keluar bersamanya.” 173 [5:28]
صحيح ابن حبان ٤٢٤: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ، وَأَبُو عَوَانَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُهَيْلُ بْنُ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ يَجْزِي وَلَدٌ وَالِدَهُ، إِلاَّ أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوكًا، فَيَشْتَرِيَهُ فَيَعْتِقَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 424: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Musaddad menceritakan kepada kami, ia berkata, Khalid dan Abu Awanah menceritakan kepada kami, ia berkata, Suhail bin Shalih menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Seorang anak tidak dapat membalas (kebaikan) orang tuanya, kecuali jika ia mendapati orang tuanya dalam keadaan sebagai budak, kemudian ia membeli dan membebaskannya.” 174 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٢٥: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَطَاءُ بْنُ السَّائِبِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ: أَنَّ رَجُلاً أَتَى أَبَا الدَّرْدَاءِ، فقَالَ: إِنَّ أَبِي لَمْ يَزَلْ بِي حَتَّى تَزَوَّجْتُ، وَإِنَّهُ الآنَ يَأْمُرُنِي بِطَلاَقِهَا، قَالَ: مَا أَنَا بِالَّذِي آمُرُكَ أَنْ تَعُقَّ وَالِدَكَ، وَلاَ أَنَا بِالَّذِي آمُرُكَ أَنْ تُطَلِّقَ امْرَأَتَكَ، غَيْرَ أَنَّكَ إِنْ شِئْتَ، حَدَّثْتُكَ مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سَمِعْتُهُ، يَقُولُ: الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، فَحَافِظْ عَلَى ذَلِكَ إِنْ شِئْتَ، أَوْ دَعْ، قَالَ: فَأَحْسِبُ عَطَاءً، قَالَ: فَطَلَّقَهَا.
Shahih Ibnu Hibban 425: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ismail bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata, Atha bin As-Sa’ib menceritakan kepada kami, dari Abu Abdurrahman As-Sulami, bahwa seseorang pernah datang menemui Abu Darda', lalu ia berkata, Sesungguhnya ayahku selalu bersamaku hingga aku menikah, dan sekarang ia sungguh telah memerintahkanku untuk menceraikan istriku. Abu Darda’ berkata: “Aku Bukanlah seseorang yang memerintahkanmu untuk menyakiti orang tuamu, dan juga bukan orang yang memerintahkanmu untuk menceraikan istrimu, akan tetapi, jika kamu menghendaki, aku akan menceritakan kepadamu sesuatu yang pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda, "Ayah adalah sebaik-baik pintu surga. Maka peliharalah mereka jika kamu menghendaki, atau tinggalkanlah. Ismail bin Ibrahim berkata, Aku menduga bahwa ‘Atha berkata, Maka orang tersebut memilih menceraikan isterinya.” 175 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٢٦: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْمُقَدَّمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى الْقَطَّانُ، وَعُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ خَالِهِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، قَالَ تَزَوَّجَ أَبِي امْرَأَةً وَكَرِهَهَا عُمَرُ، فَأَمَرَهُ بِطَلاَقِهَا فَذَكَرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقَالَ: أَطِعْ أَبَاكَ.
Shahih Ibnu Hibban 426: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami ia berkata,Al Muqaddami menceritakan kepada kami, ia berkata,Yahya Al Qathan dan Umar bin Ali menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abu Dzi'bi, dari pamannya, Al Harits bin Abdurrahman, dari Hamzah bin Abdullah bin Umar, ia berkata, Ayahku menikahi seorang wanita, lalu kakekku tidak senang terhadap wanita itu dan memerintahkannya untuk menceraikannya. Kemudian ia mengadukan hal tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda: ‘Taatlah kepada ayahmu ‘”176 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٢٧: أَخْبَرَنَا الصُّوفِيُّ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ، أَنْبَأَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كَانَتْ تَحْتِي امْرَأَةٌ وَكُنْتُ أُحِبُّهَا، وَكَانَ أَبِي يَكْرَهُهَا، فَأَمَرَنِي بِطَلاَقِهَا، فَأَبَيْتُ، فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا عَبْدَ اللهِ طَلِّقْهَا.
Shahih Ibnu Hibban 427: Ash-Shufiyyu mengabarkan kepada kami, Ali bin Al Ja’di menceritakan kepada kami, Ibnu Abu Dzi'bi memberitahukan kepada kami, dari Al Harits bin Abdurrahman, dari Hamzah bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya, ia berkata, Aku mempunyai seorang istri yang begitu kucintai. Sementara ayahku tidak menyukainya dan memerintahkanku untuk menceraikannya. Kemudian aku tolak permintaan ayahku itu. Lalu Umar Menyebutkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Abdullah, ceraikanlah ia.” 177 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٢٨: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي شَبِيبُ بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ مَرَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ أُبَيٍّ ابْنِ سَلُولَ وَهُوَ فِي ظِلِّ أَجَمَةٍ، فقَالَ: قَدْ غَ بَّرَ عَلَيْنَا ابْنُ أَبِي كَبْشَةَ، فقَالَ ابْنُهُ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبْدِ اللهِ: وَالَّذِي أَكْرَمَكَ، وَالَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ، لَئِنْ شِئْتَ لَآتِيَنَّكَ بِرَأْسِهِ، فقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ، وَلَكِنْ بِرَّ أَبَاكَ، وَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُ. قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَبُو كَبْشَةَ هَذَا وَالِدُ أُمِّ أُمِّ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَانَ قَدْ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ، فَاسْتَحْسَنَ دِينَ النَّصَارَى، فَرَجَعَ إِلَى قُرَيْشٍ وَأَظْهَرَهُ، فَعَاتَبَتْهُ قُرَيْشٌ حَيْثُ جَاءَ بِدِينٍ غَيْرِ دِينِهِمْ، فَكَانَتْ قُرَيْشٌ تُعَيِّرُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَتَنْسِبُهُ إِلَيْهِ، يَعْنُونَ بِهِ أَنَّهُ جَاءَ بِدَيْنٍ غَيْرِ دِينِهِمْ، كَمَا جَاءَ أَبُو كَبْشَةَ بِدَيْنٍ غَيْرِ دِينَهِمْ.
Shahih Ibnu Hibban 428: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ahmad bin Sa’id Al Hamdani menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, ia berkata, Syabib bin Sa’id mengabarkan kepadaku, dari Muhammad bin Amru, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata:(Suatu ketika), Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewati Abdullah bin Ubay bin Salul yang sedang berteduh di tanaman belukar. Ia berkata: Sungguh Ibnu Abu Kabsyah (Yang di maksud adalah Nabi SAW) telah menaburi debu kepada kami. (Kendaraan yang digunakan rombongan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebabkan jalan menjadi berdebu dan mengenai Abdullah). Anaknya, Abdullah bin Abdullah lalu berkata: “Demi Zat yang telah memuliakanmu, dan demi Zat yang telah menurunkan Al Qur'an kepadamu, jika engkau menghendaki, sungguh aku akan membawakan kepalanya (membunuh ayahnya). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Jangan. Akan tetapi, berbaktilah kepada ayahmu dan perbaikilah hubungan (kekeluargaan) mu” 178 Abu Hatim RA berkata: Abu Kabsyah adalah ayah neneknya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia telah pergi menuju Syam, dan di sana ia menjadi orang Nashrani yang taat. Kemudian ia kembali ke Quraisy dan menampakkan diri pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (Masuk Islam). Lalu Quraisy mencelanya karena ia tidak lagi mengikuti agama mereka, dan menjelek-jelekkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam serta menghubung-hubungkannya dengan garis keturunannya dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka ingin menjelaskan kepada Abu Kabsyah bahwa yang dianut dan disebarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan sekarang menjadi agamanya Abu Kabasyah, bukanlah agama nenek moyangnya dulu. 179 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٢٩: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبِ بْنِ عَرَبِيٍّ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: رِضَاءُ اللهِ فِي رِضَاءِ الْوَالِدِ، وَسَخَطُ اللهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ.
Shahih Ibnu Hibban 429: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Hubaib bin ‘Arabi menceritakan kepada kami, ia berkata, Khalid bin Al Harits menceritakan kepada kami, dari Syu’bah, dari180 Ya’la bin Atha', dari ayahnya, dari Abdullah bin Amru, ia berkata:Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ridha Allah SWT tergantung dengan ridha orang tua. Dan Murka Allah tergantung dengan murkanya orang tua. ” 181 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٣٠: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حِبَّانُ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ، عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي الْوَلِيدُ بْنُ أَبِي الْوَلِيدِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ.
Shahih Ibnu Hibban 430: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata: “Hibban menceritakan kepada kami, Abdullah mengabarkan kepada kami, dari Haywata bin Syuraij, ia berkata: Al Walid bin Abu Al Walid menceritakan kepadaku, dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baiknya kebaikan adalah seseorang yang menyambung tali silaturrahim kepada kerabat (kenalan) dekat ayahnya. 182 [2:1].