صحيح ابن حبان ٤٣١: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو النَّضْرِ هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، قَالَ: حَدَّثَنَا لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أُسَامَةَ بْنِ الْهَادِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ.
Shahih Ibnu Hibban 431: Abdullah bin Muhammad bin Muhammad Al Azdi, ia berkata, Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu An-Nadhar Hasyim bin Al Qasim mengabarkan kepada kami, ia berkata, Laits bin Sa’ad menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abdullah bin Usamah bin Al Had, dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baiknya kebaikan adalah seseorang yang menyambung tali silaturrahim kepada kerabat (kenalan) dekat ayahnya setelah wafatnya. 183 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٣٢: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَزْمُ بْنُ أَبِي حَزْمٍ، عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، قَالَ: قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ، فَأَتَانِي عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، فقَالَ: أَتَدْرِي لِمَ أَتَيْتُكَ؟ قَالَ: قُلْتُ: لاَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِي قَبْرِهِ، فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيهِ بَعْدَهُ وَإِنَّهُ كَانَ بَيْنَ أَبِي عُمَرَ وَبَيْنَ أَبِيكَ إِخَاءٌ وَوُدٌّ، فَأَحْبَبْتُ أَنْ أَصِلَ ذَاكَ.
Shahih Ibnu Hibban 432: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Hudbah bin Khalid menceritakan kepada kami, ia berkata, Hazmu bin Abu Hazmi menceritakan kepada kami, dari Tsabit Al Bunani, dari Abu Burdah, ia berkata,Aku datang ke Madinah lalu Abdullah bin Umar menyambangi ku. Ia bertanya, 'Tahukah kamu kenapa aku menyambangimu?” Abu Burdah menjawab, 'Tidak tahu.” Ia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang ingin di sambungkan kembali tali silaturrahimnya dengan ayahnya di kuburnya, maka sambunglah tali silaturrahim kepada kawan-kawan ayahnya setelah ia wafat” Dan sesungguhnya di antara Abu Umar dan di antara ayahmu terjalin persaudaraan dan keakraban. Maka aku senang untuk menyambungnya kembali. 184 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٣٣: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ بَشَّارٍ الرَّمَادِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قَالَ: أُمُّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أَبُوكَ، قَالَ: فَيَرَوْنَ أَنَّ لِلْأُمِّ ثُلُثَيِ الْبِرِّ.
Shahih Ibnu Hibban 433: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ibrahim bin Basyar Ar-Ramadi menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Umarah bin Al Qa’qa’i, dari Abu Zur’ah, dari Abu Hurairah, ia berkata; Seseorang datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, siapakah orang yang paling berhak untuk aku bagusi pergaulannya? Beliau menjawab, “Ibumu. Ia bertanya, “Kemudian siapa lagi?“ Beliau menjawab, “Ibumu. ” Ia bertanya, “Siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ayahmu.” 185 Abu Hurairah berkata: Maka mereka mengetahui bahwa ibu memiliki 2/3 Hak untuk dibaktikan.
صحيح ابن حبان ٤٣٤: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَنْبَأَنَا جَرِيرٌ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقَالَ: مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صُحْبَتِي؟ قَالَ: أُمُّكَ، فقَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أَبُوكَ.
Shahih Ibnu Hibban 434: Abdullah bin Muhammad bin Al Azdi mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata, Jarir memberitahukan kami, dari Umarah bin Al Qa’qa’i, dari Abu Zur’ah, dari Abu Hurairah, ia berkata, Seseorang datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, siapakah orang yang paling berhak untuk aku bagusi pergaulannya? Beliau menjawab, “Ibumu.” Ia bertanya, “Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab, “Ibumu” Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab, “Ibumu” Ia bertanya, “Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab, "Ayahmu” 186 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٣٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ يُوسُفَ بِنَسَا، قَالَ: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سُوقَةَ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ حَفْصٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: أَتَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَجُلٌ، فقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أَذْنَبْتُ ذَنْبًا كَبِيرًا، فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟ فقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلَكَ وَالِدَانِ؟ قَالَ: لاَ، قَالَ: فَلَكَ خَالَةٌ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَبِرَّهَا إِذًا.
Shahih Ibnu Hibban 435: Muhammad bin Umar bin Yusuf di Nasa mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ya’qub Ad-dauraqi menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Sauqah menceritakan kepada kami, dari Abu Bakar bin Hafash, dari Ibnu Umar, ia berkata, Seseorang datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Sungguh aku telah melakukan dosa besar, apakah aku masih bisa bertaubat? Beliau bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih memiliki orang tua?” Ia menjawab, ‘Tidak.” Beliau bertanya, "Apakah kamu masih memiliki bibi?” Ia menjawab, “Iya.” Beliau bersabda, “Kalau begitu, berbaktilah kepada bibimu.” 187 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٣٦: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ سُلَيْمَانَ التَّيْمِيِّ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ فِي مَرَضِهِ: أَرْحَامَكُمْ أَرْحَامَكُمْ.
Shahih Ibnu Hibban 436: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Sulaiman At Taimi, dari Qatadah, dari Anas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pada saat sakitnya: (Silaturrahimlah) kepada keluarga-keluarga kalian, (Silaturrahimlah) kepada keluarga-keluarga kalian ” 188 [5:48]
صحيح ابن حبان ٤٣٧: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَوْهَبٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ، أَنَّ أَبَا أَيُّوبَ الأَنْصَارِيَّ، أَخْبَرَهُ أَنَّ أَعْرَابِيًّا عَرَضَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخَذَ بِزِمَامِ نَاقَتِهِ، فقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِأَمْرٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُنْجِينِي مِنَ النَّارِ؟ قَالَ: فَنَظَرَ إِلَى وُجُوهِ أَصْحَابِهِ وَكَفَّ عَنْ نَاقَتِهِ وَقَالَ: لَقَدْ وُفِّقَ، أَوْ هُدِيَ، لاَ تُشْرِكْ بِاللَّهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ دَعِ النَّاقَةَ.
Shahih Ibnu Hibban 437: Ahmad bin Ali Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata, Suraij bin Yunus menceritakan kepada kami, ia berkata, Marwan bin Mu’awiyah menceritakan kepada kami, dari Amru bin Usman bin Abdullah bin Mawhab, dari Musa bin Thalhah, bahwa Abu Ayub Al Anshari mengabarkannya, bahwa seorang badui menghampiri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan memegang tali kekang untanya lalu bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kabari aku prihal perkara yang dapat memasukkanku ke dalam surga dan menyelamatkanku dari neraka? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak segera menjawab, sebaliknya beliau memandang ke arah para sahabat dan menahan untanya lalu bersabda, "Sesungguhnya dia adalah orang yang telah mendapat petunjuk atau diberi hidayah.” Beliau kemudian menjawab, “Janganlah kamu menyekutukan Allah SWT dengan apapun juga189, dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan sambunglah tali siaturrahim, dan (sekarang) lepaskanlah unta ini.”190 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٣٨: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا كَامِلُ بْنُ طَلْحَةَ الْجَحْدَرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ عَقِيلٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَجَلِهِ، وَيُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 438: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, ia berkata, Kamil bin Thalhah Al Jahdari menceritakan kepada kami, ia berkata,Laits bin Sa’ad menceritakan kepada kami, dari Uqail, dari Ibnu Syihab, bahwa ia mendengar Anas bin Malik berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang senang ajalnya ditangguhkan (umurnya panjang) dan rezekinya diluaskan, maka hendaklah menyambung tali silaturrahim.” 191 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٣٩: أَخْبَرَنَا ابْنُ نَاجِيَةَ بِحَرَّانَ، حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ الْحَرَّانِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ يُونُسَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَجَلِهِ، فَلْيَتَّقِ اللَّهَ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 439: Ibnu Najiyah di Haran mengabarkan kepada kami, Hasyim bin Al Qasim Al Harani menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, dari Yunus, dari Az-Zuhri, dari Anas, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa senang rezekinya diluaskan dan ajalnya ditangguhkan (berumur panjang), maka bertakwalah kepada Allah SWT dan hendaklah menyambung silaturrahim"192 [1:2]
صحيح ابن حبان ٤٤٠: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ أَبِي مُسْلِمٍ الْجَرْمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَخْلَدُ بْنُ الْحُسَيْنِ، عَنْ هِشَامٍ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي بَكْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنَّ أَعْجَلَ الطَّاعَةِ ثَوَابًا صِلَةُ الرَّحِمِ، حَتَّى إِنَّ أَهْلَ الْبَيْتِ لِيَكُونُوا فَجَرَةً، فَتَنْمُو أَمْوَالُهُمْ، وَيَكْثُرُ عَدَدُهُمْ إِذَا تَوَاصَلُوا، وَمَا مِنْ أَهْلِ بَيْتٍ يَتَوَاصَلَونَ فَيَحْتَاجُونَ.
Shahih Ibnu Hibban 440: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muslim bin Abu Muslim Al Jadzmi menceritakan kepada kami, ia berkata,Makhlad bin Al Husain menceritakan kepada kami, dari Hisyam, dari Al Hasan, dari Abu Bakrah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya balasan yang tercepat dari melakukan ketaatan adalah dengan melakukan silaturrahim. Bahkan jika penghuni suatu rumah itu terdiri dari orang- orang193 yang banyak dosanya, maka harta mereka bisa menjadi berkembang dan jumlah mereka bisa menjadi banyak apabila mereka bersilaturrahim. Dan tidaklah ada dari penghuni suatu rumah, yang selalu melakukan silaturrahim kemudian mereka menjadi miskin. 194 [1:2]