صحيح ابن حبان ١٧٦١: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَلاَمٍ الْجُمَحِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، وَثَابِتٌ، وَحُمَيْدٌ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي فِيهِمْ، فَجَاءَ رَجُلٌ وَقَدْ حَفَزَهُ النَّفَسُ، فَقَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلاَتَهُ قَالَ: أَيُّكُمُ الْمُتَكَلِّمُ بِالْكَلِمَاتِ؟ فَأَرَمَّ الْقَوْمُ، فَقَالَ: أَيُّكُمُ الْمُتَكَلِّمُ بِالْكَلِمَاتِ؟ فَإِنَّهُ لَمْ يَقُلْ بَأْسًا؟ فَقَالَ الرَّجُلُ: أَنَا يَا رَسُولَ اللهِ، جِئْتُ وَقَدْ حَفَزَنِي النَّفَسُ فَقُلْتُهُنَّ، فَقَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُ اثْنَيْ عَشَرَ مَلَكًا ابْتَدَرَهَا أَيُّهُمْ يَرْفَعُهَا.
Shahih Ibnu Hibban 1761: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Sallam Al Jumahi menceritakan kepada kami, dia berkata: Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dia berkata: Qatadah, Tsabit, dan Humaid menceritakan kepada kami dari Anas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat mengimami mereka. Lalu datanglah seorang laki-laki dengan napas terengah-engah, kemudian dia membaca, “AIhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fih” (segala puji bagi Allah, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh keberkahan). Seusai shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, “Siapakah yang mengucapkan kata-kata tadi?” Semua orang terdiam. Beliau bertanya lagi, “Siapakah yang mengucapkan kata-kata tadi? Sungguh, dia tidak mengucapkan kata-kata yang berdosa” Seorang laki-laki lalu beikata, “Aku, wahai Rasulullah. Aku datang dengan napas terengah-engah lalu mengucapkan kata-kata tersebut” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda, “Aku melihat dua belas malaikat saling berebutan membawa naik kalimat tersebut (ke langit)” 64 [2:1]
صحيح ابن حبان ١٧٦٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّامِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الزُّهْرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، قَالَ: كَانَ بَيْنَ مُصَلَّى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَيْنَ الْجِدَارِ مَمَرُّ الشَّاةِ.
Shahih Ibnu Hibban 1762: Muhammad bin Abdurrahman As-Sami mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ahmad bin Abu Bakar Az-Zuhri mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdul Aziz bin Abu Hazim menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Sahi bin Sa’d As-Sa’idi, dia beikata, “Jarak antara tempat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendirikan shalat dengan tembok adalah seperti tempat jalannya kambing betina” 65 [5:8]
صحيح ابن حبان ١٧٦٣: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، وَابْنُ خُزَيْمَةَ، قَالاَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُغِيرَةُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِزَامِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدٍ، أَنَّهُ كَانَ يَأْتِي مَعَ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ، إِلَى سُبْحَةِ الضُّحَى، فَيَعْمِدُ إِلَى الْأُسْطُوَانَةِ دُونَ الْمُصْحَفِ، فَيُصَلِّي قَرِيبًا مِنْهَا، فَأَقُولُ لَهُ: أَلاَ تُصَلِّي هَا هُنَا؟ وَأُشِيرُ لَهُ إِلَى بَعْضِ نَوَاحِي الْمَسْجِدِ، فَيَقُولُ: إِنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى هَذَا الْمَقَامَ.
Shahih Ibnu Hibban 1763: Umar bin Muhammad Al Hamdani dan Ibnu Khuzaimah mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: Ahmad bin Abdat menceritakan kepada kami, dia berkata: Mughirah bin Abdurrahman Al Hizami menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazid bin Abu Ubaid menceritakan kepadaku, bahwa dia menunaikan shalat Dhuha bersama Salamah bin Al Akwa, dia (Salamah bin Al Akwa) berjalan menuju tiang dekat66 tempat mushaf Utsman, lalu shalat di dekatnya. Aku pun berkata kepadanya, ‘Tidakkah kamu shalat67 di sana?” Aku menunjuk ke sebagian sudut masjid. Dia lalu berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering shalat di tempat ini.” 68 [1:4]
صحيح ابن حبان ١٧٦٤: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ الْمُؤْمِنِ، بِجُرْجَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ إِهَابٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ سُوَيْدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَالِكٌ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَاعَتَانِ لاَ تُرَدُّ عَلَى دَاعٍ دَعْوَتُهُ، حِينَ تُقَامُ الصَّلاَةُ وَفِي الصَّفِّ فِي سَبِيلِ اللهِ.
Shahih Ibnu Hibban 1764: Abdurrahman bin Abdul Mu‘min mengabarkan kepada kami di Jurjan, dia berkata: Muammal bin Ihab menceritakan kepada kami, dia berkata: Ayyub bin Suwaid menceritakan kepada kami, dia berkata: Malik menceritakan kepada, kami dari Abu Hazim, dari Sahi bin Sa’d, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua waktu yang doa tidak akan ditolak di dalamnya, yaitu ketika shalat akan dilaksanakan dan ketika berada dalam shaf (berdiri dalam peperangan) di jalan Allah."69 [2:1]
صحيح ابن حبان ١٧٦٥: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَلاَّدٍ الْبَاهِلِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، قَالَ: قُلْتُ لاِبْنِ عَبَّاسٍ: عَجِبْتُ مِنْ شَيْخٍ صَلَّى بِنَا الظُّهْرَ فَكَبَّرَ ثِنْتَيْنِ وَعِشْرِينَ تَكْبِيرَةً؟ قَالَ: تِلْكَ سُنَّةُ أَبِي الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Shahih Ibnu Hibban 1765: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Khallad Al Bahili menceritakan kepada kami, dia berkata: Mu’adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, dia berkata: Ayahku menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Ikrimah, dia berkata: Aku berkata kepada Ibnu Abbas, “Aku heran dengan shalatnya seorang syaikh yang mengimami kami shalat Zhuhur, dia takbir sebanyak dua puluh dua kali.” Ibnu Abbas lalu berkata, “Itu adalah Sunnah yang dilakukan Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam.” 70 [5:27]
صحيح ابن حبان ١٧٦٦: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ، أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ: كَانَ يُصَلِّي بِهِمْ كَانَ يُكَبِّرُ فِي كُلِّ خَفْضٍ وَرَفْعٍ، فَإِذَا انْصَرَفَ قَالَ: إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلاَةً بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Shahih Ibnu Hibban 1766: Umar bin Sa’id bin Sinan mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Abu Bakar mengabarkan kepada kami dari Malik, dari Ibn Syihab, dan Abu Salamah, bahwa Abu Hurairah RA shalat mengimami mereka. Dia bertakbir setiap kali turun dan bangkit. Setelah selesai, dia berkata, “Sungguh, akulah orang yang paling mirip shalatnya dengan shalat Rasulullah SAW” 71 [27:5]
صحيح ابن حبان ١٧٦٧: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حِبَّانُ بْنُ مُوسَى، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ حِينَ اسْتَخْلَفَهُ مَرْوَانُ عَلَى الْمَدِينَةِ، كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ كَبَّرَ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْكَعُ، فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدِ، ثُمَّ يُكَبِّرِ حِينَ يَهْوِي سَاجِدًا، ثُمَّ يُكَبِّرِ حِينَ يَقُومِ بَيْنَ الثِّنْتَيْنِ بَعْدَ التَّشَهُّدِ، ثُمَّ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى يَقْضِيَ صَلاَتَهُ، فَإِذَا قَضَى صَلاَتَهُ وَسَلَّمَ، أَقْبَلَ عَلَى أَهْلِ الْمَسْجِدِ، فَقَالَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلاَةً بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.قَالَ سَالِمٌ: وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ، غَيْرَ أَنَّهُ كَانَ يَخْفِضُ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيرِ.
Shahih Ibnu Hibban 1767: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Hibban bin Musa menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdullah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Yunus bin Yazid mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, bahwa Abu Hurairah RA setelah dilantik oleh Marwan menjadi Gubernur Madinah, apabila dia hendak menunaikan shalat fardhu, dia bertakbir, lalu bertakbir lagi ketika akan ruku. Ketika mengangkat kepalanya dari ruku, dia membaca, “Sami’allahu liman hamidah, rabbana walakal hamdu” (semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji). Kemudian dia bertakbir ketika turun hendak sujud, lalu bertakbir lagi ketika bangun dari rakaat kedua setelah tasyahud. Kemudian dia melakukan hal serupa sampai shalatnya selesai. Setelah selesai shalat dan salam, dia menghadap kepada orang-orang yang berada di masjid, lalu berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. ” 72 [27:5] Salim berkata, “Ibnu Umar juga melalukan hal serupa. Hanya saja, dia membaca takbir dengan suara lirih.”
صحيح ابن حبان ١٧٦٨: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ مُجَاشِعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ، عَنْ بُدَيْلِ بْنِ مَيْسَرَةَ، عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْتَتِحُ الصَّلاَةَ بِالتَّكْبِيرِ، وَالْقِرَاءَةِ بِـ {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ}، وَكَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَكَعَ لَمْ يُشْخِصْ بَصَرَهُ، وَلَمْ يُصَوِّبْهُ، وَلَكِنْ بَيْنَ ذَلِكَ، فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِيَ جَالِسًا، وَكَانَ يُوتِرُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى، وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى، وَكَانَ يَقُولُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ التَّحِيَّةَ، وَكَانَ يَنْهَى عَنْ عَقِبِ الشَّيْطَانِ، وَكَانَ يَنْهَى أَنْ يَفْرِشَ أَحَدُنَا ذِرَاعَيْهِ افْتِرَاشَ السَّبُعِ، وَكَانَ يَخْتِمُ الصَّلاَةَ بِالتَّسْلِيمِ.
Shahih Ibnu Hibban 1768: Imran bin Musa bin Mujasyi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, dia berkata: Husain Al Mu’allim73 mengabarkan kepada kami dari Budail bin Maisarah, 74 dari Abu Al Jauza, dari Aisyah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memulai shalat dengan takbir dan memulai bacaan dengan “Alhamdulillahi rabbil alamin.” (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam). Apabila beliau ruku, beliau tidak mengangkat kepalanya dan tidak pula menundukkannya (menurunkannya), akan tetapi pertengahan antara keduanya. Apabila beliau mengangkat kepalanya dari ruku, beliau tidak sujud sampai beliau berdiri tegak. Bila beliau mengangkat kepalanya dari sujud, beliau tidak sujud lagi sampai beliau duduk tegak. Beliau menekuk kaki kirinya dan meluruskan kaki kanannya. Beliau membaca tahiyyat setiap dua rakaat. Beliau melarang duduk di atas tumit yang ditegakkan dan melarang meletakkan kedua siku seperti binatang buas. Beliau lalu mengakhiri shalat dengan salam. 75 [4:5]
صحيح ابن حبان ١٧٦٩: أَخْبَرَنَا ابْنُ خُزَيْمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ سَعِيدٍ الأَشَجُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْيَمَانِ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ سَمْعَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْشُرُ أَصَابِعَهُ فِي الصَّلاَةِ نَشْرًا.
Shahih Ibnu Hibban 1769: Ibnu Khuzaimah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdullah bin Sa’id Al Asyaj menceritakan kepada kami, dia berkata: Yahya bin Al Yaman menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Dzi‘b, dari Sa’id bin Sam’an, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merenggangkan jari-jemarinya dalam shalat76 [4:5]
صحيح ابن حبان ١٧٧٠: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّهُ سَمِعَ عَطَاءَ بْنَ أَبِي رَبَاحٍ، يُحَدِّثُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّا مَعْشَرَ الأَنْبِيَاءِ أُمِرْنَا أَنْ نُؤَخِّرَ سُحُورَنَا، وَنُعَجِّلَ فِطْرَنَا، وَأَنْ نُمْسِكَ بِأَيْمَانِنَا عَلَى شَمَائِلِنَا فِي صَلاَتِنَا.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: سَمِعَ هَذَا الْخَبَرَ ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ، وَطَلْحَةَ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ.
Shahih Ibnu Hibban 1770: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, dia berkata: Amr bin Al Harits mengabarkan kepada kami bahwa dia mendengar Atha bin Abi Rabah menceritakan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kami, para nabi, disuruh mengakhirkan sahur dan menyegerakan buka, serta meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika shalat”77.[3:68] Abu Hatim RA berkata, “Ibnu Wahb mendengar khabar ini dari Amr bin Al Harits dan Thalhah bin Amr, 78 dari Atha bin Abi Rabah.