صحيح ابن حبان ١٧٨١: أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ النَّضْرِ بْنِ عَمْرٍو الْقُرَشِيُّ، بِالْبَصْرَةِ أَبُو يَزِيدَ الْعَدْلُ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ غِيَاثٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ رَقَبَةَ بْنِ مَسْقَلَةَ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: كُلُّ الصَّلاَةِ يُقْرَأُ فِيهَا، فَمَا أَسْمَعَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْمَعْنَاكُمْ وَمَا أَخْفَى مِنَّا أَخْفَيْنَا مِنْكُمْ.
Shahih Ibnu Hibban 1781: Khalid bin An-Nadhr bin Amr Al Qurasyi Abu Yazid Al Adi mengabarkan kepada kami di Bashrah, dia berkata: Abdul Wahid bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dia berkata: Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Raqabah bin Massalah, dari Atha, dari Abu Hurairah, dia berkata, “Setiap shalat ada bacaannya. Apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan keras kepada kami, maka kami pun membacanya dengan suara keras kepada kalian, dan apa yang dibaca beliau dengan suara lirih (tidak diperdengarkan) kepada kami, maka kami pun membacanya dengan suara lirih kepada kalian.” 95 [1:21]
صحيح ابن حبان ١٧٨٢: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ يَقْرَأُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ.
Shahih Ibnu Hibban 1782: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Bakar bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Uyainah menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Mahmud bin Ar-Rabi', dari Ubadah bin Ash-Shamit, telah sampai kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak (sah) shalat orang yang tidak membaca surah Al Faatihah."96 [1:21]
صحيح ابن حبان ١٧٨٣: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ إِلَى الصَّلاَةِ، فَلاَ يَبْصُقْ أَمَامَهُ، لأَنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ مَا دَامَ فِي صَلاَتِهِ، وَلاَ عَنْ يَمِينِهِ، فَإِنَّ عَنْ يَمِينِهِ مَلَكًا، وَلَكِنْ لِيَبْصُقْ عَنْ شِمَالِهِ، أَوْ تَحْتَ رِجْلِهِ، فَيَدْفِنُهُ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: فِي هَذَا الْخَبَرِ بَيَانٌ وَاضِحٌ بِأَنَّ عَلَى الْمَأْمُومِ قِرَاءَةُ فَاتِحَةِ الْكِتَابِ فِي صَلاَتِهِ، إِذِ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَ أَنَّ الْمُصَلِّيَ يُنَاجِي رَبَّهُ، وَالْمُنَاجَاةُ لاَ تَكُونُ إِلاَّ بِنُطْقِ الْخَطَّابِ دُونَ التَّسْبِيحِ وَالتَّكْبِيرِ وَالسُّكُوتِ.
Shahih Ibnu Hibban 1783: Ibnu Qutaibah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu Abi As-Sarri menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, dia berkata: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang dari kalian berdiri hendak shalat, janganlah meludah ke depannya, karena dia sedang bermunajat kepada Tuhannya selama dalam shalatnya. Juga tidak boleh (meludah) ke sebelah kanannya, karena di sebelah kanannya ada malaikat. Akan tetapi hendaklah dia meludah ke sebelah kiri atau di bawah kakinya, lalu memendamnya” 97 [1:21] Abu Hatim RA berkata, “Khabar ini berisi penjelasan bahwa makmum wajib membaca surah Al Faatihah dalam shalatnya, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan bahwa orang yang shalat sedang bermunajat kepada Tuhannya, dan munajat itu tidak dilakukan kecuali dengan membaca (Al Qur'an), bukan tasbih, takbir, dan diam.”
صحيح ابن حبان ١٧٨٤: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِدْرِيسَ الأَنْصَارِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الزُّهْرِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا السَّائِبِ، مَوْلَى هِشَامِ بْنِ زُهْرَةَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ، فَهِيَ خِدَاجٌ، فَهِيَ خِدَاجٌ، غَيْرُ تَمَامٍ فَقُلْتُ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، إِنِّي أَحْيَانًا أَكُونُ وَرَاءَ الإِمَامِ، قَالَ: فَغَمَزَ ذِرَاعِي، وَقَالَ: اقْرَأْ بِهَا يَا فَارِسِيُّ فِي نَفْسِكَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَالَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ: قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، فَنِصْفُهَا لِي، وَنِصْفُهَا لِعَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اقْرَؤُوا يَقُولُ الْعَبْدُ {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ}، يَقُولُ اللَّهُ: حَمِدَنِي عَبْدِي، يَقُولُ الْعَبْدُ {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، يَقُولُ اللَّهُ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، يَقُولُ الْعَبْدُ {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، يَقُولُ اللَّهُ: مَجَّدَنِي عَبْدِي، وَهَذِهِ الآيَةُ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، يَقُولُ الْعَبْدُ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ}، فَهَذِهِ الآيَةُ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، يَقُولُ الْعَبْدُ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ، صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ، غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ}، فَهَؤُلاَءِ لِعَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ.
Shahih Ibnu Hibban 1784: Al Husain bin Idris Al Anshari mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ahmad bin Abu Bakar Az-Zuhri mengabarkan kepada kami dari Malik, dari Al Ala bin Abdurrahman, bahwa dia mendengar Abu As-Sa'ib —maula Hisyam bin Zuhrah— berkata: Aku mendengar Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa shalat tanpa membaca surah Al Faatihah maka shalatnya kurang dan tidak sempurna’ Aku pun berkata, “Wahai Abu Hurairah, terkadang aku berada di belakang imam.” Abu Hurairah lalu memegang lenganku dan berkata, “Wahai Farisi, bacalah surah Al Faatihah dalam hatimu, karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah SWT berfirman, "Aku membagi shalat (surah Al Faatihah) menjadi dua bagian: untuk-Ku dan untuk hamba-Ku, sebagiannya untuk-Ku dan sebagian lagi untuk hamba- Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta". Bacalah! Jika seorang hamba mengucapkan, "Alhamdulillahi rabbil alamin" (segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam) maka Allah berfirman, "Hamba-Ku memuji-Ku". Jika seorang hamba mengucapkan, "Ar-rahmanirrahim" (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) maka Allah berfirman, "Hamba-Ku menyanjung-Ku". Jika seorang hamba mengucapkan, "Yang menguasai Hari Pembalasan ", maka Allah berfirman, "Hamba-Ku mengagungkan-Ku. Ayat ini adalah antara Aku dan hamba-Ku ” Jika seorang hamba mengucapkan, “Iyyyaka na'budu wa iyyaka nasta’in" (hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan) ”, maka Allah berfirman, "Ayat ini adalah antara Aku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta ”. Jika seorang hamba mengucapkan, “Ihdinash shirathal mustaqim, shirathalladzina an’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladh-dhallin" (tunjukilah kami jalan yang lurus, [yaitu] jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan [jalan] mereka yang dimurkai dan bukan [pula jalan] mereka yang sesat" Maka Allah berfirman "Itu untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.” 98 [1:21 ]
صحيح ابن حبان ١٧٨٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ خُزَيْمَةَ، حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ الْيَشْكُرِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مَكْحُولٌ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ- وَكَانَ يَسْكُنُ إِيلِيَاءَ- عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلاَةَ الصُّبْحِ، فَثَقُلَتْ عَلَيْهِ الْقِرَاءَةُ، فَلَمَّا انْصَرَفَ: قَالَ: إِنِّي لَأَرَاكُمْ تَقْرَؤُونَ وَرَاءَ إِمَامِكُمْ قَالَ: قُلْنَا: أَجَلْ يَا رَسُولَ اللهِ، هَذَا، قَالَ: فَلاَ تَفْعَلُوا إِلاَّ بِأُمِّ الْكِتَابِ، فَإِنَّهُ لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِهَا.
Shahih Ibnu Hibban 1785: Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, Muammil bin Hisyam Al Yasykuri menceritakan kepada kami, Ismail bin Ulayyah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq, Makhul menceritakan kepadaku dari Mahmud bin Ar-Rabi —tinggal di Dia— dari Ubadah bin Ash-Shamit, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Subuh mengimami kami, dan rupanya bacaan kami memberatkannya. Setelah selesai, beliau pun bersabda, “Benarkah yang kulihat ini, bahwa kalian membaca di belakang mengikuti imam?” Mereka berkata, “Memang benar, wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “Jangan lakukan seperti itu kecuali ketika membaca Ummul Kitab (Al Faatihah), karena tidak sah shalatnya orang yang tidak membacanya.”99 [1:21]
صحيح ابن حبان ١٧٨٦: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَصَاعِدًا.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَبَرِ مَكْحُولٍ: فَلاَ تَفْعَلُوا إِلاَّ بِأُمِّ الْكِتَابِ، لَفْظَةُ زَجَرَ مُرَادٌ بِهَا ابْتِدَاءُ أَمْرٍ مُسْتَأْنَفٍ.وَقَوْلُهُ: فَصَاعِدًا، تَفَرَّدَ بِهِ مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، دُونَ أَصْحَابِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 1786: Ibnu Qutaibah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu Abi As-Sarri menceritakan kepada kami, dia beikata: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, dia berkata: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Mahmud bin Ar-Rabi, dari Ubadah bin Ash-Shamit, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sah shalatnya seseorang yang tidak membaca Ummul Qur'an atau lebih.”100 [1:21] Abu Hatim RA berkata, “Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam khabar riwayat Makhul, 'Jangan lakukan seperti itu, kecuali ketika membaca Ummul Kitab (Al Faatihah)' adalah suatu larangan yang maksudnya101 adalah memulai lagi suatu perkara yang telah dimulai.” Redaksi “atau lebih” diriwayatkan secara sendiri oleh Ma’mar dari Az-Zuhri, sedangkan sahabat-sahabatnya yang lain tidak meriwayatkannya. 102
صحيح ابن حبان ١٧٨٧: أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ سِنَانٍ الْقَطَّانُ، بِوَاسِطٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، وَبُنْدَارٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى الْقَطَّانُ، عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَلاَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَمِّهِ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ، وَأَخْبَرَنَا جَعْفَرٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَلاَّدٍ الزُّرَقِيِّ، أَحْسَبُهُ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيِّ، وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ، فَصَلَّى قَرِيبًا مِنْهُ، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَيْهِ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَعِدْ صَلاَتَكَ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ، قَالَ: فَرَجَعَ، فَصَلَّى نَحْوًا مِمَّا صَلَّى، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَعِدْ صَلاَتَكَ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، كَيْفَ أَصْنَعُ؟ فَقَالَ: إِذَا اسْتَقْبَلْتَ الْقِبْلَةَ، فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ بِأُمِّ الْقُرْآنِ، ثُمَّ اقْرَأْ بِمَا شِئْتَ، فَإِذَا رَكَعْتَ، فَاجْعَلْ رَاحَتَيْكَ عَلَى رُكْبَتَيْكَ، وَامْدُدْ ظَهْرَكَ، فَإِذَا رَفَعْتَ رَأْسَكَ، فَأَقِمْ صُلْبَكَ حَتَّى تَرْجِعَ الْعِظَامُ إِلَى مَفَاصِلِهَا، فَإِذَا سَجَدْتَ، فَمَكِّنْ سُجُودَكَ، فَإِذَا رَفَعْتَ رَأْسَكَ، فَاجْلِسْ عَلَى فَخِذِكَ الْيُسْرَى، ثُمَّ اصْنَعْ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ.قَالَ جَعْفَرٌ: لَفْظُ الْخَبَرِ لِمُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو.
Shahih Ibnu Hibban 1787: Ja’far bin Ahmad bin Sinan Al Qaththan mengabarkan kepada kami di Wasith, dia berkata: Ayahku dan Bundar menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Yahya Al Qaththan menceritakan kepada kami dari Ibnu Ajian, dari Ali bin Yahya bin Khallad, dari ayahnya, dari pamannya, Rifa’ah bin Rafi, Ja’far mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ayahku menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amru mengabarkan kepada kami dari Ali bin Yahya bin Khallad Az-Zuraqi, saya menduga (Ali bin Yahya bin Khallad Az-Zuraqi) meriwayatkan dari ayahnya, dari Rifa’ah bin Rafi Az-Zuraqi, salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata: Seorang laki-laki datang, dan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berada di masjid, maka dia shalat di dekat beliau. Setelah shalatnya selesai, dia menghampiri beliau, lalu mengucapkan salam kepada beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda kepadanya, "Ulangilah shalatmu, karena sesungguhnya kamu belum shalat" —Rifa’ah berkata— Dia pun kembali ke tempatnya dan mengulangi shalatnya seperti yang pertama. Setelah itu dia menghampiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau lalu bersabda kepadanya, "Ulangilah shalatmu, karena sesungguhnya kamu belum shalat!” Dia pun bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana yang seharusnya aku lakukan?“ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu menjawab, “Apabila kamu telah menghadap kiblat, bertakbirlah, lalu bacalah Ummul Qur'an, kemudian bacalah apa yang kamu suka (dari surah-surah Al Qur'an). Apabila kamu ruku, letakkanlah kedua telapak tanganmu pada lututmu, lalu bungkukkan punggungmu. Kemudian apabila kamu mengangkat kepalamu, luruskan tulang belakangmu hingga tulangnya kembali ke persendiannya Kemudian apabila kamu bersujud, tetapkanlah sujudmu (tempelkan kepalamu ke tanah). Apabila kamu telah mengangkat kepalamu, duduklah di atas paha kirimu Lakukan yang demikian itu pada setiap rakaat.”103 Ja’far berkata, “Redaksi khabar (hadits) ini merupakan riwayat Muhammad bin Amru." [1:21]
صحيح ابن حبان ١٧٨٨: أَخْبَرَنَا أَبُو قُرَيْشٍ مُحَمَّدُ بْنُ جُمُعَةَ الأَصَمُّ الْحَافِظُ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ سَعِيدٍ الْكِنْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بْنُ خَالِدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ سَعِيدٍ، عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ صَلاَةٍ لاَ يُقْرَأُ فِيهَا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، فَهِيَ خِدَاجٌ، كُلُّ صَلاَةٍ لاَ يُقْرَأُ فِيهَا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، فَهِيَ خِدَاجٌ، كُلُّ صَلاَةٍ لاَ يُقْرَأُ فِيهَا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، فَهِيَ خِدَاجٌ.
Shahih Ibnu Hibban 1788: Abu Quraisy Muhammad bin Jum'ah Al Asham Al Haflzh mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdullah bin Sa'id Al Kindi menceritakan kepada kami, dia berkata: Uqbah bin Khalid menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa’d bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap shalat yang tidak membaca surah Al Faatihah di dalamnya, maka shalatnya menjadi kurang. Setiap shalat yang tidak membaca surah Al Faatihah di dalamnya, maka shalatnya menjadi kurang. Setiap shalat yang tidak membaca surah Al Faatihah di dalamnya, maka shalatnya menjadi kurang.”104 [1:21]
صحيح ابن حبان ١٧٨٩: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ خُزَيْمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الذُّهْلِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تُجْزِئُ صَلاَةٌ لاَ يُقْرَأُ فِيهَا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ قُلْتُ: وَإِنْ كُنْتُ خَلْفَ الإِمَامِ؟ قَالَ: فَأَخَذَ بِيَدِي، وَقَالَ: اقْرَأْ فِي نَفْسِكَ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: لَمْ يَقُلْ فِي خَبَرِ الْعَلاَءِ هَذَا: لاَ تُجْزِئُ صَلاَةٌ إِلاَّ شُعْبَةُ، وَلاَ عَنْهُ إِلاَّ وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ، وَمُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ وَقَالَ: هَذِهِ الأَخْبَارُ مِمَّا ذَكَرْنَا فِي كِتَابِ شَرَائِطِ الأَخْبَارِ: أَنَّ خِطَابَ الْكِتَابِ قَدْ يَسْتَقِلَّ بِنَفْسِهِ فِي حَالَةٍ دُونَ حَالَةٍ حَتَّى يُسْتَعْمَلَ عَلَى عُمُومِ مَا وَرَدَ الْخَطَّابُ فِيهِ، وَقَدْ لاَ يَسْتَقِلَّ فِي بَعْضِ الأَحْوَالِ حَتَّى يُسْتَعْمَلَ عَلَى كَيْفِيَّةِ اللَّفْظِ الْمُجْمَلِ الَّذِي هُوَ مُطْلَقُ الْخِطَابِ فِي الْكِتَابِ، دُونَ أَنْ تُبَيِّنَهَا السُّنَنُ، وَسُنَنُ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّهَا مُسْتَقِلَّةٌ بِأَنْفُسِهَا، لاَ حَاجَةَ بِهَا إِلَى الْكِتَابِ، الْمُبَيِّنَةُ لِمُجْمَلِ الْكِتَابِ، وَالْمُفُسِّرَةُ لِمُبْهَمِهِ، قَالَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ: {وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ} فَأَخْبَرَ جَلَّ وَعَلاَ أَنَّ الْمُفَسِّرَ لِقَوْلِهِ: {أَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ}، وَمَا أَشَبْهَهَا مِنْ مُجْمَلِ الأَلْفَاظِ فِي الْكِتَابِ رَسُولُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمُحَالٌ، أَنْ يَكُونَ الشَّيْءُ الْمُفَسَّرُ لَهُ الْحَاجَةُ إِلَى الشَّيْءِ الْمُجْمَلِ، وَإِنَّمَا الْحَاجَةُ تَكُونُ لِلْمُجْمَلِ إِلَى الْمُفَسَّرِ، ضِدَّ قَوْلِ مَنْ زَعَمَ أَنَّ السُّنَنَ يَجِبُ عَرْضُهَا عَلَى الْكِتَابِ، فَأَتَى بِمَا لاَ يُوَافِقُهُ الْخَبَرُ، وَيَدْفَعُ صِحَّتَهُ النَّظَرُ.
Shahih Ibnu Hibban 1789: Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Yahya Adz-Dzuhli menceritakan kepada kami, dia berkata: Wahb bin Jarir menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami dari Al Ala bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Tidak shalat yang tidak membaca surah Al Faatihah di dalamnya” Aku lalu bertanya, “Meskipun aku berada di belakang imam?” Abu Hurairah lalu berkata, "Beliau memegang tanganku, lalu bersabda, 'Bacalah dalam hatimu'” 105 [21:1] Abu Hadm RA berkata, “Khabar riwayat Al Ala ini, yang redaksinya 'tidak sah shalat, tidak ada yang meriwayatkannya kecuali Syu’bah, dan tidak ada yang meriwayatkan darinya selain Wahb bin Jarir dan Muhammad bin Katsir." Dan Abu Hatim RA berkata lagi, “Khabar-khabar ini termasuk yang telah kami uraikan dalam Syaraith Al Akhbar. Sesungguhnya pesan Al Qur'an terkadang independen dengan sendirinya dalam kondisi tertentu, sehingga dia digunakan berdasarkan keumuman pesan tersebut Terkadang pula dia tidak independen dalam sebagian kondisi, sehingga digunakan berdasarkan kata mujmal (global), yang merupakan pesan Al Qur'an yang bersifat mutlak, tanpa dijelaskan oleh Sunnah. Sunnah-Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seluruhnya bersifat independen dengan sendirinya, tidak memerlukan penjelasan dari Al Qur'an. Dia menjelaskan kata-kata dalam Al Qur'an yang bersifat mujmal (global) dan menguraikan yang samar padanya. Allah SWT berfirman, 'Dan Kami turunkan Az-Zikr (Al Qur'an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka'. (Qs. An-Nahl (16): 44) Allah memberitahukan bahwa yang menafsirkan adalah firman-Nya, 'Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat'. (Qs. Al Baqarah (2): 43) Juga kata-kata lainnya yang bersifat mujmal dalam Al Qur'an, yang menjelaskannya adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Mustahil bila sesuatu yang menafsirkan, membutuhkan sesuatu yang bersifat mujmal (yang belum ditafsirkan). Justru yang mujmal itulah yang membutuhkan sesuatu yang menafsirkan. Hal ini berlawanan dengan pendapat yang mengklaim bahwa Sunnah-Sunnah harus dipadankan dengan Al-Qur'an, sehingga dia mendatangkan sesuatu yang tidak sesuai dengan khabar, dan pendapatnya menolak kebenarannya."
صحيح ابن حبان ١٧٩٠: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ، حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: أَمَرَنَا نَبِيُّنَا، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنْ نَقْرَأَ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وَمَا تَيَسَّرَ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: الأَمْرُ بِقِرَاءَةِ فَاتِحَةِ الْكِتَابِ فِي الصَّلاَةِ أَمْرُ فَرْضٍ، قَامَتِ الدَّلاَلَةُ مِنْ أَخْبَارٍ أُخَرَ عَلَى صِحَّةِ فَرْضِيَّتِهِ، ذَكَرْنَاهَا فِي غَيْرِ مَوْضِعٍ مِنْ كُتُبِنَا وَالأَمْرُ بِقِرَاءَةِ مَا تَيَسَّرَ غَيْرِ فَرْضٍ، دَلَّ الإِجْمَاعُ عَلَى ذَلِكَ.
Shahih Ibnu Hibban 1790: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdush Shamad bin Abdul Warits menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, Qatadah menceritakan kepada kami dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita membaca surah Al Faatihah dan surah-surah yang mudah (ringan)." 106 [46:1] Abu Hatim berkata, “Perintah membaca surah Al Faatihah dalam shalat adalah perintah yang menunjukkan wajib. Terdapat khabar-khabar lain yang menguatkan kebenaran hukum wajibnya. Kami telah menyebutkannya pada beberapa tempat dalam kitab-kitab kami. Sedangkan perintah membaca surah-surah yang ringan hukumnya tidak wajib, berdasarkan dalil Ijma107 yang menjelaskannya."