صحيح ابن حبان ١٧٣١: أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ سِنَانٍ الْقَطَّانُ، بِوَاسِطٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنِ ابْنِ مُحَيْرِيزٍ، عَنِ الْمُخْدَجِيِّ وَهُوَ أَبُو رُفَيْعٍ، أَنَّهُ قَالَ لِعُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ: يَا أَبَا الْوَلِيدِ، إِنَّ أَبَا مُحَمَّدٍ- رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ كَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ- يَزْعُمُ أَنَّ الْوِتْرَ حَقٌّ، قَالَ: كَذَبَ أَبُو مُحَمَّدٍ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ جَاءَ بِالصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ قَدْ أَكْمَلَهُنَّ لَمْ يَنْقُصْ مِنْ حَقِّهِنَّ شَيْئًا، كَانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ أَنْ لاَ يُعَذِّبَهُ، وَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ وَقَدِ انْتَقَصَ مِنْ حَقِّهِنَّ شَيْئًا، فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ، إِنْ شَاءَ رَحِمَهُ، وَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: أَبُو مُحَمَّدٍ هَذَا اسْمُهُ مَسْعُودُ بْنُ زَيْدِ بْنِ سُبَيْعٍ الأَنْصَارِيُّ، مِنْ بَنِي دِينَارِ بْنِ النَّجَّارِ، لَهُ صُحْبَةٌ، سَكَنَ الشَّامَ.
Shahih Ibnu Hibban 1731: Ja’far bin Ahmad bin Sinan Al Qaththan mengabarkan kepada kami di Wasith, ayahku menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada, kami, Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Yahya bin Habban, dari Ibnu Muhairiz, dari Al Mukhdaji18 —-yaitu Abu Rufai—, bahwa dia berkata kepada Ubadah bin Ash-Shamit, “Wahai Abu Al Walid, sesungguhnya Abu Muhammad —seorang laki-laki Anshar yang merupakan sahabat Nabi— mengklaim bahwa witir hukumnya wajib.” Ubadah bin Ash-Shamit lalu berkata, “Abu Muhammad bohong, karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunaikan shalat lima waktu dengan menyempurnakannya tanpa mengurangi haknya sedikit pun, maka Allah berjanji tidak akan menyiksanya. Barangsiapa menunaikannya tapi mengurangi haknya, maka Allah tidak berjanji kepadanya, jika Dia mau maka Dia akan merahmatinya(mengampuninya),dan jika Dia mau maka Dia akan menyiksanya” 19 [2:1] Abu Hatim berkata, “Abu Muhammad di sini namanya adalah Mas’ud bin Zaid bin Subai Al Anshari, salah seorang bani Dinar bin An-Najjar. Dia seorang sahabat yang tinggal di Syam.”
صحيح ابن حبان ١٧٣٢: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ قَحْطَبَةَ بْنِ مَرْزُوقٍ، بِفَمِ الصِّلْحِ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ الأَنْصَارِيُّ، عَنِ ابْنِ مُحَيْرِيزٍ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، فَقَالَ: يَا أَبَا الْوَلِيدِ، إِنِّي سَمِعْتُ أَبَا مُحَمَّدٍ الأَنْصَارِيَّ يَقُولُ: الْوِتْرُ وَاجِبٌ، فَقَالَ عُبَادَةُ: كَذَبَ أَبُو مُحَمَّدٍ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: خَمْسُ صَلَوَاتٍ افْتَرَضَهُنَّ اللَّهُ عَلَى عِبَادِهِ، فَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ وَقَدْ أَكْمَلَهُنَّ وَلَمْ يَنْتَقِصْهُنَّ اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ، كَانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ وَقَدِ انْتَقَصَهُنَّ اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ لَمْ يَكُنْ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ، وَإِنْ شَاءَ رَحِمَهُ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: قَوْلُ عُبَادَةَ: كَذَبَ أَبُو مُحَمَّدٍ، يُرِيدُ بِهِ أَخْطَأَ، وَكَذَلِكَ قَوْلُ عَائِشَةَ، حَيْثُ قَالَتْ لأَبِي هُرَيْرَةَ. وَهَذِهِ لَفْظَةٌ مُسْتَعْمَلَةٌ لأَهْلِ الْحِجَازِ إِذَا أَخْطَأَ أَحَدُهُمْ يُقَالُ لَهُ: كَذَبَ، وَاللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ نَزَّهَ أَقْدَارَ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ إِلْزَاقِ الْقَدْحِ بِهِمْ حَيْثُ قَالَ: {يَوْمَ لاَ يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ} فَمَنْ أَخْبَرَ اللَّهُ جَلَّ وَعَزَّ أَنَّهُ لاَ يُخْزِيهِ فِي الْقِيَامَةِ فَبِالْحَرِيِّ أَنْ لاَ يُجْرَحَ.وَالرَّجُلُ الَّذِي سَأَلَ عُبَادَةَ هَذَا: هُوَ أَبُو رُفَيْعٍ الْمُخْدَجِيُّ.
Shahih Ibnu Hibban 1732: Abdulluh bin Quhthabah bin Marzuq mengabarkan kepada kami di Fam Ash-Shilh, Ahmad bin Mani menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Yahya bin Mabban Al Anshari mengabarkan kepada kami dari Ibnu Muhairiz, dia berkata: Seorang laki-laki menemui Ubadah bin Ash-Shamit dan berkata, “Wahai Abu Al Walid, sesungguhnya aku mendengar Abu Muhammad Al Anshari berkata, ‘Witir itu wajib’.“ Ubadah lalu berkata, “Abu Muhammad bohong, karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Ada lima shalat diwajibkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Barangsiapa menunaikannya secara sempurna tanpa menguranginya karena meremehkan kewajiban tersebut, maka Allah berjanji akan memasukkannya ke dalam surga. Barangsiapa menunaikannya tapi mengurangi kewajibannya, maka Allah tidak berjanji kepadanya, Jika Dia mau maka Dia akan menyiksanya, dan jika Dia mau maka Dia akan merahmatinya20” [2:1] Abu Hatim berkata, “Perkataan Ubadah, ‘Abu Muhammad bohong’ maksudnya adalah dia salah. Begitu pula perkataan Aisyah ketika dia berkata kepada Abu Hurairah. Kata ini biasa digunakan oleh penduduk Hijaz. Apabila salah seorang dari mereka salah, maka dikatakan kepadanya, ‘Dia dusta’.’’ 21 Allah membersihkan martabat para sahabat dari sesuatu yang membuat mereka tercela. Dia berfirman, “ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya, sedang cahaya mereka.... ” (Qs. At-Tahriim [66]: 8) Orang yang dikabarkan Allah tidak akan dikecewakan pada Hari Kiamat, maka di dunia lebih patut untuk tidak dianggap kecewa. Laki-laki yang bertanya kepada Ubadah adalah Abu Rufai Al Mukhdaji.
صحيح ابن حبان ١٧٣٣: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنِ الْعَلاَءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، كَفَّارَاتٌ لَمَّا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ يَغْشَ الْكَبَائِرَ.
Shahih Ibnu Hibban 1733: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, Musa bin Ismail menceritakan kepada kami, Ismail bin Ja’far menceritakan kepada kami dari Al Ala dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Di antara shalat lima waktu dan Jum’at sampai Jum ’at (berikutnya) adalah sebagai pelebur dosa, selama dia tidak melakukan dosa-dosa besar.”48 [2:1]
صحيح ابن حبان ١٧٣٤: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ بْنَ صَالِحٍ، يُحَدِّثُ عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْطَاةَ، عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ، رَأَى فَتًى وَهُوَ يُصَلِّي قَدْ أَطَالَ صَلاَتَهُ، وَأَطْنَبَ فِيهَا، فَقَالَ: مَنْ يُعْرَفُ هَذَا؟ فَقَالَ رَجُلٌ: أَنَا، فَقَالَ عَبْدُ اللهِ: لَوْ كُنْتُ أَعْرِفُهُ لَأَمَرْتُهُ أَنْ يُطِيلَ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ، فَإِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي، أُتِيَ بِذُنُوبِهِ، فَوَضَعَتْ عَلَى رَأْسِهِ، أَوْ عَاتِقِهِ، فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ، تَسَاقَطَتْ عَنْهُ.
Shahih Ibnu Hibban 1734: Ibnu Qutaibah mengabarkan kepada kami, Harmalah menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku mendengar Muawiyah bin Shalih menceritakan dari Al Ala bin Al Harits, dari Zaid bin Artha‘ah, dari Jubair bin Nufair, bahwa Abdullah bin Umar23 melihat seorang pemuda sedang shalat dengan lamanya dan berlebih-lebihan, maka dia bertanya, “Siapakah yang kenal dengan orang ini?" Seorang laki-laki berkata, “Aku." Abdullah bin Umar pun berkata, “Seandainya aku mengenalnya, tentu kusuruh dia memperlama ruku dan sujudnya, karena aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri shalat, dosa-dosanya didatangkan lalu diletakkan di atas kepalanya atau bahunya. Setiap kali dia ruku atau sujud, dosa-dosanya berjatuhan (hilang) darinya’”24 [2:1]
صحيح ابن حبان ١٧٣٥: أَخْبَرَنَا ابْنُ سَلْمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمِ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ هِشَامٍ الْمُعَيْطِيُّ، حَدَّثَنِي مَعْدَانُ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ الْيَعْمُرِيُّ، قَالَ: لَقِيتُ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ لَهُ: حَدِّثْنِي بِحَدِيثٍ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَنْفَعَنِي بِهِ، فَقَالَ: عَلَيْكَ بِالسُّجُودِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً، إِلاَّ رَفَعَ اللَّهُ لَهُ بِهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً.قَالَ مَعْدَانُ: ثُمَّ لَقِيتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَسَأَلْتُهُ، فَقَالَ لِي مِثْلَ ذَلِكَ.
Shahih Ibnu Hibban 1735: Ibnu Salm mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Al Walid menceritakan kepada kami, Al Auza’i menceritakan kepada kami, Al Walid bin Hisyam Al Mu’aithi menceritakan kepada kami, Ma’dan bin Abi Thalhah Al Ya’mari menceritakan kepadaku, dia berkata: Aku bertemu Tsauban —maula Rasulullah SAW— lalu kukatakan kepadanya, “Beritahukan kepadaku suatu hadits, mudah-mudahan Allah memberiku manfaat dengannya.” Tsauban berkata, “Hendaklah engkau sujud, karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah seorang hamba bersujud kepada Allah satu kali kecuali Allah akan mengangkatnya satu derajat dan menghilangkan darinya satu dosa’” Ma’dan berkata, “Aku lalu bertemu Abu Ad-Darda, lalu kutanyakan kepadanya, dan dia mengatakan hal yang sama.” 25 [1:2]
صحيح ابن حبان ١٧٣٦: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ الْعَنْبَرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلاَئِكَةٌ اللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةُ النَّهَارِ، فَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلاَةِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ، ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ، فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ: كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ قَالُوا: تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ، وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ.
Shahih Ibnu Hibban 1736: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Al Abbas bin Abdul Azhim Al Anbari menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, dia berkata: Ma’mar mengabarkan kepada kami dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Malaikat malam dan malaikat siang saling bergiliran di tengah- tengah kalian. Mereka berkumpul pada saat shalat fajar dan shalat Ashar, lalu mereka yang menginap pada malam harinya kembali naik untuk menghadap Tuhannya. Tuhan mereka lalu bertanya kepada mereka, dan Dia lebih mengetahui tentang keadaan mereka (hamba- hamba-Nya), ‘Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami mendatangi mereka dalam keadaan shalat’. ” 26 [66:3]
صحيح ابن حبان ١٧٣٧: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ الطَّائِيُّ، الْفَقِيهُ بِمَنْبِجَ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ، وَمَلاَئِكَةٌ بِالنَّهَارِ، وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلاَةِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ، ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ، فَيَسْأَلُهُمْ، وَهُوَ أَعْلَمُ، كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فَيَقُولُونَ: تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ، وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: فِي هَذَا الْخَبَرِ بَيَانٌ وَاضِحٌ بِأَنَّ مَلاَئِكَةَ اللَّيْلِ إِنَّمَا تَنْزِلُ وَالنَّاسُ فِي صَلاَةِ الْعَصْرِ، وَحِينَئِذٍ تَصْعَدُ مَلاَئِكَةُ النَّهَارِ، ضِدَّ قَوْلِ مَنْ زَعَمَ أَنَّ مَلاَئِكَةَ اللَّيْلِ تَنْزِلُ بَعْدَ غُرُوبِ الشَّمْسِ.
Shahih Ibnu Hibban 1737: Umar bin Sa’id bin Sinan Ath-Tha‘i Al Faqih mengabaikan kepada kami di Manbaj, Ahmad bin Abu Bakar menceritakan kepada kami dari Malik, dari Abu Az-Zinad, dari Al A’raj, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Malaikat malam dan malaikat siang saling bergiliran berada di tengah-tengah kalian. Mereka berkumpul pada shalat fajar dan shalat Ashar. Lalu yang menginap pada malam harinya naik (ke langit) bertemu Tuhannya, kemudian Tuhan menanyakan kepada mereka dan Dia lebih mengetahui keadaan mereka (hamba-hamba-Nya), ‘Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku? ’ Mereka menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami mendatangi mereka dalam keadaan shalat’.” 27 [2:1] Abu Hatim berkata, “Khabar ini menjelaskan secara gamblang bahwa malaikat malam hanya turun ketika orang-orang sedang menunaikan shalat Ashar. Ketika itu malaikat siang naik (ke langit). Hal ini berlawanan dengan pendapat yang mengklaim bahwa malaikat malam turun setelah matahari terbenam.”
صحيح ابن حبان ١٧٣٨: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ يَزِيدَ الْقَطَّانُ، بِالرَّقَّةِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ خَالِدٍ الْقَطَّانُ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا مِسْعَرُ بْنُ كِدَامٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لاَ يَلِجُ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ، وَقَبْلَ غُرُوبِهَا.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: أَبُو بَكْرٍ هَذَا هُوَ ابْنُ عُمَارَةَ بْنُ رُوَيْبَةَ الثَّقَفِيُّ، لأَبِيهِ صُحْبَةٌ، وَاسْمُ أَبِي بَكْرٍ كُنْيَتُهُ.
Shahih Ibnu Hibban 1738: Al Husain bin Abdullah bin Yazid Al Qaththan mengabarkan kepada kami di Raqqah, Abdurrahman bin Khalid Al Qaththan menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Mis’ar bin Kidam mengabarkan kepada kami dari Abu Bakar bin Umarah, 28 dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang mendirikan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam” 29 [2:1] Abu Hatim berkata, “Abu Bakar di sini adalah Ibnu Umarah bin Ruwaibah Ats-Tsaqafi. Ayahnya seorang sahabat. Nama Abu Bakar merupakan kunyah-nya.”
صحيح ابن حبان ١٧٣٩: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ مُجَاشِعٍ، حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا أَبُو جَمْرَةَ الضُّبَعِيُّ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عُمَارَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ، دَخَلَ الْجَنَّةَ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: أَبُو جَمْرَةَ هَذَا مِنْ ثِقَاتِ أَهْلِ الْبَصْرَةِ، اسْمُهُ: نَصْرُ بْنُ عِمْرَانَ الضُّبَعِيُّ، وَأَبُو حَمْزَةَ: مِنْ مُتْقِنِي أَهْلِهَا، اسْمُهُ: عِمْرَانُ بْنُ أَبِي عَطَاءٍ، سَمِعَا جَمِيعًا ابْنَ عَبَّاسٍ، سَمِعَ شُعْبَةُ مِنْهُمَا، وَكَانَا فِي زَمَنٍ وَاحِدٍ.
Shahih Ibnu Hibban 1739: Imran bin Musa bin Mujasyi mengabarkan kepada kami, Hudbah bin Khalid menceritakan kepada kami, Hammam bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Jamrah Adh-Dhuba’i menceritakan kepada kami dari Abu Bakar bin Umarah, 30 dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menunaikan shalat Al Bardain, maka dia akan masuk surga” 31 [1:2] Abu Hatim berkata, “Abu Jamrah32 di sini adalah perawi tsiqah dari Bashrah. Namanya adalah Nashr bin Imran Adh- Dhuba’i.” 33 Abu Hamzah adalah salah seorang pakar pada masanya. Namanya adalah Imran bin Abu Atha. 34 Keduanya sama-sama mendengar dari Ibnu Abbas, dan Syu’bah mendengar dari keduanya. Keduanya hidup pada satu masa.
صحيح ابن حبان ١٧٤٠: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ السَّعْدِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي رِزْمَةَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ مَرْدَانِبَةَ، حَدَّثَنَا رَقَبَةُ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عُمَارَةَ بْنِ رُوَيْبَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لَنْ يَلِجَ النَّارَ مَنْ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: أَنْتَ سَمِعْتَ هَذَا الْحَدِيثَ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: نَعَمْ.
Shahih Ibnu Hibban 1740: Abdullah bin Muhammad As-Sa’di mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdul Aziz bin Abi Rimzah menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yazid bin Mardanibah35 menceritakan kepada kami, Raqabah menceritakan kepada kami dari Abu Bakar bin Umarah bin Ruwaibah, dari ayahnya, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang menunaikan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.” Seorang laki-laki dari kaum tersebut lalu bertanya, “Apakah engkau mendengar hadits ini dari Rasulullah SAW?” Dia menjawab, “Ya.” 36 [2:1]