صحيح ابن حبان ١٧١١: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ الْحَارِثِ، عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاَةَ حَائِضٍ إِلاَّ بِخِمَارٍ.
Shahih Ibnu Hibban 1711: Abu Khalifah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Al Walid Ath-Thayalisi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Qatadah dari Ibnu Sirin dari Shafiyah binti Al Harits dair Aisyah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Allah tidak menerima shalatnya (wanita) yang telah haidh (telah baligh) kecuali dengan memakai kerudung."761
صحيح ابن حبان ١٧١٢: حَدَّثَنَاهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، بِإِسْنَادٍ مِثْلِهِ، وَقَالَ: صَلاَةَ امْرَأَةٍ حَائِضٍ إِلاَّ بِخِمَارٍ.
Shahih Ibnu Hibban 1712: Ibnu Khuzaimah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Bundar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Al Walid Ath-Thayalisi telah menceritakan kepada kami dengan sanad yang sama. Beliau bersabda, “Allah tidak menerima shalatnya wanita yang telah haidh (telah baligh) kecuali dengan memakai kerudung”762 [2:2]
صحيح ابن حبان ١٧١٣: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذِ بْنِ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ تَوْبَةَ الْعَنْبَرِيِّ، سَمِعَ نَافِعًا، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ، فَلْيَتَّزِرْ، وَلْيَرْتَدِ.
Shahih Ibnu Hibban 1713: Al Hasan telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ubaidillah763 bin Mu’adz telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ayahku telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Taubah Al Anbari, ia mendengar dari Nafi dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian hendak melaksanakan shalat, maka hendaklah ia mengenakan kain dan jubah."764 [78:1]
صحيح ابن حبان ١٧١٤: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُصَلِّي أَحَدُنَا فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ؟ قَالَ: إِذَا وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ، فَأَوْسِعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، جَمَعَ رَجُلٌ عَلَيْهِ ثِيَابَهُ، صَلَّى رَجُلٌ فِي إِزَارٍ وَرِدَاءٍ، فِي إِزَارٍ وَقَمِيصٍ، فِي إِزَارٍ وَقَبَاءٍ، فِي سَرَاوِيلَ وَقَمِيصٍ، فِي سَرَاوِيلَ وَرِدَاءٍ، فِي سَرَاوِيلَ وَقَبَاءٍ، فِي تُبَّانٍ وَقَمِيصٍ، فِي تُبَّانٍ وَقَبَاءٍ قَالَ: وَأَحْسَبُهُ، قَالَ: فِي تُبَّانٍ، وَرِدَاءٍ.
Shahih Ibnu Hibban 1714: Abu Ya’la telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Khaitsamah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Isma’il bin Ulayyah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ayyub dari Muhammad telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Abu Hurairah, ia berkata, Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Bolehkan salah seorang di antara kami shalat dengan mengenakan satu helai pakaian?". Beliau bersabda765, Apabila Allah telah meluaskan (rejeki) atas kalian, maka luaskanlah diri kalian. Laki-laki (hendaknya) mengumpulkan pakaian pada dirinya Laki-laki melaksanakan shalat dengan memakai kain dan gamis, celana panjang dan jubah, celana pendek dan gamis, serta celana pendek dan pakaian luar. Abu Hurairah berkata766, Aku mengira bahwa ia berkata, Celana pendek dan jubah." 767 [78:1]
صحيح ابن حبان ١٧١٥: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ، أَنَّ ابْنَ عُمَرَ، قَالَ: بَيْنَمَا النَّاسُ بِقُبَاءَ فِي صَلاَةِ الصُّبْحِ، إِذْ جَاءَهُمْ آتٍ، فَقَالَ لَهُمْ: إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَنْزَلَ عَلَيْهِ اللَّيْلَةَ قُرْآنٌ، وَقَدْ أُمِرَ أَنْ يَسْتَقْبِلَ الْكَعْبَةَ، فَاسْتَقْبِلُوهَا، وَكَانَتْ وُجُوهُهُمْ إِلَى الشَّامِ، فَاسْتَدَارُوا إِلَى الْكَعْبَةِ.
Shahih Ibnu Hibban 1715: Umar bin Sa’id bin Sinan telah mengabarkan kepada kami768, ia berkata, Muhammad bin Abu Bakr telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Malik dari Abdullah bin Dinar bahwa Ibnu Umar berkata, Pada waktu orang-orang sedang melakukan shalat Shubuh di Quba, tiba-tiba mereka didatangi seseorang (untuk menyampaikan berita). Orang itu berkata, Sesungguhnya, malam tadi telah diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Al Qur’an (yakni wahyu). Beliau diperintahkan shalat menghadap ke Ka’bah. Maka ingatlah, menghadaplah kalian ke Kabah!” Mereka lalu menghadap ke Ka’bah, padahal waktu itu wajah mereka sedang menghadap ke Syam. Mereka lalu berputar menghadapkan wajahnya ke Ka’bah." 769 [99:1]
صحيح ابن حبان ١٧١٦: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْبَرَاءِ، قَالَ: لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ صَلَّى نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا، أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا، وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يُوَجَّهَ إِلَى الْكَعْبَةِ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ: {قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ، فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا، فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ} فَمَرَّ رَجُلٌ عَلَى قَوْمٍ مِنَ الأَنْصَارِ وَهُمْ رُكُوعٌ، فَقَالَ: هُوَ يَشْهَدُ أَنَّهُ قَدْ صَلَّى مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَّهُ وَجَّهَ إِلَى الْكَعْبَةِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: صَلَّى الْمُسْلِمُونَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ بَعْدَ قَدُومِ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ سَبْعَةَ عَشْرًا شَهْرًا وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ سَوَاءً، وَذَلِكَ أَنَّ قُدُومَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ كَانَ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ، لاِثْنَتَيْ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ رَبِيعٍ الأَوَّلِ، وَأَمَرَهُ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ بِاسْتِقْبَالِ الْكَعْبَةِ يَوْمَ الثُّلاَثَاءِ، لِلْنِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَذَلِكَ مَا وَصَفْتُ عَلَى صِحَّةِ مَا ذَكَرْتُ.
Shahih Ibnu Hibban 1716: Al Hasan bin Sufyan telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Waki’ telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Isra’il dari Abu Ishaq dari Al Barra, ia berkata, Saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke Madinah, beliau shalat dengan menghadap ke arah Bait Al Maqdis selama 16 bulan atau 17 bulan. Beliau sangat mendambakan Ka’bah dijadikan arah kiblat Maka Allah jalla wa menurunkan ayat, “Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai, palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram."Lalu seorang laki- laki lewat 770 dihadapan kaum Anshar yang sedang ruku’. Lalu ia pun bersaksi bahwa ia telah melaksanakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan (ia bersaksi) bahwa beliau menghadap ke arah Ka’bah." 771 [99:1] Abu Hatim berkata, “Kaum muslimin melakukan shalat dengan kiblat Bait Al Maqdis selama 17 bulan 13 hari setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke Madinah. Hal itu karena datangnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke Madinah pada hari Senin, malam tanggal 12 bulan Rabi’ al Awwal. Dan Allah Jalla wa Ala memerintahkan Beliau berkiblat ke arah Ka’bah pada hari selasa pertengahan bulan Sya’ban. Ini merupakan gambaran yang menunjukkan sahihnya pendapat yang aku sebutkan tadi” 772
صحيح ابن حبان ١٧١٧: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: لَمَّا وُجِّهَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْكَعْبَةِ قَالُوا: كَيْفَ بِمَنْ مَاتَ مِنْ إِخْوَانِنَا وَهُمْ يُصَلُّونَ نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ: {وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ}.
Shahih Ibnu Hibban 1717: Abu Ya’la telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Khaitsamah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Waki’ telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Isra’il dari Simak dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata, Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diperintahkan menghadap ke arah Ka’bah, mereka bertanya, Bagaimana dengan saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia, sementara mereka selama ini melaksanakan shalat dengan menghadap ke arah Bait Al Maqdis?’ Maka Allah Jalla wa menurunkan ayat, “Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian.”773
صحيح ابن حبان ١٧١٨: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَبَّانُ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ أَبِي عِمْرَانَ الْجَوْنِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الصَّامِتِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلاَثٍ: اسْمَعْ وَأَطِعْ وَلَوْ لِعَبْدٍ مُجَدَّعِ الأَطْرَافِ، وَإِذَا صَنَعْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا، ثُمَّ انْظُرْ إِلَى أَهْلِ بَيْتٍ مِنْ جِيرَانَكَ فَأَصِبْهُمْ مِنْهُ بِمَعْرُوفٍ، وَصَلِّ الصَّلاَةَ لِوَقْتِهَا، فَإِنْ وَجَدْتَ الإِمَامَ قَدْ صَلَّى فَقَدْ أَحْرَزْتَ صَلاَتَكَ، وَإِلاَّ فَهِيَ نَافِلَةٌ.
Shahih Ibnu Hibban 1718: Al Hasan bin Sufyan telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Hibban telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdullah telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Syu’bah dari Abu Imran Al Jauni dari Abdullah bin Ash-Shamit dari Abu Dzarr, ia berkata, “Kekasihku (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, -penerj) mewasiatkan kepadaku tiga hal, Dengar dan taatlah kamu, meskipun terhadap seorang hamba sahaya yang anggota tubuhnya terpotong! Jika kamu membuat sayur, maka perbanyak air (kuah) nya. Kemudian lihatlah ke arah tetanggamu. Berikanlah air kuah itu kepada mereka dengan santunan! Dan laksanakanlah shalat pada awal waktunya. Kemudian, jika kamu mendapatkan imam telah melaksanakan shalat, maka berarti kamu telah memelihara shalatmu. Namun jika tidak, berarti shalatmu adalah sunnah.”774 [69:3]
صحيح ابن حبان ١٧١٩: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَرْحُومُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ الْقُرَشِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عِمْرَانَ الْجَوْنِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الصَّامِتِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَلِّ الصَّلاَةَ لِوَقْتِهَا، فَإِنْ أَتَيْتَ الْقَوْمَ وَقَدْ صَلَّوْا كُنْتَ قَدْ أَحْرَزْتَ صَلاَتَكَ، وَإِنْ لَمْ يَكُونُوا صَلَّوْا صَلَّيْتَ مَعَهُمْ، وَكَانَتْ لَكَ نَافِلَةً.
Shahih Ibnu Hibban 1719: Abdullah bin Muhammad Al Azdi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Marhum bin Abdul Aziz al Qurasyi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Imran Al Jauni telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Abdullah bin Ash- Shamit dari Abu Dzarr, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku, “Laksanakanlah shalat pada awal waktunya Kemudian jika kamu datang kepada sekelompok kaum dan mereka telah melaksanakan shalat, maka berarti kamu telah memelihara shalatmu Namun jika mereka belum melaksanakan shalat, maka shalatlah (kembali) bersama mereka. Dan shalat (yang kedua) menjadi shalat sunnah bagimu.”, 775
صحيح ابن حبان ١٧٢٠: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْفَضْلِ السِّجِسْتَانِيُّ، بِدِمَشْقَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْبُخَارِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو الْمُنْذِرِ إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُمَرَ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَاعَتَانِ تُفْتَحُ فِيهِمَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ: عِنْدَ حُضُورِ الصَّلاَةِ، وَعِنْدَ الصَّفِّ فِي سَبِيلِ اللهِ.
Shahih Ibnu Hibban 1720: Ahmad bin Muhammad bin Al Fadhl As-Sijistani mengabarkan kepada kami di Damaskus, dia berkata: Muhammad bin Ismail Al Bukhari menceritakan kepada kami, Abu Al Mundzir Ismail bin Umar menceritakan kepada kami dari Malik, dari Abu Hazim, dari Sahi bin Sa’d, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua waktu yang di dalamnya pintu-pintu langit terbuka, yaitu ketika masuk waktu shalat dan ketika berada dalam shaf dijalan Allah”1 [3:1]