صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #1721

صحيح ابن حبان ١٧٢١: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنْ دَرَّاجٍ، عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ‏:‏ إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ، فَاشْهَدُوا عَلَيْهِ بِالإِيمَانِ، قَالَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ‏:‏ ‏{‏إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ‏}‏‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ دَرَّاجٌ هَذَا مِنْ أَهْلِ مِصْرَ، اسْمُهُ‏:‏ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ السَّمْحِ، وَكُنْيَتُهُ‏:‏ أَبُو السَّمْحِ، وَأَبُو الْهَيْثَمِ هَذَا اسْمُهُ سُلَيْمَانُ بْنُ عَمْرٍو الْعُتْوَارِيُّ مِنْ ثِقَاتِ أَهْلِ فِلَسْطِينَ، وَقَوْلُهُ‏:‏ عَلَيْهِ، بِمَعْنَى لَهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1721: Abdullah bin Muhammmad bin Salin mengabarkan kepada kami, Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepada kami dari Darraj, dari Abu Al Haitsam, dari Abu Sa’id Al Khudri, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila kalian melihat orang yang senantiasa (biasa) pergi ke masjid, bersaksilah atasnya dengan keimanan (nyatakanlah bahwa dia orang beriman). Allah Jalla wa 'Ala berfirman, 'Hanyalah yang memakmurkan masjid- masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian’” 2 (Qs. At-Taubah [9]: 18) [2:1] Abu Hatim berkata, “Darraj di sini adalah orang Mesir. Namanya Abdurrahman bin As-Samh dan kunyah-nya Abu As-Samh." 3 Abu Al Haitsam namanya adalah Sulaiman bin Amr Al Utwari. Dia perawi yang tsiqah dari Palestina. 4 Redaksi hadits "alaihi" (atasnya) artinya adalah lahu (untuknya). 5

Shahih Ibnu Hibban #1722

صحيح ابن حبان ١٧٢٢: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ بُجَيْرٍ الْهَمْدَانِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو الطَّاهِرِ بْنُ السَّرْحِ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي حُيَيُّ بْنُ عَبْدِ اللهِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ رَجُلاً جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَأَلَهُ عَنْ أَفْضَلِ الأَعْمَالِ، قَالَ‏:‏ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ الصَّلاَةُ، قَالَ‏:‏ ثُمَّ مَهْ‏؟‏ قَالَ‏:‏ ثُمَّ الصَّلاَةُ، قَالَ‏:‏ ثُمَّ مَهْ‏؟‏ قَالَ‏:‏ ثُمَّ الصَّلاَةُ، ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، قَالَ‏:‏ ثُمَّ مَهْ‏؟‏ قَالَ‏:‏ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، قَالَ‏:‏ فَإِنَّ لِي وَالِدَيْنِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ آمُرُكَ بِوَالِدَيْكَ خَيْرًا، فَقَالَ‏:‏ وَالَّذِي بَعَثَكَ نَبِيًّا، لَأُجَاهِدَنَّ وَلَأَتْرُكَنَّهُمَا، قَالَ‏:‏ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ فَأَنْتَ أَعْلَمُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1722: Umar bin Muhammad bin Bujair Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Abu Ath-Thahir Ibnu As-Sarh menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada lrami, Huyay bin Abdullah mengabaikan kepadaku dari Abu Abdurrahman Al Hubuli, dari Abdullah bin Amr, bahwa seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya kepada beliau tentang amalan yang paling utama. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu menjawab,"Shalat” Dia bertanya lagi, “Lalu apa lagi?”Nabi menjawab, “Kemudian shalat” Dia bertanya lagi, “Lalu apa lagi?" Nabi menjawab, “Kemudian shalat." sebanyak tiga kali. Dia bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Nabi menjawab, “Kemudian Jihad di jalan Allah.” Dia kemudian berkata, “Sesungguhnya aku memiliki kedua orang tua.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda, “Kuperintahkan engkau agar berbakti kepada kedua orang tuamu.” Dia lalu berkata, “Demi Dzat yang mengutusmu sebagai Nabi, sungguh aku akan berjihad dan meninggalkan keduanya." 6 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda, ‘Kalau begitu kamu lebih mengetahui." 7 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #1723

صحيح ابن حبان ١٧٢٣: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ مُجَاشِعٍ السَّخْتِيَانِيُّ، حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيْمٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ‏:‏ يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ، أُعِيذُكَ بِاللَّهِ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ، إِنَّهَا سَتَكُونُ أُمَرَاءُ، مَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي، وَلَسْتُ مِنْهُ، وَلَنْ يَرِدَ عَلَيَّ الْحَوْضَ، وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، فَهُوَ مِنِّي، وَأَنَا مِنْهُ، وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ‏.‏ يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ، الصَّلاَةُ قُرْبَانٌ، وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيَّةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَالنَّاسُ غَادِيَانِ، فَمُبْتَاعٌ نَفْسَهُ، فَمُعْتِقٌ رَقَبَتَهُ، وَمُوبِقُهَا‏.‏ يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ، إِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ‏:‏ قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ لَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ يُرِيدُ‏:‏ لَيْسَ مِثْلِي وَلَسْتُ مِثْلَهُ فِي ذَلِكَ الْفِعْلِ وَالْعَمَلِ، وَهَذِهِ لَفْظَةٌ مُسْتَعْمَلَةٌ لأَهْلِ الْحِجَازِ وَقَوْلُهُ‏:‏ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ يُرِيدُ بِهِ جَنَّةً دُونَ جَنَّةٍ، لأَنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ، وَهَذَا كَقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ وَلَدُ الزِّنَى، وَلاَ يَدْخُلُ الْعَاقُّ الْجَنَّةَ، وَلاَ مَنَّانٌ يُرِيدُ جَنَّةً دُونَ جَنَّةٍ، وَهَذَا بَابٌ طَوِيلٌ سَنَذْكُرُهُ فِيمَا بَعْدُ مِنْ هَذَا الْكِتَابِ إِنْ قَضَى اللَّهُ ذَلِكَ وَشَاءَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1723: Imran bin Musa bin Mujasyi As-Sikhtiyani mengabarkan kepada kami, Hudbah bin Khalid menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada Irami Hari Abdullah bin Utsman bin Khutsaim, dari Abdurrahman bin Sabith, dari Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Ka’b bin Ujrah, aku memintakan perlindungan kepada Allah untukmu dari pemimpin-pemimpin yang bodoh. Sesungguhnya akan ada pemimpin-pemimpin yang seperti itu, dan barangsiapa masuk menjadi bagian mereka lalu membantu kezhaliman mereka dan membenarkan kedustaan mereka, maka dia tidak termasuk golonganku dan aku bukan bagian darinya, sehingga dia tidak akan sampai ke telagaku. Sedangkan barangsiapa tidak menjadi bagian mereka dan tidak membantu kezhaliman mereka, serta tidak membenarkan kedustaan mereka, maka dia termasuk golonganku dan aku pun merupakan bagian darinya, sehingga dia akan sampai ke telagaku. Wahai Ka’ab bin Ujrah, shalat itu adalah Kurban (ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah), puasa adalah perisai, dan sedekah dapat menghilangkan dosa seperti air yang dapat memadamkan api. Manusia bepergian pada pagi hari (untuk beraktivitas); ada yang menjual dirinya, ada yang memerdekakan budaknya dan ada yang merusak sedekah tersebut. Wahai Ka ’b bin Ujrah, sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang berasal dari harta haram." 8 [2:1] Abu Hatim RA berkata: Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam “maka dia tidak termasuk golonganku dan aku bukan bagian darinya” maksudnya adalah “dia tidak sepertiku dan aku pun tidak sepertinya dalam perbuatannya”. Kata ini digunakan oleh penduduk Hijaz. Sedangkan sabda beliau “ tidak akan masuk surga daging yang berasal dari harta haram” maksudnya adalah surga tertentu, karena surga itu banyak. Hal ini seperti sabda Nabi “tidak akan masuk surga anak zina, tidak akan masuk surga orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan tidak akan masuk surga orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian"9 Maksudnya adalah surga tertentu. Ini merupakan bab panjang yang akan kami uraikan nanti.

Shahih Ibnu Hibban #1724

صحيح ابن حبان ١٧٢٤: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ الطَّائِيُّ، بِمَنْبِجَ، أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ عَمِّهِ أَبِي سُهَيْلِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ سَمِعَ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللهِ، يَقُولُ‏:‏ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَهْلِ نَجْدٍ، ثَائِرَ الرَّأْسِ، يُسْمَعُ دَوِيُّ صَوْتِهِ وَلاَ يُفْقَهُ مَا يَقُولُ، حَتَّى دَنَا مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِذَا هُوَ يَسْأَلُ عَنِ الإِسْلاَمِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ، قَالَ‏:‏ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُنَّ‏؟‏ قَالَ‏:‏ لاَ إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ، قَالَ‏:‏ وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ وَصِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ، قَالَ‏:‏ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُ‏؟‏ قَالَ‏:‏ لاَ إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ، قَالَ‏:‏ وَذَكَرَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الزَّكَاةَ، فَقَالَ‏:‏ هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهَا‏؟‏ قَالَ‏:‏ لاَ إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ، قَالَ‏:‏ فَأَدْبَرَ الرَّجُلُ وَهُوَ يَقُولُ‏:‏ وَاللَّهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا وَلاَ أَنْقُصُ مِنْهُ شَيْئًا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1724: Umar bin Sa’id bin Sinan Ath-Tha'i mengabarkan kepada kami di Manbaj, Ahmad bin Abu Bakar mengabarkan kepada kami dari Malik, dari pamannya Abu Suhail bin Malik, dari ayahnya, bahwa dia mendengar Thalhah bin Ubaidillah berkata: Seorang laki- laki dari penduduk Najed menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kepalanya acak- acakan, gema suaranya terdengar, tetapi perkataannya tidak dapat dipahami. Setelah dekat dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia bertanya tentang Islam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Shalat lima waktu dalam sehari semalam.”, Dia bertanya lagi “Apakah aku wajib menunaikan yang lain?” Nabi menjawab, "Tidak kecuali engkau menunaikan (shalat) sunah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda, “Juga berpuasa pada bulan Ramadhan.” Laki-laki tersebut bertanya lagi, Apakah aku wajib menunaikan yang lain?” Nabi menjawab, "kecuali engkau menunaikan (puasa) sunah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian memberitahukan lelaki tersebut tentang zakat. Laki-laki itu bertanya lagi, “Apakah aku wajib menunaikan yang lain?” Nabi menjawab, “Tidak, kecuali engkau menunaikan yang sunah." Laki-laki tersebut kemudian berlalu, seraya berkata, ‘Demi Allah, aku tidak akan menambahnya atau menguranginya sedikit pun.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, “Dia beruntung jika benar."10 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #1725

صحيح ابن حبان ١٧٢٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَحْمُودِ بْنِ عَدِيٍّ، حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ زَنْجُوَيْهِ، حَدَّثَنَا يَعْلَى بْنُ عُبَيْدٍ، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ كَمَثَلِ نَهْرٍ جَارٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1725: Muhammad bin Mahmud bin Adi mengabarkan kepada kami, Humaid bin Zanjuwaih menceritakan kepada kami, Ya’la bin Ubaid menceritakan kepada kami, Al A’masy menceritakan kepada kami dari Abu Sufyan, dari Jabir, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan shalat fardhu adalah seperti sungai yang (airnya) mengalir di depan pintu salah seorang dari kalian, dan dia mandi di sungai tersebut sebanyak lima kali dalam sehari.”11 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #1726

صحيح ابن حبان ١٧٢٦: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْجُنَيْدِ، بِتُسْتَرَ، حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ مُضَرَ، عَنِ ابْنِ الْهَادِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ‏:‏ أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ مَا تَقُولُونَ‏؟‏ هَلْ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا‏؟‏ قَالُوا‏:‏ لاَ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ، قَالَ‏:‏ ذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1726: Muhammad bin Abdullah bin Al Junaid mengabarkan kepada kami di Tustar, Qutaibah menceritakan kepada kami, Bakar bin Mudhar menceritakan kepada kami dari Ibnu Al Hadi, dari Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu rumah seseorang dari kalian, dan dia mandi di dalamnya sebanyak lima kali dalam sehari? Apakah masih tersisa kotoran dalam dirinya ?”Mereka menjawab, ‘Tidak tersisa kotoran pada dirinya sedikit pun.” Nabi bersabda, “Begitulah perumpamaan shalat lima waktu, Allah akan menghapus dosa-dosa karena shalat tersebut.”12 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #1727

صحيح ابن حبان ١٧٢٧: أَخْبَرَنَا ابْنُ سَلْمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي شَدَّادٌ أَبُو عَمَّارٍ، حَدَّثَنِي وَاثِلَةُ بْنُ الأَسْقَعِ، قَالَ‏:‏ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَصَبْتُ حَدًّا فَأَقِمْهُ عَلَيَّ، قَالَ‏:‏ فَأَعْرَضَ عَنْهُ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أَصَبْتُ حَدًّا فَأَقِمْهُ عَلَيَّ، فَأَعْرَضَ عَنْهُ، ثُمَّ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ، فَلَمَّا سَلَّمَ، قَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أَصَبْتُ حَدًّا فَأَقِمْهُ عَلَيَّ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ هَلْ تَوَضَّأْتَ حِينَ أَقْبَلْتَ‏؟‏ قَالَ‏:‏ نَعَمْ، قَالَ‏:‏ صَلَّيْتَ مَعَنَا‏؟‏ قَالَ‏:‏ نَعَمْ، قَالَ‏:‏ فَاذْهَبْ، فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1727: Ibnu Salm mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Al Walid menceritakan kepada kami, Al Auza’i menceritakan kepada kami, Syaddad Abu Ammar menceritakan kepadaku, Watsilah bin Al Asqa menceritakan kepadaku, dia berkata : Seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah melanggar suatu hadd, maka adililah aku.” Nabi berpaling darinya. Laki-laki tersebut lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah melanggar suatu hadd, maka adililah aku.” Akan tetapi Nabi tetap berpaling darinya, dan shalat pun dilaksanakan. Seusai salam, laki-laki tersebut berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah melanggar suatu hadd, maka adililah aku.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya kepadanya, “Apakah kamu telah berwudhu ketika kamu datang ?” Laki-laki itu menjawab, “Sudah.” Nabi bertanya lagi, “Apakah kamu telah mendirikan shalat bersama kami?” Laki-laki itu menjawab, “Ya" Beliau lalu bersabda, “Pergilah, sesungguhnya Allah telah mengampunimu”13 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #1728

صحيح ابن حبان ١٧٢٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْجُنَيْدِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ النَّخَعِيِّ، عَنْ عَلْقَمَةَ، وَالأَسْوَدِ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ‏:‏ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ‏:‏ إِنِّي أَخَذْتُ امْرَأَةً فِي الْبُسْتَانِ، فَأَصَبْتُ مِنْهَا كُلَّ شَيْءٍ إِلاَّ أَنِّي لَمْ أَنْكِحْهَا، فَافْعَلْ بِي مَا شِئْتَ، فَلَمْ يَقُلْ لَهُ شَيْئًا، ثُمَّ دَعَاهُ، فَقَرَأَ عَلَيْهِ هَذِهِ الآيَةَ‏:‏ ‏{‏أَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ، إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ‏}‏‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ‏:‏ الْعَرَبُ تَذْكُرُ الشَّيْءَ إِذَا احْتَوَى اسْمُهُ عَلَى أَجْزَاءٍ وَشُعُبٍ، فَتَذْكُرُ جُزْءًا مِنْ تِلْكَ الأَجْزَاءِ بِاسْمِ ذَلِكَ الشَّيْءِ نَفْسِهِ، فَلَمَّا كَانَتِ الْمَحْظُورَاتُ كُلُّهَا مِمَّا نُهِيَ الْمَرْءُ عَنِ ارْتِكَابِهَا، وَاشْتَمَلَ عَلَيْهَا كُلَّهَا اسْمُ الْمَعْصِيَةِ، وَكَانَ الزِّنَى مِنْهَا يُوجِبُ الْحَدَّ عَلَى مُرْتَكِبِهَا، وَلَهَا أَسَبَابٌ يُتَسَلَّقُ مِنْهَا إِلَيْهِ، أُطْلِقَ اسْمُ كُلِّيَّتِهِ عَلَى سَبَبِهِ الَّذِي هُوَ الْقُبْلَةُ وَاللَّمْسُ دُونَ الْجِمَاعِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1728: Muhammad bin Abdullah bin Al Junaid mengabarkan kepada kami, dia berkata: Qutaibah bin Sa’id menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Simak, dari Ibrahim An-Nakha’i, dari Alqamah dan Al Aswad, dari Ibnu Mas’ud, dia berkata: Seorang laki-laki menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah bertemu seorang perempuan di kebun, lalu aku melakukan segala sesuatu padanya, hanya saja aku tidak menikahinya, maka lakukanlah sesuatu kepadaku sesukamu!" Nabi tidak mengatakan apa-apa. Beliau lalu memanggilnya dan membacakan ayat “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”14 (Qs. Huud [11]: 114) [2:1] Abu Hatim RA berkata, “Orang-orang Arab menyebut sesuatu apabila namanya mengandung bagian-bagian dan cabang-cabang. Oleh karena itu, mereka menyebut bagian dari bagian-bagian tersebut dengan nama sesuatu itu sendiri. Mengingat seluruh larangan merupakan sesuatu yang dilarang seseorang untuk dilakukan, dan semua yang terkandung di dalamnya dinamakan maksiat, sedangkan zina merupakan perbuatan yang menyebabkan pelakunya dihukum had dan memiliki sebab-sebab yang menjadikan terpeleset ke dalamnya, maka nama keseluruhannya disebut dengan nama yang merupakan sebabnya, yaitu mencium dan meraba yang bukan bersetubuh.”

Shahih Ibnu Hibban #1729

صحيح ابن حبان ١٧٢٩: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، بِالصُّغْدِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى، حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ، عَنْ أَبِيهِ، حَدَّثَنَا أَبُو عُثْمَانَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ أَنَّهُ أَصَابَ مِنَ امْرَأَةٍ قُبْلَةً كَأَنَّهُ يَسْأَلُ عَنْ كَفَّارَتِهَا، فَأَنْزَلَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ‏:‏ ‏{‏أَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ، إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ، ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ‏}‏ قَالَ‏:‏ فَقَالَ الرَّجُلُ‏:‏ أَلِي هَذِهِ‏؟‏ قَالَ‏:‏ هِيَ لِمَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ أُمَّتِي‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1729: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami di Ash-Shughd, 15 Muhammad bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Mu’tamir menceritakan kepada kami dari ayahnya, Abu Utsman menceritakan kepada kami dari Ibnu Mas’ud, bahwa seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu menceritakan kepada beliau bahwa dia telah mencium seorang perempuan. Seakan-akan laki-laki tersebut menanyakan tentang kafaratnya. Allah lalu menurunkan ayat, “Dan laksanakanlah shalat itu pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (Qs. Huud [11]: 114) Laki-laki tersebut lalu bertanya, “Apakah ini hanya berlaku untukku?” Nabi menjawab, “Dia berlaku untuk siapa saja yang melakukannya dari kalangan umatku.”16 [2:1]

Shahih Ibnu Hibban #1730

صحيح ابن حبان ١٧٣٠: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ، حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، وَالأَسْوَدِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَجُلٌ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي لَقِيتُ امْرَأَةً فِي الْبُسْتَانِ، فَضَمَمْتُهَا إِلَيَّ وَقَبَّلْتُهَا وَبَاشَرْتُهَا، وَفَعَلْتُ بِهَا كُلَّ شَيْءٍ إِلاَّ أَنِّي لَمْ أُجَامِعْهَا، فَسَكَتَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ‏:‏ ‏{‏أَقِمِ الصَّلاَةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ، إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ، ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ‏}‏ قَالَ‏:‏ فَدَعَاهُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَرَأَهَا عَلَيْهِ، فَقَالُ عُمَرُ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، أَلَهُ خَاصَّةً‏؟‏ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ بَلْ لِلنَّاسِ كَافَّةً‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1730: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabaikan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Waki mengabarkan kepada kami, Israil menceritakan kepada kami dari Simak bin Harb, dari Ibrahim, dari Alqamah dan Al Aswad, dari Abdullah, dia berkata, “Seorang laki-laki berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku bertemu perempuan di kebun, lalu aku memeluknya, menciumnya, dan mencumbunya. Aku melakukan segala sesuatu terhadapnya, hanya saja aku tidak menyetubuhinya.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hanya terdiam. Allah lalu menurunkan ayat, “Dan laksanakanlah shalat itu pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)." (Qs. Huud [11]: 114). Rasulullah pun memanggilnya lalu membacakan ayat tersebut. Umar kemudian bertanya, “Apakah ayat ini hanya berlaku untuknya?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Justru untuk seluruh manusia.”17 [2:1]