صحيح ابن حبان ١٥٤١: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَلاَّدٍ الْبَاهِلِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي لَبِيدٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لاَ تَغْلِبَنَّكُمُ الأَعْرَابُ عَلَى اسْمِ صَلاَتِكُمُ الْعِشَاءِ، يُسَمُّونَهَا الْعَتَمَةَ لِإِعْتَامِ الإِبِلِ.
Shahih Ibnu Hibban 1541: Al Hasan bin Sufyan telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Khalad Al Bahili telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Sa’id telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Abu Labid telah menceritakan kepadaku sebuah hadits dari Abu Salamah dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Janganlah orang- orang Arab dusun mengalahkan kamu atas penamaan shalat Isyamu dengan nama Atamah karena kegelapan (kebodohan) unta. ” 512 [43:2]
صحيح ابن حبان ١٥٤٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ الشَّطَوِيُّ، بِبَغْدَادَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ يَحْيَى بْنُ الْمُغِيرَةِ الْمَخْزُومِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ عُثْمَانَ، عَنِ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: سَأَلَ صَفْوَانُ بْنُ الْمُعَطَّلِ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا نَبِيَّ اللهِ، إِنِّي سَائِلُكَ عَنْ أَمْرٍ أَنْتَ بِهِ عَالِمٌ، وَأَنَا بِهِ جَاهِلٌ، قَالَ: مَا هُوَ؟ قَالَ: هَلْ مِنْ سَاعَاتِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سَاعَةٌ تُكْرَهُ فِيهَا الصَّلاَةُ؟ قَالَ: نَعَمْ، إِذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ فَدَعِ الصَّلاَةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ لِقَرْنِ الشَّيْطَانِ، ثُمَّ صَلِّ وَالصَّلاَةُ مُتَقَبَّلَةٌ حَتَّى تَسْتَوِيَ الشَّمْسُ عَلَى رَأْسِكَ كَالرُّمْحِ، فَإِذَا كَانَتْ عَلَى رَأْسِكَ كَالرُّمْحِ فَدَعِ الصَّلاَةَ، فَإِنَّهَا السَّاعَةُ الَّتِي تُسْجَرُ فِيهَا جَهَنَّمَ، وَيُغَمُّ فِيهَا زَوَايَاهَا حَتَّى تَزِيغَ، فَإِذَا زَاغَتْ فَالصَّلاَةُ مَحْضُورَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ حَتَّى تُصَلِّيَ الْعَصْرَ، ثُمَّ دَعِ الصَّلاَةَ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ.
Shahih Ibnu Hibban 1542: Muhammad bin Ahmad Asy-Syathawi513 telah mengabarkan kepada kami ketika berada di Baghdad, ia berkata, Abu Salamah Yahya bin Al Mughirah Al Makhzumi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Abu Fudaik telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Adh-Dhahhak bin Utsman dari Al Maqbury dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Shafwan bin Al Muaththal telah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, Wahai Nabiyullah, sungguh aku bertanya kepadamu tentang sebuah perkara yang engkau ketahui dan aku tidak mengetahuinya”. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Perkara apakah itu?, ia berkata, “Apakah di kala malam dan siang hari, terdapat waktu-waktu tertentu yang dibenci untuk melakukan shalat pada waktu-waktu tersebut?, beliau menjawab, "Betul, yaitu jika engkau telah selesai shalat subuh, maka janganlah engkau melakukan shalat lagi sesudahnya, hingga matahari terbit dari kedua tanduk syetan, kemudian shalatlah, dan shalat akan diterima hingga matahari sejajar dengan kepalamu, lurus seperti tombak Maka jika matahari tepat sejajar di atas kepalamu seperti tombak, maka jangan melakukan shalat, itulah saat di mana neraka Jahannam sedang dinyalakan, dan semua sudutnya akan mengepulkan asap514, hingga matahari mulai condong, maka pada saat itu shalat diperbolehkan dan akan diterima, hingga datang waktu engkau menunaikan shalat ashar. Setelah ashar janganlah engkau menunaikan shalat, hingga matahari terbenam"515. [65:3]
صحيح ابن حبان ١٥٤٣: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي عَوْنٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَالِكٌ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ، وَعَنِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ.
Shahih Ibnu Hibban 1543: Muhammad bin Ahmad bin Abu Aun telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ahmad bin Abu Bakar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Malik dari Muhammad bin Yahya bin Habban telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Al A’raj dari Abu Hurairah RA, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang melaksanakan shalat setelah Ashar sampai matahari terbenam dan melarang melaksanakan shalat setelah Shubuh sampai matahari terbit”. 516.[4:13]
صحيح ابن حبان ١٥٤٤: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ حِبَّانَ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ، وَعَنِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ.
Shahih Ibnu Hibban 1544: Al Fadhl bin Al Hubbab telah mengabarkan kepada kami, Al Qa nabi telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dan Malik dari Muhammad bin Habban dari Al A’raj dari Abu Hurairah RA, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang melaksanakan shalat setelah Ashar sampai matahari terbenam dan melarang melaksanakan shalat setelah Shubuh sampai matahari terbit." 517 [2:8]
صحيح ابن حبان ١٥٤٥: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا طَلَعَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَلاَ تُصَلُّوا حَتَّى يَبْرُزَ، ثُمَّ صَلُّوا، فَإِذَا غَابَ حَاجِبُ الشَّمْسِ، فَلاَ تُصَلُّوا حَتَّى تَغْرُبَ، ثُمَّ صَلُّوا، وَلاَ تَحَيَّنُوا بِصَلاَتِكُمْ طُلُوعَ الشَّمْسِ، وَلاَ غُرُوبَهَا، وَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ.
Shahih Ibnu Hibban 1545: Abdullah bin Muhammad Al Azdi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdah bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Hisyam bin Urwah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari ayahnya dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Apabila pinggiran matahari telah kelihatan, maka tangguhkanlah shalat sampai bersinar terang, kemudian shalatlah kalian. Dan apabila pinggiran matahari mulai terbenam, maka tangguhkanlah shalat sampai terbenam, kemudian shalatlah kalian. Dan janganlah kalian mengambil waktu untuk melaksanakan shalat pada saat matahari sedang terbit atau tenggelam, sesungguhnya ia terbit di antara dua tanduk syetan ”518 [13:4]
صحيح ابن حبان ١٥٤٦: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ يَزِيدَ الْفَرَّاءُ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: ثَلاَثُ سَاعَاتٍ كَانَ يَنْهَانَا عَنْهُنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُصَلِّيَ فِيهِنَّ، وَأَنْ نَقْبُرَ فِيهِنَّ مَوْتَانَا: حِينَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً حَتَّى تَرْتَفِعَ، وَحِينَ يَقُومُ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ حَتَّى تَمِيلَ الشَّمْسُ، وَحِينَ تَصَوَّبُ الشَّمْسُ لِغُرُوبِهَا.
Shahih Ibnu Hibban 1546: Hasan bin Sufyan telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Sa’ad bin Yazid Al Fara' telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Musa bin Ali bin Rabah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari ayahnya dari Uqbah bin Amir, ia berkata, "Ada tiga waktu di mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kita melakukan shalat dan melarang untuk menguburkan jenazah, yaitu ketika matahari mulai terbit hingga ia meninggi, tatkala tengah hari hingga matahari agak mulai condong, dan ketika matahari turun terbenam ”519 [13:4]
صحيح ابن حبان ١٥٤٧: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، وَشُعْبَةُ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ هِلاَلِ بْنِ يِسَافٍ، عَنْ وَهْبِ بْنِ الأَجْدَعِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لاَ تُصَلُّوا بَعْدَ الْعَصْرِ إِلاَّ أَنْ تُصَلُّوا وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ.
Shahih Ibnu Hibban 1547: Umar bin Muhammad Al Hamdani telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdurrahman telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan dan Syu’bah, keduanya telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Manshur dari Hilal bin Yisaf dari Wahab bin Al Ajda’ dari Ali bin Abu Thalib RA dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Janganlah kalian melakukan shalat setelah Ashar kecuali jika ketika kalian shalat, matahari masih meninggi ”520 [13:4]
صحيح ابن حبان ١٥٤٨: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لاَ يَتَحَرَّى أَحَدُكُمْ، فَيُصَلِّي عِنْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ، وَلاَ عِنْدَ غُرُوبِهَا.
Shahih Ibnu Hibban 1548: Umar bin Sa’id bin Sinan telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ahmad bin Abu Bakar mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Malik dari Nafi’ dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian menunggu>”521 untuk melakukan shalat ketika matahari terbit dan ketika matahari terbenam“.522 [13:4]
صحيح ابن حبان ١٥٤٩: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَنْصُورُ بْنُ أَبِي مُزَاحِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مُعَاذٍ التَّيْمِيِّ، عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: صَلاَتَانِ لاَ صَلاَةَ بَعْدَهُمَا: صَلاَةُ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ، وَصَلاَةُ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ.
Shahih Ibnu Hibban 1549: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Manshur bin Abu Muzahim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibrahim bin Sa’ad telah menceritakan kepada sebuah hadits dari ayahnya dari Mu’adz At-Taimi523 dari Sa’ad bin Abu Waqqash dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada dua shalat yang setelaknya tidak ada shalat524 lagi: yaitu shalat Ashar sampai matahari terbenam, dan shalat Shubuh sampai matahari terbit” 525 [8:2]
صحيح ابن حبان ١٥٥٠: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عِيسَى الْمِصْرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْقُرَشِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَجُلاً أَتَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ سَاعَاتِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سَاعَةٌ تَأْمُرُنِي أَنْ لاَ أُصَلِّيَ فِيهَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ فَأَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ، ثُمَّ الصَّلاَةُ مَشْهُودَةٌ مَحْضُورَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ حَتَّى يَنْتَصِفَ النَّهَارُ، فَإِذَا انْتَصَفَ النَّهَارُ فَأَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَمِيلَ الشَّمْسُ، فَإِنَّ حِينَئِذٍ تُسَعَّرُ جَهَنَّمُ، وَشِدَّةُ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ، فَإِذَا زَالَتِ الشَّمْسُ فَالصَّلاَةُ مَحْضُورَةٌ مَشْهُودَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ حَتَّى تُصَلِّيَ الْعَصْرَ، فَإِذَا صَلَّيْتَ الْعَصْرَ فَأَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَغِيبَ الشَّمْسُ، فَإِنَّهَا تَغِيبُ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ، ثُمَّ الصَّلاَةُ مَشْهُودَةٌ مَحْضُورَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ حَتَّى تُصَلِّيَ الصُّبْحَ.
Shahih Ibnu Hibban 1550: Ahmad bin Ali Al Mutsanna 526 telah mengabarkan kepada kami. ia berkata. Ahmad bin Isa Al Mishri telah menceritakan kepada kami, ia berkala. Ibnu Wahab telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Iyadh bin Abdullah Al Qurasyi dari Sa'id bin Abu Sa’id dari Abu Hurairah RA sesungguhnya ada seseorang yang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia bertanya, “Wahai Rasulullah kapankah waktunya pada malam dan siang hari bahwa engkau memerintahkan kepadaku pada waktu tersebut untuk tidak mengerjakan shalat? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika telah menunaikan shalat Shubuh. maka janganlah shalat hingga matahari meninggi, karena ia terbit di antara dua tanduk syetan. Jika matahari sudah meninggi maka boleh melakukan shalat dan akan diterima sampai siang mulai terik. Jika siang sudah sangat terik maka janganlah engkau sampai matahari mulai condong sebab di saat siang sangat terik neraka Jahannam sedang dinyalakan, dan teriknya matahari adalah dari hembusan neraka Jahannam. Jika matahari mulai menggelincir maka shalat diperbolehkan dan akan diterima sampai datangnya waktu Ashar. Jika engkau telah menunaikan shalat Ashar, maka jangan engkau shalat sampai matahari terbenam, karena ia terbenam di antara dua tanduk syetan. Setelah itu shalat kembali diperbolehkan dan akan diterima sampai kembali datang waktu Shubuh”527 [8:2]