صحيح ابن حبان ١٥٠١: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ عَمْرَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: إِنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُصَلِّي الصُّبْحَ، فَيَنْصَرِفُ النِّسَاءُ مُتَلَفِّعَاتٍ بِمُرُوطِهِنَّ، مَا يُعْرَفْنَ مِنَ الْغَلَسِ.
Shahih Ibnu Hibban 1501: Abu Khalifah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Al Qa’nabi telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Malik dari Yahya bin Sa*id dari Amrah dari Aisyah, ia berkata, Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat Shubuh (bersama wanita mukmin), kemudian para wanita dalam keadaan kepala mereka terselubung dalam kerudung dan mereka tidak mengenal satu sama lain karena masih gelap.', 458 [7:5]
صحيح ابن حبان ١٥٠٢: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ فَصَلَّى الظُّهْرَ حِينَ زَاغَتِ الشَّمْسُ.
Shahih Ibnu Hibban 1502: Ibnu Qutaibah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ibnu Abu As-Sam telah menceritakan kepada kami ia berkata, Abdurrazzaq telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ma’mar telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Ma’mar dari Az-Zuhri dari Anas bin Malik, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar, kemudian mengerjakan shalat Zhuhur pada saat tergelincirnya matahari”. 459 [7:5]
صحيح ابن حبان ١٥٠٣: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ عَوْفٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو الْمِنْهَالِ، قَالَ: انْطَلَقَ أَبِي وَانْطَلَقْتُ مَعَهُ، فَدَخَلْنَا عَلَى أَبِي بَرْزَةَ، فَقَالَ لَهُ أَبِي: حَدِّثْنَا كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ؟ قَالَ: كَانَ يُصَلِّي الْهَجِيرَ الَّتِي تَدْعُونَهَا الْأُولَى حِينَ تَدْحَضُ الشَّمْسُ، وَيُصَلِّي الْعَصْرَ، ثُمَّ يَرْجِعُ أَحَدُنَا إِلَى رَحْلِهِ فِي أَقْصَى الْمَدِينَةِ، قَالَ: وَنَسِيتُ مَا قَالَ فِي الْمَغْرِبِ، قَالَ: وَكَانَ يَسْتَحِبُّ أَنْ يُؤَخِّرَ الْعِشَاءَ الَّتِي تَدْعُونَهَا الْعَتَمَةَ، وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا، وَكَانَ يَنْفَتِلُ مِنْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ حِينَ يَعْرِفُ الرَّجُلُ جَلِيسَهُ، وَكَانَ يَقْرَأُ بِالسِّتِّينَ إِلَى الْمِائَةِ.
Shahih Ibnu Hibban 1503: Abu Ya’la telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Isma’il bin Ulayyah telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Auf, ia berkata, Abu Al Minhal telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Aku dan Ayahku keluar menuju rumah Abu Barzah, pada saat kami masuk rumah Abu Barzah, Ayahku berkata kepadanya, “Ceritakanlah kepada kami bagaimana cara Rasulullah mengerjakan shalat fardhu?”. Abu Barzah berkata, “Nabi mengerjakan shalat Zhuhur yang (Al Hajiir Allatii) 460 Anda namakan dengan Al- Uula “ Shalat pertama” ialah ketika matahari tergelincir ke barat461. Ia shalat Ashar, kemudian462 salah seorang dari kami kembali dari perjalanannya ke ujung kota463, sedangkan matahari masih terasa panasnya. (Sayyar lupa ucapannya tentang shalat Maghrib). Nabi suka mengundurkan shalat Isya’ yang kamu namakan Atamah hingga sepertiga malam. Kemudian ia berkata, “Hingga separuh malam.’ ’Rasulullah tidak suka tidur sebelum shalat Isya dan tidak suka bercakap-cakap sesudahnya. Selesai shalat Shubuh ketika seseorang telah mengenal orang yang duduk di sampingnya. Sedangkan, Nabi membaca dalam shalat itu sebanyak 60 hingga 100 ayat” 464[27:1]
صحيح ابن حبان ١٥٠٤: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنِ الْعَلاَءِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنَّ الْحَرَّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ، فَأَبْرِدُوا بِالصَّلاَةِ.
Shahih Ibnu Hibban 1504: Abu Khalifah telah mengabarkan kepada kami, Al Qa’bani telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdul Aziz bin Muhammad telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Al Ala dari ayahnya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya panas menyengat adalah berasal dari hembusan api neraka Jahannam, maka tunaikanlah shalat sewaktu (matahari) lebih dingin”465. [8:4]
صحيح ابن حبان ١٥٠٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّامِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ الأَزْرَقُ، عَنْ شَرِيكٍ، عَنْ بَيَانَ بْنِ بِشْرٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، قَالَ: كُنَّا نُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلاَةَ الظُّهْرِ بِالْهَاجِرَةِ، وَقَالَ لَنَا: أَبْرِدُوا بِالصَّلاَةِ، فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ.
Shahih Ibnu Hibban 1505: Muhammad bin Abdurrahman As-Sami telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ahmad bin Hanbal telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ishaq bin Yusuf Al Azraqi telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Syarik dari Bayan bin Bisyr dari Qais bin Abu Hazim dari Al Mughirah bin Syu’bah, ia berkata, Kami shalat Zhuhur bersama Rasulullah pada tengah hari setelah tergelincirnya matahari, kemudian beliau berkata kepada kami, "Tundalah shalat hingga udara dingin, karena panas yang menyengat adalah berasal dari hembusan api neraka Jahannam”466 [8:4]
صحيح ابن حبان ١٥٠٦: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلاَةِ، فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ.
Shahih Ibnu Hibban 1506: Abdullah bin Muhammad Al Azdi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ma’mar telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Az-Zuhri dari Sa’id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Jika panas menyengat, tundalah shalat hingga udara dingin, karena panas yang menyengat adalah berasal dari hembusan api neraka Jahannam”.467[8:4]
صحيح ابن حبان ١٥٠٧: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ مَوْهَبٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، وَأَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا عَنِ الصَّلاَةِ، فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ.
Shahih Ibnu Hibban 1507: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Yazid bin Mawhab telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Laits telah menceritakan kepadaku sebuah hadits dari Ibnu Syihab dari Sa’id bin Musayab dan Abu Salamah dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika panas menyengat, tundalah shalat hingga udara dingin, karena panas yang menyengat adalah berasal dari hembusan api neraka Jahannam”.468 [95:1]
صحيح ابن حبان ١٥٠٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السَّامِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ: حَدَّثَنَا شَرِيكٌ، عَنْ بَيَانَ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، بِالْهَاجِرَةِ، فَقَالَ: أَبْرِدُوا بِالصَّلاَةِ، فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: تَفَرَّدَ بِهِ إِسْحَاقُ الأَزْرَقُ.
Shahih Ibnu Hibban 1508: Muhammad bin Abdurrahman As-Sami telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ahmad bin Hanbal telah menceritakan kepada kami, ia berkata. Ishaq bin Yusuf telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syarik telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Bayan dari Qais bin Hazim dari Al Mughirah bin Syu’bah, ia berkata, Kami shalat Zhuhur bersama Rasulullah pada tengah hari setelah tergelincirnya matahari, kemudian ia berkata, “Tundalah shalat hingga udara dingin, karena panas yang menyengat adalah berasal dari hembusan api neraka Jahannam."469 [95:1]
صحيح ابن حبان ١٥٠٩: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو الْحَسَنِ، قَالَ: سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ، يَقُولُ: إِنَّهُ سَمِعَ أَبَا ذَرٍّ، يَقُولُ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَأَرَادَ الْمُؤَذِّنُ أَنْ يُؤَذِّنَ بِالظُّهْرِ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَبْرِدْ، ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يُؤَذِّنَ، فَقَالَ لَهُ: أَبْرِدْ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا، حَتَّى رَأَيْنَا فَيْءَ التُّلُولِ، وَقَالَ: إِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ، فَإِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلاَةِ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَبُو الْحَسَنِ عُبَيْدُ بْنُ الْحَسَنِ مُهَاجِرٌ كُوفِيٌّ.
Shahih Ibnu Hibban 1509: Al Fadhl Ibnu Hubbab Al Jumahi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Al Walid Ath-Thayalisi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Al Hasan telah menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku mendengar Zaid bin Wahab berkata bahwa ia telah mendengar Abu Dzar berkata, Kami bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, lalu muadzin hendak mengumandangkan adzan untuk shalat Zhuhur. Lalu Nabi bersabda, "(Tunggulah hingga) dingin. Kemudian muadzin itu hendak mengumandangkan adzan kembali, lalu Nabi bersabda, "(Tunggulah hingga) dingin”. sebanyak dua atau tiga kali, sehingga kami melihat bayang-bayang tumpukan tanah atau pasir. Nabi bersabda, "Sesungguhnya panas yang amat sangat terik (menyengat) adalah berasal dari hembusan api neraka Jahannam. Maka Apabila panas sudah sangat menyengat, maka tundalah shalat hingga udara dingin ”470 [95:1] Abu Hatim RA berkata, “Abu Al Hasan adalah Ubaid bin Al Hasan471 Muhajir dari Kuffah.
صحيح ابن حبان ١٥١٠: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سِنَانٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ يَزِيدَ، مَوْلَى أَسْوَدَ بْنِ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَمُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا كَانَ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلاَةِ، فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ. وَذُكِرَ: أَنَّ النَّارَ اشْتَكَتْ إِلَى رَبِّهَا، فَأَذِنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ: نَفْسٍ فِي الشِّتَاءِ، وَنَفَسٍ فِي الصَّيْفِ.
Shahih Ibnu Hibban 1510: Umar bin Sa’id bin Sinan telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ahmad bin Abu Bakar telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Malik dari Abdullah bin Yazid hamba sahaya Aswad bin Sufyan dari Abu Salamah bin Abdurrahman dan Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika cuaca sedang panas, tundalah shalat hingga udara dingin, karena panas yang menyengat adalah berasal dari hembusan api neraka Jahannam. Dan disebutkan bahwa neraka mengadu kepada Tuhannya seraya berkata, "Wahai Tuhanku, sebagianku memakan sebagian yang lain" Lalu Tuhan mengizinkannya dua napas, napas pada musim dingin dan napas pada musim panas. Yaitu, suhu yang kamu dapati sangat panas dan suhu yang kamu dapati sangat dingin” 472 [95:1]