صحيح ابن حبان ١٤٣١: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَجَّاجِ السَّامِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنِّي أَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِ، أُعَلِّمُكُمْ إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ، وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا، وَلاَ يَسْتَنْجِ أَحَدُكُمْ بِيَمِينِهِ، وَكَانَ يَأْمُرُ بِثَلاَثَةِ أَحْجَارٍ، وَيَنْهَى عَنِ الرَّوْثَةِ وَالرِّمَّةِ.
Shahih Ibnu Hibban 1431: Abu Ya’la telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ibrahim bin Al Hajjaj As-Sami telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Wuhaib telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Ibnu Ajian dari Al Qa’qa’ bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Sungguh, aku bagi kalian tak ubahnya seperti orang tua. Aku akan mengajarkan kalian; jika kalian datang ke tempat buang air, janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Janganlah salah seorang diantara kalian beristinja dengan tangan kanan'." Beliau menyuruh beristinja dengan tiga buah batu dan melarang beristinja dengan kotoran hewan dan tulang yang telah usang.” 346 [3:2]
صحيح ابن حبان ١٤٣٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ الْهَاشِمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ زُرَارَةَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي هِنْدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: سَأَلْتُ عَلْقَمَةَ: هَلْ كَانَ ابْنُ مَسْعُودٍ شَهِدَ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَيْلَةَ الْجِنِّ، فَقَالَ عَلْقَمَةُ: أَنَا سَأَلْتُ ابْنَ مَسْعُودٍ فَقُلْتُ: هَلْ شَهِدَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ الْجِنِّ؟ فَقَالَ: لاَ، وَلَكِنَّا كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَفَقَدْنَاهُ، فَالْتَمَسْنَاهُ فِي الأَوْدِيَةِ وَالشِّعَابِ، فَقُلْنَا: اسْتُطِيرَ أَوِ اغْتِيلَ، قَالَ: فَبِتْنَا بِشَرِّ لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ، فَلَمَّا أَصْبَحْنَا إِذَا هُوَ جَاءَ مِنْ قِبَلِ حِرَاءَ، قَالَ: فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَقَدْنَاكَ فَطَلَبْنَاكَ، فَلَمْ نَجِدْكَ، فَبِتْنَا بِشَرِّ لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ، فَقَالَ: أَتَانِي دَاعِي الْجِنِّ، فَذَهَبْتُ مَعَهُ فَقَرَأْتُ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنَ، قَالَ: فَانْطَلَقَ بِنَا، فَأَرَانَا نِيرَانَهُمْ، وَسَأَلُوهُ الزَّادَ، فَقَالَ: لَكُمْ كُلُّ عَظْمٍ ذُكِرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ، يَقَعُ فِي أَيْدِيكُمْ أَوْفَرَ مَا يَكُونُ لَحْمًا، وَكُلُّ بَعْرٍ عَلَفًا لِدَوَابِّكُمْ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَلاَ تَسْتَنْجُوا بِالْعَظْمِ، وَلاَ بِالْبَعْرِ، فَإِنَّهُ زَادُ إِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ.
Shahih Ibnu Hibban 1432: Muhammad bin Abdullah Al Hasyimi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Amr bin Zurarah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Abu Za'idah telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Daud bin Abu Hind dari Asy-Sya’bi, ia berkata, Aku bertanya kepada Alqamah, Apakah Ibnu Mas’ud menyaksikan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tentang “malam jin?”. Alqamah menjawab, Aku bertanya kepada Ibnu Mas’ud. Aku berkata, Apakah salah satu dari kalian menyaksikan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, peristiwa “malam jin?”. Ia menjawab, “Tidak! Akan tetapi kami bersama rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu malam, tiba-tiba kami kehilangan beliau,, kami mencari beliau di lembah-lembah dan celah-celah bukit. Kami berkata, “Beliau dilarikan jin atau dibunuh secara diam-diam!”. 347 Ibnu Mas’ud melanjutkan, “Maka kami pun bermalam dengan melewati malam terburuk yang dialami oleh sekelompok kaum. Ketika datang waktu pagi, tiba-tiba beliau datang dari arah gua Hira Kami pun bertanya, “Wahai Rasulullah! Kami kehilanganmu. Kami mencarimu, namun tak jua menemukanmu. Kami bermalam dengan melewati malam terburuk yang dialami oleh sekelompok kaum.” beliau bersabda, “Aku didatangi oleh da’i dari kalangan jin. Aku berjalan bersamanya. Lalu aku membacakan Al Qur’an di hadapan mereka.” Ibnu Mas’ud melanjutkan, “Kemudian beliau berangkat membawa kami. Beliau memperlihatkan kepada kami kilatan api mereka. Lalu kami menanyakan kepada beliau tentang bekal makanan mereka. Beliau menjawab, “Setiap tulang yang disebut nama Allah (saat menyembelihnya) yang berada di tangan kalian niscaya dapat memenuhi apa yang menjadi daging mereka, dan setiap kotoran348 dari makanan hewan ternak milik kalian.’ ’Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda, “Kalian jangan beristinja’ dengan tulang dan kotoran hewan. Karena sesungguhnya ia menjadi bekal makanan saudara-saudara kalian dari kalangan jin ” 349 [3:2]
صحيح ابن حبان ١٤٣٣: أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْقَطَّانُ، بِتِنِّيسَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِشْكَابَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُصْعَبُ بْنُ الْمِقْدَامِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَمَسَّ الرَّجُلُ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 1433: Ishaq bin Muhammad Al Qaththan di Tinnis telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Isykab telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Mush’ab bin Al Miqdam telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Abu Az-Zubair dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, melarang seorang laki-laki menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan.” 350 [3:2]
صحيح ابن حبان ١٤٣٤: أَخْبَرَنَا ابْنُ سَلْمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، قَالَ: حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ أَبِي قَتَادَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَمْسَحْ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ، وَلاَ يَسْتَنْجِي بِيَمِينِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 1434: Ibnu Salm telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abdurrahman bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Walid telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Auza’i telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yahya bin Abu Katsir telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Abdullah bin Abu Qatadah telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Ayahku telah menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian kencing, maka janganlah ia menyentuh kemaluan dengan tangan kanannya. Dan janganlah ia beristinja’351 dengan tangan kanannya.”352 [3:2]
صحيح ابن حبان ١٤٣٥: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ عَبْدِ الْجَبَّارِ الصُّوفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ شُجَاعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي حَيْوَةُ، وَاللَّيْثُ، عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الاِسْتِنْجَاءِ بِالْيَمِينِ.
Shahih Ibnu Hibban 1435: Ahmad bin Al Hasan bin Abdul Jabbar Ash-Shufi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Al Walid bin Syuja’ telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Wahab telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Haywah dan Al Laits telah mengabarkan kepadaku sebuah hadits dari Ibnu Ajian dari Al Qa’qa’ bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, “Sesungguhnya Rasulullah S A W, melarang beristinja dengan tangan kanan.” 353 [3:2]
صحيح ابن حبان ١٤٣٦: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ الْعَبْدِيُّ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ هِلاَلِ بْنِ يِسَافٍ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ قَيْسٍ الأَشْجَعِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا تَوَضَّأْتَ فَاسْتَنْثِرْ، وَإِذَا اسْتَجْمَرْتَ فَأَوْتِرْ.
Shahih Ibnu Hibban 1436: Al Fadhl bin Al Hubbab Al Jumahi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Katsir Al Abdi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan Ats-Tsauri telah mengabarkan kepada kami sebuah hadits dari Manshur dari Hilal bin Yisaf dari Salamah bin Qais Al Asyja’i, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Apabila kamu berwudhu, maka hiruplah air melalui hidung. Dan apabila kamu beristinja, maka lakukan dengan hitungan ganjil.354 (78:1)
صحيح ابن حبان ١٤٣٧: أَخْبَرَنَا هَاشِمُ بْنُ يَحْيَى أَبُو السَّرِيِّ، بِنَصِيبِينَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ، حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْخَزَّازُ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُوتِرْ، فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ، أَمَا تَرَى السَّمَاوَاتِ سَبْعًا، وَالأَيَّامَ سَبْعًا، وَالطَّوَافَ؟ وَذَكَرَ أَشْيَاءَ.
Shahih Ibnu Hibban 1437: Hasyim bin Yahya Abu As-Sari di Nashibin telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Ma’mar telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Rauh bin Ubadah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Amir Al Khazzaz telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Atha dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda, “Apabila salah satu dari kalian beristinja dengan batu, maka hendaklah dilakukan dengan ganjil Karena sesungguhnya Allah Ta’ala ganjil dan sangat menyukai hitungan ganjil. Tidakkah kamu melihat langit ada tujuh, hari-hari ada tujuh, dan thawaf....?”. Lalu beliau menyebutkan banyak hal.” 355 [78:1]
صحيح ابن حبان ١٤٣٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو إِدْرِيسَ الْخَوْلاَنِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ، وَأَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ، يَقُولاَنِ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ تَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ، وَمَنِ اسْتَجْمَرَ فَلْيُوتِرْ.قَالَ أَبُو حَاتِمٍ: الاِسْتِنْثَارُ هُوَ إِخْرَاجُ الْمَاءِ مِنَ الأَنْفِ، وَالاِسْتِنْشَاقُ: إِدْخَالُهُ فِيهِ، فَقَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ تَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ أَرَادَ فَلْيَسْتَنْشِقْ، فَأَوْقَعَ اسْمَ الْبِدَايَةِ الَّذِي هُوَ الاِسْتِنْشَاقُ عَلَى النِّهَايَةِ الَّذِي هُوَ الاِسْتِنْثَارُ، لأَنَّهُ لاَ يُوجَدُ الاِسْتِنْثَارُ إِلاَّ بِتَقَدُّمِ الاِسْتِنْشَاقِ لَهُ، وَالاِسْتِجْمَارُ هُوَ الاِسْتِطَابَةُ، وَهُوَ إِزَالَةُ النَّجَاسَةِ عَنِ الْمَخْرَجَيْنِ.
Shahih Ibnu Hibban 1438: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Harmalah bin Yahya telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ibnu Wahab telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Yunus telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Ibnu Syihab, ia berkata, Abu Idris Al Khulani telah menceritakan kepadaku sebuah hadits bahwa ia mendengar Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al Khudri berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa yang berwudhu, maka hendaklah ia menghirup air melalui hidung. Dan barangsiapa yang beristinja dengan batu, maka hendaklah ia lakukan dengan ganjil.”356 [52:1] Abu Hatim berkata, “ الاِسْتِنْثَارُ ” artinya mengeluarkan air melalui hidung. Sedangkan “ الاِسْتِنْشَاقُ” artinya memasukkan air ke dalam hidung. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam “ مَنْ تَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ ” maksudnya “ فَلْيَسْتَنْشِقْ” (maka hendaklah ia memasukkan air ke dalam hidung -dengan cara dihirup oleh hidung-). Jadi, beliau membahasakan proses awal, yaitu menghirup air dengan hidung, melalui kata yang menunjukkan proses akhir, yaitu mengeluarkan air melalui hidung. Karena mengeluarkan air melalui hidung tidak mungkin terwujud tanpa didahului oleh menghirupnya dengan hidung. Yang dimaksud لاِسْتِجْمَارُ adalah لاِسْتِطَابَةُ yang berarti meghilangkan najis dari lubang qubul dan dubur.
صحيح ابن حبان ١٤٣٩: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلِ الْمَاءَ فِي أَنْفِهِ، ثُمَّ لِيَنْثِرْ، وَمَنِ اسْتَجْمَرَ فَلْيُوتِرْ.
Shahih Ibnu Hibban 1439: Abu Khalifah telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Al Qa’nabi telah menceritakan kepada kami sebuah hadits dari Malik dari Abu Az-Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian berwudhu, maka hendaklah ia menjadikan air ke dalam hidung. Kemudian hendaklah ia mengeluarkannya. Dan barangsiapa yang beristinja, maka hendaklah ia lakukan dengan hitungan ganjil.”357
صحيح ابن حبان ١٤٤٠: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ أَبُو صَالِحٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنِي ابْنُ عَجْلاَنَ، عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِ، فَإِذَا ذَهَبَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْغَائِطِ فَلاَ يَسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ، وَلاَ يَسْتَدْبِرْهَا، وَلاَ يَسْتَطِبْ بِيَمِينِهِ، وَكَانَ يَأْمُرُ بِثَلاَثَةِ أَحْجَارٍ، وَيَنْهَى عَنِ الرَّوْثِ، وَالرِّمَّةِ.
Shahih Ibnu Hibban 1440: Abu Ya’la telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhamad bin Yahya bin Sa’id Al Qaththan Abu Shalih telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ayahku telah menceritakan kepadaku, ia berkata, Ibnu Ajian telah menceritakan kepadaku dari Al Qa’qa’ bin Hakim dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sungguh, aku bagi kalian tak ubahnya seperti orang tua. Aku akan mengajarkan kalian; jika kalian datang ke tempat buang air, janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Janganlah salah seorang diantara kalian beristinja dengan tangan kanan’. Beliau menyuruh beristinja dengan tiga buah batu dan melarang beristinja dengan kotoran hewan dan tulang yang telah usang.” 359