صحيح ابن حبان

Shahih Ibnu Hibban

Shahih Ibnu Hibban #1171

صحيح ابن حبان ١١٧١: أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي مَعْشَرٍ بِحَرَّانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ وَهْبِ بْنِ أَبِي كَرِيمَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحِيمِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أُنَيْسَةَ، عَنِ الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، قَالَ‏:‏ سَمِعْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ، يَقُولُ‏:‏ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَتَّى مَرَّ بِدَارِ رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ أَيْنَ فُلاَنٌ‏؟‏ فَدَعَاهُ، فَخَرَجَ الرَّجُلُ مُسْتَعْجِلاً، يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ لَعَلَّنَا أَعْجَلْنَاكَ عَنْ حَاجَتِكَ، فَقَالَ الرَّجُلُ‏:‏ أَجَلْ، وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللهِ لَقَدْ أُعْجِلْتُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِذَا عَجِلَ أَحَدُكُمْ، أَوْ أُقْحِطَ، فَلاَ غُسْلَ عَلَيْهِ، إِنَّمَا عَلَيْهِ أَنْ يَتَوَضَّأَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1171: Al Husain bin Muhammad bin Abu Mahsyar di Harran mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Wahb bin Abu Karimah menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Abu Abdurrahim, dari Zaid bin Abu Unaisah, dari Al Hakam bin Utaibah, dari Abu Shalih, ia berkata: Aku mendengar Abu Sa’id Al Khudri berkata, “Suatu hari kami pernah keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hingga beliau melewati suatu rumah seseorang dari kaum Anshar. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya, “Di mana si fulan?”. Ia pun dipanggil kemudian keluar dalam keadaan terburu-buru, sedangkan rambutnya meneteskan air. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, “Barangkali kami membuatmu terburu-buru dari hajatmu?” Laki-laki itu lalu menjawab, “Iya, demi Allah SWT wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sungguh aku telah di buat terburu-buru.” Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian terburu-buru atau bersetubuh tanpa mengeluarkan mani, maka ia tidak (perlu) mandi. Ia hanya cukup berwudhu.”110 [3:57]

Shahih Ibnu Hibban #1172

صحيح ابن حبان ١١٧٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ خُزَيْمَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عِيسَى الْبِسْطَامِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي أَبِي، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْمُعَلِّمُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ حَدَّثَهُ، أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَسَارٍ حَدَّثَهُ، أَنَّ زَيْدَ بْنَ خَالِدٍ الْجُهَنِيَّ حَدَّثَهُ، أَنَّهُ سَأَلَ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ عَنِ الرَّجُلِ يُجَامِعُ فَلاَ يُنْزِلُ، فَقَالَ‏:‏ لَيْسَ عَلَيْهِ غُسْلٌ، ثُمَّ قَالَ عُثْمَانُ‏:‏ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ فَسَأَلْتُ بَعْدَ ذَلِكَ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ، وَالزُّبَيْرَ بْنَ الْعَوَّامِ، وَطَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللهِ، وَأُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ، فَقَالُوا مِثْلَ ذَلِكَ‏.‏قَالَ أَبُو سَلَمَةَ، وَحَدَّثَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَأَلَ أَبَا أَيُّوبَ، فَقَالَ مِثْلَ ذَلِكَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1172: Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Al Husain bin Isa Al Bisthami menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdushshamad bin Abdul Wants menceritakan kepada kami, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata: Husain Al Mu’allim menceritakan kepada kami, ia berkata: Yahya bin Abu Katsir menceritakan kepadaku, bahwa Abu Salamah menceritakannya, bahwa Atha bin Yasar menceritakannya, bahwa Zaid bin Khalid Al Juhani menceritakannya, bahwa ia bertanya kepada Utsman bin Affan tentang seseorang yang bersetubuh namun tidak mengeluarkan mani. Maka Utsman menjawab, “Ia tidak perlu mandi.” Kemudian Utsman berkata, “Aku pernah mendengar tentang hal itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,” beliau bersabda, (dengan hal yang sama dengan yang kukatakan). Lalu aku bertanya setelah itu kepada Ali bin Abu Thalib, Az-Zubair bin Al Awwam, Thalhah bin Ubaidullah, dan Ubay bin Ka’ab. Maka mereka menjawab dengan jawaban yang sama.” Abu Salamah berkata, “Urwah bin Az-Zubair menceritakan kepadaku, bahwa ia bertanya kepada Abu Ayub. Kemudian Abu Ayub menjawab seperti jawaban dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.” 111 [4:33]

Shahih Ibnu Hibban #1173

صحيح ابن حبان ١١٧٣: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا حِبَّانُ بْنُ مُوسَى، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ‏:‏ إِنَّمَا كَانَ الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ رُخْصَةً فِي أَوَّلِ الإِسْلاَمِ، ثُمَّ نُهِيَ عَنْهَا‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ‏:‏ رَوَى هَذَا الْخَبَرَ مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ مِنْ حَدِيثِ غُنْدَرٍ، فَقَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِي سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ، وَرَوَاهُ عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي مَنْ أَرْضَى، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ‏.‏ وَيُشْبِهُ أَنْ يَكُونَ الزُّهْرِيُّ سَمِعَ الْخَبَرَ مِنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ كَمَا قَالَهُ غُنْدَرٌ، وَسَمِعَهُ عَنْ بَعْضِ مَنْ يَرْضَاهُ عَنْهُ، فَرَوَاهُ مَرَّةً عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، وَأُخْرَى عَنِ الَّذِي رَضِيَهُ عَنْهُ‏.‏وَقَدْ تَتَبَّعْتُ طُرُقَ هَذَا الْخَبَرِ عَلَى أَنْ أَجِدَ أَحَدًا رَوَاهُ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، فَلَمْ أَجِدْ أَحَدًا إِلاَّ أَبَا حَازِمٍ، وَيُشْبِهُ أَنْ يَكُونَ الرَّجُلُ الَّذِي، قَالَ الزُّهْرِيُّ‏:‏ حَدَّثَنِي مَنْ أَرْضَى، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ هُوَ أَبُو حَازِمٍ رَوَاهُ عَنْهُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1173: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata: Hibban bin Musa menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdullah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Yunus bin Yazid mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Sahi bin Sa’ad, dari Ubay bin Ka'ab, ia berkata: “Air itu berasal dari air asalnya adalah rukhshah (keringanan) pada awal Islam, kemudian hal itu dilarang. 112 [3:57] Abu Hatim RA berkata, “Khabar ini diriwayatkan oleh Ma’mar dari Az-Zuhri melalui hadits Ghundar, maka ia berkata, 'Sahi bin Sa’ad mengabarkan kepadaku. Dan hadits juga diriwayatkan oleh Amru bin Al Harits dari Az-Zuhri, ia berkata, 'Orang yang mencari kerelaan (man ardha) menceritakan kepadaku dari Sahi bin Sa’ad. Kemungkinan Az-Zuhri mendengar khabar dari Sahi bin Sa’ad sebagaimana yang dikatakan Ghundar. Dan ia mendengarnya dari sebagian orang yang mencari kerelaan darinya. Maka satu ketika ia meriwayatkan dari Sahi bin Sa’ad, dan satu ketika ia meriwayatkan dari orang yang mencari kerelaan.' Dan Bagaimanapun aku telah mengikuti berbagai jalur riwayat khabar ini, dan aku mendapati seseorang yang meriwayatkan dari Sahi bin Sa’ad. Maka selama di dunia aku tidak mendapati seorangpun kecuali Abu Hazim. Jadi kemungkinan seseorang yang Az-Zuhri katakan dengan, “Orang yang mencari kerelaan menceritakan kepadaku dari Sahi bin Sa’ad adalah Abu Hazim yang ia riwayatkan darinya.” 113

Shahih Ibnu Hibban #1174

صحيح ابن حبان ١١٧٤: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ‏:‏ وَأَخْبَرَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، وَمَطَرٍ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ إِذَا قَعَدَ بَيْنَ شُعَبِهَا الأَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَ، فَعَلَيْهِ الْغُسْلُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1174: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata: Mu’adz bin Hisyam mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, dari Qatadah dan Mathar, dari Al Hasan, dari Abu Rafi*, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Jika seseorang duduk di antara keempat anggota tubuhnya (kedua tangan dan kedua kaki istrinya) kemudian mengarahkan semua kemampuan kepadanya (bersetubuh), maka ia wajib mandi.“114

Shahih Ibnu Hibban #1175

صحيح ابن حبان ١١٧٥: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خَالِدٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ كَثِيرٍ الْقَارِئُ الدِّمَشْقِيُّ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ‏:‏ أَنَّهَا سُئِلَتْ عَنِ الرَّجُلِ يُجَامِعُ فَلاَ يُنْزِلُ الْمَاءَ، قَالَتْ‏:‏ فَعَلْتُ ذَلِكَ أَنَا وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَاغْتَسَلْنَا مِنْهُ جَمِيعًا‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1175: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata: Mahmud bin Khalid menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdullah bin Katsir Al Qari’ Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami, dari Al Auza'i, ia berkata: Abdurrahman bin Al Qasim menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari Aisyah, bahwa ia ditanya tentang seseorang yang bersetubuh namun tidak mengeluarkan mani. Aisyah menjawab, “Aku pernah melakukan hal itu, aku dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian kami mandi darinya bersama-sama.” 115 [3:57]

Shahih Ibnu Hibban #1176

صحيح ابن حبان ١١٧٦: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ‏:‏ إِذَا جَاوَزَ الْخِتَانُ الْخِتَانَ، فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ، فَعَلْتُ أَنَا وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاغْتَسَلْنَا‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1176: Abdullah bin Muhammad bin Salam mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abdurrahman bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, dari Al Auza'i, ia berkata: Abdurrahman bin Al Qasim menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, “Apabila khitan melewati khitan (bersetubuh), maka wajib mandi. Aku pernah melakukannya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian kami pun mandi.” 116 [3:57]

Shahih Ibnu Hibban #1177

صحيح ابن حبان ١١٧٧: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى بْنِ مُجَاشِعٍ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ النُّعْمَانِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ إِذَا جَاوَزَ الْخِتَانُ الْخِتَانَ فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1177: Imran bin Musa bin Mujasyi’ mengabarkan kepada kami, Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Hamad bin Salamah mengabarkan kepada kami, dari Tsabit, dari Abdullah bin Rabbah, dari Abdul Aziz bin An-Nu’man, dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila khitan melewati khitan (bersetubuh), maka telah wajib mandi.”117 [3:43]

Shahih Ibnu Hibban #1178

صحيح ابن حبان ١١٧٨: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَخْبَرَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ قَتَادَةَ، وَمَطَرٍ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الأَرْبَعِ، ثُمَّ جَهَدَهَا، فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ‏.‏ وَفِي حَدِيثِ مَطَرٍ‏:‏ وَإِنْ لَمْ يُنْزِلْ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1178: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ia berkata: Mu’adz bin Hisyam mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, dari Qatadah dan Mathar, dari Al Hasan, dari Abu Rafi’, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jika seseorang duduk di antara kedua paha (istrinya) kemudian bersetubuh dengannya, maka ia wajib mandi.“ Dan di dalam hadits Mathar, “Dan sekalipun ia tidak mengeluarkan mani.”118 [3:43]

Shahih Ibnu Hibban #1179

صحيح ابن حبان ١١٧٩: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِهْرَانَ الْجَمَّالُ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُبَشِّرُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مُطَرِّفٍ أَبِي غَسَّانَ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي أُبَيٌّ، أَنَّ الْفُتْيَا الَّتِي كَانُوا يُفْتُونَ‏:‏ أَنَّ الْمَاءَ مِنَ الْمَاءِ، كَانَ رُخْصَةً رَخَّصَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِي أَوَّلِ الزَّمَانِ، أَوْ بَدْءِ الإِسْلاَمِ، ثُمَّ أَمَرَ بِالاِغْتِسَالِ بَعْدُ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ يُشْبِهُ أَنْ يَكُونَ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ أَدَّى نَسْخَ هَذَا الْفِعْلِ عَلَى مَا أَخْبَرَ سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ عَنْهُ ثُمَّ نَسِيَهُ، وَأَفْتَى بِالْفِعْلِ الأَوَّلِ الَّذِي هُوَ مَنْسُوخٌ، عَلَى مَا أَخْبَرَ عَنْهُ زَيْدُ بْنُ خَالِدٍ الْجُهَنِيُّ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1179: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Mihran Al Jamal menceritakan kepada kami, ia berkata: Mubasyir bin Ismail menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Mathraf Abu Ghassan, 119 dari Abu Hazim, dari Sahi bin Sa’ad, ia berkata: Ubay menceritakan kepadaku, bahwa fatwa yang difatwakan adalah: Bahwasanya air itu berasal dari air asalnya adalah rukhshah (keringanan) yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada awal zaman, atau pada awal Islam, kemudian setelah itu beliau memerintahkannya.” 120 [4:32] Abu Hatim berkata, “Kemungkinan Ubay bin Ka’ab menaskh perbuatan ini atas sesuatu yang dikhabarkan oleh Sahi bin Sa’ad darinya, kemudian ia melupakannya. Dan ia memberi fatwa dengan perbuatan yang pertama yang telah dimansukh, atas sesuatu yang dikhabarkan oleh Zaid bin Khalid Al Juhani darinya.” 121

Shahih Ibnu Hibban #1180

صحيح ابن حبان ١١٨٠: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ سُلَيْمَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يَعْقُوبَ الْجَوْزَجَانِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ جَبَلَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أَبُو حَمْزَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عِمْرَانَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ‏:‏ سَأَلْتُ عُرْوَةَ عَنِ الَّذِي يُجَامِعُ وَلاَ يُنْزِلُ، قَالَ‏:‏ عَلَى النَّاسِ أَنْ يَأْخُذُوا بِالآخِرِ، وَالآخِرُ مِنْ أَمْرِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏.‏ حَدَّثَتْنِي عَائِشَةُ‏:‏ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ وَلاَ يَغْتَسِلُ، وَذَلِكَ قَبْلَ فَتْحِ مَكَّةَ، ثُمَّ اغْتَسَلَ بَعْدَ ذَلِكَ، وَأَمَرَ النَّاسَ بِالْغُسْلِ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ‏:‏ الْحُسَيْنُ هَذَا هُوَ الْحُسَيْنُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ بِشْرِ بْنِ الْمُحْتَفِزِ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ، سَكَنْ مَرْوَ ثِقَةٌ مِنَ الثِّقَاتِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 1180: Ali bin Al Husain mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ibrahim bin Ya’qub Al Jawzajani menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdullah bin Utsman bin Jabalah menceritakan kepada kami, ia berkata: Abu Hamzah menceritakan kepada kami, ia berkata: Al Husain bin Imran122 menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, ia berkata: Aku bertanya kepada Urwah tentang orang yang bersetubuh namun tidak mengeluarkan mani? Urwah menjawab, “Wajib atas manusia untuk menjadikan (hukum) yang terakhir (berlaku). Adapun yang terakhir itu adalah perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Aisyah menceritakan kepadaku, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan hal tersebut dan ia tidak mandi, hal itu terjadi sebelum Fathu Makkah. Kemudian setelah itu beliau mandi dari perkara tersebut dan memerintahkan kepada orang-orang untuk mandi (dari bersetubuh meskipun tidak keluar mani) 123. [4:32] Abu Hatim RA berkata, “Al Husain di sini adalah Al Husain bin Utsman bin Bisyr bin Al Muhtafiz, termasuk penduduk Bashrah yang tinggal di Marwa, ia termasuk tsiqah. 124