صحيح ابن حبان ١٠٥١: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ صَالِحِ بْنِ ذَرِيحٍ بِعُكْبَرَا، حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ أَحْمَدُ بْنُ جَوَّاسٍ الْحَنَفِيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ ذَكْوَانَ، عَنْ سُلَيْمَانَ الأَحْوَلِ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلاَّ، قَالَ الْمَلَكُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلاَنٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا.
Shahih Ibnu Hibban 1051: Muhammad bin Shalih bin Dzarih di Ukbara mengabarkan kepada kami, Abu Ashim Ahmad bin Jawwas Al Hanafi menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak menceritakan kepada kami, dari Al Hasan bin Dzakwan, dari Sulaiman Al Ahwal, dari Atha', dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bermalam di selubungnya, ia tidak bangun kecuali malaikat akan berkata, Ya Allah ampunilah hamba-Mu fulan ini, sesungguhnya ia tidur dalam keadaan suci.”21 [1:2]
صحيح ابن حبان ١٠٥٢: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلْمٍ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ أَبَا عُشَّانَةَ حَدَّثَهُ، أَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ، يَقُولُ: لاَ أَقُولُ الْيَوْمَ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَمْ يَقُلْ. سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ بَيْتًا مِنْ جَهَنَّمَ.وَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: رَجُلٌ مِنْ أُمَّتِي يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ يُعَالِجُ نَفْسَهُ إِلَى الطَّهُورِ، وَعَلَيْكُمْ عُقَدٌ، فَإِذَا وَضَّأَ يَدَيْهِ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِذَا وَضَّأَ وَجْهَهُ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِذَا مَسَحَ رَأْسَهُ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِذَا وَضَّأَ رِجْلَيْهِ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَيَقُولُ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ لِلَّذِي وَرَاءَ الْحِجَابِ: انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي هَذَا يُعَالِجُ نَفْسَهُ لَيَسْأَلَنِي، مَا سَأَلَنِي عَبْدِي هَذَا فَهُوَ لَهُ، مَا سَأَلَنِي عَبْدِي هَذَا فَهُوَ لَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 1052: Abdullah bin Muhammad bin Muslim mengabarkan kepada kami, Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kamt, Ibnu Wabah menceritakan kepada kami, 'Amar bin Al Harits mengabarkan kepadaku, bahwa Abu Usysyanah bercerita bahwa ia mendengar Uqbah bin Amir berkata, “Mulai hari ini aku tidak akan berbicara atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada sesuatu hal yang beliau belum pernah sabdakan. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang berbohong atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya ia menempati rumah di neraka jahannam." Dan aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seseorang dari umatku yang bangun dari tidurnya pada malam hari seraya mengobati dirinya dengan bersuci, dan semua dari kalian (saat itu) dalam keadaan terikat, Apabila ia berwudhu dan membasuh kedua tangannya, maka lepaslah ikatan (syetan yang ada di kedua tangannya) Apabila ia berwudhu dan membasuh wajahnya, maka lepaslah ikatan (syetan yang ada di wajahnya). Apabila ia berwudhu dan membasuh kedua kakinya, maka lepaslah ikatan (syetan yang ada di kedua kakinya). Kemudian Allah Jalla wa Alaa berfirman di balik tabir-Nya: “Kalian lihatlah kepada hamba-Ku ini, ia mengobati dirinya agar dapat memohon kepada-Ku. Tidaklah hamba-Ku ini memohon kepada-Ku, melainkan la akan mendapatkan apa yang ia mohonkan. Tidaklah hamba-Ku ini memohon kepada-Ku, melainkan ia akan mendapatkan apa yang ia mohonkan.”22
صحيح ابن حبان ١٠٥٣: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ زُهَيْرٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي صَفْوَانَ الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ سِمَاكٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: صَفْقَتَانِ فِي صَفْقَةٍ رِبًا، وَأَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِسْبَاغِ الْوُضُوءِ.
Shahih Ibnu Hibban 1053: Ahmad bin Yahya bin Zuhair mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abu Shafwan Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, dari Simak, dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud, dari ayahnya, ia berkata, “Adanya dua akad di dalam satu akad jual beli adalah riba. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami untuk menyempurnakan wudhu.” 23 [1:78]
صحيح ابن حبان ١٠٥٤: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كُنْتُ وَافِدَ بَنِي الْمُنْتَفِقِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَدِمْنَا عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمْ نُصَادِفْهُ فِي مَنْزِلِهِ، وَصَادَفْنَا عَائِشَةَ، فَأَمَرَتْ لَنَا بِخَزِيرَةٍ فَصُنِعَتْ، وَأَتَتْنَا بِقِنَاعٍ وَالْقِنَاعُ الطَّبَقُ فِيهِ التَّمْرُ فَأَكَلْنَا، فَجَاءَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: هَلْ أَصَبْتُمْ شَيْئًا؟ أَوْ آمُرُ لَكُمْ بِشَيْءٍ؟ قُلْنَا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ.فَبَيْنَمَا نَحْنُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُلُوسٌ، إِذْ رَفَعَ الرَّاعِي غَنَمَهُ إِلَى الْمُرَاحِ وَمَعَهُ سَخْلَةٌ تَيْعَرُ، فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا وَلَّدْتَ؟ قَالَ: بَهْمَةٌ، قَالَ: اذْبَحْ مَكَانَهَا شَاةً، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيَّ، فَقَالَ: لاَ تَحْسِبَنَّ وَلَمْ يَقُلْ: لاَ تَحْسَبَنَّ أَنَّا مِنْ أَجَلِكَ ذَبَحْنَاهَا، إِنَّ لَنَا غَنَمًا مِائَةً لاَ تَزِيدُ، فَمَا وَلَدَتْ بَهْمَةً ذَبَحْنَا مَكَانَهَا شَاةً، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ لِيَ امْرَأَةً فِي لِسَانِهَا شَيْءٌ، قَالَ: فَطَلِّقْهَا إِذًا، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ لِي مِنْهَا وَلَدًا، وَلَهَا صُحْبَةً، قَالَ: عِظْهَا، فَإِنْ يَكُ فِيهَا خَيْرٌ، فَسَتَقْبَلُ، وَلاَ تَضْرِبْ ظَعِينَتَكَ ضَرْبَكَ أَمَتَكَ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَخْبِرْنِي عَنِ الْوُضُوءِ، قَالَ: أَسْبِغِ الْوُضُوءَ، وَخَلِّلْ بَيْنَ أَصَابِعِكَ، وَبَالِغْ فِي الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا.
Shahih Ibnu Hibban 1054: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, ia berkata: Suraij bin Yunus menceritakan kepada kami, ia berkata: Yahya bin Salim, dari Ismail bin Katsir, dari Ashim bin Laqith bin Shabirah, dari ayahnya, ia berkata: “Aku adalah utusan Bani Al Muntafiq24 untuk menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kami datang ke rumah beliau namun kami tidak menjumpainya, dan kami hanya menjumpai Aisyah. Ia lalu menyuruh kami menyantap hidangan Khazirah (makanan yang dibuat dari tepung, daging, lemak) yang ia buat, dan juga menyuguhkan kami Qina’-Qina’ adalah satu mangkok yang berisi kurma. Kami kemudian makan. Maka datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya, “Apakah kalian tertimpa sesuatu? Atau ada yang memerintahkan kalian untuk sesuatu hal?“ Kami menjawab: “Iya, wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Ketika kami sedang duduk- duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba seorang penggembala mengangkat hewan gembalaannya dengan sorak-sorai dan bersamanya ada seekor anak kambing. Beliau bertanya: “Apa yang kamu lahirkan?” Ia menjawab, “Anak kambing.” Beliau bersabda, “Sembelihlah di tempatnya satu ekor kambing!” Kemudian beliau menghadapku lalu bersabda, “Sungguh janganlah kamu mengira (laa tahsibanna) -dan beliau tidak mengucap laa tahsabanna- bahwasanya kami menyembelih hewan itu karena kamu, sesungguhnya kami memiliki hewan ternak tidak lebih dari seratus ekor. Apabila hewan itu melahirkan satu anak kambing, maka kami akan sembelih di tempatnya satu ekor kambing.” Laqith berkata, “Aku berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya aku memiliki istri yang di lisannya terdapat sesuatu.“ Beliau bersabda, “Kalau begitu, ceraikanlah ia.” Laqith berkata. Aku berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya aku memiliki anak yang lahir darinya, dan anakku itu sangat dekat dengan ibunya.“ Beliau bersabda, “Nasihatilah ia, jika ia mempunyai kebaikan maka terimalah ia, dan jangan kamu pukul istrimu dengan pukulan yang sama terhadap budak perempuanmu.” Laqith berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berilah aku kabar tentang berwudhu.“ Beliau bersabda, “Sempurnakanlah wudhu, sela-selailah jari- jemarimu, dan mantapkanlah dalam berkumur kecuali jika kamu sedang berpuasa.”25 [3:65]
صحيح ابن حبان ١٠٥٥: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ هِلاَلِ بْنِ يَسَافٍ، عَنْ أَبِي يَحْيَى، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: رَجَعْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِينَةِ، حَتَّى إِذَا كُنَّا بِبَعْضِ الطَّرِيقِ، تَعَجَّلَ قَوْمٌ عِنْدَ الْعَصْرِ، فَتَوَضَّؤُوا وَهُمْ عِجَالٌ، قَالَ: فَانْتَهَيْنَا إِلَيْهِمْ، وَأَعْقَابُهُمْ تَلُوحُ لَمْ يَمَسَّهَا الْمَاءُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَيْلٌ لِلأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ، أَسْبِغُوا الْوُضُوءَ.
Shahih Ibnu Hibban 1055: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Hilal bin Yisaf, dari Abu Yahya, dari Abdullah bin Amar, ia berkata: Suatu hari, kami pulang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Mekah menuju Madinah. Di pertengahan jalan, saat kami tiba di suatu tempat yang terdapat air, kami dapati sekelompok manusia dalam keadaan tergesa-gesa mengambil wudhu karena waktu asar hampir habis. Lalu kami menghampiri mereka, dan kami dapati tumit-tumit mereka kering tidak dibasahi air. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah bagi orang yang tidak membasahi tumit-tumit dari sengatan api neraka.” Sempurnakanlah wudhu kalian dengan baik.”26 [1:78]
صحيح ابن حبان ١٠٥٦: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا زَائِدَةُ بْنُ قُدَامَةَ عَنْ خَالِدِ بْنِ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ خَيْرٍ، قَالَ: صَلَّى عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رِضْوَانُ اللهِ عَلَيْهِ الْفَجْرَ، ثُمَّ دَخَلَ الرَّحَبَةَ، فَدَخَلْنَا مَعَهُ، فَدَعَا بِوَضُوءٍ، فَأَتَاهُ الْغُلاَمُ بِإِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ وَطَسْتٍ، فَأَخَذَ الإِنَاءَ بِيَمِينِهِ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَسَارِهِ، فَغَسَلَهَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، غَسَلَ كَفَّيْهِ قَبْلَ أَنْ يُدْخِلَهُمَا الإِنَاءَ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى فِي الإِنَاءِ، فَغَرَفَ مِنْهُ مَاءً، فَمَلَأَ فَاهُ، فَمَضْمَضَ، وَاسْتَنْشَقَ ثَلاَثًا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي الإِنَاءِ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا، وَذِرَاعَيْهِ ثَلاَثًا، ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ جَمِيعًا مُقَدَّمَهُ وَمُؤَخَّرَهُ، ثُمَّ أَدْخَلَ الْيُمْنَى، فَأَفْرَغَ عَلَى قَدَمِهِ الْيُمْنَى فَغَسَلَهَا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي الإِنَاءِ، ثُمَّ أَخْرَجَهَا فَغَسَلَ الْأُخْرَى، ثُمَّ قَالَ: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى وُضُوءِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَهَذَا وُضُوؤُهُ.
Shahih Ibnu Hibban 1056: Al Fadhl bin Al Hubab mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Al Walid Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, ia berkata: Za'idah bin Qudamah menceritakan kepada kami, dari Khalid bin Alqamah, dari Abd Khair, ia berkata: Ali – ridhwaanullahi alaihi - telah melaksanakan shalat subuh kemudian ia masuk ke halaman, kami lalu masuk mengikutinya. Ia meminta air untuk berwudhu, kemudian seorang anak laki-laki datang membawakannya satu bejana air. Ia buat air yang ada di bejana itu untuk membasuh tangan kanannya lalu tangan kirinya, setelah itu ia membasuhnya tiga kali, la basuh kedua telapak tangannya sebelum memasukkannya kedalam bejana, lalu tangan kanannya dimasukkan kedalam bejana untuk menciduk air dan memasukkannya ke dalam mulutnya, ia lalu berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung sebanyak tiga kali. Setelah itu tangannya kembali dimasukkan ke dalam bejana lalu membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, dan kedua lengannya sebanyak tiga kali. Kemudian ia mengusap kepalanya dengan kedua tangannya secara bersamaan, baik depan dan belakang, kemudian ia masukkan tangan kanannya dan menuangkan atas telapak kakinya yang kanan lalu membasuhnya. Kemudian ia masukkan tangannya di dalam bejana lalu mengeluarkannya dan membasuh telapak kaki kirinya. Setelah itu ia berkata, “Barangsiapa yang senang untuk melihat wudhunya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka (seperti) inilah wudhunya beliau.” 27 [5:2]
صحيح ابن حبان ١٠٥٧: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ مَيْسَرَةَ، عَنِ النَّزَّالِ بْنِ سَبْرَةَ، قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رِضْوَانُ اللهِ عَلَيْهِ الظُّهْرَ، ثُمَّ انْطَلَقَ إِلَى مَجْلِسٍ لَهُ كَانَ يَجْلِسُهُ فِي الرَّحَبَةِ، فَقَعَدَ وَقَعَدْنَا حَوْلَهُ حَتَّى حَضَرَتِ الْعَصْرُ، فَأُتِيَ بِإِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ، فَأَخَذَ مِنْهُ كَفًّا، فَتَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ، وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ، وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ، وَمَسَحَ رِجْلَيْهِ، ثُمَّ قَامَ فَشَرِبَ فَضْلَ إِنَائِهِ، ثُمَّ قَالَ: إِنِّي حُدِّثْتُ أَنَّ رِجَالاً يَكْرَهُونَ أَنْ يَشْرَبَ أَحَدُهُمْ وَهُوَ قَائِمٌ، وَإِنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَ كَمَا فَعَلْتُ، وَهَذَا وُضُوءُ مَنْ لَمْ يُحْدِثْ.
Shahih Ibnu Hibban 1057: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, ia berkata: Jarir menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Abdul Malik bin Maisarah, dari An-Nazzal bin Sabrah, ia berkata, “Aku pernah shalat Ashar bersama Ali bin Abu Thalib-ridhwaanullaahi ‘alaihi, kemudian ia pergj ke satu majlis di mana di majlis itu ia duduk di halaman, la lalu duduk dan kami pun duduk di sekelilingnya hingga datang waktu shalat Ashar. Kemudian ia dibawakan satu bejana berisi air. la menciduk air dari bejana itu dengan telapak tangannya lalu berkumur, memasukkan air kedalam hidung, mengusap wajah dan kedua lengan tangannya, mengusap kepalanya dan kedua kakinya. Kemudian ia berdiri dan minum dengan sisa air yang ada di bejana tadi, lalu berkata: “Sesungguhnya aku diberi tahu bahwa ada orang-orang yang tidak senang apabila ada salah seorang dari mereka yang minum sambil berdiri. Dan sesungguhnya aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan apa yang aku lakukan tadi. Dan inilah wudhunya orang yang tidak mempunyai hadats. 28” 29
صحيح ابن حبان ١٠٥٨: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَزِيدَ اللَّيْثِيَّ أَخْبَرَهُ، أَنَّ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ، أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رِضْوَانُ اللهِ عَلَيْهِ دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ وَغَسَلَ كَفَّهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ، قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ، غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 1058: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Harmalah bin Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Wahab menceritakan kepada kami, ia berkata: Yunus mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab, bahwa Atha bin Yazid Al-Laitsi mengabarinya, bahwa Humran maula Utsman mengabarinya, bahwa Utsman bin Affan -ridhwaanullahi alaih - meminta air untuk berwudhu; dibasuhnya dua telapak tangannya tiga kali, berkumur-kumur, dan memasukkan air ke hidung, membasuh muka tiga kali, tangan kanan sampai dengan siku tiga kali, demikian pula tangan kiri, mengusap kepala, membasuh kaki kanan hingga dua mata kaki tiga kali, dan kaki kiri demikian pula; kemudian Utsman berkata: “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhuku ini. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa (man30) yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian ia shalat sunah dua rakaat tanpa menyibukkan dirinya (dengan perkara-perkara lain) dalam melakukan dua rakaat tersebut, maka Allah SWT mengampuni dosa- dosanya yang telah lalu.”31 [5:2]
صحيح ابن حبان ١٠٥٩: أَخْبَرَنَا حَامِدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ شُعَيْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، قَالَ: تَوَضَّأَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ عِنْدَ عَائِشَةَ، فَقَالَتْ: يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ، أَسْبِغِ الْوُضُوءَ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: وَيْلٌ لِلْعَرَاقِيبِ مِنَ النَّارِ.
Shahih Ibnu Hibban 1059: Hamid bin Muhammad bin Syu’aib mengabarkan kepada kami, ia berkata: Suraij bin Yunus menceritakan kepada kami, ia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ajian, dari Sa’id bin Abu Sa’id, dari Abu Salamah, ia berkata: Abdurrahman pernah berwudhu di sisi Aisyah, lalu ia beikala: “Wahai Abdurrahman, sempurnakanlah wudhu, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Celakalah orang yang tidak membasahi dua urat di atas tumit dari sengatan api neraka. “32 [2:62]
صحيح ابن حبان ١٠٦٠: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ الْفَضْلِ الْكَلاَعِيُّ بِحِمْصَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ بْنِ سَعِيدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ، عَنْ حُمْرَانَ بْنِ أَبَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ، أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ، فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْوُضُوءِ فَتَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ، وَاسْتَنْثَرَ، وَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا، وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ مِنْ رِجْلَيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ، قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَالَ: مَنْ تَوَضَّأَ مِثْلَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
Shahih Ibnu Hibban 1060: Muhammad bin Ubaidullah bin Al Fadhl Al Kala’i di Hamash mengabarkan kepada kami, ia berkata: Amar bin Utsman bin Sa’id menceritakan kepada kami, ia berkata: Ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata: Syu’aib bin Abu Hamzah menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, ia berkata: Atha bin Yazid mengabarkan kepadaku, dari Humran bin Aban maula Utsman, bahwasanya ia melihat Utsman bin Affan minta dibawakan sebuah bejana, lalu ia menuangkan air dari bejananya itu ke telapak tangannya dan mencuci keduanya tiga kali. Kemudian ia memasukkan tangan kanannya ke dalam tempat wudhu itu lali berkumur-kumur seraya memasukkan air ke hidung serta mengeluarkannya. Setelah itu ia membasuh mukannya tiga kali dan kedua tangannya hingga siku tiga kali. Selanjutnya ia mengusap kepalanya lalu membasuh setiap salah satu dari kedua kakinya tiga kali. Kemudian ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu sebagaimana wudhuku ini, lalu beliau bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu sebagaimana wudhuku ini lalu ia shalat dua rakaat tanpa menyibukkan dirinya (dengan perkara- perkara lain) dalam melakukan dua rakaat tersebut, maka Allah SWT akan mengampuni baginya dosa-dosanya yang telah terdahulu."33 [5:2]