صحيح ابن خزيمة ٨٥١: أَخْبَرَنِي أَبُو عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنَّ أَبَاهُ، وَشُعَيْبًا أَخْبَرَاهُمْ قَالَا: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْهَادِ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ» قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقَالَ قَائِلٌ: مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنَ الْمَغْرَمِ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 851: Abu Abdul Hakam mengabarkan kepadaku bahwa ayahnya dan Syua'ib mengabarkan kepada mereka, Al-Laits mengabarkan kepada kami dari Yazid bin Al Hadi, dari Ibnu Syihab, dari Urwah, dari Aisyah, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah berdoa di dalam shalatnya, 'Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan dari utang-piutang'.” Aisyah berkata, “Seseorang bertanya, 'Mengapa memohon perlindungan dan utang adalah yang paling banyak engkau panjatkan, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya seseorang jika berutang maka apabila berbicara ia cenderung berbohong dan apabila berjanji ia cenderung ingkar'."
صحيح ابن خزيمة ٨٥٢: نا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ، أَخْبَرَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ - ثنا أَبُو حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ ح وَحَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِيهِ ح وَثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ بِشْرِ بْنِ مَنْصُورٍ السُّلَيمِيُّ، نا عَبْدُ الْأَعْلَى، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ، ثنا عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ عُمَرَ -، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ وَهَذَا لَفْظُ حَدِيثِ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: كَانَ قِتَالٌ بَيْنَ بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ، فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ أَتَاهُمْ لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمْ، ثُمَّ قَالَ لِبِلَالٍ: " يَا بِلَالُ، إِذَا حَضَرَتْ صَلَاةُ الْعَصْرِ وَلَمْ آتِ فَمُرْ أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ، فَلَمَّا حَضَرَتِ الْعَصْرُ، أَذَّنَ بِلَالٌ، ثُمَّ أَقَامَ، ثُمَّ قَالَ لِأَبِي بَكْرٍ: تَقَدَّمْ، فَتَقَدَّمَ أَبُو بَكْرٍ، فَدَخَلَ فِي الصَّلَاةِ، ثُمَّ جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يَشُقُّ النَّاسَ، حَتَّى قَامَ خَلْفَ أَبِي بَكْرٍ قَالَ وَصَفَّحَ الْقَوْمُ، وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ لَا يَلْتَفِتُ، فَلَمَّا رَأَى أَبُو بَكْرٍ التَّصْفِيحَ لَا يُمْسَكُ عَنْهُ الْتَفَتَ فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيِ امْضِهْ، فَلَمَّا قَالَ لَبِثَ أَبُو بَكْرٍ هُنَيْهَةً، يَحْمَدُ لِلَّهِ عَلَى قَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: امْضِهْ، ثُمَّ مَشَى أَبُو بَكْرٍ الْقَهْقَرَى عَلَى عَقِبَيْهِ فَتَأَخَّرَ، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقَدَّمَ فَصَلَّى بِالنَّاسِ، فَلَمَّا قَضَى صَلَاتَهُ قَالَ: «يَا أَبَا بَكْرٍ مَا مَنَعَكَ إِذْ أَوْمَأْتُ إِلَيْكَ أَلَّا تَكُونَ مَضَيْتَ» قَالَ: لَمْ يَكُنْ لِابْنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنْ يَؤُمَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلنَّاسِ: «إِذَا نَابَكُمْ فِي صَلَاتِكُمْ شَيْءٌ فَلْيُسَبِّحِ الرِّجَالُ وَلْيُصَفِّحِ النِّسَاءُ» وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَازِمٍ فِي حَدِيثِهِ: فَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَكَذَا، يَأْمُرْهُ أَنْ يُصَلِّيَ، فَرَفَعَ أَبُو بَكْرٍ يَدَهُ فَحَمِدَ اللَّهَ، ثُمَّ رَجَعَ الْقَهْقَرَى وَرَاءَهُ وَقَالَ عَبْدُ الْأَعْلَى فِي حَدِيثِهِ: «فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَيْ كَمَا أَنْتَ، فَرَفَعَ أَبُو بَكْرٍ يَدَيْهِ فَحَمِدَ اللَّهَ، وَأَثْنَى عَلَيْهِ لِقَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ رَجَعَ الْقَهْقَرَى» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَبَعْضُهُمْ يَزِيدُ عَلَى بَعْضٍ فِي الْحَدِيثِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 852: Ahmad Abadah Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Hammad —yaitu bin Zaid— mengabarkan kepada kami, Abu Hazm menceritakan kepada kami dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idi, Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abu Hazim menceritakan kepada kami dari ayahnya; Ismail bin Bisyir bin Manshur As-Sulami menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami dari Ubaidullah; Muhammad bin Abdullah bin Bazi' menceritakan kepada kami, Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ubaidullah - yaitu Ibn Umar - menceritakan kepada kami dan Abu Hazm, dari Sahal bin Sa'ad dan hadits ini adalah lafazh hadits Hammad bin Zaid, ia berkata, “Terjadi perselisihan di antara bani Amr bin Auf, kemudian kabar tersebut sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau shalat Zhuhur kemudian mendatangi mereka untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Beliau berkata kepada Bilal, 'Wahai Bilal, apabila tiba waktu shalat Ashar dan aku belum datang maka perintahkan Abu Bakar untuk shalat mengimami orang-orang.' Ketika waktu shalat Ashar tiba maka Bilal mengumandangkan adzan, lalu bangkit dan berkata kepada Abu Bakar, 'Majulah'. (98-Alif) Maka Abu Bakar maju dan melaksanakan shalat, kemudian Rasulullah datang dan berjalan di sela-sela orang-orang sehingga beliau berdiri di samping Abu Bakar." Perawi berkata, “Orang-orang lalu bertepuk tangan, sebab Abu Bakar jika telah memulai shalat maka ia tidak menengok ke belakang. Manakala Abu Bakar mendengar suara tepukan tangan, ia tidak lagi konsentrasi dan menengok ke belakang, namun Rasulullah mengisyaratkan kepadanya atau teruskanlah. Tatkala beliau berkata demikian, Abu Bakar berhenti sejenak sambil memuji Allah atas perkataan Rasulullah 'Teruskanlah' kemudian Abu Bakar mundur ke belakang. Tatkala Nabi melihat kejadian tersebut beliau lantas maju dan shalat mengimami orang-orang. Ketika beliau telah menyelesaikan shalatnya, beliau berkata, 'Wahai Abu Bakar, apa yang menyebabkan kamu tidak meneruskan shalatmu tatkala aku telah memberikan isyarat kepadamu agar menyelesaikannya?' Abu Bakar menjawab, 'Tidak pantas Ibnu Abu Kuhafah mengimami Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.' Mendengar itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila terjadi sesuatu di dalam shalat kamu yang mengharuskan untuk memberi peringatan maka kaum lelaki hendaknya mengucapkan Subhanallah dan kaum wanita bertepuk tangan'.” Ibnu Abu Hazm di dalam haditsnya meriwayatkan, Rasulullah mengisyaratkan seperti ini, memerintahkannya untuk meneruskan shalatnya, maka Abu Bakar mengangkat tangannya dan memuji Allah, lalu mundur ke belakang beliau.” Abdul A'la di dalam haditsnya meriwayatkan, “Maka Rasulullah mengisyaratkan kepadanya —yaitu sebagaimana yang kamu lakukan—, lalu Abu Bakar mengangkat tangannya sambil mengucap Alhamdulillah dan memuji Allah lantaran ucapan Rasulullah tersebut, kemudian ia mundur ke belakang.” Abu Bakar berkata, “Sebagian dari mereka menambahkan periwayatan pada yang lain didalam hadits tersebut.”
صحيح ابن خزيمة ٨٥٣: نا عَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، ثنا سُفْيَانُ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ يَقُولُ: ثنا سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ السَّاعِدِيُّ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح وحَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، سَمِعَهُ مِنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ نَابَهُ فِي صَلَاتِهِ شَيْءٌ، فَلْيَقُلْ: سُبْحَانَ اللَّهِ، إِنَّمَا هَذَا لِلنِّسَاءِ " يَعْنِي التَّصْفِيقَ هَذَا حَدِيثُ عَلِيِّ بْنِ خَشْرَمٍ وَأَمَّا عَبْدُ الْجَبَّارِ فَحَدَّثَنَا بِالْحَدِيثِ بِطُولِهِ فِي خُرُوجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ، وَقَالَ فِي آخِرِهِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَا لَكُمْ حِينَ نَابَكُمْ شَيْءٌ فِي صَلَاتِكُمْ صَفَّقْتُمْ، إِنَّمَا هَذَا لِلنِّسَاءِ، مَنْ نَابَهُ فِي صَلَاتِهِ شَيْءٌ فَلْيَقُلْ: سُبْحَانَ اللَّهِ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: التَّصْفِيقُ وَالتَّصْفِيحُ وَاحِدٌ
Shahih Ibnu Khuzaimah 853: Abdul Jabbar bin Al Ala' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata: Aku mendengar Abu Hazim, ia berkata: Sahal bin Sa'ad As-Sa'idi sahabat Rasulullah (Ha') menceritakan kepada kami, Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Abu Hazim, ia mendengarnya dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idi, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang ingin memberi peringatan tentang sesuatu yang terjadi di dalam shalatnya, maka ia hendaknya mengucapkan 'Subhanallah'. Sedangkan yang seperti ini untuk perempuan.” Maksudnya, bertepuk tangan. Lafazh ini berasal riwayat Ali bin Khasyram. Adapun Abdul Jabbar, ia meriwayatkan hadits tersebut kepada kami dengan redaksi yang panjang tentang kepergian Rasulullah ke bani Amr bin Auf dan di akhir haditsnya ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Mengapa tatkala sesuatu terjadi di dalam shalatmu kamu bertepuk tangan? Sesungguhnya hal itu untuk kaum perempuan, dan apabila terjadi sesuatu di dalam shalatnya maka ia hendaknya mengucapkan 'Subhanallah'” Abu Bakar berkata, “Arti kalimat At-Tashfiq dan At-Tashfih adalah sama.”
صحيح ابن خزيمة ٨٥٤: نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْقَطَّانُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، أنا الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا نُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ، فَيَرُدُّ عَلَيْنَا، فَلَمَّا رَجَعْنَا مِنْ عِنْدِ النَّجَاشِيِّ سَلَّمْنَا عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْنَا فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كُنَّا نُسَلِّمُ عَلَيْكَ فِي الصَّلَاةِ وَتَرُدُّ عَلَيْنَا، فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ فِي الصَّلَاةِ لَشُغْلًا»
Shahih Ibnu Khuzaimah 854: Yusuf bin Musa Al Qaththan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami, Al A'masy mengabarkan kepada kami dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah, ia berkata, “Kami pernah memberi salam kepada Nabi di saat beliau shalat maka beliau menjawab salam kami. Namun ketika kami kembali dari An-Najasyi dan mengucapkan salam kepada beliau maka beliau tidak menjawab salam kami, lalu kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, sebelumnya kami pernah mengucapkan salam kepada engkau ketika shalat dan engkau menjawab salam kami?' Beliau menjawab, 'Sesungguhnya di dalam shalat ada kesibukan'."
صحيح ابن خزيمة ٨٥٥: ثنا بُنْدَارٌ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَيَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَا: أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ ح وَنا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، ثنا هُشَيْمٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ شُبَيْلٍ، عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ: " كَانَ يُكَلِّمُ الرَّجُلُ إِلَى جَنْبِهِ فِي الصَّلَاةِ، حَتَّى نَزَلَتْ، {وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ} [البقرة: 238] زَادَ فِي حَدِيثِ هُشَيْمٍ: فَأُمِرْنَا بِالسُّكُوتِ، وَنُهِينَا عَنِ الْكَلَامِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 855: Bundar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id dan Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ismail mengabarkan kepada kami, Abu Hasyim Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Hasyim menceritakan kepada kami dari Ismail bin Abu Khalid, dari Al Harits bin Syubail, dari Abu Amr dan Asy-Syaibani, dari Zaid bin Arqam, ia berkata, “Sesungguhnya seseorang berbicara kepada orang yang di sampingnya ketika shalat sehingga turun ayat, 'Berdirilah karena Allah dalam shalatmu dengan khusyu (Q.S. Al Baqarah [2]: 238) Ditambahkan dalam hadits riwayat Hasyim, “Diperintahkan kepada kami untuk diam dan melarang kami berbicara.”
صحيح ابن خزيمة ٨٥٦: ثنا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، بِمِثْلِ حَدِيثِ بُنْدَارٍ، غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ: " كَانَ يُكَلِّمُ الرَّجُلُ صَاحِبَهُ فِي الصَّلَاةِ بِالْحَاجَةِ، عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، حَتَّى نَزَلَتْ {وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ} [البقرة: 238] ، فَأُمِرْنَا بِالسُّكُوتِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 856: Yahya bin Hakim menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ismail bin Abu Khalid menceritakan kepada kami seperti hadits yang diriwayatkan oleh Bundar, akan tetapi ia berkata, “Dulu seorang boleh berbicara kepada temannya pada zaman Nabi ketika sedang shalat untuk suatu keperluan sampai turun ayat, 'Berdirilah karena Allah dalam shalatmu dengan khusyuk'.' (Qs. Al Baqarah [2]: 238) maka kami diperintahkan untuk diam.”
صحيح ابن خزيمة ٨٥٧: ثنا أَبُو مُوسَى يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، نا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كُنَّا نُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ يُصَلِّي بِمِثْلِهِ وَقَالَ: فَرَدَّ عَلَيْنَا فَقَالَ: «إِنَّ فِي الصَّلَاةِ لَشُغْلًا» قُلْتُ لِإِبْرَاهِيمَ: كَيْفَ تُسَلِّمُ أَنْتَ؟ قَالَ: أَرُدُّ فِي نَفْسِي
Shahih Ibnu Khuzaimah 857: Abu Musa Yahya bin Hammad menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami dari Sulaiman, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah, ia berkata, “Kami pernah mengucapkan salam kepada Nabi ketika beliau sedang shalat,” seperti hadits sebelumnya, dan perawi lanjut berkata, “Maka beliau berkata kepada kami, 'Sesungguhnya didalam shalat ada kesibukan.' Aku bertanya kepada Ibrahim, 'Bagaimana kamu menjawab salam (ketika sedang shalat)?.' Ia menjawab, 'Aku menjawabnya dalam hati aku'.”
صحيح ابن خزيمة ٨٥٨: نا بُنْدَارٌ، نا يَحْيَى، ثنا الْحَجَّاجُ وَهُوَ الصَّوَّافُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ ح وَحَدَّثَنَا أَبُو هَاشِمٍ زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، نا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، حَدَّثَنِي الْحَجَّاجُ بْنُ أَبِي عُثْمَانَ، حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ، ثنا إِسْمَاعِيلُ، حَدَّثَنِي الْحَجَّاجُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَيْمُونٍ، ثنا الْوَلِيدُ يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ بَكْرٍ - عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، حَدَّثَنِي يَحْيَى، عَنْ هِلَالِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ، حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ يَسَارٍ، ثنا مُعَاوِيَةُ بْنُ الْحَكَمِ السُّلَمِيُّ، ح وَثنا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، ثناه بِشْرٌ يَعْنِي ابْنَ إِسْمَاعِيلَ الْحَلَبِيَّ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، حَدَّثَنِي هِلَالُ بْنُ أَبِي مَيْمُونَةَ، حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ يَسَارٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ الْحَكَمِ السُّلَمِيُّ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا كُنَّا حَدِيثَ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ، فَجَاءَ اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ، وَإِنَّ رِجَالًا مِنَّا يَتَطَيَّرُونَ قَالَ: «ذَلِكَ شَيْءٌ يَجِدُونَهُ فِي صُدُورِهِمْ، فَلَا يَصُدَّنَّهُمْ» قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، رِجَالٌ يَأْتُونَ الْكَهَنَةَ قَالَ: «فَلَا تَأْتُوهُمْ» قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ رِجَالٌ مِنَّا يَخُطُّونَ قَالَ: «كَانَ نَبِيٌّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ يَخُطُّ فَمَنْ وَافَقَ خَطَّهُ فَذَاكَ» قَالَ: وَبَيَّنَا أَنَا أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذْ عَطَسَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ، فَقُلْتُ لَهُ: يَرْحَمُكُ اللَّهُ، فَحَدَّقَنِي الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ، فَقُلْتُ: وَاثُكْلَ أُمِّيَاهُ، مَا لَكُمْ تَنْظُرُونَ إِلَيَّ قَالَ: فَضَرَبَ الْقَوْمُ بِأَيْدِيهِمْ عَلَى أَفْخَاذِهِمْ، فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ - يَصْمُتُونَنِي - لَكِنِّي سَكَتُّ، فَلَمَّا انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَانِي، فَبِأَبِي هُوَ وَأُمِّي، مَا رَأَيْتُ مُعَلِّمًا قَطُّ قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ أَحْسَنَ تَعْلِيمًا مِنْهُ، وَاللَّهِ مَا ضَرَبَنِي، وَلَا كَهَرَنِي، وَلَا شَتَمَنِي، وَلَكِنْ قَالَ: «إِنَّ صَلَاتَنَا هَذِهِ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هِيَ التَّكْبِيرُ، وَالتَّسْبِيحُ، وَتِلَاوَةُ الْقُرْآنِ» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ مَيْسَرَةَ قَالَ بُنْدَارٌ: بَيْنَمَا أَنَا أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهَكَذَا قَالَ الْبَاقُونَ. وَقَالَ بُنْدَارٌ: فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ يَصْمُتُونِي، لَكِنِّي سَكَتُّ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: خَرَّجْتُ فِي التَّصْنِيفِ الْكَبِيرِ حَدِيثَ الْبَاقِينَ فِي عَقِبِ حَدِيثِ بُنْدَارٍ بِمِثْلِهِ، وَلَمْ أُخَرِّجْ أَلْفَاظَهُمْ
Shahih Ibnu Khuzaimah 858: Asy-Syaikh Al Faqih Abu Al Hasan Ali bin Al Muslim As- Sulami mengabarkan kepada kami di Damaskus, Abdul Aziz bin Ahmad menceritakan kepada kami, Abu Utsman Ash-Shabuni mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Bundar menceritakan kepada kami, Yahya menceritakan kepada kami, Al Hajjaj —yaitu Ash-Shawaf— menceritakan kepada kami dari Yahya bin Abu Katsir (98-Ba') (Ha') Abu Hasyim Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Ismail bin Ulayyah menceritakan kepada kami, Al Hajjaj bin Abu Utsman menceritakan kepadaku dari Yahya bin Abu Katsir (Ha') Muhammad bin Hisyam menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami, Al Hajjaj menceritakan kepadaku dari Yahya bin Abu Katsir (Ha') Muhammad bin Abdullah Ibnu Maimun menceritakan kepada kami, Al Walid -yaitu Ibnu Muslim- menceritakan kepada kami dari Al Auza'i, dari Yahya, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Bisyr —yaitu bin Muslim— mengabarkan kepada kami dari Al Auza'i, dari Yahya, dari Hilal bin Abu Maimunah, Atha' bin Y asar menceritakan kepadaku, Mu'awiyah bin Al Hakam As-Sulami menceritakan kepada kami (Ha') Ziyad bin Ayub menceritakan kepada kami, Bisyr —yaitu Ibnu Ismail Al Halabi— meriwayatkan kepadanya, dari Al Auza'i, dari Yahya bin Abu Katsir, Hilal bin Abu Maimunah menceritakan kepadaku, Atha' bin Yasar menceritakan kepadaku, Mu'awiyah bin Al Hakam As-Sulami menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, kami baru keluar dari jahiliyah dan diberikan petunjuk Islam oleh Allah, (namun) sesungguhnya ada di antara kami yang meramal hingga tidak mau berbuat.” Beliau menjawab, “Itu adalah sesuatu yang mereka dapatkan sejak masa- masa pertama maka jangan sampai hal itu menghalangi mereka.” Ia bertanya, “Wahai Rasulullah, orang-orang mendatangi para dukun.” Beliau menjawab, “Jangan kamu mendatangi mereka.” Ia bertanya kembali, “Wahai Rasulullah, ada beberapa orang dari kami ramal dengan kerikil?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya pernah ada seorang nabi dari nabi-nabi Allah melakukannya dan yang mendapatkan sesuai apa yang diramalkannya maka itu yang diharapkan." Ia lanjut berkata, “Ketika aku shalat bersama Rasulullah tiba-tiba seseorang bersin, maka aku ucapkan kepadanya, 'Yarhamukallah (semoga Allah mengasihimu).' Lalu orang-orang memandang aku dengan tajam, maka aku berkata, 'Demi kedua mata yang tidak buta, mengapa kamu melihatku demikian?'." Perawi berkata, “Orang-orang kemudian memukulkan tangan mereka ke paha dan ketika aku memandang mereka, mereka menyuruhku diam, akan tetapi aku telah diam. Tatkala Rasulullah selesai shalat maka beliau memanggilku. Demi bapak dan ibu aku, aku tidak pernah melihat seorang pun pendidik sebelum dan sesudah beliau yang lebih baik didalam memberikan pengajaran dari beliau. Demi Allah, beliau tidak memukul, membentak atau pun mencelaku, akan tetapi beliau berkata, 'Sesungguhnya shalat kita ini tidak diperkenankan sedikit pun (mengandung unsur) perkataan manusia, akan tetapi ia adalah ucapan takbir, tasbih dan bacaan Al Qur an.' ini lafazh hadits yang sederhana.” Bundar berkata, “Ketika aku shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beginilah lafazh hadits yang dikatakan sebagian perawi.” Bundar berkata lagi, “Tatkala aku melihat mereka berusaha menyuruhku diam akan tetapi aku telah diam." Abu Bakar berkata, “Aku telah meriwayatkan di dalam kitab At- Tashnif Al Kabir hadits yang diriwayatkan oleh sebagian perawi setelah hadits Bundar yang serupa dengannya dan aku tidak meriwayatkan lafazh-lafazh hadits mereka."
صحيح ابن خزيمة ٨٥٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الْمَجِيدِ الثَّقَفِيَّ، نا أَيُّوبُ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلَاتَيِ الْعَشِيِّ - وَأَكْبَرُ ظَنِّي أَنَّهَا الظُّهْرُ - رَكْعَتَيْنِ، فَأَتَى خَشَبَةً فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ، فَوَضَعَ عَلَيْهَا يَدَيْهِ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى، وَخَرَجَ سَرَعَانُ النَّاسِ، فَقَالُوا: قَصُرَتِ الصَّلَاةُ، وَفِي الْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، فَهَابَا أَنْ يُكَلِّمَاهُ، وَرَجُلٌ قَصِيرُ الْيَدَيْنِ أَوْ طَوِيلُهُمَا يُقَالُ لَهُ: ذُو الْيَدَيْنِ، فَقَالَ: أَقَصُرَتِ الصَّلَاةُ أَوْ نَسِيتَ؟ فَقَالَ: «لَمْ تَقْصُرْ، وَلَمْ أَنَسَ» ، فَقَالَ: بَلْ نَسِيتَ، فَقَالَ: «صَدَقَ ذُو الْيَدَيْنِ؟» قَالَ: نَعَمْ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ سَلَّمَ، ثُمَّ كَبَّرَ، وَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ، ثُمَّ رَفَعَ " وَذَكَرَ بُنْدَارٌ الْحَدِيثَ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: قَدْ خَرَّجْتُ هَذَا الْبَابَ بِتَمَامِهِ فِي كِتَابِ السَّهْوِ فِي الصَّلَاةِ
Shahih Ibnu Khuzaimah 859: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab —-yaitu Ibnu Abdul Majid Ats- Tsaqafi— menceritakan kepada kami, Ayub menceritakan kepada kami dari Muhammad, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah pernah shalat bersama kami pada salah satu shalat petang —menurut dugaanku yang paling kuat adalah shalat Zuhur— dua rakaat, kemudian beliau mengambil batang kayu yang berada di arah kiblat masjid dan meletakkan kedua tangannya di atasnya, salah satu tangannya di atas tangan lainnya. Hal itu kemudian membuat orang- orang saling berbisik gaduh dan berkata, 'Shalat telah di-qashar.' Sementara tengah-tengah kaum terdapat Abu Bakar dan Umar, akan tetapi keduanya merasa sungkan untuk bertanya kepada beliau. Ada seorang Laki-laki —kedua tangannya pendek atau kedua tangannya panjang— yang disebut dengan Dzul Yadaini (pemilik dua tangan) berkata, 'Apakah engkau men-qashar shalat atau engkau lupa?' Beliau menjawab, 'Shalat tidak di-qashar dan aku juga tidak lupa?' Ia lalu berkata, 'Akan tetapi engkau lupa.' Beliau berkata, 'Benar apa yang dikatakan oleh Dzul Yadain?' Ia menjawab, 'Ya.' Beliau lantas shalat dua rakaat, lalu salam dan kemudian membaca takbir serta sujud seperti sujud sebelumnya atau lebih lama, lalu mengangkat kepalanya.” Bundar telah menyebutkan hadits tersebut. Abu Bakar berkata, “Aku telah menyebutkan bab ini secara lengkap di dalam pembahasan lupa dalam shalat.
صحيح ابن خزيمة ٨٦٠: نا أَحْمَدُ بْنُ الْمُقَدَّمِ الْعِجْلِيُّ، نا يَزِيدُ يَعْنِي ابْنَ زُرَيْعٍ، أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَهُوَ يُصَلِّي ح وَثنا عِيسَى بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْغَافِقِيُّ، ثنا ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ حَفْصِ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، وَهُوَ يُصَلِّي، فَنَادَاهُ، فَالْتَفَتَ أُبَيٌّ، ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «وَعَلَيْكَ السَّلَامُ مَا مَنَعَكَ أَيْ أُبَيُّ إِذٍ دَعْوَتُكَ أَنْ لَا تُجِيبَنِي؟» فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كُنْتُ فِي الصَّلَاةِ قَالَ: " أَوَ لَيْسَ تَجِدُ فِي كِتَابَ اللَّهِ أَنِ {اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24] قَالَ: بَلَى بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي قَالَ أُبَيٌّ: لَا أَعُودُ إِنَّ شَاءَ اللَّهُ " هَذَا حَدِيثُ ابْنِ وَهْبٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 860: Muhammad bin Al Muqaddam Al Ijli menceritakan kepada kami, Yazid - yaitu Ibnu Zurai' - menceritakan kepada kami, Rauh bin Al Qasim mengabarkan kepada kami dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah pernah mendatangi Ubai bin Ka'ab yang sedang shalat (Ha') Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab menceritakan kepada kami dari Hafash bin Maisarah, dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah melewati Ubai bin Ka'ab yang sedang shalat dan memanggilnya, lalu Ubai menengok kemudian mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Assalamu alaika (99-Alij) ya Rasulullah.” Beliau menjawab, “Wa alaika As-Salam wahai Ubai, apa yang menyebabkan kamu tidak menjawab salamku ketika aku memanggilmu?” Ubai menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tadi sedang shalat.” Beliau berkata, “Apakah kamu tidak mendapatkan di dalam Kitab Allah ayat, 4Penuhilah seruan Allah dan seruan rasul apabila rasul menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu' (Qs. Al Anfaal [8]: 24)?” Ubai menjawab, “Tentu, demi bapak dan ibuku engkau menjadi tebusanku.” Ubai berkata, “Aku tidak akan mengulanginya lagi, insya Allah” Lafazh ini adalah hadits riwayat Ibnu Wahab.