صحيح ابن خزيمة ٨٣١: نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ، ثنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ يَزِيدَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يَقْطَعُ الصَّلَاةَ الْكَلْبُ، وَالْمَرْأَةُ الْحَائِضُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 831: Abdullah bin Hisyam menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Syu’bah, dari Qatadah, dari Jabir bin Yazid, dari Ibnu Abbas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Anjing dan perempuan haid membatalkan shalat.”
صحيح ابن خزيمة ٨٣٢: ناه أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَعَبْدُ الْجَبَّارِ بْنُ الْعَلَاءِ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالُوا: ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جِئْتُ أَنَا وَالْفَضْلُ وَنَحْنُ عَلَى أَتَانٍ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ بِعَرَفَةَ، فَمَرَرْنَا عَلَى بَعْضِ الصُّفُوفِ، فَنَزَلْنَا عَنْهَا، وَتَرَكْنَاهَا تَرْتَعُ، فَلَمْ يَقُلْ لَنَا " قَالَ أَبُو مُوسَى: يَعْنِي شَيْئًا، وَقَالَ عَبْدُ الْجَبَّارِ: فَلَمْ يَنْهَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ الْمَخْزُومِيُّ: فَلَمْ يَقُلْ لَنَا شَيْئًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ: رَوَاهُ مَعْمَرٌ، وَمَالِكٌ فَقَالَا: يُصَلِّي بِالنَّاسِ بِمِنًى
Shahih Ibnu Khuzaimah 832: Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna, Abdul Jabbar bin Al Ala', dan Sa’id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, mereka berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah, dari bin Abbas, ia berkata, “Aku dan Al Fadhl tiba dengan menunggang keledai betina sementara Rasulullah sedang shalat mengimami orang-orang di Arafah. Kami kemudian melintasi beberapa barisan shalat dan turun dari keledai betina tersebut lalu membiarkannya merumput. Beliau tidak mengatakan kepada kami —Abu Musa mengatakan— apapun.” Abdul Jabbar berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melarang kami.” Al Makhzumi berkata, “Beliau tidak mengatakan sesuatu kepada kami.” Abu Bakar berkata, “Telah diriwayatkan oleh Ma’mar dan Malik, keduanya berkata, ‘ Beliau shalat mengimami orang-orang di Mina’.”
صحيح ابن خزيمة ٨٣٣: ثناه أَبُو مُوسَى حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى، ثنا مَعْمَرٌ ح وَثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا، حَدَّثَهُ ح وَحَدَّثَنَا يَعْقُوبُ الدَّوْرَقِيُّ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، عَنْ مَالِكٍ، فِي خَبَرِ مَعْمَرٍ: «وَمَرَّتِ الْأَتَانُ بَيْنَ يَدَيِ النَّاسِ، فَلَمْ يَقْطَعْ عَلَيْهِمُ الصَّلَاةَ» وَفِي خَبَرِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ مَالِكٍ: وَأَنَا عَلَى حِمَارٍ فَتَرَكْتُهُ بَيْنَ الصَّفِّ، وَدَخَلْتُ فِي الصَّلَاةِ، فَلَمْ يَعِبْ عَلَيَّ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَلَيْسَ فِي هَذَا الْخَبَرِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى الْأَتَانَ تَمُرُّ، وَلَا تَرْتَعُ بَيْنَ يَدَيِ الصُّفُوفِ، وَلَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُعْلِمَ بِذَلِكَ فَلَمْ يَأْمُرْ مَنْ مَرَّتِ الْأَتَانُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِعَادَةِ الصَّلَاةِ، وَالْخَبَرُ ثَابِتٌ صَحِيحٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الْكَلْبَ الْأَسْوَدَ، وَالْمَرْأَةَ الْحَائِضَ، وَالْحِمَارَ، يَقْطَعُ الصَّلَاةَ وَمَا لَمْ يَثْبُتْ خَبَرٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِضِدِّ ذَلِكَ لَمْ يَجُزِ الْقَوْلُ وَالْفُتْيَا بِخِلَافِ مَا ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 833: Abu Musa meriwayatkannya kepada kami, Abdul A’la menceritakan kepadaku, Ma’mar menceritakan kepada kami (Ha") Yunus bin Abdul A’la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik meriwayatkan kepadanya (Ha') Ya’qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami dari Malik di dalam hadits riwayat Ma’mar, (ia berkata), “Kedua keledai betina itu melintas di hadapan orang-orang dan tidak membatalkan shalat mereka.’’ Di dalam hadits riwayat Abdurrahman dari Malik, (ia berkata), “Sedangkan aku menunggang keledai lalu aku melepasnya di antara barisan shalat, kemudian aku ikut shalat dan beliau tidak mencelaku.” Abu Bakar berkata, “Di dalam hadits ini tidak terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa Nabi melihat keledai betina tersebut melintas atau merumput di antara barisan-barisan shalat dan Nabi juga tidak mengetahui perkara tersebut sehingga beliau tidak memerintahkan orang-orang yang dilintasi keledai untuk mengulang shalat. Maka hadits yang benar dan Nabi yaitu hadits yang menyebutkan bahwa anjing hitam dan perempuan yang haid serta keledai membatalkan shalat. Selama tidak ada hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang menetapkan sebaliknya maka tidak diperbolehkan berpendapat atau berfatwa dengan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.”
صحيح ابن خزيمة ٨٣٤: وَقَدْ رَوَى شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ الْجَزَّارِ، عَنْ صُهَيْبٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جِئْتُ أَنَا وَغُلَامٌ مِنْ بَنِي هَاشِمٍ عَلَى حِمَارٍ، أَوْ حِمَارَيْنِ، فَمَرَرْتُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي، فَلَمْ يَنْصَرِفْ، وَجَاءَتْ جَارِيَتَانِ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، فَأَخَذَتَا بِرُكْبَتَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَفَرَعَ - أَوْ فَرَّقَ - بَيْنَهُمَا، وَلَمْ يَنْصَرِفْ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَلَيْسَ فِي هَذَا الْخَبَرِ أَنَّ الْحِمَارَ مَرَّ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَإِنَّمَا قَالَ: فَمَرَرْتُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ تَدُلُّ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ مَرَّ بَيْنَ يَدَيِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ نُزُولِهِ عَنِ الْحِمَارِ، لِأَنَّهُ قَالَ: فَمَرَرْتُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي
Shahih Ibnu Khuzaimah 834: Syu’bah meriwayatkan dari Al Hakam, dari Yahya bin Al Jazzar, dari Suhaib, dari bin Abbas, ia berkata, “Aku dan seorang pembantu Laki-laki dari bani Hasyim tiba dengan menunggang keledai atau dengan dua keledai, kemudian aku melintas di hadapan Rasulullah yang sedang shalat dan beliau tidak memutuskan shalat. Setelah itu datang dua orang hamba sahaya dari bani Abdul Muththalib dan keduanya memegang kedua lutut Rasulullah SAW. Beliau kemudian melerai —atau memisahkan— antara keduanya dan tidak memutuskan shalat.” Abu Bakar berkata, “Didalam hadits ini tidak terdapat keterangan yang menjelaskan bahwa keledai tersebut melintas di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, akan tetapi Ibnu Abbas berkata, 'Kemudian aku melintas di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka lafazh ini menyatakan bahwa Ibnu Abbas melintas di hadapan Rasulullah setelah ia turun dari keledai, sebab ia berkata, 'Kemudian aku melintas di hadapan Rasulullah yang sedang shalat'.”
صحيح ابن خزيمة ٨٣٥: إِلَّا أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ مُوسَى رَوَاهُ عَنْ شُعْبَةَ قَالَ: فَمَرَرْنَا بَيْنَ يَدَيْهِ، ثُمَّ نَزَلْنَا فَدَخَلْنَا مَعَهُ فِي الصَّلَاةِ، ناه مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ وَالْحُكْمُ لِعُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مُوسَى عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ مُحَالٌ، لَا سِيَّمَا فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ، وَلَوْ خَالَفَ مُحَمَّدَ بْنَ جَعْفَرٍ عَدَدٌ مِثْلُ عُبَيْدِ اللَّهِ فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ، لَكَانَ الْحُكْمُ لِمُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ عَلَيْهِمْ. وَقَدْ رَوَى هَذَا الْخَبَرَ مَنْصُورُ بْنُ الْمُعْتَمِرِ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ الْجَزَّارِ، عَنْ أَبِي الصَّهْبَاءِ وَهُوَ صُهَيْبٌ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ، فَذَكَرْنَا مَا يَقْطَعُ الصَّلَاةَ، فَقَالُوا: الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: لَقَدْ جِئْتُ أَنَا وَغُلَامٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ مُرْتَدِفَيْنِ عَلَى حِمَارٍ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ فِي أَرْضٍ خَلَاءٍ، فَتَرَكْنَا الْحِمَارَ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ، ثُمَّ جِئْنَا حَتَّى دَخَلْنَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ، فَمَا بَالَى ذَلِكَ، وَلَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، فَجَاءَتْ جَارِيَتَانِ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ اقْتَتَلَتَا، فَأَخَذَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَعَ إِحْدَاهُمَا عَنِ الْأُخْرَى، فَمَا بَالَى ذَلِكَ
Shahih Ibnu Khuzaimah 835: Kecuali Ubaidullah bin Musa yang meriwayatkannya dari Syu’bah, ia berkata, “Kemudian aku melintas di hadapan beliau, lalu kami turun dari keledai dan shalat bersama beliau.” Muhammad bin Ustman Al Ijli meriwayatkannya kepada kami, Ubaidullah meriwayatkannya kepada kami. Pembenaran terhadap periwayatan Ubaidullah atas periwayatan Muhammad bin Ja’far itu tidak mungkin, apalagi di dalam hadits riwayat Syu’bah. Meskipun Muhammad bin Ja’far menyelisihi beberapa perawi seperti Ubaidullah di dalam hadits riwayat Syu’bah, kebenaran itu tetap berpihak pada Muhammad bin Ja’far atas mereka. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Manshur bin Al Mu’tamar dari Al Hakam, dari Yahya bin Al Jazzar, dari Abu Ash-Shahba' —yaitu Shuhaib— ia berkata, “Kami pernah berada di sisi bin Umar, lalu kami memperbincangkan tentang sesuatu yang membatalkan shalat maka mereka berkata, ’Keledai dan perempuan’. Mendengar itu, Ibnu Abbas berkata, 'Aku dan seorang pembantu dari bani Hasyim tiba dengan menunggang keledai sementara Rasulullah sedang shalat mengimami orang-orang di tanah lapang, maka kami melepaskan keledai di hadapan mereka (96-Ba'). Kami kemudian datang menghampiri sehingga kami berada di antara mereka dan hal itu tidak mengganggu. Suatu ketika Rasulullah sedang shalat, lalu datang dua orang hamba sahaya dari bani Abdul Muththalib yang sedang bertengkar, maka beliau menangkap keduanya dan memisahkan salah seorang dari keduanya dengan yang lainnya dan hal itu tidak mengganggu.”
صحيح ابن خزيمة ٨٣٦: ناه يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذَا الْخَبَرُ ظَاهِرُهُ كَخَبَرِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ الْحِمَارَ إِنَّمَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ نُزُولِهِ عَنِ الْحِمَارِ؛ لِأَنَّهُ قَالَ: فَمَرَرْتُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي إِلَّا أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ مُوسَى رَوَاهُ عَنْ شُعْبَةَ قَالَ: فَمَرَرْنَا بَيْنَ يَدَيْهِ، ثُمَّ نَزَلْنَا فَدَخَلْنَا مَعَهُ فِي الصَّلَاةِ، ناه مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعِجْلِيُّ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ وَالْحُكْمُ لِعُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مُوسَى عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ مُحَالٌ، لَا سِيَّمَا فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ، وَلَوْ خَالَفَ مُحَمَّدَ بْنَ جَعْفَرٍ عَدَدٌ مِثْلُ عُبَيْدِ اللَّهِ فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ، لَكَانَ الْحُكْمُ لِمُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ عَلَيْهِمْ. وَقَدْ رَوَى هَذَا الْخَبَرَ مَنْصُورُ بْنُ الْمُعْتَمِرِ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ الْجَزَّارِ، عَنْ أَبِي الصَّهْبَاءِ، وَهُوَ صُهَيْبٌ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ، فَذَكَرْنَا مَا يَقْطَعُ الصَّلَاةَ، فَقَالُوا: الْحِمَارُ وَالْمَرْأَةُ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: لَقَدْ جِئْتُ أَنَا وَغُلَامٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ مُرْتَدِفَيْنِ عَلَى حِمَارٍ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ فِي أَرْضٍ خَلَاءٍ، فَتَرَكْنَا الْحِمَارَ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ، ثُمَّ جِئْنَا حَتَّى دَخَلْنَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ، فَمَا بَالَى ذَلِكَ، وَلَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي، فَجَاءَتْ جَارِيَتَانِ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ اقْتَتَلَتَا، فَأَخَذَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَعَ إِحْدَاهُمَا عَنِ الْأُخْرَى، فَمَا بَالَى ذَلِكَ ناه يُوسُفُ بْنُ مُوسَى، ثنا جَرِيرٌ، عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَذَا الْخَبَرُ ظَاهِرُهُ كَخَبَرِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ الْحِمَارَ إِنَّمَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَا بَيْنَ يَدَيِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَيْسَ فِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِمَ بِذَلِكَ، فَإِنْ كَانَ فِي الْخَبَرِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِمَ بِمُرُورِ الْحِمَارِ بَيْنَ يَدَيْ بَعْضِ مَنْ كَانَ خَلْفَهُ فَجَائِزٌ أَنْ تَكُونَ سُتْرَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ سُتْرَةً لِمَنْ خَلْفَهُ، إِذِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ يَسْتَتِرُ بِالْحَرْبَةِ إِذَا صَلَّى بِالْمُصَلَّى، وَلَوْ كَانَتْ سُتْرَتُهُ لَا تَكُونُ سُتْرَةً لِمَنْ خَلْفَهُ لَاحْتَاجَ كُلُّ مَأْمُومٍ أَنْ يَسْتَتِرَ بِحَرْبَةٍ، كَاسْتِتَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَا، فَحَمْلُ الْعَنَزَةِ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَتِرُ بِهَا دُونَ أَنْ يَأْمُرَ الْمَأْمُومِينَ بِالِاسْتِتَارِ خَلْفَهُ كَالدَّالِ عَلَى أَنَّ سُتْرَةَ الْإِمَامِ تَكُونُ سُتْرَةً لِمَنْ خَلْفَهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 836: Yusuf bin Musa menceritakannya kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur. Abu Bakar berkata, “Zhahir hadits ini tampak seperti hadits Ubaidullah bin Abdullah, dari Ibnu Abbas yang menjelaskan bahwa keledai melintas di hadapan sahabat-sahabat Nabi setelah turun dari keledai sebab ia berkata, 'Kemudian aku melintas di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Dan kami melintas di hadapan beliau lalu kami turun dari keledai lalu ikut shalat, kecuali dari ubaidallah bin Musa yang diriwayatkan dari Syu'bah berkata 'shalat bersama beliau'. Muhammad bin Ustman Al Ijli meriwayatkannya kepada kami, Ubaidullah meriwayatkannya kepada kami. Pembenaran terhadap periwayatan Ubaidullah atas periwayatan Muhammad bin Ja’far itu tidak mungkin, apalagi di dalam hadits riwayat Syu’bah. Meskipun Muhammad bin Ja’far menyelisihi beberapa perawi seperti Ubaidullah di dalam hadits riwayat Syu’bah, kebenaran itu tetap berpihak pada Muhammad bin Ja’far atas mereka. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Manshur bin Al Mu’tamar dari Al Hakam, dari Yahya bin Al Jazzar, dari Abu Ash-Shahba' —yaitu Shuhaib— ia berkata, “Kami pernah berada di sisi bin Umar, lalu kami memperbincangkan tentang sesuatu yang membatalkan shalat maka mereka berkata, ’Keledai dan perempuan’. Mendengar itu, Ibnu Abbas berkata, 'Aku dan seorang pembantu dari bani Hasyim tiba dengan menunggang keledai sementara Rasulullah sedang shalat mengimami orang-orang di tanah lapang, maka kami melepaskan keledai di hadapan mereka (96-Ba'). Kami kemudian datang menghampiri sehingga kami berada di antara mereka dan hal itu tidak mengganggu. Suatu ketika Rasulullah sedang shalat, lalu datang dua orang hamba sahaya dari bani Abdul Muththalib yang sedang bertengkar, maka beliau menangkap keduanya dan memisahkan salah seorang dari keduanya dengan yang lainnya dan hal itu tidak mengganggu.” Yusuf bin Musa menceritakannya kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur. Abu Bakar berkata, “Zhahir hadits ini tampak seperti hadits Ubaidullah bin Abdullah, dari Ibnu Abbas yang menjelaskan bahwa keledai melintas di hadapan sahabat-sahabat Nabi dan bukan di hadapan Nabi dan juga tidak terdapat di dalamnya keterangan bahwa Nabi mengetahui perkara tersebut. Jika di dalam hadits ini terdapat keterangan bahwa Nabi mengetahui tentang melintasnya keledai di hadapan sebagian orang yang di belakangnya, maka dapat dipahami bahwa pembatas shalat Nabi juga menjadi pembatas shalat bagi mereka yang shalat di belakangnya, sebab Nabi shalat dengan menggunakan tongkat sebagai pembatas ketika beliau shalat di tempat shalat tersebut. Namun apabila pembatas shalat beliau bukanlah pembatas bagi mereka yang berada di belakangnya tentunya setiap makmum membutuhkan tongkat sebagai pembatas seperti halnya Nabi menggunakannya sebagai pembatas. Oleh karena itu, tindakan Nabi menggunakan tongkat sebagai pembatasnya tanpa memerintahkan makmum untuk membuat pembatas di belakangnya adalah sebagai dalil bahwa pembatas shalat imam juga sebagai pembatas shalat orang yang di belakangnya.”
صحيح ابن خزيمة ٨٣٧: وَقَدْ رَوَى ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْكَرِيمِ، أَنَّ مُجَاهِدًا أَخْبَرَهُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جِئْتُ أَنَا وَالْفَضْلُ عَلَى أَتَانٍ، فَمَرَرْنَا بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَةَ وَهُوَ يُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ، لَيْسَ شَيْءٌ يَسْتُرُهُ، يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 837: Ibnu Juraij meriwayatkan, ia berkata, “Abdul Karim mengabarkan kepadaku bahwa Mujahid mengabarkan kepadanya, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Ketika aku dan Al Fadhl tiba dengan menunggang keledai betina, kami melintas di hadapan Nabi di Arafah, saat itu beliau sedang shalat fardhu tanpa ada pembatas yang membatasi antara kami dan beliau.”
صحيح ابن خزيمة ٨٣٨: ثناه عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِسْحَاقَ الْجَوْهَرِيُّ، نا أَبُو عَاصِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَغَيْرُ جَائِزٍ أَنْ يُحْتَجَّ بِعَبْدِ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَلَى الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَهَذِهِ اللَّفْظَةُ قَدْ رُوِيَتْ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ خِلَافَ هَذَا الْمَعْنَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 838: Abdullah bin Ishak Al Jauhan meriwayatkannya kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij. Abu Bakar berkata, ‘Tidak dibenarkan berdalil dengan riwayat Abdul Karim, dari Mujahid atas periwayatan Az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah. Sedangkan lafazh ini telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan makna hadits yang berbeda.”
صحيح ابن خزيمة ٨٣٩: نا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ، حَدَّثَنِي أَبِي، ح وَثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَكَمِ، نا أَبِي، ح وَثنا سَعْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، ثنا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ الْمُقْرِئُ، ثنا الْحَكَمُ بْنُ أَبَانَ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «رُكِزَتِ الْعَنَزَةُ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَاتٍ، فَصَلَّى إِلَيْهَا، وَالْحِمَارُ مِنْ وَرَاءِ الْعَنَزَةِ» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَهَذَا الْخَبَرُ مُضَادُّ خَبَرِ عَبْدِ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ؛ لِأَنَّ فِي هَذَا الْخَبَرِ أَنَّ الْحِمَارَ إِنَّمَا كَانَ وَرَاءَ الْعَنَزَةِ، وَقَدْ رَكَزَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَنَزَةَ بَيْنَ يَدَيْهِ بِعَرَفَةَ، فَصَلَّى إِلَيْهَا، وَفِي خَبَرِ عَبْدِ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ: وَهُوَ يُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ لَيْسَ شَيْءٌ يَسْتُرُهُ يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ، وَخَبَرُ عَبْدِ الْكَرِيمِ، وَخَبَرُ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ قَرِيبٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ؛ لِأَنَّ عَبْدَ الْكَرِيمِ قَدْ تَكَلَّمَ أَهْلُ الْمَعْرِفَةِ بِالْحَدِيثِ فِي الِاحْتِجَاجِ بِخَبَرِهِ، وَكَذَلِكَ خَبَرِ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ، غَيْرَ أَنَّ خَبَرَ الْحَكَمِ بْنِ أَبَانَ تُؤَيِّدُهُ أَخْبَارٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِحَاحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ وَخَبَرُ عَبْدِ الْكَرِيمِ عَنْ مُجَاهِدٍ يَدْفَعُهُ أَخْبَارٌ صِحَاحٌ مِنْ جِهَةِ النَّقْلِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهَذَا الْفِعْلُ الَّذِي ذَكَرَهُ عَبْدُ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَدْ ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَدْ زَجَرَ عَنْ مِثْلِ هَذَا الْفِعْلِ فِي خَبَرِ سَهْلِ بْنِ أَبِي حَثْمَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيُصَلِّ إِلَى سُتْرَةٍ، وَلْيَدْنُ مِنْهَا، لَا يَقْطَعُ الشَّيْطَانُ عَلَيْهِ صَلَاتَهُ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 839: Muhammad bin Rafi’ menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Hakam bin Aban menceritakan kepada kami, Ayahku menceritakan kepadaku (Ha') Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Hakam menceritakan kepadaku, Ayahku menceritakan kepada kami (Ha') Sa’ad bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, Hafash bin Umar Al Muqri' menceritakan kepada kami, Al Hakam bin Aban menceritakan kepada kami dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Tongkat kecil ditancapkan di hadapan Rasulullah di Arafah, kemudian beliau shalat menghadapnya sementara keledai berada di belakang tongkat kecil tersebut.” Abu Bakar berkata: Hadits ini bersebrangan dengan hadits riwayat Abdul Karim dari Mujahid, sebab di dalam hadits ini terdapat penjelasan bahwa keledai berada di belakang tongkat kecil sedangkan Nabi menancapkan tongkat kecil di hadapannya dan shalat menghadapnya di Arafah. Sementara di dalam hadits riwayat Abdul Karim dari Mujahid, Ibnu Abbas, ia berkata, “Beliau shalat fardhu dan tidak terdapat pembatas yang membatasi antara kami dan beliau.” Hadits riwayat Abdul Karim dan hadits riwayat Al Hakam bin Aban terdapat kesamaan dari segi penukilannya, sebab Abdul Karim telah memerintahkan ahlul hadits agar menggunakan hadits yang diriwayatkannya sebagai hujjah, begitu pula dengan hadits riwayat Al Hakam bin Aban, akan tetapi hadits riwayat Al Hakam bin Aban diperkuat dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang dibenarkan dari segi penukilannya, sedangkan hadits riwayat Abdul Karim dari Mujahid memperkuat hadits-hadits yang dibenarkan dari segi penukilannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun perbuatan yang demikian ini, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Abdul Karim dan Mujahid, dari Ibnu Abbas diperkuat dengan sabda Nabi bahwa beliau melarang keras hal tersebut di dalam hadits Sahal bin Abu Hatsmah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu shalat maka ia hendaknya shalat menghadap penghalang dan mendekatkan diri kepadanya niscaya syetan tidak akan merusak shalatnya”
صحيح ابن خزيمة ٨٤٠: وَفِي خَبَرِ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكَزَ عَنَزَةً فَجَعَلَ يُصَلِّي إِلَيْهَا يَمُرُّ مِنْ وَرَائِهَا الْكَلْبُ، وَالْمَرْأَةُ، وَالْحِمَارُ " ناه الدَّوْرَقِيُّ، نا ابْنُ مَهْدِيٍّ، ح وَثنا أَبُو مُوسَى، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، نا سُفْيَانُ، عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ وَفِي خَبَرِ الرَّبِيعِ بْنِ سَبْرَةَ الْجُهَنِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اسْتَتَرُوا فِي صَلَاتِكُمْ وَلَوْ بِسَهْمٍ» وَفِي خَبَرِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيُصَلِّ إِلَى سُتْرَةٍ، وَلْيَدْنُ مِنْهَا» قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَهَذِهِ الْأَخْبَارُ كُلُّهَا صِحَاحٌ، قَدْ أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُصَلِّيَ أَنْ يَسْتَتِرَ فِي صَلَاتِهِ وَزَعَمَ عَبْدُ الْكَرِيمِ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى إِلَى غَيْرِ سُتْرَةٍ، وَهُوَ فِي فَضَاءٍ؛ لِأَنَّ عَرَفَاتٍ لَمْ يَكُنْ بِهَا بِنَاءٌ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَتِرُ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَدْ زَجَرَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُصَلِّيَ الْمُصَلِّي إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ. وَفِي خَبَرِ صَدَقَةَ بْنِ يَسَارٍ، سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُصَلُّوا إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ» وَقَدْ زَجَرَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُصَلِّيَ الْمُصَلِّي إِلَّا إِلَى سُتْرَةٍ، فَكَيْفَ يَفْعَلُ مَا يَزْجُرُ عَنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ وَفِي خَبَرِ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِيهِ، كَالدَّالِ عَلَى أَنَّ الْحِمَارَ إِذَا مَرَّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي وَلَا سُتْرَةَ بَيْنَ يَدَيْهِ ضَرَّهُ مُرُورُ الْحِمَارِ بَيْنَ يَدَيْهِ "
Shahih Ibnu Khuzaimah 840: Di dalam hadits riwayat Aun bin Abu Juhaifah, dari ayahnya disebutkan bahwa Nabi menancapkan tombak kecil kemudian beliau shalat menghadapnya, sementara anjing, perempuan, dan keledai melintas di belakang tongkat kecil tersebut. Abu Thahir mengabarkan kepada kami, Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Ibnu Mahdi memberitahukannya kepada kami (Ha') Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Suiyan menceritakan kepada kami dari Aun bin Abu Juhaifah. Di dalam hadits riwayat Ar-Rabi’ bin Saburah Al Juhani, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jadikanlah penghalang di dalam shalatmu meskipun hanya dengan sebatang anak panah." Sedangkan di dalam hadits riwayat Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu mengerjakan shalat maka hendaknya ia shalat menghadap penghalang (91-Alif) dan mendekatkan diri kepadanya.” Abu Bakar berkata: Hadits-hadits ini semuanya shahih, yaitu Rasulullah memerintahkan seseorang untuk menggunakan penghalang ketika shalat. Adapun pendapat Abdul karim dari riwayat Mujahid, dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shalat tanpa menggunakan pembatas di tanah lapang, karena memang di Arafah yang tidak ada bangunan saat itu di zaman Rasulullah yang dapat digunakan sebagai pembatas dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri melarang keras seseorang shalat kecuali dengan menggunakan pembatas. Di dalam hadits riwayat Shadaqah bin Yasar, aku mendengar Ibnu Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Janganlah kamu shalat kecuali menghadap pembatas ” Nabi melarang keras seseorang shalat kecuali jika menghadap pembatas. Oleh karena itu, bagaimana mungkin beliau mengerjakan apa yang telah beliau larang. Di dalam hadits riwayat Musa bin Thalhah, dari ayahnya adalah dalil bahwa apabila keledai melintas di hadapan orang yang sedang shalat yang tidak terdapat pembatas di hadapannya maka melintasnya keledai tersebut di hadapannya akan merusak shalatnya.